The True Identity of My Hubby - Bab 257 Berbuat jahat lagi
“Liam, beri tahu nenek, bagaimana kamu bisa jatuh dari tangga?” Nyonya Tsu masih tersenyum.
Tapi raut wajah Liam sudah sedikit berubah, dan senyuman di bibirnya sudah digantikan dengan raut wajah ketakutan, setelah itu dia menatap Gwendolyn Tsu dengan ragu-ragu.
Tapi, ketika dia melihat tatapan mata Gwendolyn Tsu yang penuh peringatan dan seperti ingin memakan orang, dia langsung menangis dengan keras.
Semua orang di kamar pasien langsung panik dan tidak tahu harus berbuat apa.
“Liam , Liam , ada apa denganmu?” Nyonya Tsu bertanya dengan cemas.
Liam menangis dengan keras, "Ayah ... aku mau ayah ...!"
Secara naluriah Julius Yi melangkah maju, tapi saat dia hendak menjulurkan tangannya, dia di dorong oleh Liam yang masih berteriak: "Aku mau ayah ..."
Hati Julius Yi terasa sakit, tetapi ketika dia melihat Liam seperti ini, dia hanya bisa bergeser ke samping.
Frans Tsu melangkah maju dan meraih tangan kecil Liam lalu dia mengelus dahinya, dan berkata dengan lembut, "Liam , ayah di sini, ayah di sini ..."
Frans Tsu takut menyentuh lukanya jadi dia tidak berani sembarangan menyentuhnya, dia hanya bisa menenangkannya dengan lembut, dan membuat kegelisahan di hatinya segera menghilang.
Liam memejamkan matanya dan berteriak, "Liam tidak mau ada begitu banyak orang, Liam hanya mau ayah ..."
“Nenek, lebih baik kita keluar.” Julius Yi berkata kepada Nyonya Tua yang berdiri di samping dengan kaget dan tidak tahu harus berbuat apa.
Melihat Liam ketakutan hingga seperti ini Nyonya Tua begegas mengangguk dan keluar bersama Julius Yi .
Clarissa Yuan juga berjalan ke arah pintu kamar pasien. Ketika dia melewati Gwendolyn Tsu, dia menatap Gwendolyn Tsu dan berkata, "Nona Tsu, aku akan mendorongmu keluar."
Saat Liam menatap mata Gwendolyn Tsu barusan, Clarissa melihatnya. Jika bukan karena Gwendolyn Tsu , Liam tidak akan ketakutan hingga seperti ini.
Dia menjulurkan tangan untuk mendorong Gwendolyn Tsu , tetapi Gwendolyn Tsu malah dengan marah menyingkirkan tangannya dan berkata: "Aku keluar atau tidak, tidak ada hubungannya denganmu!"
“Kamu harus keluar!” Clarissa Yuan tidak segan-segan kepadanya, dan dia mendorongnya keluar dengan paksa, setelah itu dia langsung menutup pintu kamar pasien.
“Clarissa Yuan berani-beraninya kamu memperlakukan aku seperti ini?” Gwendolyn Tsu , yang didorong keluar dengan paksa berteriak dan memelototi Clarissa Yuan dengan marah.
“Liam adalah putraku, aku berhak menolak kunjunganmu,” kata Clarissa Yuan dengan bersungguh-sungguh.
“Putramu?” Gwendolyn Tsu melirik semua anggota Keluarga Yi, lalu dia mencibir: “Apakah kamu tidak melihatnya? Liam sama sekali tidak mengenali kalian, kalian orang tua seperti apa?”
Clarissa Yuan masih ingin berbicara, tetapi Julius Yi melangkah maju dan menariknya ke dalam pelukannya, lalu di saat yang bersamaan dia melirik Gwendolyn Tsu dan berkata: "Bertengkar dengan wanita gila ini di sini hanya akan menganggu istriahat Liam, Clarissa , ayo kita pergi. "
Clarissa Yuan tidak ingin mengganggu istirahat Liam, tapi dia khawatir meninggalkan Gwendolyn Tsu di sini, jadi dia menolak untuk pergi.
Julius Yi paham dengan apa yang dia pikirkan, oleh karena itu dia menunjuk dua pria tidak dikenal di sudut koridor dengan dagunya sambil memberi tahu Clarissa Yuan dan sekalian memperingatkan Gwendolyn Tsu: "Kamu tidak perlu khawatir, aku sudah mengutus orang berjaga di pintu kamar pasien Liam, tidak akan terjadi apa-apa kepada Liam. "
Setelah melihat dua pria muda dan kekar itu Clarissa Yuan baru merasa lega, Julius Yi benar-benar berpikir dengan sangat menyeluruh.
Raut wajah Gwendolyn Tsu yang juga melihat kedua pria itu sedikit berubah, tapi dengan cepat raut wajahnya kembali seperti semula, dan dia berpura-pura tidak peduli.
Di dalam kamar pasien, Nyonya Tsu berkata dengan tidak senang, "Ada begitu banyak orang yang berkerumun di kamar pasien, tentu saja Liam merasa ketakutan."
Frans Tsu menatap ibunya dan berkata dengan tidak berdaya: "Ibu, Liam belum pulih dari ketakutannya karena jatuh dari tangga. Kelak kamu jangan menanyakan pertanyaan ini lagi."
"Jika bukan karena kamu yang selalu menyalahkan Gwendolyn, aku ..." saat Nyonya Tsu hendak membantah, Frans Tsu membuat isyarat diam kepadanya, dan Nyonya Tsu hanya bisa menurut dan diam.
“Ibu, kamu temani Gwendolyn pulang dulu,” kata Frans Tsu.
Nyonya Tsu langsung naik darah, sejak dia datang ke rumah sakit, Frans Tsu sudah mengusirnya beberapa kali.
"Frans Tsu, kamu membiarkan Keluarga Yi tinggal di sini, tapi tidak membiarkanku tinggal?"
"Nanti aku akan menjelaskan hal ini kepadamu, sekarang Liam harus beristirahat."
“Dikarenakan kehadiranku tidak diterima di sini, lebih baik aku pulang saja.” Nyonya Tsu berbalik dan pergi dengan marah.
****
Dari awal Julius Yi sudah mempersiapkan semuanya, tidak hanya mengatur penjaga keamanan 24 jam di pintu kamar pasien, dia juga meminta kepala rumah sakit untuk mengatur dokter dan perawat khusus.
Dari memberikan obat-obatan hingga memberikan suntikan kepada Liam, semuanya adalah staf medis khusus, orang luar sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memasuki kamar pasien Liam .
Di bawah perlindungan ketat seperti itu, Andi langsung mundur setelah melihat keadaan dan melewati tempat itu.
Begitu mendengar Andi mengatakan dia tidak sanggup melakukannya, Gwendolyn Tsu langsung menatapnya dengan marah, dan berkata: "Kenapa kamu sangat tidak berguna? Bukankah dulu kamu mengatakan kamu sangat hebat?"
Andi menyentuh hidungnya dengan canggung dan berkata, "Rumah sakit benar-benar bukan tempat yang pas untuk bertindak."
"Jadi maksudmu kamu bodoh!"
"Nona Tsu, ini tidak ada hubungannya dengan kebodohan." Andi menenangkannya: "Bagaimana kalau begini, ketika anak itu keluar dari rumah sakit, aku akan mencari kesempatan membunuhnya. Lagi pula, bertindak di luar jauh lebih mudah ."
"Tidak! Aku ingin membunuhnya sekarang!" Gwendolyn Tsu berkata dengan marah, dia tidak bisa menunggu, dia tidak bisa menunggu sedetik pun, kalau tidak Liam akan memberitahukan kepada orang-orang dia yang telah mendorongnya ke bawah.
"Tapi Nona Tsu, kamu benar-benar membuatku kesulitan..."
"Kamu mau membantuku atau tidak? Kalau kamu tidak membantuku melakukan hal ini, jangan harap kamu bisa mendapatkan dua miliyar rupiah itu." Gwendolyn Tsu mengancamnya.
Begitu Andi mendengar kata-katanya ini, dia langsung merasa cemas: "Nona Tsu, kamu mana boleh ingkar janji? Bukankah tadi kamu memintaku datang untuk mengambil uang itu?"
"Sebelumnya kamu juga berjanji akan membantuku menangani masalah ini, tapi aku belum melihatmu menepati janjimu."
"Kamu ..." kata Andi jengkel.
Gwendolyn Tsu mengangkat alisnya, dan seakan-akan mengisyaratkan kamu tidak bisa berbuat apa-apa kepadaku.
Di karenakan butuh uang dan saat ini dia tidak bisa mendapatkan uang itu, Andi hanya bisa terpaksa menyetujuinya, "Baiklah, aku akan memikirkan cara, tapi ... Nona Tsu, apakah hari ini anda bisa memberikan sedikit uang kepadaku, hehe... belakangan ini pengeluaranku sedikit besar. "
“Tadi aku sudah mengatakannya, sebelum kamu berhasil membunuhnya jangan harap kamu mendapatkan sepeserpun dariku,” Gwendolyn Tsu berkata dengan blak-blakan.
Andi hanya bisa bangkit dan pergi dengan marah. Dia berjalan keluar dari apartemen dengan marah, dia tidak lupa untuk berbalik dan seakan-akan ingin menendang pintu, hanya saja dia tidak berani menendangnya, bagaimana pun, uang itu masih ada di tangan Gwendolyn Tsu .
*****
Akhirnya Clarissa berhasil membujuk Liam untuk tidur. Julius Yi dan Clarissa Yuan saling bertatapan, lalu Clarissa Yuan merendahkan suaranya dan berkata, "Julius, cepat pergi ke perusahaan, di sini serahkan kepadaku saja."
Julius Yi menatap wajah Liam yang tertidur dengan nyenyak lalu mengangguk dan berkata: "Aku tidak akan pergi ke perusahaan lagi. Aku akan pergi ke sekolah untuk menjemput Natasia lalu membawanya ke sini untuk bermain dengan kakaknya."
"Baiklah, hati-hati di jalan."
“Aku tahu.” Julius Yi membungkuk dan mencium keningnya, “Mumpung Liam sedang tidur, kamu juga beristirahatlah dengan baik.”
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongEverything i know about love
Shinta CharityTakdir Raja Perang
Brama aditioHidden Son-in-Law
Andy LeeBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesUnperfect Wedding
Agnes YuHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Dan Rahasia
JesslynThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)