The True Identity of My Hubby - Bab 230 Anak-anak hilang 2
Dia tidak pernah menyangka dalam sekejap mata, Liam dan Natasia langsung hilang entah ke mana.
Dia mencari mereka di sepanjang jalan, sambil bertanya kepada para pengunjung di sepanjang jalan, tapi jawaban yang didapatkannya tidak ada yang melihat Liam dan Natasia, Clarissa Yuan hampir lemas.
Dia takut Liam dan Natasia diculik oleh para pedagang manusia, atau mereka tersesat dan jatuh ke dalam air.
Begitu dia memikirkan dua kemungkinan ini, dia merasa sangat takut dan menyesal, seharusnya dia mengajak mereka mengantri membeli es krim bersama.
***
Melihat Julius Yi pulang lebih awal, Nyonya Tua menghampirinya dengan raut wajah marah: "Julius, kenapa kamu meninggalkan Gwendolyn di Sea world dan pulang sendiri?"
Julius Yi berkata dengan tenang : "Aku tidak ingin bermain di sana jadi aku pulang duluan."
"Tadi Gwendolyn baru saja menelepon kerumah sambil menangis tersedu-sedu, dia bilang kamu pergi dan meninggalkannya sendirian."
"Dia berpura-pura."
"Aku tahu dia berpura-pura, bukankah kita semua berpura-pura? Demi Justin kamu bahkan sudah merendahkan diri dan menikahinya, tidak bisakah kamu berpura-pura lebih mirip sedikit dan menemaninya ke Sea world sekali saja?"
"Nenek, setiap menit yang aku habiskan bersamanya membuatku merasa sangat menderita, seharusnya kamu tahu akan hal ini."
"Aku tahu, aku mengerti." Nyonya Tua menepuk lengannya sambil meneteskan air mata. "Apakah kamu pikir setiap hari aku tersenyum kepadanya, dan berbicara dengannya aku tidak merasa menderita? Aku juga merasa menderita, tetapi apakah kita punya pilihan lain? Demi Justin kita hanya bisa bersabar. "
Ketika Nyonya Tua melihat Julius tidak berbicara, dia menepuk lengannya lagi: "Kamu juga tidak ingin dia marah dan memasukkan Justin ke dalam penjara kan? Dengarkan kata-kata nenek, kamu kembali dulu ke Sea world dan bawa dia pulang."
Meskipun Julius Yi sangat enggan, tapi dia hanya bisa berbalik dan berjalan keluar.
****
Di sebuah ruang vip di Sea world, Liam sedang bersandar di kaca dan membuat wajah konyol kepada hiu kecil, setelah bermain-main sebentar dia mulai merasa bosan. Dia menoleh dan berkata kepada Gwendolyn Tsu yang berada disampingnya: "Bibi, aku ingin pergi ke luar untuk melihat-lihat, aku sudah melihat-lihat disini terlalu lama. "
Mereka sedang berada di ruang VIP berukuran sedang dan mereka dikelilingi dengan dinding kaca yang terang dan tembus pandang, di dalam air berwarna biru muda ada berbagai jenis ikan, dan terlihat sangat indah.
Tapi betapapun indahnya, Liam dan Natasia yang sudah melihatnya selama lebih dari satu jam sudah merasa bosan, mereka mulai ribut dan minta melihat-lihat di luar.
Gwendolyn Tsu berkata sambil tersenyum, "Bagaimana kalau bibi pesankan kudapan manis yang lezat untuk kalian?"
“Bibi, aku sudah sangat kenyang, aku tidak bisa makan lagi,” kata Natasia sambil menepuk perutnya.
"Bibi Clarissa bilang dalam satu hari hanya boleh makan sedikit cemilan, kalau makan terlalu banyak, akan sakit perut," kata Liam .
Begitu mendengar nama Clarissa Yuan, raut wajah Gwendolyn Tsu langsung berubah menjadi serius: "Kelak di depan bibi tidak boleh mengungkit tetang dia."
"Bibi, aku mau pergi mencari Bibi Clarissa . Bibi Clarissa pasti khawatir karena sudah lama tidak melihat kami."
“Aku sudah bilang tidak boleh mengungkit soal dia lagi!” Gwendolyn Tsu berteriak: “Sudah berapa kali aku katakan kepadamu, bibi sudah meneleponnya, dia sudah pulang.”
"Kalau begitu kami juga mau pulang."
"Tidak boleh!"
"Kenapa?"
"Karena ayah masih punya urusan, dia tidak bisa datang menjemput kalian."
Ponsel Gwendolyn Tsu berdering. Dia mengambil ponselnya dan meliriknya, melihat Julius Yi yang menelponnya , dia mengangkat alisnya, lalu dia mengangkat telepon sambil tersenyum: "Julius , urusanmu sudah selesai?"
“Di mana kamu, aku akan masuk untuk mencarimu,” Julius Yi berkata dengan acuh tak acuh.
"Aku masih sedang melihat-lihat di dalam, tunggu aku di depan pintu, aku akan segera keluar."
Setelah Gwendolyn Tsu menutup telepon, dia menatap Liam dan Natasia yang berada di sebelahnya. Ekspresi wajahnya melembut dan dia tersenyum kepada mereka berdua: "Liam Natasia , kalian makan dulu di sini sambil melihat ikan, sebentar lagi ayah akan datang menjemput kalian, oke? "
“Baik.”Liam , yang baru saja diteriaki olehnya, tidak berani tidak patuh lagi.
****
Julius Yi memarkir mobil di tempat parkir lalu dia turun dan berjalan ke loket tiket.
Dari jauh, dia melihat Clarissa Yuan yang sedang cemas bertanya kepada orang-orang dan sambil terus menelepon.
Di antara kerumunan dia terlihat sangat putus asa, wajahnya basah, tidak tahu apakah itu keringat atau air mata.
Setelah mencari lebih dari satu jam, Clarissa Yuan benar-benar merasa sangat putus asa, tetapi Frans Tsu masih tidak mengangkat teleponnya. Dia sudah bertanya kepada penjaga keamanan di pintu keluar, tapi petugas keamanan mengatakan orang-orang terlalu ramai jadi dia tidak memperhatikan apakah ada sepasang bayi kembar yang pergi sendiri atau tidak.
Dia sudah hampir gila, dia juga sudah tidak peduli siapa orang yang ditanyainya, dia hanya bertanya apakah orang itu ada melihat anaknya atau tidak.
Dia meraih lengan seseorang lalu dengan panik dia bertanya : "Apakah anda ada melihat kedua anak saya, sepasang anak kembar fraternal yang sangat cantik, mereka berusia tiga tahun ..."
Ketika dia mengangkat kepalanya dan melihat pria yang ada di depannya adalah Julius Yi , dia langsung tercengang.
"Julius ..." dia memanggilnya dengan suara pelan.
Julius Yi menundudukkan kepalanya dan menatap tangan kecilnya yang menggenggam erat dirinya, belum sempat berbicara, Clarissa Yuan langsung menangis, kedua tangannya masih memegangnya dan dia memohon kepadanya: "Julius , Liam dan Natasia hilang, bisakah kamu membantuku mencari mereka? Tolong bantu aku? "
“Kenapa aku harus membantumu mencari mereka?” Julius Yi menunduk dan menatapnya dengan dingin.
Clarissa menangis dengan panik, tapi Julius Yi masih tetap terlihat tenang.
"Karena ... karena ..." Clarissa Yuan terisak-isak tapi tidak bisa mengatakan alasannya, setelah beberapa saat dia berkata, "Bukankah kamu bilang Liam dan Natasia sangat lucu? Bukankah kamu bilang kelak kamu akan menyayangi mereka? Sekarang mereka hilang, aku telah membuat mereka hilang, apa yang harus aku lakukan? "
Dengan tidak mudah akhirnya Clarissa bertemu dengan seseorang yang dia kenal, Clarissa Yuan tidak berpikir panjang, dia menangis sambil memohon: "Julius, dulu aku yang salah, aku aku bersalah kepadamu, aku tidak meminta kamu memaafkan aku, aku hanya meminta kamu membantuku satu kali ini saja, tolong bantu aku ... Kalau anak-anak ini tidak ada aku juga tidak mau hidup lagi ... "
“Kalau anak-anak itu tidak ada kamu tidak mau hidup lagi ?” Julius Yi mencibir. “Apakah setelah anak-anak itu tidak ada, kamu tidak bisa menikah ke Keluarga Tsu lagi?”
"Tidak! Tidak ...!" Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya, dia memeluknya, sambil menangis tersedu-sedu, "Aku mohon bisakah kamu tidak mengatakan hal ini lagi? Jangan mengatakan hal ini lagi ... saat ini aku ingin menemukan anak-anakku secepat mungkin, tolong bantu aku……."
Hati Julius Yi yang dingin akhirnya luluh karena air matanya.
Dia membawa Clarissa yang kakinya sudah lemas ke dalam Sea world.
Gwendolyn Tsu yang berada di pojokan menyaksikan dua orang yang pergi sambil berangkulan, kemarahannya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi.
Sisca yang kebingungan berkata dengan sinis: "Bukankah Nona Yuan terlalu berlebihan? Liam dan Natasia bukan anak kandungnya. Apakah dia perlu menangis hingga sehisteris itu, dia bahkan menangis dan mengatakan mereka adalah anak-anaknya, dia bahkan belum menikah dengan Tuan Muda Tsu, berani-beraninya dia mengakui mereka sebagai anak-anaknya. "
Gwendolyn Tsu menoleh dan menatapnya dengan dingin.
Sisca kembali berkata, "Apakah dia berpura-pura kasihan untuk mendapatkan simpati dari Tuan Muda Yi? Sebenarnya dia ingin merayu Tuan Muda Yi atau menikah dengan Tuan Muda Tsu ?"
Gwendolyn Tsu merenung sejenak, lalu dia berkata dengan dingin: "Jangan harap dia bisa menikahi salah satu dari kedua pria ini."
"Nona Tsu , apa yang harus kita lakukan sekarang?"
“Kita pulang dulu.” Gwendolyn Tsu berkata dengan penuh kebencian, dia tidak pernah menyangka Julius Yi dan Clarissa Yuan akan bertemu dengan sangat kebetulan, awalnya ingin memberikan pelajaran kepada Clarissa Yuan, agar dia mencari mereka mati-matian, agar dia tidak bisa memberikan penjelasan kepada Frans Tsu.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Tough Bodyguard
Crystal SongEverything i know about love
Shinta CharityMr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)