The True Identity of My Hubby - Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
"Kamu juga, tenangkanlah dirimu." Julius Yi meletakkan tangannya di pinggang dia.
"Untung kamu datang tepat waktu, jika tidak......." jika Clarissa Yuan mengingat masalah tadi lagi, jantungnya akan kembali berdetak dengan cepat, Julius Yi meletakkan jarinya di atas bibir dia dan berkata: "Bukankah kamu yang mengatakannya, masalah ini sudah berlalu."
Clarissa Yuan menganggukkan kepala: "Benar juga."
Dia tiba-tiba bertanya: "Oh ya, darimana kamu menyadari jika Liam sudah diracuni? Lalu kamu juga datang di saat yang tepat."
Dia sangat penasaran, mengenai masalah ini.
Julius Yi berpikir sejenak, lalu menghela nafas: "Selama Gwendolyn Tsu tidak melepaskan kita, kita satu hari pun tidak boleh lengah, aku bertemu dengan pria tersebut di garasi bawah tanah, aku merasa aku pernah melihat dia, jadi aku mulai curiga, tidak disangka ternyata dia berpura-pura menjadi dokter untuk mencelakai Liam."
"Pernah melihat dia?"
"Iya, menurutku pria itu adalah pria yang sama dengan pria yang mencuri gelangmu."
"Bagaimana sekarang? Bagaimana hasil penyelidikan polisi?"
"Kami tidak memiliki kemajuan, tetapi pria itu memakai masker, jadi sedikit susah untuk menyelidikinya, tetapi kamu tidak perlu khawatir, cepat atau lambat polisi akan menyelidiki semuanya." kata Julius Yi untuk menenangkan dia.
"Semoga dia tertangkap, yang terpenting adalah, semoga dia akan memberitahu jika Gwendolyn Tsu adalah dalangnya kepada polisi." Clarissa Yuan menghela nafas dengan sedih.
Jika kali ini Gwendolyn Tsu tidak tertangkap, keamanan Liam dan Natasia akan terancam.
Frans Tsu berjalan meninggalkan rumah sakit, duduk di dalam mobil dalam waktu yang lama, lalu mengeluarkan ponselnya, dan menyuruh sekretaris untuk membekukan semua kartu Gwendolyn Tsu.
Dia tidak ingin melakukan hal seperti ini, tetapi selain ini, dia tidak mempunyai cara lain.
Memarahinya, bertanya kepadanya sama sekali tidak bermanfaat, karena Gwendolyn Tsu tidak akan mendengarkan kata-kata dia.
"Ayah, apakah kita akan kembali ke rumah kakek dan nenek?" tanya Natasia.
Frans Tsu berpikir, menggelengkan kepala: "Tidak, kita kembali ke rumah kita sendiri."
Walaupun tidak rela membiarkan orang tuanya di rumah, tetapi demi menghindari masalah sementara dia akan kembali ke villanya sendiri, dia dapat membayangkannya, ketika Gwendolyn Tsu mengetahui bahwa semua kartunya telah dibekukan, dia pasti akan membesar-besarkan masalah itu.
Tebakan Frans Tsu tidak salah, dia baru saja sampai dan selesai makan di rumah dengan Natasia, Nyonya Tsu menelepon dia, dia ragu untuk menjawabnya, tetapi ponselnya tetap berdering.
Ternyata, Nyonya Tsu segera memanggilnya dengan marah: "Frans Tsu, kamu cepat datang ke sini."
"Ibu, apakah karena masalah Gwendolyn?"
"Bagus kamu tahu." dengan marah Nyonya Tsu memutuskan panggilannya.
Frans Tsu kembali ke Kediaman Tsu, dia melihat Gwendolyn Tsu menangis dengan sedih di hadapan kedua orang tuanya, ketika melihat dia masuk, dia menatapnya dengan penuh kebencian.
Noah Tsu menatap anaknya, lalu berkata dengan tenang: "Aku dengar kamu membekukan semua kartu Gwendolyn?"
"Ayah, ibu, kalian tidak perlu memusingkan masalah ini, aku berbuat seperti ini demi kebaikan Gwendolyn." jawab Frans Tsu.
"Demi kebaikan Gwendolyn?" Nyonya Tsu berkata dengan marah: "Ayah kamu selama 20 tahun ini tidak pernah membekukan kartu dia, kamu baru saja naik jabatan setengah bulan dan sudah membekukan kartu dia? Ayah kamu masih hidup, jika ayahmu sudah tidak ada, apakah kamu akan mengusir Gwendolyn dari rumah dan memutuskan hubungan dengan dia?"
"Dengarkan baik-baik Frans Tsu, Gwendolyn adalah adik kandungmu, dia adalah anak perempuan dari ayah dan ibumu, dia adalah bagian dari Keluarga Tsu, walaupun dia tidak bisa seperti kamu, kamu juga tidak perlu sampai mengontrol pengeluaran dia."
"Karena Gwendolyn adalah adik saya, maka aku membekukan kartunya, jika dia bukan adik saya, aku dari awal sudah mencekik dia sampai mati!" Frans Tsu menoleh ke Gwendolyn Tsu, dan melototinya: "Aku sudah pernah memperingatkanmu untuk tidak menyentuh Liam, tetapi kamu menyuruh orang untuk meracuni dia? Apakah kamu kira Julius Yi tidak akan membunuhmu? Itu karena nyawamu tidak pantas membuat dia melakukan itu, jika tidak, kamu tidak akan tahu kamu sudah mati berapa kali!"
Raut wajah Gwendolyn Tsu menggelap sesaat, lalu dia berteriak dengan marah: "Dulu kamu bilang aku yang mendorong Liam jatuh dari tangga, lalu sekarang kamu bilang aku meracuni Liam, apakah ini alasanmu untuk membekukan kartuku? Tidakkah ini sangat lucu?"
"Sebenarnya aku yang lucu atau kamu yang biadab?" Frans Tsu mengertakkan giginya, tidak berniat untuk bertengkar dengan dia lagi, dia menoleh ke Noah Tsu: "Ayah, aku membekukan kartu Gwendolyn karena aku tidak memiliki cara lain, ini hanya sementara, kamu tidak perlu khawatir, aku akan memberikan uang sehari-harinya, aku juga akan memberikan dividen dari perusahaan, tetapi tidak sekarang, tunggu dia sadar, sudah melepaskan dendamnya, aku akan mengembalikan semua uangnya, agar dia tidak berbuat kejahatan dengan uangnya yang banyak."
"Kamu......kamu keterlaluan! Itu adalah uangku, ayah yang memberikannya kepadaku!" Gwendolyn Tsu berteriak dengan marah.
"Aku sudah bilang, tunggu suatu hari kamu sadar, tidak akan mencelakai Liam lagi, baru aku akan mengembalikan uangmu."
"Frans Tsu." Nyonya Tsu mengerutkan keningnya: "Kamu terus berkata Gwendolyn mencelakai Liam, kenapa Gwendolyn ingin mencelakai dia? Liam tidak menghalangi jalan dia."
Frans Tsu tertawa dingin, menatap Gwendolyn Tsu: "Itu harus ditanyakan kepada Gwendolyn sendiri."
Nyonya Tsu menatap Gwendolyn Tsu, dan bertanya: "Gwendolyn, apakah kamu tahu maksud dia?"
"Bagaimana mungkin aku tahu maksud dia?" dengan marah Gwendolyn Tsu membuang mukanya.
Nyonya Tsu kembali menatap Frans Tsu, Frans Tsu berkata dengan tenang: "Ayah, ibu, aku hari akan akan mengatakannya kepada kalian, Liam dan Natasia adalah anak kandung Clarissa Yuan dan Julius Yi."
Melihat orang tuanya tertegun, raut wajah yang terkejut, Frans Tsu kembali melanjutkan: "Aku juga akhir-akhir ini baru mengetahuinya, waktu itu ketika Clarissa Yuan selesai melahirkan, anak itu diam-diam dijual oleh ibunya kepadaku, lalu membohongi dia jika anaknya sudah meninggal. Rahasia ini diungkapkan oleh ibunya Clarissa Yuan ketika kalian memaksa Julius Yi menikah dengan Gwendolyn Tsu."
"Apa yang kamu katakan? Liam dan Natasia dilahirkan oleh Clarissa Yuan?" setelah beberapa saat, baru Nyonya Tsu bertanya.
Frans Tsu menganggukkan kepalanya: "Betul sekali, ini adalah alasan kenapa Gwendolyn Tsu terus ingin mencelakai Liam sampai mati."
"Gwendolyn, apakah benar?" Nyonya Tsu menatap Gwendolyn Tsu.
Gwendolyn Tsu dengan marah melototi Frans Tsu, lalu dia akhirnya mengaku: "Betul sekali, aku ingin sekali membuat kedua anak tersebut mati, tidak ada mereka, Julius Yi tidak akan dengan tegas ingin bercerai denganku, apakah tidak boleh?"
"Bagus, akhinrya kamu mengakuinya, baguslah kamu mengakuinya." kata Frans Tsu sambil menganggukkan kepalanya, lalu menatap Noah Tsu: "Ayah, kondisi Liam baru saja membaik, hari ini dia diracuni lalu dilarikan ke UGD, sampai sekarang masih belum sadar. Mungkin kalian tidak akan bersimpati kepada Liam, tetapi tolong kalian bersimpati kepada Gwendolyn, kaki dia sudah lumpuh, jangan sampai dia dipenjara karena melakukan pembunuhan."
Frans Tsu terdiam sebentar, lalu kembali melanjutkan: "Aku membekukan kartu dia untuk mencegah dia menyewa pembunuh bayaran dimana-mana, kalian tenang saja, walaupun kartu dia telah dibekukan, dia tidak akan mati kelaparan."
Melihat orang tuanya yang tidak berkutik, Frans Tsu berkata: "Aku akan kembali, kalian bujuklah Gwendolyn."
Lalu Frans Tsu membalikkan badan dan berjalan menuju pintu.
Begitu Frans Tsu pergi, Gwendolyn Tsu mulai menangis: "Aku tidak bermaksud untuk mencelakai Liam, aku hanya ingin mempertahankan pernikahanku."
"Bagaimanapun juga, tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar hukum." dengan datar Noah Tsu berkata: "Gwendolyn, mempertahankan pernikahanmu tidak salah, tetapi kamu harus melakukannya dengan benar, lihatlah ayahmu ini, hal-hal buruk apa yang belum pernah kulakukan? Tetapi hal buruk yang kulakukan tidak pernah melanggar hukum, kali ini Frans Tsu melakukannya dengan benar."
"Ayah......." Gwendolyn Tsu tidak menyangka dia akan berkata seperti itu, dia semakin terlihat menyedihkan.
Walaupun Nyonya Tsu tidak mendukung tindakan Gwendolyn Tsu, tetapi ketika melihat dia sedih seperti ini, dia mengasihaninya, dia menatap Noah Tsu dan berkata: "Kamu jangan memarahi Gwendolyn lagi, sekarang dia sudah terlihat menyedihkan."
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyMenunggumu Kembali
NovanCinta Yang Terlarang
MinnieGet Back To You
LexyThe Sixth Sense
AlexanderCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyIstri Yang Sombong
JessicaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)