The True Identity of My Hubby - Bab 188 Perubahan Baik
“Baik.” Pengacara Chen mengangguk, menunduk dan mengeluarkan dua buah dokumen dari tas kantornya, lalu diberikan pada Direktur Tsu.
Noah Tsu mengambil folder dan membuka sampai halaman lampiran, wajahnya yang awalnya suram menjadi semakin suram.
Clarissa Yuan yang masih tercengang tersadar pelan-pelan, mungkin orang lain tidak memperhatikannya, tetapi setelah tersadar, dia langsung melihat di belakang Justin Yi ada Evelin.
Dia merasa kaget, berjalan ke sana dan menarik bajunya, bertanya dengan pelan: “Apa yang terjadi? Kamu kenapa muncul bersama Justin Yi?”
Evelin mendekatkan kepalanya dan berbisik sambil tertawa: “Bagaimana? Teknik aku lumayan kan?”
“Apa maksudnya?”
“Pahami sendiri.” Evelin meninggalkannya.
Clarissa Yuan mengamati Justin Yi di depan mata, terpikir Levin yang di rumah Evelin, juga bayangan dari belakang yang dia lihat di rumah sakit. Dia langsung menutup mulutnya untuk mencegah dirinya teriak, lalu menarik Evelin dan berkata dengan tecengang: “Dia adalah Levin?”
“Iya, sudah disembuhkan olehku. “ kata Evelin dengan bangga.
“Ternyata Levin itu adalah Justin?” Clarissa Yuan masih sangat terkejut.
Evelin pura-pura batuk dengan pelan untuk memperingati dia memperhatikan suaranya.
Clarissa Yuan benar-benar kaget dan curiga, tetapi dia juga tahu sekarang bukan waktunya untuk menanyakan hal ini, jadi dia diam saja.
“Direktur Tsu, sudah jelas lihatnya?” Justin Yi memancing Noah Tsu.
Noah Tsu melempar dokumen kembali ke tangan Pengacara Chen dengan kesal, Noah Tsu yang tidak tahu harus bagaimana hanya bisa berkata dengan keras kepala: “Zaman sekarang barang apa yang tidak bisa dipalsukan? Kredibilitas dua dokumen ini harus diuji lagi.”
“Memang harus diuji keorisinilannya, kami bersedia menemani.” Justin Yi tertawa diam-diam, mengamati wajah Noah Tsu yang suram: “Direktur Tsu pasti belum tahu ya? Juwono Yi yang takut sudah membawa uang dan kabur ke luar negeri, Rp 2.000 miliar yang kamu bayar akan hilang semua, benar-benar transaksi yang sangat merugikan.”
“Siapa……siapa yang bilang? Juwonoku tidak keluar negeri.” Gloria tidak tahan dan membantah untuk anaknya.
Dia benar-benar khawatir setelah Noah Tsu mengetahui kabar Juwono Yi keluar negeri akan membunuhnya karena marah.
Awalnya mengira karena Carter Yi sudah meninggal, kalau dia menuruti Noah Tsu dengan patuh, rahasia ini akan disimpan selamanya, tak terduga Justin Yi baru muncul langsung membocorkan rahasia ini.
Juga tidak tahu Justin Yi tahu dari mana, dipikirkan pun membuat khawatir.
Dia diam-diam melihat Nyonya Tua, menyadari Nyonya Tua menjadi bengong dan tidak berkata apa-apa karena terlalu kaget.
“Ibu, kalau tidak aku bawa kamu pulang dulu.” kata Gloria sambil memegang lengan Nyonya Tua.
Nyonya Tua menatap wajahnya dengan galak dan berkata: “Apakah yang Justin bilang benar? Juwono adalah anakmu dengan orang lain?”
“Bukan begitu, Ibu, kamu belum sadar, Justin itu demi menekan Direktur Tsu baru bilang begitu.” Gloria menjelaskan dengan panik.
“Nyonya Tua, kalau tidak kita istirahat sebentar ke ruang tamu.” Kak Vero mengerti maksud Julius Yi, juga menenangkan Nyonya Tua dengan suara pelan.
Tetapi Nyonya Tua hanya menggeleng kepala dengan pelan: “Aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu mengkhawatirkan aku.”
Setelah mengalami banyak pukulan, pukulan apa lagi yang tidak bisa diterima olehnya? Tetapi……saat terpikir Juwono yang dia sayangi bertahun-tahun ternyata bukan keturunan Keluarga Yi, dia merasa sayang dan sakit hati.
Pantas saat semuanya sedang berjuang melindungi Perusahaan Besar Yi, dia malah hanya mementingkan keuntungan sendiri dan melakukan hal yang mengkhianati keluarga.
Di dalam ruang rapat menjadi tenang, semua orang seperti sedang menunggu respon Noah Tsu.
Noah Tsu berdiri di samping mimbar pemimpin dan merasa marah karena malu, seketika tidak tahu harus bagaimana mencari jalan keluar untuk dirinya.
Tentu saja dia mati pun tidak menduga Justin Yi bisa muncul tiba-tiba, bahkan muncul dengan pengaruh yang begitu kuat, dia menahan amarah dan berkata dengan masa bodoh: “Itu adalah urusanku dengan Juwono Yi, tentu saja aku akan meminta penjelasan dari Juwono Yi, tidak perlu kalian cemaskan.”
Gloria mendengar dia berkata begitu, di dalam hati semakin panik, tetapi saat ini dia juga tidak tahu harus berbuat apa.
“Keluarga Yi hanya perlu mengambil kembali saham milik sendiri, sisanya aku tidak tertarik untuk ikut campur.” Justin Yi tertawa dengan mengejek, lalu mengarah pada semuanya: “Maaf sekali, rapat jajaran direktur yang seharusnya baik-baik saja malah membuat kalian melihat lelucon yang tidak bermakna, sekarang aku mengumumkan Perusahaan Besar Yi tidak akan dijual pada Perusahaan Besar Tsu dan juga Perusahaan Besar Jian, rapat jajaran direktur akan ditunda dan diadakan bulan depan, dalam kurun waktu ini kami kakak beradik akan menyelamatkan perusahaan dari ambang kebangkrutan dengan sekuat tenaga.”
Noah Tsu di samping tertawa dengan menyindir dan berkata: “Walaupun kalian berdua memiliki 45% saham memangnya bisa apa, Perusahaan Besar Yi sekarang seperti pasien pengidap kanker stadium akhir, meski ada orang sehebat apa pun juga sudah tidak bisa diselamatkan.”
“Oh iya, aku masih ada kabar baik ingin memberitahu kalian.” Justin Yi sama sekali tidak mempedulikannya dan langsung berkata pada semuanya: “Tanah di Xili itu, setelah melalui penelitian berkali-kali bersama lembaga pemerintah beberapa lama ini, pemerintah sudah memberi instruksi, tanah itu tidak boleh dibangun perumahan komersial dan dijual karena terdapat masalah pada fondasi tanah, tetapi bisa dikembangkan menjadi proyek lain yang tidak berisiko. Perusahaan sudah membuat perjanjian pertama dengan Long Cheng Groups, kami akan mengalihkan tanah pada Long Cheng Groups untuk membuka lapangan golf.”
“Benaran? Long Cheng Groups sungguh bersedia mengambil alih tanah itu?”
“Iya.” Justin Yi tersenyum: “Direktur Long dari Long Cheng Groups adalah ayah kandung tunanganku, hal ini sudah pasti dilaksanakan.”
Tunangan? Ini seperti bom besar yang meledak di telinga Ayah dan anak perempuan Keluarga Tsu.
Gwendolyn Tsu menatap dia dengan ekspresi yang pucat, seperti ingin menghancurkannya dengan tatapannya.
Sungguh kurang ajar sekali, benar-benar mempermainkan dia dengan telak?
“Tunangan Direktur Yi?” Ada yang bertanya dengan terkejut: “Siapa ya? Tidak pernah mendengar Direktur Long memiliki anak perempuan.”
“Di sini.” Justin Yi tersenyum lagi, dia balik badan dengan lembut, tetapi di belakangnya selain Pengacara Chen dan Clarissa Yuan, sama sekali tidak ada bayangan Evelin.
Ekspresinya sedikit berubah, Clarissa Yuan diam-diam menunjuk bawah meja dengan dagunya, Justin Yi melihat ke bawah meja, ekspresinya menjadi sedikit kecewa, tetapi tidak menyulitkan dia. Lalu balik badan dan berkata pada semuanya sambil memaksa tersenyum: “Dia sedikit malu, tidak tahu bersembunyi di mana.”
“Kalau sungguh begitu, Perusahaan Besar Yi bisa diselamatkan.” Paman Feng yang sejak tadi menahan amarah menghela nafas.
“Mohon kalian beri kesempatan sekali lagi pada kami kakak beradik, kami akan melindungi perusahaan sebisa mungkin.” Justin Yi berkata: “Baiklah, rapat hari ini selesai sampai di sini, untuk pergantian posisi dan hal lain di Perusahaan Besar Yi, kami akan mengadakan rapat di lain hari dan membiarkan kalian voting untuk memutuskan.”
****
Setelah keluar dari ruang rapat, Gloria yang takut sudah hilang, Justin Yi mengantar Nyonya Tua turun ke bawah dan diantar pulang untuk beristirahat oleh Steve.
Clarissa Yuan mengikuti Julius Yi kembali ke kantor, Julius Yi melempar dokumen di tangannya, langsung berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan di luar.
“Kenapa? Tidak senang ya?” Clarissa Yuan menghampiriya dan berdiri di sampingnya, mengamatinya dan bertanya dengan sangat tenang.
Di saat ini bukannya dia seharusnya sangat senang?
“Mana mungkin?” Julius Yi balik badan dan memegang pundak Clarissa sambil tersenyum: “Perusahaan Besar Yi akhirnya bisa diselamatkan, mana mungkin aku tidak senang?”
“Kalau begitu kenapa kamu tidak berkata apa-apa dan langsung pergi?”
“Tidak apa-apa, aku hanya butuh waktu untuk beradaptasi pada perubahan yang tiba-tiba terjadi.”
“Memang terlalu mengejutkan.” Clarissa Yuan mengangkat tangan dan memukul dadanya, menegur sambil tersenyum: “Julius kamu jahat sekali, sejak kapan kamu menemukan Justin? Kenapa tidak beritahu aku Justin akan datang? Tidak beritahu aku perusahaan ada perubahan yang baik? Membuat aku khawatir sia-sia. Terutama tadi saat melihat polisi ingin membawa kamu pergi, jantungku hampir copot.”
“Maaf, sangat terkejut ya.” Julius Yi membelai kepalanya dengan merasa besalah.
“Tentu saja.” Clarissa Yuan menatap dia: “Makanya aku lihat kenapa kamu begitu tenang, ternyata kamu tahu Justin akan datang, malah tidak memberitahuku kabar sebaik ini, jahat sekali.”
Julius Yi menangkap tangan dia yang sedang memukulnya dan berkata sambil tersenyum: “Sebenarnya aku juga tidak tahu apakah Justin akan datang.”
“Kamu tidak tahu?”
“Iya, tapi aku menebak dia pasti akan datang.”
“Kenapa?”
“Kalau di saat ini dia masih tidak muncul, maka seumur hidup tidak akan muncul lagi, aku mengerti dia.” Julius Yi berhenti sebentar dan berkata: “Aku kira dia akan muncul saat pemakaman Ayah, tetapi dia tidak, malah muncul di tempat pemakaman saat kami sudah pergi semua.”
Clarissa Yuan langsung tersadar, benar juga, hari itu dia melihat Evelin di tempat parkir tempat pemakaman, dan Evelin yang saat itu juga seperti menyembunyikan sesuatu, saat itu dia masih merasa aneh, tak terduga ada Justin Yi di dalam mobilnya.
“Maksud kamu, sebelum hari ini kamu tidak pernah bertemu atau menghubungi Jusin?”
“Tidak.”
“Kelihatannya Justin bersembunyi dengan cukup baik.”
“Mungkin dia ingin memberi kejutan pada semuanya kali.” kata Julius Yi sambil tertawa.
Waktu itu setelah bertemu sekali dengan Justin Yi di rumah Evelin, dia tidak pernah melihatnya lagi, sampai bertemu Evelin lagi di tempat pemakaman, dia baru menebak mungkin Justin selalu bersama dengan Evelin.
“Kamu sudah sering bersama dengan Evelin, malah disembunyikan dengan sangat ketat olehnya.” Julius Yi memegang wajah kecilnya, menatapnya dan berkata sambil tertawa: “Pantas waktu itu bisa dibohongi aku sampai selama itu, kenapa aku menikahi istri yang begitu polos?”
“Kan aku……karena tidak kepikiran.” bantah Clarissa Yuan.
Evelin si penipu!
Terpikir Evelin, Clarissa Yuan berpikir dia seharusnya masih ada di Perusahaan Besar Yi, lalu berkata dengan Julius: “Aku ingin mencari Evelin untuk meminta penjelasan.” Selesai berbicara langsung meninggalkan Julius Yi di kantor dan berjalan keluar.
“Biarkanlah, seharusnya dia begitu juga karena terpaksa.” Julius Yi mengikutinya keluar kantor dan berjalan menuju ruang rapat.
Saat melewati daerah kantor dan sampai di koridor kaca menuju ruang rapat.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiThe Great Guy
Vivi HuangThe Sixth Sense
AlexanderAnak Sultan Super
Tristan XuPernikahan Tak Sempurna
Azalea_More Than Words
HannyThe Winner Of Your Heart
ShintaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)