The True Identity of My Hubby - Bab 270 Mau Membantunya Tidak

Malam harinya setelah menidurkan Liam dan Natasia, Clarissa Yuan tersenyum pada Julius Yi, "Tidak terpikir kamu menyetujui Liam dan Natasia mengikuti upacara pemakaman Noah."

"Yang kamu katakan benar, dendam sesama orang tua tidak seharusnya dilibatkan juga pada anak-anak." Julius Yi melingkarkan tangan di pundak Clarissa Yuan, setelah diam sebentar, dia baru bicara, "Apa kamu tahu kenapa Noah bisa meninggal?"

"Bukankah karena kanker?"

"Bukan, karena dicekik mati oleh Juwono."

"Hah? Juwono?"

"Iya." Julius Yi menganggukan kepala, "Aku juga dengar ini dari Justin."

"Kenapa Juwono mau membunuhnya? Ini adalah pembunuhan berencana, harus ganti nyawa." Clarissa bertanya bingung. Dalam bayangannya, Juwono Yi bukanlah orang yang begitu bodoh.

"Mungkin tentang masalah penjualan saham sebelumnya. Berdasarkan pengakuannya sendiri, beberapa tahun ini dia selalu dikejar oleh Noah. Jadi karena kesal, dia mencekik mati Noah." saat Julius berkata tentang adiknya ini, hatinya tanpa bisa ditahan merasa sayang.

"Kalau begitu ... dia kira-kira akan dihukum berapa tahun?" tanya Clarissa Yuan.

Julius Yi tertawa, "Pengacara Yuan, pertanyaan ini seharusnya aku yang tanyakan padamu."

"Ehm ..." Clarissa Yuan tertawa dengan malu, "Kalau aku, aku rasa aku bisa membantunya mendapatkan hukuman di bawah sepuluh tahun."

"Seyakin itu?"

"Tentu saja." kata Clarissa Yuan, "Kalau Juwono ada bukti biasanya dia mendapat pengejaran dari Noah, maka ini sama sekali tidak sulit. Selain itu Noah mengidap kanker stadium akhir. Dikatakan dengan lebih jelas lagi, nyawanya tidak begitu berharga lagi."

"Tapi Juwono juga mendapatkan hukuman atas perbuatannya sendiri. Biarkan dia menetap di penjara saja." Julius Yi melingkarkan tangan di bahu Clarissa Yuan dan berkata, "Ayo kita tidur."

Keesokan harinya setelah Clarissa Yuan mengantarkan Liam dan Natasia ke sekolah, dia berjalan keluar dari halaman sekolah. Saat dia bersiap naik ke mobil, muncul seseorang di sampingnya membuat dia terkejut.

Setelah dia melihat siapa orang itu, dia baru menghela napas lega dan berkata dengan kesal, "Ibu, kamu sudah menganggetkanku."

Akhir-akhir ini dia sudah dibuat terkejut oleh Gwendolyn Tsu sampai hampir gila. Pergi kemana-mana selalu sangat hati-hati. Melihat orang tidak dikenal yang berjalan ke arahnya, juga akan merasa gugup.

Gloria masih tetap dengan tampilannya yang menyedihkan. Rambut berantakan, dan wajahnya kelihatan sangatlah lemah. Begitu melihat Clarissa Yuan, Gloria langsung berlutut dan berkata sambil menangis, "Clarissa, tolong kamu bantu Juwono, aku mohon ..."

"Ibu, cepat berdiri." Clarissa Yuan melihat sekeliling orang tua murid dan anak-anak yang memandang ke arahnya dan berkata, "Kalau kamu seperti ini, orang-orang akan mengira aku sudah menindas orang tua."

Gloria tidak mempedulikan hal itu, merambat ke tubuh Clarissa Yuan, lalu memohon, "Clarissa, dulu aku yang bersalah padamu. Aku tidak seharusnya selalu menyakitimu, mengabaikanmu, aku tidak seharusnya membawa dokumen seperti itu kepada Julius. Semua itu salahku. Kamu maafkan aku ya?"

Clarissa Yuan menganggukan kepala dengan cepat, "Iya, iya, iya ... aku memaafkanmu. Cepatlah berdiri."

Selama Gloria bersedia bangun saja. Selain itu sudah lewat begitu lama, memaafkan atau tidak apa artinya?

"Kalau begitu apa kamu bisa menyelamatkan Juwono?"

"Aku ... kamu ingin aku menyelamatkannya dengan cara apa?" Clarissa Yuan tidak mengerti.

Gloria menghapus air mata di wajahnya dan berkata, "Kamu adalah pengacara, kamu pasti mempunyai cara untuk menyelamatkannya. Clarissa, aku hanya memiliki satu anak. Aku tidak bisa menatapnya mati begitu saja. Selain itu Juwono juga membunuh Noah, si serigala itu karena terpaksa."

"Kalau begitu kenapa kamu tidak menggunakan pengacara yang lebih ahli?" tanya Clarissa Yuan.

Juwono Yi dulu mencelakai Julius Yi sampai begitu parah, Gloria juga menyuruh Julius Yi menandatangani dokumen seperti itu. Bahkan Julius Yi juga sudah akan masuk penjara karena Gloria. Dan sekarang, Gloria ingin dia membantu Juwono Yi lepas dari hukuman? Dia juga bukan orang suci.

Gloria menangis dengan lebih sedih, "Aku juga ingin, tapi sekarang aku tidak mempunyai uang. Bahkan makan juga kesulitan. Mana ada uang untuk mengundang pengacara? Jadi aku baru memohonmu seperti ini."

"Clarissa ..." Gloria tiba-tiba menengadahkan kepala, lalu berkata sambil menatapnya, "Selama kamu bersedia membantuku, aku bisa melakukan apapun juga. Aku bisa membantumu menjadi saksi untuk Noah. Aku mengatakan semua tentang Noah yang mengancam Juwono ... aku ...."

"Ibu." Clarissa Yuan berkata dengan tidak berdaya, "Noah sudah meninggal. Selain itu kamu bisa menjadi saksi apa? Si tua itu sangat licik. Dia bisa meninggalkan bukti apa untukmu?"

Gloria terdiam. Dia memang tidak bisa menjadi saksi.

Setelah terdiam dua detik, dia mulai menangis lagi, "Tapi bagaimana dengan Juwono? Clarissa, selain kamu, tidak ada lagi orang yang bisa menolong dia. Tolong kamu selamatkan dia ..."

Clarissa Yuan menurunkan tangan Gloria dari kakinya dengan tidak berdaya dan berkata, "Ibu, kalau kamu seperti ini lagi aku sudah akan teriak memanggil orang nih."

"Clarissa ... aku mohon padamu." Gloria tetap menempel padanya dengan pantang menyerah.

Gloria mengerti Clarissa Yuan, juga tahu wanita ini adalah orang yang mudah tergerak hatinya, jadi dia baru bersedia menurunkan harga diri untuk memohon pada Clarissa Yuan. Tapi tidak disangka Clarissa Yuan kali ini begitu kejam, mau dia memohon bagaimanapun tetap tidak bersedia menyetujui.

Clarissa Yuan dibuat tidak berdaya oleh Gloria, hanya bisa berkata, "Kamu cari Julius saja. Kalau dia bersedia mengampunimu, maka aku bantu kamu."

"Benarkah?" Gloria berhenti menangis lalu menengadah menatap Clarissa Yuan.

Clarissa Yuan menganggukan kepala, "Tapi aku harus menjelaskan dulu padamu. Bisa menolong Juwono atau tidak, itu semua berdasarkan kondisi kasus dan juga bukti yang dia miliki. Belum tentu juga bisa membantunya."

"Aku tahu, aku tahu ..." Gloria mengangguk dengan tidak sabar.

Clarissa Yuan begitu mendapatkan kembali kebebasan, langsung berbalik dan masuk ke dalam mobil.

*****

Malam hari, saat Julius Yi pulang, Clarissa Yuan baru saja selesai membacakan cerita pada Liam dan Natasia, menidurkan mereka.

Julius Yi berdiri di ujung ranjang menatap Liam, lalu melihat Natasia. Dengan lembut memberikan kecupan di dahi kedua anak, baru keluar bersama dengan Clarissa Yuan.

Setelah kembali ke kamar, Clarissa Yuan ingin menyediakan air mandi bagi Julius Yi, malah ditarik kembali oleh Julius Yi. Julius Yi bertanya padanya, "Hari ini ibu mencarimu?"

Clarissa Yuan menganggukan kepala, "Dia juga mencarimu?"

"Bukankah kamu yang menyuruh dia mencariku?"

Clarissa Yuan terkejut lalu tersenyum tidak enak hati, "Aku ... aku hanya asal bicara saja. Karena aku tahu dia tidak bisa masuk ke dalam Perusahaan Besar Yi."

"Dia memang tidak boleh masuk. Tapi dia ribut-ribut di depan pintu perusahaan, kebetulan dilihat oleh Justin yang baru pulang, dan dia sekalian membawa ibu masuk." Julius Yi diam sebentar dan berkata, "Pada pandangan pertama aku hampir tidak mengenalinya, seperti orang yang berbeda saja."

"Iya, tidak disangka dia bisa mencapai tahap seperti ini." Clarissa Yuan menghela napas. Satu tahun ini telah terjadi terlalu banyak masalah. Semua orang berubah.

"Dia juga lumayan kasihan." kata Julius Yi.

"Jadi?" Clarissa Yuan menilai Julius Yi sambil tersenyum, "Julius, kamu bukan tersentuh olehnya 'kan?"

"Bukannya tersentuh, hanya saja ..." Julius Yi juga tertawa, dia tersenyum pahit, "Juwono bagaimanapun merupakan saudara yang tumbuh besar denganku. Selain itu dia hanya suka main, sikapnya tidak jahat. Membunuh Noah juga hanya karena terpaksa. Jadi aku berharap dia hanya mendekam di penjara selama beberapa tahun saja."

"Bagaimana denganmu?" tanya Julius Yi.

Clarissa Yuan berkata, "Kamu saja sudah memaafkannya, aku masih bisa bagaimana lagi?"

"Kamu boleh memilih tidak memaafkan. Aku tidak akan menyalahkanmu." kata Julius Yi.

"Sudahlah, seperti yang kamu katakan. Cukup dihukum beberapa tahun saja, tidak perlu sampai mendekam seumur hidup di penjara." Clarissa Yuan memegang wajah Julius Yi yang tampan, "Sudahlah, pergi mandi sana."

"Iya. Kamu sudah mandi?" Julius Yi melihat Clarissa Yuan yang sudah memakai pakaian tidur, jelas-jelas tahu tapi masih bertanya.

"Sudah dari tadi."

"Begitu cepat. Kalau belum kita bisa mandi bareng, menghemat air." Julius Yi berkata sambil tersenyum.

Clarissa Yuan melihatnya dengan kehabisan kata-kata, "Sudah merupakan ayah dari dua anak, masih saja begitu tidak serius."

Hanya bertambah dua anak saja, Julius Yi sedikit tidak sudi. Julius Yi ikut masuk ke dalam kamar mandi dan langsung menutup pintu. Wajah yang tampan terlihat di kaca dengan senyum jahat tersungging.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Clarissa Yuan menatapnya bingung.

"Tentu saja ingin membuatmu merasakan rasanya ditimpa oleh orang yang tidak serius." baru saja Julius Yi selesai berkata, dia memasukkan Clarissa Yuan bersama dengan baju tidurnya ke dalam bak mandi yang sedang diisi air.

"Hei ... Julius, kamu gila ya!" Clarissa Yuan berdiri dari bak mandi dengan berantakan, seperti anak ayam yang kehujanan.

"Tidak kok, hanya mencari pasangan yang lebih bersih saja." Julius Yi melepaskan baju di tubuh Clarissa Yuan tanpa ragu, lalu kembali lagi menimpanya ke dalam bak mandi.

Dia ingin membuat Clarissa Yuan mengerti, hubungan suami istri tidak bisa kehilangan banyak kesenangan hanya karena mempunyai anak.

*****

Liam dan Natasia datang ke upacara pemakaman Noah Tsu. Mereka menatap sekeliling dengan wajah penasaran.

Frans Tsu membawa mereka berpisah dengan Noah Tsu. Gwendolyn Tsu melihat sekeliling, lalu melihat pintu, tapi tetap tidak menemukan keberadaan Julius Yi.

Sisca menunduk dan berkata di samping telinganya, "Nona Tsu, tidak perlu melihat lagi, Tuan Muda Yi tidak datang."

Gwendolyn Tsu menggigit bibir, dan matanya kembali berkaca-kaca.

Julius Yi tidak datang, dia bahkan tidak berpamitan dengan ayahnya untuk terakhir kalinya. Apa pria itu benar-benar tidak menganggapnya sebagai istrinya?

Julius Yi, kamu terlalu kelewatan. Gwendolyn Tsu memarahi dalam hati.

Setelah upacara pemakaman selesai dan mengantar semua tamu pergi, Keluarga Tsu pun pulang ke villa Keluarga Tsu.

Frans Tsu memapah Nyonya Tsu dan membujuk Nyonya Tsu istirahat di ranjang, dia berjalan ke ruang tamu dan melihat Sisca turun dari lantai atas, "Dimana Gwendolyn? Apa dia baik-baik saja?"

Sisca menggelengkan kepala, "Tidak terlalu baik, Tuan Muda Yi tidak hadir di upacara pemakaman. Nona Tsu tidak terlalu senang. Tuan Tsu kamu naik dan melihatnya saja."

Frans Tsu menganggukan kepala dan naik ke lantai atas.

Saat dia masuk ke dalam kamar Gwendolyn Tsu, Gwendolyn Tsu sedang melampiaskan emosi dengan melemparkan semua barang-barang yang ada di kamar. Ketika melihat Frans Tsu masuk, dia melemparkan kotak tisu pada Frans Tsu, "Kalian semua keluar! Jangan pedulikan aku!"

Frans Tsu membungkuk, mengambil kotak tisu yang ada di atas lantai dan meletakkan benda itu ke atas meja. Dia menilai Gwendolyn Tsu dan berkata, "Julius tidak menghadiri upacara pemakaman ayah bisa membuatmu begitu marah?"

Gwendolyn Tsu berkata dengan marah, "Apa aku bisa tidak marah? Begitu banyak keluarga dan teman yang melihat. Dia jelas-jelas sengaja membuatku malu!"

"Tapi apa kamu tidak pernah berpikir, bagi Julius, apa artinya kamu dan ayah bagi dia?" Frans Tsu berkata dengan tenang, "Kamu selamanya hanya memikirkan pikiranmu sendiri, tidak mengerti untuk berpikir dari sudut pandang orang lain. Kamu dan ayah dulu selalu menyusahkan Perusahaan Besar Yi, memaksa Julius untuk menikahimu, bahkan sengaja menjebaknya untuk menandatangani kontrak palsu. Di bawah kondisi seperti itu, kamu masih berharap dia datang menghadiri uparaca pemakaman ayah?"

"Kakak, kamu mau membela mereka di depanku lagi?"

"Aku hanya berharap kamu bisa berpikir lebih terbuka. Jangan selalu keras kepala."

"Aku justru mau keras kepala! Aku mau membencinya! Salahkan dia!" Gwendolyn Tsu berkata dengan marah, "Kalau kamu tidak suka, tampar saja aku seperti ibu, tidak pedulikan saja aku seperti ibu, atau langsung usir saja aku keluar dari Keluarga Tsu!"

Gwendolyn Tsu tiba-tiba menangis dan berkata, "Yang jelas ayah juga sudah pergi. Kalian boleh menindasku bagaimana pun. Tidak ada lagi orang yang akan memarahi kalian lagi."

"Kamu kembali lagi seperti ini. Apa aku sedang menindasmu?"

"Memangnya bukan? Kalau bukan, kenapa kamu harus membantu Julius bicara. Jelas-jelas dia yang melakukan tidak benar, kenapa yang salah malah aku? Kenapa?"

"Gwendolyn, kamu benar-benar tidak tertolong lagi!" Frans Tsu berkata seperti itu lalu langsung keluar dari kamar.

Setelah Frans Tsu pergi, Gwendolyn Tsu menangis dengan lebih sedih. Dia berkata, "Ayah, cepatlah pulang. Jangan tinggalkan aku seorang diri. Mereka semua menindasku, tidak mau aku lagi ..."

Dan sekarang, ayahnya tidak lagi seperti sebelumnya menghiburnya sambil menepuk-nepuk punggung tangannya dan berjanji membantunya membalaskan ketidakadilan lagi.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu