The True Identity of My Hubby - Bab 182 Pembagian warisan

Beberapa hari kemudian, abu Carter dimakamkan ke satu pemakaman di South Town.

Yuliana yang karena tengah hamil tua tidak menghadiri pemakaman, Julius juga tidak hadir, untungnya Gloria tidak meributkan masalah ini lagi.

Clarissa memapah nyonya tua berjalan di atas jalan batu kerikil, dia bisa merasakan luka hati nyonya tua di balik sikap tenangnya yang tampak dari luar, rasa sedih yang ditahan itu membuat orang tidak tega.

Bagaimana pun juga ini adalah orang berambut putih mengantar kepergian orang berambut hitam, dia tidak tahu harus bagaimana menghibur hati nyonya tua, jadi hanya bisa menemani di samping dengan diam.

Ketika akan sampai di pintu keluar taman pemakaman, Gloria tiba-tiba mendekat dan berkata kepada Clarissa : “Clarissa, kamu cepat telepon ke Steve untuk mengantar Julius datang ke rumah lama, pengacara Fang dan pengacara Chen sudah menunggu di rumah untuk membacakan surat wasiat.”

Clarissa kehabisan kata-kata, upacara pemakaman baru saja selesai sudah tidak sabar mau melihat surat wasiat, ibu tiri ini sungguh terburu-buru.

Clarissa melihat sekilas ke nyonya tua, lalu berkata kepada Gloria : “Ibu, keadaan fisik Julius tidak leluasa, biar aku yang mewakili dia saja.”

“Kamu mewakili dia? Bagaimana bisa?” Ucap Gloria.

“Tidak mungkin tidak boleh bukan?” Clarissa menggoyang tangan nyonya tua dan bertanya : “Bolehkah? Nenek?”

“Upacara pemakaman saja tidak berani hadir, apalagi untuk mendengar surat wasiat?” Dari nada bicara nenek tua jelas sekali ada menyalahkan.

Gloria tersenyum meledek : “Benar juga, kalau begitu kita tidak menunggu dia.”

Gloria berjalan ke depan, sedangkan Clarissa berniat menjelaskan sesuatu demi Julius, namun nyonya tua menepuk tangannya dan berkata : “Aku mengerti, Clarissa, kamu tidak perlu jelaskan lagi.”

“Nenek benar-benar tidak menyalahkan Julius?”

“Dari dulu Julius adalah anak yang berbakti, kalau bukan karena alasan tertentu, dia tidak mungkin seperti ini, tapi......” Mata nyonya tua berkaca-kaca, menatap Clarissa dan berkata : “Sebenarnya apa yang dia sembunyikan dari aku? Bolehkah kamu memberitah aku?”

“Nenek......” Clarissa melihat sekilas ke Julius yang di rombongan depan sana, lalu hanya bisa menghibur dengan lembut : “Suatu hari nanti, Julius akan memberitahu semuanya ke nenek, nenek jangan terlalu bersedih, bolehkah?”

“Suatu hari nanti, itu berapa lama?” Nyonya tua bertanya lagi.

“Julius bilang......tidak perlu terlalu lama.”

Julius pernah bilang kepadanya, kalau suatu hari nanti perusahaan Yi benar-benar sudah tidak ada, dia pun tidak perlu pura-pura menjadi Justin lagi, dia hanya perlu memberi satu alasan untuk yang lain bahwa Justin sudah pergi ke luar negeri.”

Clarissa bisa melihat nyonya tua sudah mulai curiga dengan status Justin, bagaimana pun juga Julius tidak menghadiri upacara pemakaman yang begitu penting adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal.

Dan nyonya tua bukan orang yang linglung!

Keluar dari taman pemakaman dan setelah semuanya naik ke mobil, Clarissa menggandeng nyonya tua ke mobil bagian tempat duduk di belakang, ketika hendak naik dari sisi lainnya, tanpa sengaja ia melihat sebuah mobil yang terparkir di pojok sana.

Dia menghentikan langkah kaki dengan terkejut, itu mobil Evelin, dia bisa tahu hanya dengan sekali lihat karena sebelumnya pintu mobil Evelin pernah tidak sengaja tergores, tapi juga malas untuk memperbaikinya, jadi dia menempel sebuah stiker gambar babi kartun di atasnya.

Kenapa dia bisa ada di sini? Tidak pernah mendengar ada keluarga atau temannya yang meninggal.

Evelin yang berada di dalamnya juga melihat dirinya saat ini, ia refleks menutup wajahnya dengan tangan, tapi dengan cepat juga ia menyadari, berbuat seperti ini malah akan membuat Clarissa curiga, sehingga ia pun melambaikan tangan dengan santai.

Clarissa mendekat dan bertanya :”Kenapa kamu bisa ada di sini?”

Evelin turun dari mobil, tersenyum dan berkata : “Aku datang untuk melayat seorang teman, tidak disangka kebetulan sekali ketemu kamu di sini.”

“Teman apa? Kenapa tidak pernah mendengar kamu mengungkitnya?”

“Teman kerja yang sudah lama sekali, hari ini adalah hari peringatan kematiannya.” Usai berkata demikian, Evelin menunjuk mobil kami yang tidak jauh sana : “Mereka sedang menunggu kamu, kamu pergi dulu saja.”

Clarissa juga tidak enak hati membuat yang lain menunggu terlalu lama, oleh karena itu ia pun berpamit dengan Evelin dan membalikkan badan pergi.

Clarissa kembali ke mobil dan meminta maaf kepada semuanya : “Maaf, tadi menyapa seorang teman.”

“Apakah sekarang waktunya untuk menyapa dan mengobrol dengan teman? Padahal nyonya tua sedang menunggu di mobil.”

“Maaf.” Clarissa terus meminta maaf, lalu masuk ke barisan belakang dan duduk di sebelah Julius.

Julius mengulurkan tangan diam-diam mencubit telapak tangannya, Clarissa agak terkejut, ia menoleh ke dirinya. Sedangkan Julius masih berekspresi tenang tidak bersuara.

Dalam hati Clarissa agak terharu, dia tahu itu adalah hiburan tanpa suara dari Julius.

Sejak Carter meninggal, Julius terus berstatus menjadi Justin, meskipun keduanya sama-sama menginap di rumah lama, tapi kesempatan untuk bersama sedikit sekali, untuk bicara pun tidak lebih dari sepuluh kalimat.

Tentunya Julius juga tahu beberapa hari ini Clarissa sungguh tidak gampang, dia perlu tidak berhentinya menyambut tamu yang melayat, tidak berhentinya menjelaskan kenapa Julius tidak hadir, juga harus menenangkan perasaan nyonya tua, takut nyonya tua tidak memaklumi dan menyalahkan dirinya seperti Gloria,.

Clarissa balik mencubit telapak tangan Julius, juga sama, tanpa bersuara sedikit pun.

Sampai di rumah lama, pengacara Fang dan seorang pengacara lainnya yang bermarga Chen itu ternyata memang sudah sampai di sana.

Hal ini diatur oleh Gloria, meskipun nyonya tua sebenarnya tidak senang, tapi tetap tidak mengatakan apa pun.

Bagaimana pun juga Gloria adalah menantunya, setelah dirinya kembali ke atas nanti, maka Gloria akan menjadi nyonya utama di keluarga ini, punya hak untuk membuat keputusan.

Setelah semuanya sudah duduk, kedua pengacara itu menyapa semua yang hadir, kemudian baru masing-masing mengeluarkan sebuah surat wasiat dari tas dokumennya. Pengacara Chen berkata : “Surat wasiat ini ditulis oleh Direktur Yi dengan disaksikan oleh saya, pengacara Fang, dan nyonya tua, isi di dalamnya juga sudah melalui proses pengesahan oleh notaris.

Pengacara Chen menyodorkan surat wasiat tersebut ke depan nyonya tua, lalu bertanya dengan sopan : “Nyonya tua, apakah anda ingin melihat dulu?”

Nyonya tua menggeleng : “Tidak perlu, kamu beritahu ke semuanya dengan sederhana, yang penting sejelas-jelasnya saja.”

Gloria mendesak : “Pengacara Chen, cepat kamu bacakan saja, mata nyonya tua sudah samar-samar, tidak bisa melihat tulisan dengan jelas.”

Pengacara Chen mengangguk dan membuka isi surat wasiat: “Direktur Yi membagi peninggalan wasiatnya dengan lebih sederhana, yang pertama adalah 30% saham atas nama Direktur Yi, beliau memutuskan untuk dibagi rata kepada putra kandungnya yang masih hidup, yaitu Julius Yi, Justin Yi, Juwono Yi......”

“Dibagi rata? Kamu yakin?” Tanya Gloria dengan semangat.

Pengacara Chen mengangguk : “Nyonya, memang demikian keputusan Direktur Yi.”

Kemudian Pengacara Chen dengan cepat melihat ke arah Clarissa dan Yuliana, lalu berkata : “Direktur Yi juga menambahkan, jika ahli waris mempunyai pasangan ketika menerima warisan, warisan dan hak waris tersebut tidak berkaitan dengan pasangannya, semuanya merupakan warisan dari ahli waris sendiri.”

Mendengar ini, dalam hati Yuliana mulai kesal, tapi teringat kesepakatannya dengan Gwendoline sebelumnya, ia pun tidak peduli lagi.

Sedangkan Clarisssa yang pernah sekian lama menjadi pengacara, juga tidak sedikit ia membantu orang mengesahkan surat warisan, dari awal dia sudah menebak akan ada tambahan seperti itu, serta dia juga tidak peduli sama sekali.

“Lalu bagaimana dengan warisan lainnya?” Desak Gloria.

Sebelumnya Pengacara Fang memang tidak membohongi Gloria, selain memberikan saham obligasi yang tidak tersisa banyak dan rumah lama kepada nyonya tua, lima villa lain atas nama direktur Yi diberikan untuk cucu pertama keluarga Yi, yaitu Charles Yi.

Nama Charles Yi ini adalah nama yang diberikan Carter untuk cucu pertamanya, tampak sekali dia menaruh harapan yang tinggi dengan cucu satunya ini.

Pengacara menyerahkan surat wasiat tersebut ke setiap orang, ketika melihat nama Juwono dan Charles tertera di atas, dalam hati Gloria senang bukan kepalang, tapi juga tidak enak hati untuk ditampilkan keluar.

Sedangkan Yuliana senang bercampur sedih, nama Charles Yi ini......Tidak peduli marga atau pun nama, anak dalam perutnya ini tidak pantas memilikinya.

Sampai sekarang belum ada yang tahu bahwa yang ia kandung adalah bayi perempuan, dia juga dari awal sampai akhir tidak berani memberitahu yang lain. Selain itu, penjelasan dalam surat wasiat tertulis hubungan mereka adalah kakek dan cucu, ini juga membuat dia sangat cemas.

Pengacara Chen mengambil kembali surat tersebut, dan terakhir berkata : “Surat wasiat ini ada tiga salinan, mulai berlaku sejak hari ini, saya dan Pengacara Fang, beserta nyonya tua masing-masing akan membawa satu salinan, apakah yang lain masih punya pertanyaan?”

“Tidak ada.” Jawab Gloria sambil tersenyum senang.

Nyonya tua menghela nafas dan berkata kepada semuanya : “Kalian juga jangan terlalu senang dulu, perusahaan Yi sekarang sudah sampai begini, yang kalian warisi mungkin akan menjadi hutang besar.”

“Ibu, tidak masalah,kita semua satu keluarga, ada uang kita bagi bersama, ada hutang juga tentunya kita tanggung bersama.” Kata Gloria dengan mulut manisnya.

Dia sama sekali tidak khawatir, lagi pula dari awal dia sudah sepakat dengan Noah, tunggu dia mendapatkan saham, maka akan langsung dijual semuanya ke dia, jadi mau perusahaan Yi bangkrut atau tidak, dia tetap bisa mendapatkan uang yang jumlahnya tidak sedikit dari Noah.

“Baik, aku senang kamu bisa berpikir seperti itu.” Nyonya melihat ke semua yang hadir dan lanjut berkata : “Meskipun ayah kalian sudah meninggal, tapi keluarga ini tidak akan bubar, juga tidak boleh bubar, dulu seperti apa maka untuk seterusnya juga seperti apa, ingat?”

“Ingat.” Semuanya menganggukkan kepala.

“Juwono, bagaimana dengan kamu?” Nyonya tua mengalihkan pandangan ke dia.

“Ha?” Juwono yang tenggelam dalam kegembiraannya tidak mendengar jelas apa yang nyonya tua katakan, setelah dipanggil namanya baru ia mengangkat kepala.

Nyonya tua berkata dengan nada yang kurang baik : “Aku bilang kamu, kelak banyak membantu Justin, jangan setiap hari kerjaannya main saja di luar, Yuliana juga sudah akan melahirkan beberapa hari ini, banyak temani dia di rumah.”

“Aku tahu.” Juwono mengangguk.

“Sudah, kalian bubar saja, aku istirahat ke dalam dulu.” Nyonya tua berdiri dari kursinya, dan berkata kepada Clarissa : “Clarissa, kamu papah aku ke dalam.”

“Oh, iya.” Clarissan memapah lengan nyonya tua dan menemaninya masuk ke dalam kamar.

Setelah memasuki kamar, Clarissa mengantar nyonya tua untuk berbaring di kursi tidur, menyelimutinya dengan selimut, lalu berkata dengan perhatian : “Nenek, kamu istirahat yang tenang, nanti kalau makan siang sudah siap aku akan datang memanggil nenek.”

Nyonya tua menatapnya dengan wajah prihatin, dengan penasaran ia bertanya : “Clarissa, apakah kamu tidak menyalahkan ayah kamu?”

Clarissa tertegun, tidak mengerti kenapa nyonya tua bertanya demikian, kenapa dirinya harus menyalahkan? Apakah karena soal pembagian warisan?”

“Maksud nenek soal pembagian warisan?” Clarissa menggeleng sembari tertawa : “Aku mengerti cara kerja ayah, aku tidak menyalahkan dia sedikit pun.”

“Benarkah?” Nyonya tua mengamatinya dengan tidak percaya, kemudian menyuruh dia untuk duduk, Clarissa pun dengan patuh mengambil satu kursi dan mendudukinya.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu