The True Identity of My Hubby - Bab 152 Balik Melawan
Clarissa Yuan sampai melihat anak-anak yang berada di bawahnya, anak-anak mirip denganku? Mirip darimana?
"Hmhm...." Frans Tsu mengepalkan tangannya di depan mulut dia dan membuat suara batuk dan berkata: "Malam itu kamu sedang bergegas untuk pergi, aku lupa mengenalkannya padamu, dia adalah Clarissa Yuan, bukan istriku."
"Ah....!" Owen Fang dengan terkejut membuka mulutnya, tatapannya berpindah-pindah antara Frans Tsu dan Clarissa Yuan, lalu melihat wajah Liam dan Natasia, setelah beberapa saat dia baru berkata: "Bukan istrimu? Tetapi wajah Liam dan Natasia sangat mirip dengannya."
"Ah, aku minta maaf." Dia segera menambahkan: "Aku mengira kalian berempat adalah keluarga, aku benar-benar minta maaf, waktu itu aku hanya melihat foto istrimu, ternyata aku salah mengenal."
Setelah Owen Fang meminta maaf pada Frans Tsu, dia membalikkan badannya ke Clarissa Yuan dan berkata: "Nona Yuan, aku minta maaf, aku sudah salah paham."
Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum: "Tidak apa-apa."
Lagipula ini bukan pertama kalinya orang lain keliru, mungkin anak-anak Frans Tsu sangat mirip dengan ibunya, itu sebabnya orang lain keliru, mungkin muka dia dengan istri Frans Tsu sedikit mirip.
Dia menundukkan kepalanya untuk melihat Natasia, menatapnya lekat-lekat, dia seperti melihat bayangannya sendiri di wajah Natasia.
Setelah selesai sarapan, Owen Fang ingin segera beristirahat, dan dia pergi ke kamarnya.
Clarissa Yuan bersama dengan anak-anak menaiki mobil Frans Tsu.
Mobil berhenti di tempat bermain yang tidak jauh dari rumah, Frans Tsu segera membelikan mereka tiket masuk, anak-anak melompat-lompat dengan gembira.
Dia berdiri di luar pagar carousel, melihat mereka tersenyum dengan bahagia, Clarissa Yuan tanpa disadari juga ikut tersenyum, lalu dia berkata:"Jika aku mempunyai sepasang anak yang lucu, aku tidak masalah jika seumur hidup aku tidak menikah, aku akan puas dengan kehidupanku."
Frans Tsu tersenyum: "Aku bukan tidak ingin menikah lagi, aku hanya belum menemukan orang cocok denganku."
Clarissa Yuan meliriknya, dan berkata: "Pelan-pelan saja, kamu pasti akan bertemu dengan orang cocok denganmu."
"Iya, aku juga percaya itu, jadi aku tidak berburu-buru untuk menikah." Frans Tsu menatap dia: "Bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu lakukan setelah ini?"
"Aku masih memikirkannya."
"Sudah beberapa hari, masih tidak terpikirkan?"
"Tidak, sekarang aku baru sadar, ternyata hidup mandiri sangat sulit." Clarissa Yuan mengehela nafas.
Dia ingin menenangkan dirinya sendiri terlebih dahulu, lalu menjemput ibunya yang berada di rumah orang lain, dan dia akan melupakan Julius Yi seperti dia melupakan Charlie Shen, mungkin ini adalah hal paling tersulit baginya.
"Sebenarnya tidak sulit, kamu hanya perlu mengikutiku saja." Frans Tsu tersenyum: "Lagipula kamu sangat menyukai anak-anak, dan kebetulan aku kekurangan orang yang kusukai, dan orang yang baik terhadap anak-anakku untuk menjadi istriku."
"Kamu jangan bercanda, aku baru saja melarikan diri dari keluarga konglomerat, aku tidak ingin masuk ke keluarga konglomerat lagi, lagipula, kamu adalah kakak kandung dari Gwendolyn Tsu."
"Kenapa dengan kakak kandung dari Gwendolyn Tsu?"
"Aku....merasa sangat aneh." Dia menambahkan: "Lagipula, dengan kondisiku seperti ini, tidak cocok untuk menikah lagi."
Frans Tsu adalah anak kandung dari Noah Tsu, di masa depan dia pasti akan mengurus perusahaan keluarganya, jika dia ingin menikahi seorang wanita seumur hidup tidak subur, dia takut seluruh keluarganya tidak akan setuju. Bahkan ketika dia memutuskan untuk bercerai dengan Julius Yi, dia tidak berpikir untuk menikah dengan Frans Tsu.
Seumur hidupnya, dia tidak akan lagi memikirkan masalah pernikahan.
"Tadi aku hanya bercanda." Frans Tsu tertawa: "Sebenarnya menurutku Julius Yi tidak buruk, mungkin dia sedang mencarimu sekarang."
"Mungkin saja!" Clarissa Yuan tersenyum pahit.
Dia pasti akan mencarinya, tidak perlu dipikirkan, lagipula dia masih membutuhkannya!
Justin Yi akhirnya terhubung ke perusahaan penerbangan internasional untuk mengetahui jejak Clarissa Yuan, ternyata dia pergi keluar negeri, dan pergi bersama dengan Frans Tsu.
Ternyata Gwendolyn Tsu tidak membohonginya, tetapi dia sama sekali tidak mengerti, sebelum Clarissa Yuan melarikan diri, dia masih terlihat baik-baik saja, kenapa dia bisa tiba-tiba melarikan diri? Dan pergi bersama pria lain.
Dia mulai curiga apakah Clarissa Yuan dengan senang hati ingin pergi, atau dipaksa.
Tidak bisa, dia harus segera menemukan dia, tidak peduli jika dia memang ingin meninggalkannya, dia harus mengatakannya di hadapan dia.
Dia segera menelepon sekretaris, dan meminta dia untuk membelikan jadwal tiket terdekat untuk pergi ke Inggris.
Setelah sekretaris memutuskan panggilan, Asisten Lin tiba-tiba masuk ke dalam ruangan, dan berkata: "Direktur Yi, Ketua Direktur jatuh pingsan di kantornya, tadi saya baru saja menelepon ke rumah sakit untuk meminta pertolongan."
"Kenapa bisa seperti itu?"
"Saya tidak tahu, mungkin terlalu lelah."
Justin Yi segera berdiri dari kursinya, dan berjalan ke kantor Ketua Direktur.
Dalam waktu singkat, Carter Yi sudah dibawa ke rumah sakit, setelah diperiksa oleh dokter, ternyata dia terlalu lelah dan ditambah dengan kondisi jantungnya yang tidak baik yang membuat dia jatuh pingsan.
Dokter mengingatkan pihak keluarga untuk tidak membiarkan pasien terlalu lelah, jika tidak penyakit pasien akan bertambah parah.
Justin Yi sedang duduk di kursi lorong rumah sakit, Gloria dan Juwono Yi duduk di seberangnya, Gloria diam-diam melirik Justin Yi, dia memberanikan dirinya untuk berkata: "Justin, apakah akhir-akhir ini perusahaan mengalami masalah?"
Justin Yi menatapnya dan melirik raut wajah Juwono Yi yang terlihat lesu dan berkata: "Perusahaan memang sedang sibuk, jadi aku berharap Juwono akan datang ke perusahaan untuk membantu, jangan hanya memikirkan kesenangan dirinya sendiri."
Juwono Yi menatap Justin Yi, hatinya sangat jengkel, dulu dia masih menganggap dia sebagai kakak laki-lakinya, dan menghormati dia, Tetapi sekarang, dia merasa Justin Yi yang di depannya sangat menyebalkan dan menjengkelkan.
Dia tahu ini adalah perasaan iri, dia iri dengan Justin Yi yang merupakan darah daging Keluarga Yi, dan dia sama sekali bukan!
Jika Noah Tsu membocorkan fakta bahwa dia bukan anak dari Keluarga Yi, pasti Justin Yi akan merasa sangat percaya diri, perusahaan tentu saja akan jatuh ke tangan dia.
Dia dengan kesal berkata: "Kakak kedua, dulu ketika aku berada di perusahan, kamu menjelek-jelekkanku di depan ayah, sekarang aku sudah jarang pergi ke perusahaan sesuai dengan keinginanmu, kamu malah merasa aku sedang bersenang-senang, sebenarnya kamu ingin aku melakukan apa?"
Justin Yi tidak menyangka reaksinya akan seperti ini, melihat wajahnya yang cemberut, dia berkata dengan tidak senang: "Kamu telah menghilangkan uang beberapa miliyar, apakah tidak perlu memberitahukan Ketua Direktur? Ini yang dimaksud dengan menjelek-jelekkanmu? Apakah kamu mengira setelah aku mengetahuinya, aku akan membantumu menutupinya dari ayah? Kamu bisa menutupinya selama setengah bulan, tetapi apakah kamu bisa menutupinya selama satu bulan? Laporan akhir bulan akan menunjukkan kekosongan, kamu memutuskan ingin menutupinya dengan apa?"
"Ini adalah masalahku!"
"Ini adalah masalah perusahaan!"
"Huh.....sudahlah, kalian jangan bertengkar lagi" Gloria berusaha menenangkan mereka: "Kakak beradik tidak boleh bertengkar hanya karena masalah kecil, perusahaan pada saat ini sangat membutuhkan kalian untuk saling bekerja sama."
Ponsel Justin Yi berbunyi, sekretaris yang meneleponnya, mengatakan pada dia bahwa tiket pesawat untuk pergi ke Inggris yang akan berangkat sore ini sudah dibeli.
Justin Yi menatap pintu kamar pasien, dengan tidak berdaya dia menutup matanya dan berkata: "Bantu aku mengganti harinya menjadi lusa."
"Baik." Sekretaris memutuskan panggilan.
Justin Yi meneletakkan ponselnya, pikiran dia sangat berantakkan.
Dia ingin dirinya segera terbang ke Inggris dan membawa pulang Clarissa Yuan, tetapi ayahnya baru saja jatuh pingsan, dia tidak mungkin meninggalkan ayahnya, dan tidak mungin juga meninggalkan perusahaan.
Dia merasa masalahnya terlalu rumit.
Dia menghela nafas, dan menatap Juwono Yi: "Mulai besok, kamu masuk bekerja di perusahaan, jangan pergi kemana-mana."
Ketika dia mendengar dia berbicara pada dirinya dengan nada memerintah, Juwono Yi merasa marah, dan menatapnya dengan acuh tak acuh: "Kamu masih belum menjadi Ketua Direktur, kamu jangan menggunakan nada memerintah Ketua Direktur untuk memerintahku, aku masuk bekerja atau tidak adalah urusanku, kamu pedulikan saja urusanmu sendiri."
Setelah selesai bicara, Juwono Yi segera berjalan ke arah lift.
"Juwono!" Justin Yi dengan marah meneriaki namanya, tetapi dia tetap berjalan.
Gloria tersenyum canggung: "Hm.....Juwono memang sangat tidak pengertian, Justin kamu jangan menyalahkannya, aku akan pergi membujuknya."
Setelah Gloria menyusul Juwono Yi, dia tidak membujuknya, malah berkata dengan marah: "Yang benar saja, sekarang dia sudah berani memperlakukanmu seperti ini, jika dia mengetahui bahwa kamu bukanlah adik kandung dia, dia pasti akan segera mengeluarkanmu dari perusahaan."
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCinta Tak Biasa
SusantiYour Ignorance
YayaHanya Kamu Hidupku
RenataIstri Yang Sombong
JessicaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleVillain's Giving Up
Axe AshciellyThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)