The True Identity of My Hubby - Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
"Nenek, jangan bicara seperti itu, dan nenek juga tidak perlu mengkhawatirkan kami. Kami punya tangan dan kaki. Kami tidak berani mengatakan kami akan hidup kaya dan mewah, tetapi kami pasti bisa menjalani kehidupan yang berkecukupan." Clarissa Yuan berkata sambil tersenyum
Nenek tiba-tiba meraih tangannya dan berkata dengan bersungguh-sungguh, "Justin memiliki kemampuan untuk menghidupi dirinya sendiri, dan Juwono telah membawa pergi begitu banyak uang jadi dia pasti bisa menjalani kehidupan yang baik, tapi bagaimana dengan Julius ?"
Melihat wajah nenek yang khawatir, Clarissa Yuan akhirnya mengerti apa tujuan nenek memanggilnya kemari.
Dia tersenyum lembut, lalu menepuk punggung tangan nenek dan menghiburnya: "Nenek, aku mengerti maksudmu, nenek tidak perlu khawatir, asalkan aku ada, Julius akan selalu sehat dan bugar seperti sekarang."
"Apakah kamu bersungguh-sungguh?"
"Iya, aku akan menghidupinya, menjaganya, dan selamanya aku tidak akan meninggalkannya."
"Clarissa, terima kasih banyak." mendengar kata-katanya nenek merasa sangat terharu hingga matanya basah. Dia mengengam telapak tangan Clarissa Yuan dan berkata: "Kamu benar-benar gadis yang baik, Julius tidak salah melihat orang ..."
"Nenek ..." Clarissa Yuan tersenyum dan berkata: "Dulu ketika aku terpuruk, Julius tidak meninggalkanku. Sekarang Perusahaan Besar Yi hanya sedang dalam kesulitan. Apa alasanku meninggalkan Julius? Dan juga aku dan Julius benar-benar saling mencintai, dan tidak ada yang bisa memisahkan kami. "
"Baik, setelah mendengar kata-katamu ini akhirnya aku bisa merasa lega." Nenek berkata dengan penuh rasa syukur: "Apakah kamu tahu setelah terjadi masalah pada Perusahaan Besar Yi ,yang paling aku khawatirkan adalah Julius ."
"Julius akan baik-baik saja," Clarissa Yuan berulang kali berjanji.
**
Malam hari, begitu Clarissa Yuan yang sudah selesai mandi keluar dari kamar mandi dia melihat Julius Yi sedang duduk di sofa sambil termenung menatap cincin giok yang berada di telapak tangannya, di atas meja ada kotak kecil yang diberikan nenek kepadanya.
Clarissa Yuan ragu-ragu sejenak, setelah itu dia berjalan menghampirinya dan duduk di sampingnya: "Ada apa, tidak merelakan perhiasan-perhiasan ini?"
Julius Yi mengambil nafas dengan sedih dan berkata, "Cincin ini diberikan oleh kakek kepada nenek ketika dia berulang tahun yang ke 60."
Clarissa Yuan mengambil cincin itu dari tangannya lalu mengamatinya dengan hati-hati. Dia tidak mengerti soal giok dan seberapa mahal nilainya, tetapi dia tahu cincin ini sangat berarti bagi nenek, kalau tidak Julius tidak akan sesedih ini.
Clarissa bangkit dari sofa, dia berjalan ke meja rias dan mengeluarkan kalung berlian dari laci, setelah itu dia menyerahkannya kepada Julius Yi: "Kalau begitu simpan cincin ini untuk nenek dan ganti dengan kalung berlian ini."
Julius Yi melihat kalung berlian di tangan Clarissa lalu dia menatapnya.
Clarissa Yuan kembali berkata: "Dulu kalung ini dibelikan oleh nenek saat dia membawaku dan Yuliana ke toko perhiasan. Lagi pula, biasanya aku tidak pernah memakainya, sekalian di jual saja."
"Kamu tidak punya perhiasan sama sekali, lebih baik simpan untuk kamu pakai."
“Tidak perlu, aku benar-benar tidak perlu menyimpannya.” Clarissa Yuan tersenyum dan mengangkat jari manisnya ke arah Julius: “Hanya ini yang paling berarti bagiku, jika kamu menginginkan cincin ini aku tidak akan memberikannya kepadamu. "
Julius Yi menatapnya, lalu dia menjulurkan tangannya dan menarik Clarissa ke dalam pelukannya, setelah itu dia berbisik di telinganya: "Percayalah kepadaku, aku pasti akan menghasilkan banyak uang dan membelikan perhiasan yang lebih indah untukmu."
"Percaya diri sekali?"
"Tentu saja, palingan aku akan pergi ke luar negeri dan membangun bisnis dari awal. Suamimu masih memiliki kemampuan dan otak, kamu tidak perlu khawatir."
"Aku sangat senang kamu bisa berpikir seperti itu," Clarissa Yuan tersenyum dan berkata: "Mengenai perhiasan, lupakan saja, bagiku itu tidak ada artinya."
Clarissa Yuan melepaskan diri dari pelukannya lalu dia menatapnya dan berkata, "Yang aku khawatirkan adalah kamu sudah terbiasa dengan kehidupan yang mewah, setelah kehilangan Perusahaan Besar Yi, kamu juga akan kehilangan arah hidup, tapi kelihatannya kamu tidak serapuh bayanganku, dan ini sudah cukup bagiku. "
“Lihat, kamu selalu tidak percaya kepadaku.” Julius Yi pura-pura tidak senang: “Dulu ketika aku mengatakan aku bisa menjalani kehidupan yang miskin, kamu pasti diam-diam menertawakanku kan?”
"Tidak, sama sekali tidak."
“Kamu masih bilang tidak!” Julius Yi berbalik dan langsung menindihnya di atas sofa. Clarissa Yuan tersenyum sambil memberontak : “Sekarang aku sudah percaya . Aku sepenuhnya percaya kepadamu, cepat lepaskan aku!”
“Harum sekali, aku tidak bisa melepaskanmu lagi, apa yang harus aku lakukan?” Julius Yi membenamkan wajah tampannya di leher Clarissa.
Hidungnya penuh dengan aroma tubuh Clarissa yang harum sehabis mandi, tubuhnya langsung menginginkannya.
Clarissa Yuan mendorongnya menjauh dari tubuhnya, lalu dia bangkit dan duduk di sofa, setelah dia merapikan pakaiannya yang dibuat berantakan oleh Julius, dia tersenyum dan berkata: "Jangan bercanda lagi, masih ada hal penting yang perlu aku lakukan."
“Apa yang lebih penting dari pada hal ini?” dengan enggan Julius Yi ikut bangkit dan duduk di atas sofa.
Apakah dia tidak tahu hal baik yang tiba-tiba dihentikan, merupakan hal yang sangat menyakitkan?
“Apakah kamu berencana meletakkan begitu saja semua benda berharga ini disini ?” Clarissa Yuan mulai membereskan perhiasan yang berada di atas meja, dan meletakkan semuanya kembali kedalam kotak kecil, setelah itu dia bertanya kepada Julius Yi : “Apa yang akan kamu lakukan dengan semua perhiasan ini?”
"Apa lagi yang bisa aku lakukan? Menjual semuanya kepada temanku yang berbisnis perhiasan," kata Julius Yi .
Clarissa Yuan memikirkannya sebentar, setelah itu dia menatapnya dan berkata, "Kamu sangat sibuk, biar aku yang menangani hal ini. Aku masih bisa tawar-menawar dengannya."
“Oke.” Julius Yi mengangguk.
Menjual perhiasan memang lebih cocok dilakukan oleh wanita, dia benar-benar sedikit malu pergi kesana.
Melihat Clarissa Yuan menyimpan perhiasan-perhiasan itu di dalam lemari, Julius Yi akhirnya tidak bisa menahan diri dan berjalan menghampirinya, setelah itu dia memeluknya dari belakang, dan menggigit telinganya, "Apakah sekarang semuanya sudah beres?"
Clarissa Yuan merasa sangat geli di gigit olehnya, dia terkekeh dan berusaha menghindarinya, tetapi Julius malah mencondongkan tubuhnya dan menahannya di atas tempat tidur. Meskipun masih ada sesuatu yang hebat yang perlu dilakukan, dia tidak akan melepaskannya lagi.
Clarissa Yuan akhirnya berhenti memberontak, dengan antusias dia membalas ciumannya yang penuh gairah.
***
Dalam rapat umum pemegang saham, hampir semua pemegang saham hadir, begitu Julius Yi memasuki ruangan rapat, orang-orang langsung berkumpul dan menanyakan kesehatan Carter Yi .
Julius Yi melirik enam atau tujuh pemegang saham yang hadir. Tentu saja dia tahu orang-orang ini tidak benar-benar peduli dengan kesehatan ayahnya, mereka hanya ingin tahu berapa lama dia bisa bertahan hidup dan berapa lama perusahaan bisa bertahan.
Julius Yi tidak panik, sebaliknya dia menghadapi "kepedulian" semua orang sambil tersenyum.
Seorang pemegang saham kecil yang berusia 60-an bertanya, "Justin, sebelumnya kamu memutuskan untuk membeli tanah di Xili, tetapi sekarang kamu mengatakan pemerintah melarang melakukan pengembangan di kawasan itu, kalau begitu bukankah itu berarti tanah itu akan sia-sia? "
Clarissa Yuan diam-diam menatap Julius Yi , dia benar-benar khawatir Julius Yi akan ditelan hidup-hidup oleh para pemegang saham kecil ini.
Clarissa tidak pernah setuju mereka mengadakan rapat umum pemegang saham ini, tetapi Julius terlihat tidak khawatir sama sekali.
Meskipun saat ini Julius Yi sangat tidak percaya diri, tetapi dari luar dia terlihat sangat tenang, dia memberikan jawaban dengan bersungguh-sungguh: "Paman Feng, meskipun pemerintah melarang melakukan pengembangan di Xili, tapi bagaimana spesifiknya masih harus dibicarakan, tolong anda jangan terlalu khawatir. "
“Bagaimana mungkin aku tidak khawatir, ini adalah harapan terakhir Perusahaan Besar Yi.” Paman Feng menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.
"Paman Feng, kita semua berharap Perusahaan Besar Yi bisa kembali stabil sesegera mungkin, tetapi kami juga tidak berdaya karena selalu bertemu dengan orang jahat yang diam-diam menyiasati kami, aku berharap semuanya bisa bersatu dan bersama-sama menghadapi rintangan ini."
Begitu Julius Yi selesai berbicara, dari depan pintu ruang rapat terdengar suara sindiran: "Jelas-jelas kamu sendiri yang tidak memimpin perusahaan dengan baik, dan mengakibatkan semua orang ikut dirugikan, tetapi kamu masih melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Di dunia ini mana ada begitu banyak penjahat? Kenapa perusahaan lain tidak bertemu dengan penjahat itu? "
Dengan ditemani oleh beberapa asisten Noah Tsu melangkah masuk ke dalam ruang rapat, dan dia langsung berjalan menuju podium.
Suasana di ruang rapat langsung hening, mata semua orang tertuju ke arah para pendatang yang baru saja masuk.
Noah Tsu berjalan menghampiri Julius Yi lalu berdiri di sampingnya. Dia tersenyum dan melambai kepada semua orang: "Halo semuanya, saya adalah Noah Tsu. Saya yakin anda semua pasti sudah mengenal saya."
Julius Yi mengerutkan kening dan menatapnya dengan dingin: "Untuk apa kamu datang ke sini?"
“Hari ini adalah rapat pemegang saham Perusahaan Besar Yi , aku adalah pemegang saham terbesar kedua Perusahaan Besar Yi . Menurutmu untuk apa aku datang ke sini?” Noah Tsu tersenyum kepadanya: ”Diam-diam mengadakan rapat pemegang saham di belakang pemegang saham terbesar kedua, menurut General Manager Yi apakah hal ini pantas? "
Raut wajah Julius Yi berubah menjadi semakin dingin tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Noah Tsu juga tidak berencana menunggunya berbicara, dia berbalik dan berbicara kepada semua orang yang hadir di ruang rapat: "Para hadirin sekalian, sebagai pemegang saham 17%, apakah saya memiliki hak bersuara?"
Para pemegang saham saling memandang satu sama lain, tapi tidak ada yang berbicara.
Noah Tsu melanjutkan berbicara: "Perusahaan Besar Yi bisa berada dalam situasi sekarang ini, semuanya merupakan tanggung jawab ayah dan anak dari Keluarga Yi. Pertama-tama, Juwono Yi menggelapkan uang perusahaan dan meminjamkannya kepada orang lain dengan bunga tinggi . Setelah itu Justin menandatangani tanah Xili tanpa pergi sendiri ke Xili untuk melakukan inspeksi, dan proyek Waterfront Park sebelumnya juga memiliki masalah dan mash banyak masalah yang lain, hal ini sudah cukup membuktikan Yi bersaudara tidak cocok untuk menduduki jabatan eksekutif di Perusahaan Besar Yi. Sekarang Direktur Yi sedang sakit keras dan berbaring di atas tempat tidur, setelah menimbulkan masalah Juwono Yi mengundurkan diri secara sukarela. Sekarang bukankah Justin juga harus bertanggung jawab dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai General Manager? "
"Benar, kamu harus meninggalkan jabatanmu." Seorang pemegang saham kecil berdiri dari kursi dan berkata, "Yi bersaudara sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengelola perusahaan, tapi Direktur Yi bersikeras mengangkat mereka menduduki jabatan eksekutif."
"Aku juga merasa ini saatnya untuk mengganti staf manajemen. Lagi pula, saat ini Perusahaan Besar Yi sudah tidak dapat bertahan lagi." Setelah hening beberapa saat, pemegang saham kecil yang satu lagi ikut menimpali.
“General Manager Yi, menurutmu bagaimana?” Noah Tsu menoleh ke arah Julius Yi .
Julius Yi menatap semua orang, setelah beberapa saat dia berkata: "Kalau begitu menurut kalian siapa yang memiliki kemampuan untuk menduduki posisi ini? Apakah dia?"
Dia menunjuk Noah Tsu dan berkata dengan acuh tak acuh: "Perusahaan Besar Yi bisa menjadi seperti sekarang ini, semuanya karena tipu dayanya. Apakah anda semua bisa tenang memberikan perusahaan kepadanya?"
Semua orang diam.
Noah Tsu tersenyum: "Sekarang perusahaan sudah tidak memiliki jalan keluar lagi. Dikarenakan sekarang masih ada yang bersedia membeli Perusahaan Besar Yi aku sarankan lebih baik kita menjual perusahaan ini, dengan begitu setidaknya semuanya masih bisa mendapatkan uang pensiun, jika terus menghabiskan waktu seperti ini, tidak sampai satu bulan harga saham perusahaan akan anjlok dan perusahaan akan secara resmi menyatakan kebangkrutan. "
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMr. Ceo's Woman
Rebecca WangDewa Perang Greget
Budi MaMy Tough Bodyguard
Crystal SongPergilah Suamiku
DanisMy Secret Love
Fang FangThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)