The True Identity of My Hubby - Bab 242 Menghindar (2)

Karena Noah Tsu sedang sakit, akhir-akhir ini kesempatan Frans Tsu tinggal di rumah keluarga Tsu bertambah banyak.

Ketika Gwendolyn melihat Frans keluar dari kamar ayahnya, dia bertanya curiga: "Kak, kamu kenapa akhir-akhir ini terus datang ke rumah? Kamu tidak melewati dunia berdua dengan Clarissa-mu lagi?"

Frans Tsu membuat tanda diam dengan jarinya, memberitahunya jangan sampai ayah mendengar perkataan ini.

Kalau sampai ayah salah paham dia dan Clarissa ada hubungan apa-apa, pasti akan marah-marah kemudian penyakitnya tambah parah.

Frans duduk di sofa, mengamati Gwendolyn dan berkata: "Bagaimana hubunganmu dengan Julius-mu beberapa hari ini? Sudah lebih baik?"

"Termasuk membaik."

"Baguslah kalau begitu."

Gwendolyn berpikir sejenak, kemudian berkata kepada Frans: "Kak, aku tahu kamu tidak ingin terus di Kota A, tidak apa-apa, kamu bawa Liam dan Natalia pulang ke Swiss saja."

Frans mengamati adiknya ini dengan curiga, tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba menjadi begitu pengertian.

Frans tertawa: "Tidak pulang, usia ayah dan ibu sudah tua, perlu aku tinggal di Kota A, terlebih lagi aku juga sudah berjanji pada ayah mulai bekerja di perusahaan."

"Tenang saja, aku akan menjaga ayah dan ibu." Gwendolyn berkata dengan penuh percaya diri.

Kalau Frans keluar negeri, Clarissa pasti akan ikut, kalaupun tidak, dia juga akan memaksanya keluar negeri, dengan begitu maka hubungan antara dia dan Julius juga akan berkurang secara perlahan.

"Kamu? Kamu sendiri saja masih harus membuat orang lain khawatir." Frans berdiri dan mengelus kepala Gwendolyn: "Sudah, kamu jaga dirimu sendiri saja, aku akan menjaga ayah dan ibu."

"Kak......." Gwendolyn memanggil sosok kakaknya yang menjauh, namun Frans tidak berhenti.

Frans mana mungkin tidak tahu rencana adiknya?

Tidak usah bilang ayahnya sekarang memerlukannya, kalaupun tidak perlu, dia juga tidak akan bodoh sampai lagi-lagi dipergunakan oleh adik kandungnya ini.

*****

Demi menghindari Julius, Clarissa mengirimkan sebuah pesan kepada Julius, berkata bahwa dia sedang menemani Liam dan Natalia ke luar negeri untuk berpartisipasi di sebuah lomba seni, tidak bisa berhubungan dengannya.

Dia awalnya bermaksud memblokir nomor teleponnya, kemudian menghindarinya, tapi beberapa hari ini telepon Julius terus datang tanpa henti, bahkan sudah datang ke depan rumah Frans.

Sedangkan Frans meskipun tidak ingin mencampuri hubungan mereka berdua, tapi Julius adalah adik iparnya, di dalam hati dia tetap merasa tidak nyaman, ketika dia keluar rumah di pagi hari, dia pun memberitahu Julius bahwa Clarissa membawa anak-anak keluar negeri untuk mengikuti lomba.

Julius melihat ke dalam rumah sekilas, tidak bersedia percaya dan berkata: "Clarissa dan anak-anak keluar kota, kamu kenapa tidak ikut?"

Frans tidak tahan dan melihat Julius dengan tatapan kesal: "Julius Yi, mohon kamu mengerti identitasmu sekarang, kamu sudah menikahi adikku, maka mohon kamu perlakukan dia dengan baik, jangan terus berhubungan dengan perempuan lain."

Julius mengerutkan kening: "Frans Tsu, aku percaya kamu mengerti kenapa aku bisa menikah dengan Gwendolyn."

"Benar, aku mengerti, tapi dulu kamu boleh memilih tidak menikah dengannya, sekarang sudah menikah maka seharusnya bertanggung jawab, terlebih lagi di keadaan kedua kakinya cacat seperti ini."

Julius melihat Frans sambil tertawa sinis: "Aku sangat penasaran, kamu seperti ini sebenarnya demi adikmu atau demi dirimu sendiri."

"Aku boleh berkata jujur denganmu, memang ada sedikit keegoisan, tapi mengasihani adikku sendiri pasti ada." Frans berkata dengan nada menyalahkan: "Tidak peduli seburuk apa Gwendolyn, tapi dia sudah menikahimu, kamu tidak mengkhawatirkan kakinya, tidak membawa dia berobat keluar negeri, malah setiap hari membuatnya marah dan menangis pulang ke rumah, kamu tidak merasa kamu sangat dingin?"

Julius emosi: "Tuan muda Tsu! Aku minta tolong kamu lihat dengan jelas situasi sekarang, perempuan yang kucintai dipaksa keluar dari rumah keluarga Yi, sekarang lagi-lagi dipaksa menghindariku dari pagi sampai malam. Di keadaan seperti ini kamu masih berharap aku memperhatikan kaki adikmu, membawanya memutari dunia mencari dokter untuk berobat? Kalau diganti jadi kamu, apakah kamu bisa berbuat seperti itu?"

"Tidak bisa."

"Kalau begitu kenapa kamu memintaku berbuat seperti itu?"

"Gwendolyn adalah adikku, aku hanya bisa memohon padamu." Frans Tsu menghela nafas tidak berdaya, dia menyalakan mobil dan pergi meninggalkan rumah.

Kalau Gwendolyn bukan adik kandungnya, dia tidak akan menyalahkan Julius sedikitpun, tapi.....

Mungkin ini adalah keegoisan manusia, dia menggelengkan kepalanya.

*******

Di saat Gwendolyn menerima laporan pemeriksaan dari temannya, tangannya sedikit bergetar, dia bahkan tidak berani langsung membuka laporan dan melihat hasilnya.

Beberapa hari ini, Andi sudah membantunya mencari beberapa murid yang kuliah di Universitas F 4 tahun lalu, begitu menyebutkan nama Clarissa Yuan, mereka semua rata-rata kenal, dan alasan utama mereka mengenalnya adalah karena dia menjalin hubungan dengan guru pengganti.

Dan guru pengganti itu adalah Julius Yi, dia sudah memastikan fotonya di album pekerja universitas.

"Lebih baik kamu yang beritahu aku hasilnya." kata Gwendolyn.

Teman itu tidak mengerti alasan dan gunanya Gwendolyn memeriksa hal ini, dia tersenyum dan berkata: "Menurut dua rambut yang kamu berikan, di antara kedua orang ini ada hubungan darah, terlebih lagi adalah hubungan langsung."

Meskipun sudah mempersiapkan diri untuk yang paling buruk, tapi begitu mendengar hasil ini, hati Gwendolyn langsung mengerat, membeku di tempat.

Liam dan Natalia benar-benar adalah anak Clarissa dan Julius, hal ini adalah kenyataan!

Wajahnya perlahan-lahan memutih.

Pantas saja Clarissa bersedia merendahkan diri dan menjadi ibu pengasuh di rumah keluarga Tsu, pantas saja ketika di Ocean World, Clarissa menangis sesedih itu, ternyata ini alasannya!

Apa yang sebenarnya terjadi? Clarissa bagaimana bisa tahu anak-anak ini adalah anaknya, apakah selama ini tahu atau baru tahu belakangan ini? Julius tahu atau tidak?

Menurut pengawasannya, Julius seharusnya tidak tahu, kalau tidak dari dulu dia sudah membawa anak-anak itu kembali ke sisinya.

Tapi Clarissa tahu kenyataan ini, kenapa tidak memberitahu Julius?

Yang membuatnya paling tidak mengerti adalah..... Anak-anak kenapa bisa diadopsi oleh Frans? Apa yang sebenarnya terjadi?

Sekumpulan pertanyaan dan kebingungan menekan hati Gwendolyn, membuat dia tidak bisa bernafas, dia benar-benar tidak bisa membayangkan, reaksi Julius ketika tahu Liam dan Natalia adalah darah dagingnya, saat itu kalaupun Nyonya Tua berlutut sampai kakinya patah, mungkin tetap tidak bisa menghentikan Julius menceraikannya dan menikahi Clarius, kan?

Tidak boleh! Dia tidak boleh membiarkan hal seperti ini terjadi, pokoknya tidak boleh membiarkan Julius tahu Liam dan Natalia adalah anaknya.

"Gwendolyn, kamu baik-baik saja?" Teman Gwendolyn melihat wajah Gwendolyn yang pucat dan bertanya dengan khawatir.

Gwendolyn tersadar dari lamunannya, dengan nada suara yang kaku menjawab: "Baik-baik saja."

Kemudian, dia menggerakkan kursi rodanya menuju pintu rumah sakit.

Clarissa menuju ke TK untuk menjemput Liam dan Natalia, setelah menyerahkan kartu jemput kepada guru, anak-anak malah tidak berlari keluar dengan senang hati seperti biasanya. Malah melihat Liam duduk di atas kursi menangis, sedangkan Natalia berdiri di samping menemani guru menghiburnya.

"Ada apa? Kenapa Liam menangis?" Clarissa berjalan mendekati mereka, mengamati Liam yang sedang menangis.

"Bibi Clarissa, dia mencakar telingaku." Liam berkata sambil menunjuk ke seorang anak kecil yang sedikit tinggi di samping.

Clarissa berpaling ke anak itu, melihat anak itu tidak hanya melipat tangan tanpa merasa bersalah, bahkan mengangkat wajahnya setinggi langit, melirik Liam yang menangis dengan dingin.

Sedangkan belakang telinga Liam dicakar sampai ada dua bekas luka.

Wali kelas di samping berkata dengan ekspresi maaf: "Maaf, Nona Yuan, tadi Liam dan George bertengkar karena berebut kursi, George tidak sengaja mencakar Liam, Liam pun menangis."

Clarissa menatapi luka di belakang telinga Liam, di dalam hati merasa sedih dan juga marah, dia tidak bisa menyalahkan George yang bersikap angkuh di samping, namun juga tidak bisa menahan kemarahannya, dia pun terpaksa memarahi wali kelas: "Kamu bagaimana menjaga anak? Kenapa bisa membiarkan mereka bertengkar? Kalau tadi yang tercakar itu mata bagaimana? Atau pakai kursi memukul kepala bagaimana?"

"Maaf, salah kami tidak mengurus anak dengan baik." ekspresi guru tersebut penuh dengan maaf.

Clarissa melihat guru yang menunduk minta maaf, terpaksa menahan keinginannya yang ingin terus memarahinya, dengan sedih memeluk Liam.

Clarissa satu tangan menggendong Liam, satu tangan menggandeng Natalia berjalan menuju pintu keluar.

Dari belakang terdengar obrolan para orang tua: "Tidak berpendidikan, anak mana yang tidak bertengkar? Bisa-bisanya memarahi guru."

"Benar, sudah biasa anak-anak bertengkar."

"Kalau dimanja sampai seperti ini, dirumah anak itu bukannya tidak terkalahkan di rumah, ketika sudah besar malah aneh kalau bisa sukses!"

Clarissa mendengar obrolan mereka, di dalam hati bukannya tidak merasa malu, dia tahu tadi dia terlalu impulsif, terlalu tidak berlogika. Tapi Liam adalah anaknya, adalah hati dan jantungnya, bagaimanapun dia tidak bisa melihat Liam terluka.

Dia terus merasa Liam dan Natalia adalah hadiah dari Tuhan, ketika dokter memberitahu bahwa dia tidak akan bisa hamil seumur hidup, ketika dia berpikir seumur hidup ini dia tidak bisa menjadi ibu, Liam dan Natalia muncul, memberinya kesempatan menjadi seorang ibu.

Kalau orang-orang itu tahu perasaannya saat ini, apakah bisa lebih sedikit segan dengan mulut mereka?

Dia menurunkan Liam dan mengamatinya sesaat, kemudian memeluknya dengan erat dan berkata: "Liam, lain kali tidak peduli apa yang terjadi jangan bertengkar, harus melindungi diri dengan baik, harus baik-baik saja, mengerti?"

"Aku mengerti, Bibi Clarissa." Liam mengangguk menuruti perkataan Clarissa.

"Natalia, kamu juga." Clarissa mengeluarkan satu tangannya dan menarik Natalia ke pelukannya, matanya basah: "Kalau terjadi sesuatu dengan kalian, Bibi Clarissa akan merasa sangat sedih, ayah juga akan merasa sedih."

"Bibi Clarissa, lain kali aku dan kakak akan melindungi diri sendiri dengan baik." Natalia juga berkata dengan nada suara menurut, menghibur Clarissa.

"Iya, pintar sekali!" Clarissa mengelus kepala kedua kakak beradik ini, kemudian berdiri sambil tersenyum: "Kalau begitu sekarang kita pulang."

"Baik!" Kedua kakak beradik menjawab bersamaan.

Clarissa menggandeng Liam dan Natalia berjalan menuju pintu keluar TK, Liam lebih dulu berlari ke arah parkiran.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu