The True Identity of My Hubby - Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
“Kamu seorang brengsek tua yang tidak bisa mati!” Justin Yi sangat marah menyerbu kesana, mengangkat kepalan tangan lalu mau menonjok keatas wajah dia.
Noah Tsu sejak awal sudah kepikiran dia akan bergairah menggerakkan tangan, dengan cepat menghindar kesamping, melihat Justin Yi dengan wajah yang mengejek berkata: “orang muda, kepalan tangan adalah tidak bisa menyelesaikan masalah.”
Justin Yi yang sangat marah ingin memberikan kepalan tangan kedua, Clarissa Yuan segera menyerbu kesana menarik dia, buru-buru berkata: “Justin, kamu jangan gairah duluan, kita duduk berpikir cara yang baik-baik.”
“Berlawan orang semacam ini aku tidak bisa tidak bergairah!” Justin Yi dengan marah berteriak.
“Disini adalah rumah sakit.” Clarissa Yuan menghibur berkata: “kamu memukul melukai dia, hanya bisa membuat dia lebih ada alasan melawan kamu, jangan sampai kamu juga masuk......”
Perkataan dia benar-benar membuat Justin Yi tenang sangat banyak.
Iya, jika sampai dia sudah masuk, dalam rumah sudah sisa Clarissa Yuan dan nyonya tua, dalam rumah bagaimana? Perusahaan bagaimana?
Dia menarik nafas yang dalam, dengan berusaha menekan api kemarahan didalam hati, melototi Noah Tsu dengan dingin berkata: “marga Tsu, kamu ingin membiarkan Julius menikahi Gwendolyn Tsu? Berpikir juga jangan berpikir, Julius adalah tidak akan menikahi wanita gila berhati busuk semacam ini!”
“Wanita gila berhati busuk? Adalah bilang Gwendolyn rumah aku?” Noah Tsu ketawa: “waktu itu adalah siapa merebut mau menikahi dia, bahkan sampai karena dia saling melawan, bukannya adalah kakak beradik laki-laki keluarga Yi kalian?”
“Kamu mengira aku bersedia menikahi putri kepada seorang buta? Aku tidak bersedia, tetapi kemarahan didalam hati Gwendolyn rumah aku tidak bisa mengeluarkan, dalam hati tidak bisa stabil, harus menikah kepada Julius Yi yang cacat itu baru bisa, aku ada cara apa? Hanya bisa membantu dia mewujudkan harapan ini.”
Clarissa Yuan tidak habis berpikir memandang dia: “Julius sama sekali tidak mencintai dia, pernikahan yang kamu memaksa dengan cara seperti ini apakah bisa bahagia? Apa tidak takut putri sendiri terluka?”
Dia benar-benar tidak mengerti, Gwendolyn Tsu sudah gila, jangan-jangan ayah dia ini juga sudah ikut gila?
“Ada aku, Julius Yi tidak berani melukai dia.” Noah Tsu sepenuh wajah yang percaya diri selesai berkata, dengan pelan menghela nafas: “sudahlah, aku juga tidak ingin membuang waktu lagi dengan kalian omong kosong disini, sebenarnya adalah ingin membiarkan Julius Yi masuk penjara lima tahun keatas, atau membiarkan dia menikahi Gwendolyn, kalian berpikir sendiri saja.”
“Tidak perlu bertanya lagi, Julius adalah tidak akan setuju menikahi Gwendolyn.” Clarissa Yuan tanpa ekspresi berkata.
Dia mengerti sifat Julius Yi, jangan bilang adalah lima belas tahun, adalah dua puluh tahun Julius Yi juga tidak akan ragu-ragu memilih masuk penjara.
“Bisa menasehati dia tidak, harus bagaimana menasehati dia itu adalah masalah kalian, aku memberikan kalian waktu tiga hari untuk mempertimbangkan, tiga hari kemudian aku baru datang meminta jawaban dengan kalian.” Ekspresi wajah Noah Tsu sedikit dingin dan murung: “waktu itu adalah Julius Yi duluan menayangkan Justin Yi membohongi Gwendolyn, membuat Gwendolyn sedih dan terluka. Dan aku hanya ada seorang putri kesayangan ini, demi dia masalah apapun aku juga bersedia melakukan, jika cara ini tidak bisa, jika begitu aku masih ada cara lain, pokoknya Julius Yi harus memberi sebuah pertanggung jawaban kepada putri aku!”
Selesai bicara, Noah Tsu meninggalkan orang-orang yang sangat marah, membalikkan badan berjalan masuk dalam teras.
Noah Tsu sekali jalan, nyonya tua langsung khawatir bertanya: “Justin, ini harus bagaimana? Kamu harus mencari cara menolong Julius.”
“Nenek, kamu jangan khawatir dulu, aku akan mencari cara baik-baik.” Justin Yi meskipun juga tidak tahu harus bagaimana, tetapi melihat nyonya tua Yi begini khawatir, juga hanya bisa menghibur begini.
“Clarissa......” nyonya tua membalikkan badan kearah Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan saat ini juga adalah tidak tahu harus bagaimana, dia dengan pelan menghirup udara sebentar, maju kedepan menarik telapak tangan nyonya tua berkata: “nenek, Justin bilang benar, kamu jangan khawatir dulu, bagaimanapun juga jangan merusak kesehatan.”
“Aku takut si tua Noah Tsu itu benar-benar memasukkan Julius kedalam penjara.”
“Bukannya bilang akan memberi kita waktu tiga hari, kita berpikir cara lagi.” Clarissa Yuan berdiri berkata terhadap Justin Yi: “Justin, kamu mengantar nenek pulang dulu saja.”
“Kamu bagaimana?” Justin Yi dengan khawatir memandang dia.
“Aku? Aku tentu saja adalah kembali ruang pasien menemani Julius, kita bersama-sama pergi begini lama, Julius kira-kira sudah mulai mencari orang.” Dia ketawa-ketawa, berkata terhadap Justin Yi: “kamu tidak perlu khawatir aku, bekerja baik-baik, sekalian berpikir ada cara apa bisa membantu Julius.”
“Masalah Julius aku pasti akan cari cara.” Justin Yi berpikir-pikir, berkata: “kamu jangan bilang masalah ini kepada Julius dulu, agar dia tidak mengikuti cemas dan pengaruh pemulihan.”
“Baik, aku tahu.” Clarissa Yuan mengangguk kepala.
Justin Yi memapah nyonya tua bersiap-siap pergi meninggalkan, nyonya tua berkata satu kata terhadap Clarissa Yuan: “Clarissa, sudah melelahkan kamu.”
Clarissa Yuan tersenyum-senyum, melambaikan tangan sebentar terhadap mereka.
Justin Yi menemani nyonya tua pergi meninggalkan kemudian, Clarissa Yuan malah tidak segera balik ruang pasien, tapi adalah dengan pelan-pelan duduk diatas kursi, dalam hati sangat sedih.
Nona Huang berdiri disamping dia, sangat menyesal hanya bisa mengalir air mata malah satu suara juga tidak berani keluarkan.
Clarissa Tsu dengan pahit ketawa-ketawa, berkata: “nona Huang, waktu itu perusahaan ada masalah aku bisa menemani Julius melewati bersama, menghadapi bersama, tetapi sekarang, aku bisa bagaimana? Selain meninggalkan Julius aku masih ada jalan lain yang bisa pilihkah? Gwendolyn Tsu kali ini sepertinya tidak memberi jalan mundur kepada aku!”
“Maaf, nyonya muda......” nona Huang selain meminta maaf, juga tidak tahu diri sendiri masih bisa berkata apa.
Clarissa Yuan hanya tetap berkata, juga tidak mengharapkan nona Huang bisa membantu dia apa.
Dia diatas teras dengan bengong duduk sebentar, baru berdiri dari atas kursi, sedikit mengatur suasana hati kemudian membalikkan badan berjalan arah ruang pasien.
Clarissa Yuan dan nona Huang kembali keruang pasien, kebetulan melihat Julius Yi turun dari atas kasur, Clarissa Yuan buru-buru menyambut kesana, memapah lengan tangan dia berkata: “Julius, kamu ingin melakukan apa?”
“Aku ingin mencari udara diatas teras.” Julius Yi membalikkan kepala, bertanya: “saudara apa mengobrol begitu lama?”
Clarissa Yuan dan nona Huang saling bertatapan, nona Huang dengan takut ketahuan menundukkan kepala, Clarissa Yuan malah sedikit ketawa berkata: “aku juga tidak terlalu kenal, semuanya adalah nenek sedang mengobrol dengan dia, hanya mengobrol beberapa masalah keluarga.”
Clarissa Yuan memapah Julius Yi berjalan keluar teras, kemudian memapah dia lagi duduk diatas kursi berkata: “Julius, kamu duduk disini dulu sebentar, aku pergi membuat makan siang untuk kamu.”
Julius Yi mengangguk kepala.
Clarissa Yuan kembali dalam ruangan, menepuk-tepuk tangan nona Huang dengan suara pelan menghibur berkata: “nona Huang, kamu juga jangan menyalahkan diri sendiri dan bersedih lagi, pulang duluan saja, disini serahkan kepada aku sudah bisa.”
“Terima kasih nyonya muda.” Nona Huang mengangguk kepala.
Dia merasa diri sendiri juga benar-benar tidak cocok tinggal disini, dia takut diri sendiri tidak ada kualitas psikologis dan keterampilan akting yang sebagus Clarissa Yuan, sebentar langsung dirasakan Julius Yi ada yang berbeda.
Sebenarnya Clarissa Yuan juga tidak sekuat yang nona Huang bayangkan, dia saat melihat senyuman diatas wajah Julius Yi, juga selalu tidak tahan merasa sedih.
Dia tidak tahu Julius Yi masih bisa bersenyum begini puas berapa lama, jika dia benar-benar masuk penjara atau menikahi Gwendolyn Tsu, apakah dia masih bisa bersenyum begini? Mungkin juga tidak bisa lagi!
“Aku mengapa merasa hari ini kamu berubah menjadi diam lagi?” Julius Yi tiba-tiba bertanya.
Clarissa Yuan terkejut sebentar, langsung sedikit ketawa berkata: “mana ada, aku hanya tidak ingin menjadi seorang wanita yang banyak bicara, takut kamu akan merasa kesal。”
“Bagaimana bisa, aku sekarang sudah tidak bisa melihat rupa kamu, tentu saja berharap kamu bisa lebih banyak bicara dengan aku.” Julius Yi berkata.
“Baik, asalkan kamu tidak merasa berisik, aku kelak pasti akan lebih banyak bicara dengan kamu.” Clarissa Yuan selesai bicara, dari samping berpindah sebuah meja kemari, menaruh nasi dan sumpit diatas meja, bergandeng tangan dia sambil memandu dia pergi memegang alat makan diatas meja, sambil berkata: “Julius, meskipun aku merasa menyuapi kamu makan adalah satu hal yang sangat bahagia, tetapi juga tidak boleh terus menyuapi begini, jadi, mulai hari ini kamu harus belajar bisa makan sendiri, sini, ini adalah sumpit.”
Dia memandu tangan kanan dia meletakkan diatas sumpit, kemudian memandu tangan kiri dia lagi memegang kotak nasi diatas meja: “ini adalah kotak nasi yang spesial dibuat, sebelah kanan adalah sayuran hijau, sebelah kiri adalah daging, nasi didepan, dulu kamu makan juga adalah memakai kotak makan seperti ini, seharusnya masih kenal kan?”
Julius Yi ketawa berkata: “tetapi aku dulu adalah bisa kelihatan, jadi bisa makan sampai satu butir nasi juga tidak sisa, sekarang sudah tidak sama.”
“Tidak apa-apa, pelan-pelan terbiasa tentu saja sudah tidak tersisa satu butir nasi.”
“Tetapi aku tetap suka kamu menyuapi aku makan.” Julius Yi berkata, dia suka perasaan dimanjakan dia seperti anak kecil.
“Tetapi juga tidak boleh kelak keluar makan juga membiarkan aku menyuapi kamu makan benar tidak? Orang lain akan ketawa.” Clarissa Yuan berpikir-pikir, tetap tidak tahan berkata: “lagipula kamu seharusnya terbiasa disaat tidak ada aku juga bisa makan dengan baik, bagaimanapun juga aku bukan kapan saja selalu disamping kamu.”
“Jika begitu baiklah, demi kamu aku juga harus belajar baik-baik.” Julius Yi mengambil sumpit mencoba pergi mengambil sayur.
Clarissa Yuan dengan puas ketawa: “ini baru benar.”
Hanya saja dibawah senyuman, hanya ada dia sendiri baru bisa merasakan kepahitan.
Dia ada semacam perasaan, kali ini dia dan Julius Yi adalah sudah benar-benar mau berpisah. Jadi dia harus lebih awal mengajari dia hidup mandiri, meskipun dia kelak adalah melewati hidup didalam penjara, atau hidup bersama Gwendolyn Tsu, semuanya tidak mungkin ada orang seperti dia begini bersabar melayani dia.
Seperti nona besar Gwendolyn Tsu begitu manja, lagipula sekarang sepasang kaki sudah cacat, dibawah kondisi diri sendiri saja tidak bisa menjaga dengan baik, mana bisa menjaga Julius Yi? Sekalipun adalah sepasang kaki dia tidak ada masalah, sesuai sifat dia juga tidak cocok melayani orang.
*****
Selesai makan, diatas teras duduk sebentar, Clarissa Yuan lalu memapah Julius Yi balik kasur tidur siang.
Julius Yi berbaring diatas kasur, berkata terhadap Clarissa Yuan: “Jika badan aku sudah tidak ada masalah besar, lebih baik kita keluar rumah sakit pulang kerumah saja.”
“Sudah ingin keluar rumah sakit?”
“Iya, setiap hari tinggal disini sangat sumpek.”
“Baik, aku nanti bertanya dokter.”
Julius Yi menggeserkan badan kesamping sedikit, dengan kebiasaan menepuk tempat disamping, Clarissa Yuan malah menggelengkan kepala: “aku tidak ngantuk, kamu tidur sendiri saja.”
“Tidak bisa, tidak memeluk kamu aku tidak bisa tidur.” Julius Yi berkata.
“Aku disamping kasur menjaga kamu.”
“Jika begitu juga tidak bisa.”
“Tidak bisa juga harus bisa, dengan patuh tidur sendiri untuk aku.” Clarissa Yuan menarik selimut menutup diatas badan dia, seluruh wajah serius berkata: “jika begitu kelak aku dinas keluar kota bagaimana? Kamu bagaimana? Tidak perlu tidur?”
“Clarissa Yuan, kamu ini adalah sedang bersiap-siap melepaskan diri dari aku bukan?” Julius Yi berpura-pura tidak bahagia.
Clarissa Yuan segera berkata: “mana ada, aku bagaimana bisa berpikir melepaskan diri dari kamu.”
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuDoctor Stranger
Kevin WongHarmless Lie
BaigeCutie Mom
AlexiaYour Ignorance
YayaCantik Terlihat Jelek
SherinBehind The Lie
Fiona Lee1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)