The True Identity of My Hubby - Bab 249 Natasia Hilang (1)

Liam dan Natasia sudah berumur tiga tahun, tetapi hari ini dia baru tahu ternyata mereka adalah anaknya!

“Kenapa kamu tidak bertanya pada diri sendiri? Kenapa anak kamu bisa dijual oleh orang? Apakah di dunia ini ada Ayah yang lebih gagal dari kamu?”

Walaupun Pak satpam juga penasaran dengan keributan dua orang pria ini, tetapi bertengkar di depan lift seperti ini benar-benar tidak baik, maka dia memperingati dengan tidak sungkan: “Kalian berdua, di sini adalah rumah sakit, tolong kalian bertengkar di tempat lain saja.”

Julius Yi menarik Frans Tsu ke dalam koridor di samping, dia masih melototi Frans Tsu dengan marah dan berkata: “Walaupun sekarang kedua anak ada di tanganmu, tapi aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk melepaskan mereka, kalau aku tahu keberadaan mereka, walaupun menyerahkan segalanya aku juga tidak akan menjual mereka pada kamu!”

“Apa gunanya bicarakan sekarang? Saat itu saat Clarissa susah payah mengandung dan melahirkan, kamu ada di mana?”

“Aku terjadi kecelakaan dan amnesia, aku bukan sengaja meninggalkan mereka!” Julius Yi menatap dengan sinis: “Kalau kamu? Memangnya kamu di mana? Kamu juga hanya mengeluarkan sedikit uang dan membeli mereka, saat kamu membeli mereka pada saat itu, apakah pernah berpikir penderitaan orang tua mereka karena kehilangan mereka?”

“Aku…….” Frans Tsu terbisu.

Waktu itu orang perantara yang beritahu dia jika Ibu dari kedua anak adalah Ibu yang belum menikah dan tidak mampu menghidupi mereka, maka memutuskan untuk menjual anaknya. Dan saat itu dia hanya pergi ke Kota Y dan melihat mereka sekali, langsung tertarik oleh Liam dan Natasia yang lucu, lalu baru dibawa ke Kota A.

Frans Tsu menarik nafas dalam, menenangkan perasaan dan berkata: “Ada satu hal yang harus kamu akui, karena Ibunya Clarissa pasti menjual mereka, orang lain juga akan beli walaupun aku tidak beli, misalkan yang waktu itu membeli Liam dan Natasia bukan aku tapi orang lain, mungkin seumur hidup ini kamu tidak akan bisa bertemu mereka lagi.”

Benar dia bilang, Julius Yi juga mengakui hal ini, tetapi terpikir kedua anak setiap hari memanggil Frans Tsu Ayah, dia merasa sakit hati.

“Jadi? Kamu merasa aku harus berterima kasih padamu?”

“Memangnya tidak?”

Julius Yi menatap dia, lalu mengangguk: “Ok, terima kasih kamu sudah merawat dan mendidik Liam dan Natasia tiga tahun ini, saat itu berapa uang yang kamu bayar untuk membeli mereka dari Ibunya Clarissa dan juga biaya tiga tahun ini, aku akan membayarmu dua kali lipat.”

“Kalau begitu aku mending memilih Liam dan Natasia.” kata Frans Tsu.

Julius Yi tertawa mengejek: “Tuan Muda Tsu, masalah ini tidak perlu didiskusikan lagi, seharusnya kamu tahu jelas, di dunia ini hubungan apapun bisa diputuskan, hanya hubungan darah yang tidak dapat diputuskan. Aku tidak bilang dulu kamu membeli anak melarang hukum atau tidak, mereka adalah anakku dan Clarissa, bagaimanapun hukum tidak akan memberikan mereka padamu.”

Frans Tsu tentu saja tahu jelas tentang ini, sejak mengetahui identitas asli kedua anak, dia sudah mempersiapkan mental mereka akan direbut kembali.

Jika mereka adalah anak orang biasa, mungkin masih bisa diatasi dengan uang dan membiarkan anak-anak tinggal di Keluarga Tsu. Tapi Ayah dari mereka adalah Julius Yi, ini memang seperti yang dikatakan Julius Yi, sama sekali tidak bisa didiskusikan.

Frans Tsu berdiri diam di tempat, hatinya merasa sedih dan tidak rela.

Julius Yi berjalan kembali ke depan Pak satpam dan tersenyum ramah padanya: “Paman, tadi maaf sekali, aku terlalu impulsif.”

“Kalian sudah selesai mendiskusikannya?” Pak satpam mengamati mereka berdua.

“Sudah selesai.”

“Jadi sebenarnya siapa Ayahnya?”

“Tentu saja aku.”

Pak satpam melihat Frans Tsu yang tidak jauh darinya, Frans Tsu mengedipkan mata yang berkaca-kaca dan diam-diam menggeser badannya, menghindar tatapan penasaran Pak satpam dengan sadar.

Pak satpam yang tadi mengasihani Julius Yi, sekarang mulai mengasihani Frans Tsu.

Julius Yi datang kembali ke depan layar rekaman CCTV Liam dan mengamati Liam yang wajahnya masih pucat dengan teliti, melihat kepala dia dibalut perban yang tebal, melihat posisi tidurnya yang tidak bergerak, hatinya sangat sakit.

Akhirnya dia memahami dirinya yang tidak suka main dengan anak kecil, kenapa begitu suka bersama dengan Liam dan Natasia, ternyata itu adalah ulah hubungan darah.

Tetapi penyesalannya juga terus bertambah, dia menyesal mengapa tidak mengenali Liam dan Natasia lebih awal, tidak dibawa ke sisinya dan dilindungi dengan baik, kalau begitu Liam tidak akan terluka seperti ini!

“Liam, kamu harus membaik.” Dia berkata dengan suara pelan dan sakit hati pada layar rekaman CCTV.

Keluar dari taman kanak-kanak, Natasia terlihat tidak senang.

Clarissa Yuan jongkok di hadapannya, mengamati dia dan berkata: “Natasia, kamu kenapa tidak senang?”

“Aku rindu Kakak.” kata Natasia.

Clarissa Yuan tentu tahu dia merindukan Kakaknya, sejak Liam rawat inap, Natasia terus merasa tidak senang. Sebenarnya suasana hati dia juga buruk, tetapi demi membuat Natasia senang, dia tetap berkata sambil tersenyum: “Beberapa hari lagi Kakakmu akan siuman, Bibi Clarissa bawa kamu makan dessert dulu, lalu bawa kamu menjenguk Kakak, baik tidak?”

“Tapi tidak ada Kakak untuk makan dessert bersama tidak seru.” Dulu Natasia yang mendengar makan dessert langsung berlompat-lompat girang, kali ini setelah mendengarnya dia tetap terlihat tidak senang.

Clarissa mengelus kepalanya: “Bibi Clarissa akan menemani kamu, Natasia sudah tidak suka bibi Clarissa ya?”

“Tentu saja bukan.” Natasia langsung menggeleng kepala.

“Kalau begitu biarkan Bibi Clarissa menemani kamu ya.”

“Baiklah.” Natasia mengangguk dan menyetujuinya.

“Anak baik.” Clarissa Yuan menggendong dia dan berjalan menuju ke mobil.

Clarissa membawa Natasia ke tempat biasa, toko dessert di seberang City Walk.

Setelah mobil terparkir, Natasia langsung membuka pintu dan keluar dari mobil, setelah Clarissa Yuan keluar dan mengunci mobil, Natasia sudah tidak terlihat. Tetapi dia juga tidak memperhatikannya dan berjalan ke dalam toko dessert.

Dulu setiap sampai di sini, Liam dan Natasia juga masuk duluan, jadi dia tidak memperhatikannya. Sampai dia membuka pintu, pelayan di dalam mengangguk padanya sambil tersenyum: “Selamat datang, apakah hari ini Nona Yuan datang sendiri?”

Karena Liam dan Natasia sangat lucu, pelayan di sini sudah mengenal mereka.

“Aku datang bersama Natasia.” Clarissa Yuan melihat di dalam toko: “Natasia di mana? Cepat sekali sudah lari ke mana?”

“Natasia tidak masuk kok.” kata pelayan.

“Tidak masuk?” Clarissa Yuan tertegun sebentar.

“Tidak, aku menjaga pintu masuk dari tadi.”

Karena sekarang belum sampai waktu pulang kerja, maka orang di dalam toko tidak banyak, melihat ke dalam benar-benar tidak ada bayangan Natasia. Firasat buruk muncul di pikirannya, dia langsung balik badan dan berjalan keluar.

Mobil hanya terparkir di depan toko dessert, dia sambil memanggil nama Natasia, sambil mencari ke mana-mana dengan panik, setelah mencari satu kali di tempat parkir kecil juga tidak menemukan bayangan Natasia, dia semakin panik sampai menangis.

Ada pengalaman Liam di depan mata, tentu saja dia panik dan takut, dia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Natasia, dia takut jika ini adalah ulah Gwendolyn Tsu lagi.

“Natasia! Natasia kamu keluar!” Dia mulai menangis.

Tetapi sudah mencari ke mana-mana di sekitar, masih tidak menemukan bayangan Natasia. Jika bukan diculik orang, mana mungkin Natasia bisa lari begitu cepat? Dia mengunci pintu juga hanya sebentar saja!

Terpikir mungkin Gwendolyn Tsu yang menculik Natasia, terpikir kejadian Liam, kaki Clarissa Yuan langsung melemas, dia tertegun beberapa detik, baru mengeluarkan ponsel dengan gemetar dan menelepon Frans Tsu, Frans Tsu belum berbicara dia langsung berkata sambil menangis: “Frans Tsu, Natasia hilang, bagaimana ini……?”

Frans Tsu tertegun sebentar, lalu bertanya dengan naluriah: “Natasia kenapa hilang? Hilang di mana?”

“Di depan pintu toko dessert seberang City Walk, aku juga tidak tahu terjadi apa, baru balik badan Natasia langsung hilang……..”

Mendengar dia menangis dengan sangat panik, Frans Tsu langsung menenangkannya: “Clarissa, kamu jangan panik dulu, aku langsung ke sana.”

Melihat Frans Tsu ingin mematikan telepon, Clarissa langsung berkata: “Frans Tsu, kamu tunggu dulu.”

“Kenapa?”

Clarissa Yuan berkata dengan terburu-buru: “Natasia pasti diculik Gwendolyn Tsu, kamu cepat telepon dia, suruh dia kembalikan Natasia padaku, tidak peduli dia ada permintaan apa, aku akan menyetujuinya, walaupun menyuruh aku mati di depannya aku juga bersedia!”

“Jangan bilang begitu dulu, aku segera telepon Gwendolyn.” Frans Tsu menenangkannya dan mematikan telepon.

Saat Frans Tsu menelepon Gwendolyn Tsu, Gwendolyn Tsu masih sedang tidur siang.

Dia melihat layar ponsel dan mengangkat dengan kesal: “Tuan Muda Tsu, kamu bukannya bilang sudah putus hubungan dengan aku? Ngapain…….”

Tidak menunggu dia selesai bicara, Frans Tsu langsung bertanya dengan marah: “Gwendolyn, kamu bukan yang membawa pergi Natasia?”

Gwendolyn Tsu tertegun sebentar dan bertanya dengan naluriah: “Apa maksudnya?”

“Kamu bilang 'apa maksudnya'? Natasia diculik orang, kamu berani bilang bukan ulah kamu?”

Gwendolyn Tsu mendengar dia berkata begitu, dia langsung marah: “Frans Tsu, apa maksud kamu? Anak hilang langsung mencari aku? Aku keluar pintu saja tidak mudah, bagaimana membawa pergi Natasia?”

“Kamu tidak mudah beraktivitas, bukannya juga bisa melukai Liam? Gwendolyn, aku peringati kamu, Liam dan Natasia adalah orang yang aku rawat sampai tumbuh besar, kalau terjadi apa-apa pada mereka, aku pasti tidak akan melepaskanmu!” Frans Tsu mengancam: “Aku menasihati kamu sebaiknya kembalikan Natasia padaku!”

Namun dia semakin berkata begitu, Gwendolyn Tsu semakin marah dan kesal.

Dia tiba-tiba tertawa dingin: “Mengembalikannya padamu? Clarissa Yuan yang bilang kan? Kamu beritahu dia, anak itu sudah tidak bisa dikembalikan.”

“Apa maksud kamu?”

“Tidak salah, aku yang menculik Natasia, tetapi aku beritahu kalian dengan sayang sekali, aku sudah membunuhnya, mayat pun juga sudah tidak ada.”

“Gwendolyn!”

“Kenapa? Kamu bukannya tidak akan melepaskanku? Sini bunuh aku juga kalau bisa!” Tiba-tiba Gwendolyn Tsu berteriak: “Aku sengaja ingin membunuh dua orang itu, tidak membunuh mereka aku tidak bisa makan dan tidur, ini adalah hutang Clarissa Yuan padaku!”

Setelah Gwendolyn Tsu selesai berteriak, dia langsung mematikan telepon.

*****

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu