The True Identity of My Hubby - Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
Dia sama sekali tidak mencurigai kata-kata Yuliana Liu, lagipula dirinya selalu menjaga jarak dengan Juwono, jika bukan ada yang sengaja mengadu domba, Yuliana Liu juga tidak ada alasan untuk terus salah paham dengannya. Dan Gwendolyn Tsu itu, memang juga ada pemikiran untuk mencelakai dua orang sekaligus.
“Ada lagi…….” Yuliana Liu berkata dengan tidak sabar: “Juga dia yang memberitahu aku bahwa kamu menjual gelang Keluarga Yi, memanfaatkan aku untuk mengadu pada Nenek, lalu dia membeli kembali dari pasar gelap untuk mencari perhatian.”
Clarissa Yuan menatap dia yang terus menangis dengan terkejut dan bergumam: “Kelihatannya juga dia yang menyuruh orang untuk merampok gelangku.”
Saat itu dia juga merasa aneh, pernah melihat yang merampok kalung emas dan ponsel, tetapi tidak pernah melihat yang merampok gelang giok, sekarang dipikirkan kembali, dua orang perampok itu pasti disuruh oleh orang lain.
“Clarissa, aku mohon padamu, melihat aku juga korban, melihat anak perempuanku yang masih begitu kecil, boleh maafkan aku tidak? Aku sungguh tidak boleh dipenjara……. Juwono Yi sudah tidak menginginkan dia, kalau aku juga tidak mengurus dia, dia akan menjadi anak yatim.” Yuliana Liu terus menangis.
Kemarin Nyonya Tua sudah memperingatinya diam-diam, Clarissa Yuan akan meminta pertanggungjawabannya, dia khawatir sampai tidak bisa makan dan tidur.
Clarissa Yuan menertawakannya: “Ternyata kamu juga bisa sayang dengan anak, aku kira kamu sudah tidak peduli.”
“Ibu mana yang tidak sayang pada anaknya? Clarissa, malam itu setelah mendengar kabar Juwono menemani kamu pergi ke dokter kandungan, aku sangat marah, aku tidak bisa mengendalikan diri dan menyetir mobil keluar rumah. Sebenarnya setelah terjadi kecelakaan aku langsung menyesal, setiap bertemu kamu, aku langsung gemetaran, aku takut kamu membalasku, takut kamu membunuh anakku juga. Sungguh maaf sekali, Clarissa, tolong maafkan aku…….”
Clarissa melihat dia yang menangis dengan menderita, lalu melihat bayi yang sedang tidur nyenyak di atas kasur, hatinya menjadi ragu.
Dia memang tidak tega melihat anak ini baru lahir dan langsung kehilangan kedua orang tua, tetapi bagaimana dengan anaknya sendiri? Siapa yang membalaskan dendam untuknya?
Pada akhirnya Clarissa tidak berkata apa-apa, balik badan dan menarik pintu kamar, lalu berjalan keluar.
“Kalian masuk dan bawa dia ke atas kasur.” Dia memerintah pembantu perempuan di luar dan pergi, suara tangisan Yuliana Liu perlahan-lahan semakin jauh.
Dia tidak ingin tinggal di sana lagi karena tidak ingin dipengaruhi oleh air mata Yuliana Liu, tetapi……apakah menghindar sungguh berguna? Belum keluar dari rumah sakit, dia merasakan tekadnya goyah sedikit demi sedikit.
Keluar dari rumah sakit, dia melihat sekitarnya, berjalan menuju ke Bentley yang tidak jauh darinya.
Saat Julius Yi menyamar menjadi Justin Yi, awalnya dia memakai Spyker, beberapa bulan lalu dia menjualnya, sekarang hanya bisa memakai Bentley ini.
“Cepat sekali sudah keluar?” Julius Yi mengamati ekspresinya yang tertekan: “Kenapa? Kamu bertengkar dengan Yuliana?”
“Bukan.” Clarissa Yuan menggeleng kepala, balik badan dan berkata padanya: “Julius, Yuliana tidak peduli lukanya robek, bersujud dan memohon aku jangan menuntut dia, dia bilang Juwono sudah tidak menginginkan anaknya, kalau dia juga tidak mengurus anak ini, anak ini akan menjadi anak yatim, dia memohon aku untuk memaafkannya atas dasar anaknya.”
“Jadi kamu menjadi ragu ya?” Julius Yi tertawa dan mencubit pipinya, istrinya memang begitu mudah dibujuk, hanya beberapa kata langsung menghancurkan tekadnya yang awal.
“Bagaimana ini? Aku sungguh menjadi ragu.” Clarissa Yuan sangat tidak berdaya: “Yuliana juga bilang padaku, segalanya adalah perbuatan Gwendolyn Tsu, Gwendolyn Tsu memanfaatkan dia dengan rencana mencelakai dua orang sekaligus, membohongi dia kalau anakku milik Juwono Yi, jadi dia baru kehilangan akal sehat dan menabrakku dengan mobil.”
Julius Yi mendengar dia berkata begitu, walaupun kaget, tetapi tidak merasa aneh.
Walaupun sekarang ada yang memberitahu dia Gwendolyn Tsu telah membongkar langit, dia juga tidak akan merasa terkejut.
Clarissa Yuan tetap menghela nafas dan berkata: “Kalau dipikirkan sekarang, sebenarnya dia sangat kasihan, dimanfaatkan Gwendolyn Tsu seperti orang bodoh, yang awalnya dibilang akan melahirkan cucu laki-laki pertama Keluarga Yi juga tidak jadi, malah menjadi anak perempuan, Juwono juga meninggalkan dia dan keluar negeri, Ibu Tiri juga tidak mengakui mereka berdua, jauh lebih kasihan dariku kan ya?”
“Iya, setidaknya kamu ada suami yang mencintaimu seumur hidup.” Julius Yi berkata dengan tersenyum.
“Terima kasih.” Clarissa Yuan memiringkan badan dan memeluknya, lalu mencium dahinya: “Jadi……aku tidak perlu mempermasalahkannya lagi?”
“Baiklah, anggap saja kasihan dengan anaknya.” Julius Yi membelai rambutnya dengan mesra.
Clarissa Yuan mengangguk dan tertawa dengan pelan.
Setelah berpelukan sebentar, dia melihat jam tangan dan melepaskannya, menatap dia dan berkata sambil tertawa: “Rapat jajaran direktur sudah mau mulai, kita masih berpelukan di sini, sepertinya sedikit tidak pas?”
“Memang sedikit tidak pas.” Clarissa Yuan tertawa dan memakai sabuk pengaman: “Ayo jalan.”
Julius Yi menyalakan mobil, menyetir menuju gedung Perusahaan Besar Yi.
Mobilnya tidak diberikan pada satpam depan pintu seperti biasanya, tetapi diparkir di basement gedung Perusahaan Besar Yi, keduanya melepaskan sabuk pengaman, tetapi tidak keluar dari mobil.
Julius Yi memegang setir dengan kedua tangan, dia tetap menatap ke depan mobil dan berkata dengan sedih: “Clarissa, mulai hari ini, Perusahaan Besar Yi akan benar-benar menjadi sejarah.”
Clarissa Yuan mengulurkan tangannya yang kecil dan mengarahkan wajahnya yang tampan ke arahnya.
Sambil membantu dia membereskan dasi, sambil tertawa dan berkata: “Tidak apa-apa, suatu hari kita bisa mulai dari awal, mendirikan kembali Perusahaan Besar Yi, lalu mengembangkannya sedikit demi sedikit.”
Julius Yi mengarahkan tangannya ke bibirnya dan meciumnya: “Terima kasih, kamu selalu bisa menyemangatiku di saat aku kecewa.”
“Kamu lupa? Kita itu satu.”
“Iya, aku tidak lupa.”
“Kalau begitu……ayo keluar dari mobil.” Clarissa Yuan tersenyum.
Saat mereka berdua tiba di ruang rapat lantai paling atas, anggota yang mengikuti rapat sudah hampir tiba semua, bahkan Nyonya Tua dan Gloria juga muncul di dalam ruang rapat.
Julius Yi melihat sekitarnya, tetapi tidak ada Noah Tsu, saat dia berjalan ke mimbar pemimpin dan duduk, dia bertanya pada Sekretaris Li di samping: “Direktur Tsu di mana? Kenapa belum datang?”
Sekretaris Li menjawab: “Direktur Tsu bilang tidak pasti datang.”
“Kalau begitu kita tidak tunggu lagi.” Julius Yi melihat semuanya dan berkata: “Aku yakin semuanya sudah menerima email yang aku kirim, rencana Perusahaan Besar Yi diambil alih Perusahaan Besar Jian sudah ditetapkan, ini adalah hak terakhir yang bisa aku perjuangkan untuk kalian.”
Seorang pemegang saham berdiri dan berkata dengan marah: “Direktur Yi, waktu itu jelas bilang bila Perusahaan Besar Yi tidak bisa diselamatkan, Perusahaan Besar Yi akan melakukan hubungan pernikahan dengan Perusahaan Besar Tsu untuk menyelamatkan Perusahaan Besar Yi, sekarang malah diberitahu bahwa Perusahaan Besar Yi diambil alih Perusahaan Besar Jian, ini namanya bohong kan?”
“Benar, ini kan yang Nyonya Yi janjikan sendiri pada kami!” kata pemegang saham lain.
Walaupun Paman Feng juga sangat marah, tetapi karena bukti kejahatannya ada di tangan Keluarga Yi, dia hanya bisa diam saja dan duduk di tempat duduknya dengan marah.
Clarissa Yuan bangun dari kursi dan ingin berbicara, Julius Yi mendahuluinya: “Kalian jangan salahkan Nyonya Yi, Nyonya Muda sudah setuju untuk mengalah, namun Tuan Muda Pertama tidak setuju. Tetapi demi mengganti rugi kalian, aku dan Tuan Muda Pertama memutuskan untuk membagi rata dana yang dibayar Perusahaan Besar Jian sesuai dengan perbandingan saham kepada kalian semua, kami hanya bisa melakukan ini untuk kalian. Selain itu, di sini aku meminta maaf setulusnya kepada semuanya, Perusahaan Besar Yi bisa menjadi seperti ini, meski karena alasan apapun, tanggung jawab tetap ada di tangan kami Keluarga Yi, kami Keluarga Yi bersalah pada kalian semua ……sungguh maaf sekali.”
Julius Yi membungkukkan badan pada mereka semua dengan tulus.
“Aku tidak setuju menjual Perusahaan Besar Yi pada Perusahaan Besar Jian dengan harga yang begitu rendah…….” Dari depan pintu ruang rapat terdengar suara yang tidak asing, lalu Noah Tsu masuk dengan kawalan sekumpulan anak buah.
Di samping Noah Tsu adalah Gwendolyn Tsu yang anggun, dia hanya melihat Julius Yi sekilas dan tidak berkata apa-apa.
Yang membuat orang-orang bingung adalah, Noah Tsu tidak hanya membawa anak buah kemari, tetapi juga diikuti dua orang polisi.
Walaupun tidak melakukan hal yang melanggar hukum, melihat dua orang polisi yang serius ini, Clarissa menjadi panik secara tanpa sadar.
Noah Tsu si rubah tua ini bisa membawa polisi kemari, pasti bukan hanya main-main saja kan?
Noah Tsu berdiri di samping Julius Yi dan berkata pada semuanya: “Semuanya, jelas-jelas ada Perusahaan Besar Tsu yang bersedia membayar dua kali lipat untuk membeli Perusahaan Besar Yi, kenapa sengaja tidak dijual, dan malah dijual ke Perusahaan Besar Jian yang sumber daya keuangannya tidak terlalu besar? Menurut kalian benar kan?”
“Kalau Perusahaan Besar Tsu bisa membayar harga tinggi, kami tentu bersedia untuk menjual ke Perusahaan Besar Tsu.” kata seorang pemegang saham
“Benar, benar……” Ada yang menyetujuinya.
“Baiklah, kalau semua orang mendukung untuk menjual perusahaan ke Perusahaan Besar Tsu, jadi aku umumkan, rencana Perusahaan Besar Jian mengambil alih Perusahaan Besar Yi tidak sah…….”
“Noah Tsu!” Julius Yi memotong kata-kata dia tanpa ekspresi.
“Kenapa? Direktur Yi ada pendapat?”
“Sekarang bukan hak kamu memimpin dan mengurus Perusahaan Besar Yi.” Julius Yi berkata dengan dingin: “Walaupun kamu memiliki 27% saham, tetapi tetap ada dibawah Keluarga Yi …….”
“Kalau masalah saham…….” Noah Tsu memotongnya, melihatnya dengan sinis dan berkata sambil tertawa: “Ini adalah topik yang ingin kami urus hari ini.”
Dia mengarah pada semuanya dengan santai dan berkata: “Semuanya, kalian pasti tidak menduga kan? Tuan Muda Pertama di depan mata yang rendah hati dan mulia ini sebenarnya adalah penipu yang tidak tahu malu. Demi mendapatkan saham Perusahaan Besar Yi yang lebih banyak, dia menggunakan identitas adiknya yang sudah meninggal dan menipu semua orang, mendapatkan 10% saham Direktur Yi dengan tidak tahu malu.”
Ekspresi Julius Yi dan Clarissa Yuan langsung berubah, terlihat jelas mereka tidak menduga Noah Tsu membongkar rahasianya di saat seperti ini.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMenunggumu Kembali
NovanMata Superman
BrickHei Gadis jangan Lari
SandrakoAsisten Bos Cantik
Boris DreyPejuang Hati
Marry SuMy Goddes
Riski saputroThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)