The True Identity of My Hubby - Bab 256 Liam 2

Ketika Gwendolyn Tsu mendengar Liam sudah siuman, dia mulai merasa gelisah.

Sebelum Liam siuman, dia masih bisa bersikeras menyangkal bukan dia yang mendorong Liam ke bawah, tapi sekarang Liam sudah siuman. Tidak tahu apakah Liam mengingat apa yang terjadi sebelum dia jatuh dari tangga. Jika Liam mengatakan yang sebenarnya, maka tidak hanya anggota Keluarga Yi yang akan membencinya, bahkan keluarganya juga akan kecewa kepadanya.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya dia mengeluarkan ponsel khusus yang dia gunakan untuk berhubungan dengan Andi lalu dia menghubungi nomor Andi.

Andi yang berada di balik telepon tidak tahu sedang dugem di mana. Musik yang terdengar dari balik telepon sangat memekakkan telinga, jadi secara naluriah Gwendolyn Tsu mengerutkan keningnya, dan menjauhkan telepon dari teliganya.

Suara musik yang memekakkan telinga perlahan-lahan menjauh, mungkin Andi sudah pergi ke kamar mandi, sambil tersenyum dia bertanya: "Nona Tsu, ada perintah apa?"

“Apakah saat ini kamu leluasa untuk berbicara?” tanya Gwendolyn Tsu .

"Leluasa, silahkan katakan."

“Aku ingin kamu pergi ke rumah sakit untuk menangani sesuatu.” Gwendolyn Tsu berhenti sejenak, lalu dia melanjutkan berkata: “Seorang anak kecil.”

"Apa yang harus aku lakukan kepadanya?"

"Terserah apa pun caranya, yang penting dia harus mati."

"Mati...?" Andi terkejut, lalu dia merendahkan suaranya dan berkata: "Kakak, apakah kamu benar-benar menganggapku sebagai dewa? Di rumah sakit penuh dengan dokter di mana-mana, dan penuh dengan kamera dimana-mana, kamu menyuruhku masuk untuk membunuh?" Aku takut belum sempat keluar dari rumah sakit aku sudah ditangkap dan dipenjarakan lalu menunggu untuk ditembak mati.

"Bukankah beberapa kali sebelumnya kamu tidak pernah ketahuan?"

"Itu berbeda, rumah sakit adalah tempat umum."

"Aku tidak peduli, kamu harus memikirkan cara untuk menghabisinya."

"Kakak, kali ini aku benar-benar tidak bisa membantumu, bagaimana kalau kamu ajari aku."

“Apakah masih perlu aku ajari?” jemari Gwendolyn Tsu menyisir rambutnya yang panjang dengan jengkel. “Lusa ini ketika Liam dipindahkan dari unit perawatan intensif, saat orang-orang sedang tidak memperhatikan kamu bisa menambahkan obat yang beracun di selang infusnya, atau langsung mencekiknya, intinya, tidak boleh membiarkannya hidup. "

Gwendolyn Tsu benar-benar sudah gila, dia mengatakan semua ide yang pernah dilihatnya di film.

Andi yang berada di balik telepon berkata dengan suara serak: "Kakak, membunuh orang harus membayar dengan nyawa."

Gwendolyn Tsu berkata dengan marah: "Siapa yang bisa mengenalimu kalau kamu memakai jubah putih dan memakai masker? Kalau kamu tidak berani cari orang yang berani dan cekatan. Berikan uang muka dua miliyar rupiah kepadanya, setelah berhasil berapa pun yang dia minta akan aku berikan. "

“Benarkah?” Begitu Andi mendengar uang, dia langsung tersenyum.

"Kapan aku pernah berbohong kepadamu?"

"Tapi Nona Tsu , hutang dua miliyar rupiah yang sebelumnya masih belum kamu bayar."

“Tenang saja, aku pasti akan memberikannya kepadamu.” Gwendolyn Tsu bukan orang bodoh. Kalau dia memberikan semua uang itu kepadanya. Andi akan mengambil uang itu dan pergi. Kelak siapa lagi yang bisa dia mintai tolong?

"Baiklah, nanti kirimkan nomor kamar dan namanya kepadaku, aku akan berusaha membantumu menghabisinya."

“Baik, nanti aku akan menghubungimu lagi.” selesai berbicara Gwendolyn Tsu langsung menutup telepon, matanya memancarkan aura yang dingin.

Clarissa Yuan ingin membuatnya bercerai? Lalu mereka sekeluarga hidup dengan bahagia? Dia tidak akan pernah membiarkan keinginan Clarissa terkabul!

****

Tiga hari kemudian, Liam akhirnya dipindahkan dari unit perawatan intensif.

Nyonya Tua bertanya kepada Julius Yi dengan penuh pengharapan, "Julius, apakah sekarang aku bisa melihat buah hatiku ?"

Julius Yi dan Clarissa Yuan saling bertatapan, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Dokter bilang boleh, hanya saja aku tidak tahu Liam bersedia bermain dengan nenek atau tidak."

"Mana mungkin dia tidak bersedia, aku adalah nenek buyutnya."

"Ini sulit untuk dikatakan, bagaimanapun juga saat ini Liam belum sepenuhnya pulih."

“Bagaimana kalau begini, aku akan diam-diam mengikuti kalian masuk, dan diam-diam berdiri di sudut ruangan, seperti ini tidak akan menakuti Liam lagi kan?” Nyonya Tua menganggukkan kepalanya, “Hmm, aku rasa cara ini boleh, ayo, kita lakukan seperti ini saja. "

Clarissa Yuan tersenyum dan berkata: "Nenek, tidak perlu diam-diam, kita lihat dulu reaksi Liam, setelah itu baru kita putuskan apakah kita akan memperkenalkan nenek kepadanya atau tidak."

"Boleh juga."

Ketika Julius Yi dan Clarissa Yuan masuk ke kamar pasien, Frans Tsu sedang bermain dengan Liam, dan Liam sedang tersenyum dan terlihat sangat bahagia. Begitu melihat mereka masuk, Liam langsung tersenyum dan berkata, "Paman Julius dan Bibi Clarissa sudah datang."

“Kalau begitu biar Paman Julius dan Bibi Clarissa menemanimu di sini, Ayah pergi bekerja dulu, ok?” tanya Frans Tsu .

“Baik.” Liam mengangguk dengan patuh.

Frans Tsu berdiri dari kursi lalu dia berkata kepada Clarissa Yuan dan Julius Yi : "Kalian temani Liam di sini, aku pergi dulu."

Clarissa Yuan mengangguk, Frans Tsu langsung berbalik dan pergi meninggalkan kamar pasien.

Hari ini Liam terlihat jauh lebih baik dan suaranya sudah lebih jernih, tetapi karena cederanya serius, tubuh bagian kirinya masih tidak terlalu fleksibel.

"Liam, bagaimana keadaanmu? Apakah masih sakit?" Clarissa Yuan mengenggam tangan kecilnya.

Liam menggelengkan kepalanya, "Tidak sakit lagi. Ayah bilang Liam adalah laki-laki sejati, jadi tidak boleh selalu menangis kesakitan."

"Hmm, Liam adalah laki-laki sejati."

“Paman Julius , Bibi Clarissa , dia siapa?” Mata Liam tertuju ke arah Nyonya Tua yang berdiri di belakang mereka.

Sejak masuk Nyonya Tua terus tersenyum kepadanya, hal ini membuatnya merasa bingung.

Julius Yi menoleh untuk melihat Nyonya Tua sebentar lalu dia tersenyum dan berkata: "Dia adalah nenek Paman Julius, seharusnya Liam memanggilnya nenek buyut."

“Iya, benar, aku adalah nenek buyutmu.” Nyonya Tua tersenyum sambil menunjuk dirinya.

“Nenek buyut ,” Liam memanggilnya dengan patuh.

Panggilan 'Nenek buyut ' ini langsung membuat Nyonya Tua berbunga-bunga dan meneteskan air mata bahagia, bagaimana pun dia adalah keturunan Keluarga Yi.

****

Frans Tsu tidak ingin pergi meninggalkan Liam, tetapi anggota keluarga Yi datang. Terus tinggal di sana membuatnya merasa canggung oleh karena itu dia memilih untuk pergi.

Saat menunggu lift, dia tiba-tiba mendapatkan telepon dari Nyonya Tsu yang mengatakan dia sudah tiba di rumah sakit, dan menayakan nomor kamar Liam kepadanya.

Frans Tsu tertegun sejenak, lalu secara naluriah dia bertanya , "Ibu, buat apa kamu datang ke sini?"

“Tentu saja aku datang untuk melihat keadaan Liam, apakah kamu masih perlu bertanya?” Nyonya Tsu merasa bingung.

"Tapi sekarang ..." Frans Tsu ingin mengatakan sekarang bukan saat yang tepat dan menyuruhnya tidak usah datang, tapi begitu dia berpikir Nyonya Tsu adalah nenek Liam , dan dia datang menemui cucunya adalah hal yang sangat wajar , terlebih dia masih belum mengetahui hubungan Liam dan Keluarga Yi. Kalau menyuruh ibunya pulang begitu saja, akan terasa sedikit aneh.

Frans memberi tahukan nomor kamar Liam, lalu dia berdiri di lift dan menunggu ibunya.

Tak lama Nyonya Tsu langsung tiba, dan ada Gwendolyn Tsu yang ikut dengannya.

Melihat Gwendolyn Tsu, raut wajah Frans Tsu langsung berubah: "Gwendolyn, untuk apa kamu datang kesini?"

“Liam sudah siuman, bukankah sudah seharusnya aku datang menjenguknya?” Kata Gwendolyn Tsu .

Melihat raut wajah Frans Tsu, Nyonya Tsu langsung berkata dengan tidak senang: "Frans Tsu , ada apa denganmu? Barusan kamu bertanya kepadaku buat apa aku datang kesini, sekarang kamu bertanya kepada Gwendolyn buat apa dia datang kesini, meskipun Liam bukan cucu kandung Keluarga Tsu, tapi dia dibesarkan oleh Keluarga Tsu. Bukankah wajar bagi kami untuk datang melihat keadaannya? "

“Ibu, kalau kamu datang melihatnya adalah hal yang wajar, tapi kalau Gwendolyn datang melihatnya bukan hal yang wajar.” Frans Tsu masih terlihat tidak senang.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Gwendolyn datang melihat Liam karena bermaksud baik."

"Dia bermaksud baik? Dia yang mendorong Liam ke bawah." Frans Tsu menatap Gwendolyn Tsu, dia benar-benar khawatir adiknya mendekati Liam lagi.

“Gwendolyn sudah mengatakan bukan dia yang melakukannya, kenapa kamu masih bersikeras mengatakan dia yang melakukannya?” Nyonya Tsu sedikit naik pitam, dan dia berkata dengan tidak senang: “Lagian, apakah Gwendolyn yang mendorongnya atau bukan, nanti setelah kita tanyakan kepada Liam bukankah semuanya akan jelas? "

Begitu mendengar ibunya akan bertanya mengenai cedera Liam, Frans Tsu bergegas menghentikannya dan berkata: "Ibu, dokter bilang sebaiknya jangan membahas hal-hal yang mengguncang dengan Liam, jadi untuk saat ini sebaiknya ibu jangan menanyakan hal ini kepadanya."

“Satu hari Liam tidak mengatakan kebenarannya, kamu tidak memaafkan Gwendolyn satu hari, lebih baik menanyakannya dengan jelas di depan semua orang,” kata Nyonya Tsu .

"Gwendolyn mengakuinya sendiri."

“Bukankah Gwendolyn selalu menyangkalnya?” balas Nyonya Tsu.

Frans Tsu menatap Gwendolyn Tsu yang dari tadi terus diam, sesaat dia tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Gwendolyn Tsu berpura-pura sedih dan berkata: "Kakak, aku hanya ingin pergi menemui Liam, bisakah kamu jangan bersikap seperti ini?"

Meskipun Frans Tsu tidak ingin dia pergi menemui Liam, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa di hadapan Nyonya Tsu, oleh karena itu dia hanya bisa mengatakan: "Baik, aku akan menemani kalian kesana.

Nyonya Tsu berkata dengan tidak senang: "Frans Tsu, kamu ini sedang tidak mempercayai adikmu?"

“Aku seratus persen tidak mempercayainya.” kata Frans Tsu sambil menatap Gwendolyn Tsu sebentar, lalu dia berbalik dan berjalan ke arah kamar pasien.

Setibanya di kamar pasien Liam , Nyonya Tsu melihat keluarga Yi yang berada di dalam, lalu dia menoleh dan menatap Frans Tsu dengan bingung: "Kenapa mereka bisa ada di sini?"

Frans Tsu menatap Julius Yi, lalu dia menatap Liam , sesaat dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semua ini kepada ibunya. Tadi saat dia membawa mereka kemari, dia terus memikirkan masalah ini dan bagaimana menjelaskan situasi ini kepada ibunya.

Ketika Nyonya Tua mendengarnya mengajukan pertanyaan ini, dia langsung menatapnya dengan tidak senang, "Kami? Tentu saja kami..."

“Nenek.” Clarissa Yuan bergegas menghentikan Nyonya Tua.

Nyonya Tua langsung mengerti, dan langsung menyadari sikapnya yang gegabah.

Masalahnya belakangan ini hubungan kedua keluarga ini sangat tegang, oleh karena itu begitu melihat Nyonya Tsu dan Gwendolyn Tsu dia langsung menggeretakkan giginya.

Frans Tsu berkata, "Tidak peduli siapa pun, orang-orang yang datang ke sini adalah orang-orang yang ingin Liam cepat sembuh, ibu, setelah kamu melihat keadaan Liam segeralah pulang. Tidak boleh ada terlalu banyak orang di kamar pasien."

Nyonya Tsu merasa kesal, atas dasar apa keluarga Yi boleh berkumpul di sini, dan dia tidak boleh tinggal berlama-lama disini? Dia memelototi putranya dengan marah, setelah itu dia mendekati Liam yang berada di atas tempat tidur.

Sejak Liam melihat Gwendolyn Tsu, wajah mungilnya penuh dengan ketakutan, dia bahkan tidak berani melihat Gwendolyn Tsu lagi, dan tubuh kecil sedikit demi sedikit bersandar ke sisi tuubuh Clarissa Yuan.

Clarissa Yuan merasakan kepanikannya, oleh karena itu dia mengenggam erat tangan kecilnya, dan tangannya yang satu lagi menepuk punggung tangan Liam untuk menenangkannya.

Nyonya Tsu menatap Liam, lalu dia mengambil tangan kecilnya dari telapak tangan Clarissa Yuan, dan berkata, "Liam, nenek datang menjengukmu, apakah Liam merindukan nenek?"

Liam mengangguk kepadanya, "Liam merindukan nenek."

“Kenapa Liam tidak tersenyum saat melihat nenek? Apakah Liam sedang tidak enak badan?” Nyonya Tsu menatapnya dengan serius.

Liam membuka sudut mulutnya dan tersenyum kepadanya.

“Ini baru benar.” Nyonya Tsu tersenyum dengan puas.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu