The True Identity of My Hubby - Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
“Jadi sekarang Liam ada di mana? Bagaimana kata dokter?” Nyonya Tua yang tadi baru merasa senang, tiba-tiba menjadi sedih seperti ini, Julius Yi juga tidak berani jujur padanya, lalu berkata dengan sengaja meringankan: “Dokter bilang cepat atau lambat akan siuman, Nenek tenang saja.”
“Satu minggu belum siuman, mana mungkin aku tenang!” Nyonya Tua mengusap air mata dan berkata: “Julius, kamu bawa aku menjenguk Liam, baik tidak?”
“Liam ada di dalam unit perawatan intensif, siapapun tidak boleh masuk, Nenek jangan panik, tunggu dia siuman juga sudah bisa melihatnya.”
“Kenapa bisa begitu, aku sangat tidak mudah baru tahu ternyata ada cicit di luar, kamu malah beritahu aku Liam didorong dari tangga dan belum siuman…….” Nyonya Tua berkata dengan sakit hati.
Julius Yi tertawa sedih, dia juga sama, sangat tidak mudah mengetahui Liam dan Natasia adalah anaknya dengan Clarissa, Liam malah terluka, sampai sekarang belum terlepas dari bahaya.
“Sebenarnya siapa yang mendorong Liam? Kejam sekali!” Nyonya Tua terus menangis.
Julius Yi menatap sinis Gwendolyn Tsu dan berkata dengan kesal: “Katanya adalah Nona Besar Tsu yang selalu dibela Nenek.”
“Kamu?” Air mata Nyonya Tua terhenti di wajah dan menatap Gwendolyn Tsu dengan tertegun.
Ekspresi Gwendolyn Tsu berubah dan berkata: “Nenek, kamu jangan dengar Julius sembarang bicara, dia hanya mempercayai kata-kata Clarissa dan sembarang memfitnah aku.”
“Clarissa sama sekali tidak pernah mengungkit masalah Liam terluka di depanku.”
“Kalau begitu 'katanya' yang kamu bilang itu kata siapa?” Gwendolyn Tsu tertawa dingin dan bertanya: “Kamu ingin membuat Nenek dendam padaku, lalu mengusir aku dari Keluarga Yi kan?”
“Tunggu Liam siuman, otomatis akan ada kebenarannya.” kata Julius Yi.
Walaupun dia tidak mendengar siapapun bilang, tapi ditebak juga sudah tahu, Gwendolyn Tsu bisa berbuat apapun demi melindungi kedudukannya di Keluarga Yi, kalau bukan dia, sebelumnya Clarissa juga tidak akan memukul dia.
“Sudah sudah, kalian berdua jangan ribut lagi.” Nyonya Tua menatap Gwendolyn Tsu: “Kalau sungguh kamu yang sengaja mendorong Liam dari tangga, aku pasti tidak akan memaafkanmu.”
“Nenek, aku benar-benar tidak melakukannya.”
“Sebaiknya memang bukan kamu.” Setelah Nyonya Tua selesai bicara, dia bertanya pada Julius Yi dengan sedikit tidak sabar: “Jadi aku kapan bisa bertemu Liam.”
“Harus tunggu Liam siuman baru bisa.” kata Julius Yi.
“Oh, jadi hanya bisa menunggu.”
“Nenek.” Julius Yi ragu beberapa detik baru lanjut bicara: “Aku membawa Natasia pulang untuk berkenalan dengan Anda, juga agar Anda menyetujui aku bercerai dengan Gwendolyn Tsu, aku harus bersama dengan Clarissa dan juga anak-anak.”
Gwendolyn Tsu mendengar dia ingin bercerai dengannya, langsung berkata dengan marah: “Julius Yi, kamu ingin bercerai seharusnya bertanya padaku setuju atau tidak, tapi bukan bertanya pada Nenek.”
Julius Yi mengarah pada dia dan berkata dengan serius: “Gwendolyn Tsu, aku tidak akan berpisah dengan istri dan anak karena ancamanmu, melanggar hati nurani dan menjalani kehidupan denganmu seumur hidup, kalau hari ini Justin yang terkena masalah seperti ini, aku tidak akan ragu dipenjara lima belas tahun, tetapi bukan membiarkan dia menikah dengan orang yang tidak dicintainya, aku yakin pemikiran aku dan Justin sama.”
“Apa kamu bilang? Kamu lebih memilih Justin dipenjara juga tidak ingin menjalani kehidupan bersamaku lagi?”
“Iya.”
“Tapi aku tidak setuju! aku tidak akan tanda tangan dan bercerai!” Gwendolyn Tsu berteriak dengan marah, lalu berkata pada Nyonya Tua: “Nenek, aku tidak akan bercerai dengan Julius, Liam juga bukan aku yang dorong, kalian tidak boleh memfitnah aku!”
“Ini…….” Nyonya Tua seketika juga tidak tahu harus berbuat apa, tentu saja dia tidak berharap Julius dipenjara, tetapi sekarang sudah berbeda, sekarang Julius dan Clarissa sudah memiliki anak, kalau dia masih memaksa Julius, memang sedikit keterlaluan.
Tapi melihat Julius dipenjara, dia juga sangat sedih!
Karena terpaksa, dia hanya bisa sembarang mengarang alasan: “Masalah bercerai tunggu Liam sembuh baru bicarakan lagi, kalau nanti Liam bilang Gwendolyn yang mendorong dia, kami Keluarga Yi tentu saja tidak menerima menantu yang kejam seperti ini.”
Setelah Nyonya Tua selesai berkata, dia berdiri dari kursi makan dan berkata: “Sudah, aku harus naik ke atas melihat cicitku.”
Nyonya Tua naik ke lantai dua dan masuk ke ruang keluarga, Kak Vero sedang menemani Natasia makan buah, rupanya membuat orang senang dan juga lucu.
Nyonya Tua berdiri di pinggir koridor dan diam-diam melihatnya beberapa lama, baru berjalan ke sana dengan tersenyum dan jongkok di depan Natasia, menatapnya dan berkata: “Natasia, nama kamu Natasia ya?”
“Iya, Nenek.” jawab Natasia dengan sopan.
Nyonya Tua menggerakkan telapak tangan dan memperbaiki: “Kamu tidak boleh panggil aku Nenek, harus panggil aku Nenek Buyut.”
“Kenapa?”
“Karena……kamu adalah cicitku.”
Melihat Natasia tidak mengerti, Julius Yi yang ikut naik berkata: “Nenek, Natasia masih belum tahu apa-apa, aku memutuskan untuk mencari waktu yang tepat baru beritahu dia segalanya.”
“Oh, ternyata begitu.” Nyonya Tua mengangguk dan mengelus kepala Natasia: “Terhadap Nenek yang sangat tua, kamu harus panggil dia Nenek Buyut, ayo, coba panggil Nenek Buyut.”
“Nenek Buyut.” Natasia memanggil dengan suaranya yang lembut, Nyonya Tua langsung merasa gembira, dia memegang wajahnya dan mencium dahinya: “Natasia anak baik, Nenek Buyut sayang kamu.”
“Terima kasih Nenek Buyut.”
“Terima kasih apa? Kita kan satu keluarga.”
Nyonya Tua dan Natasia mengobrol dengan sangat senang, Julius Yi di samping mengeluarkan ponsel dan melihatnya, tetapi tetap hanya terlihat layar yang gelap.
Wajah tampannya juga terlihat kecewa.
Natasia sudah hilang begitu lama, seharusnya Clarissa sangat panik kan? Dia tahu dia pasti akan sangat panik, dia sedang menunggu Clarissa Yuan menelepon, menunggu Clarissa Yuan menghubunginya duluan dan memberitahunya Natasia hilang, memohon dia bantu mencari Natasia.
Bagaimanapun juga dia adalah Ayah Natasia, dia berhak mengetahui apa yang terjadi pada Liam dan Natasia, masalah Liam sebelumnya sudah membuat dia sangat sedih, sekarang Natasia terjadi sesuatu, Clarissa Yuan masih tidak ingin memberitahu dia dan tidak ingin minta tolong padanya.
Jelas-jelas dia adalah Ayah Liam dan Natasia, tapi setiap terjadi sesuatu, dia yang selalu dibiarkan tidak ikut campur, rasa diabaikan……sungguh tidak enak.
“Julius, anak ini semakin dilihat semakin mirip kamu dan Clarissa.” Nyonya Tua balik badan sambil tersenyum dan berkata padanya dengan suara berat.
Julius Yi tertawa, tetapi tertawanya tidak fokus.
Dan Clarissa Yuan yang sekarang masih menunggu di depan pintu toko dessert, dia memegang ponsel dan memasukkan nomor telepon Julius Yi dengan gemetar, setiap sampai nomor terakhir dia menyerah.
Dia bukan tidak ingin mencari Julius Yi, tapi tidak boleh!
Kalau Natasia benar diculik Gwendolyn Tsu, kalau Gwendolyn Tsu melihat dia bersama dengan Julius Yi, melihat Julius Yi membantu dia mencari keberadaan Natasia, dia pasti akan marah dan membunuh Natasia.
Menurut dia Gwendolyn Tsu sudah gila, tidak ada hal yang tidak bisa dia lakukan lagi.
Dia duduk di pinggir taman bunga depan pintu toko dessert, air matanya terus mengalir, langit benar-benar sudah gelap, tetapi sama sekali tidak ada kabar Natasia.
Akhirnya dia hanya menelepon Frans Tsu, jelas tahu tidak mungkin ada hasil, dia tetap menangis dan bertanya: “Frans Tsu, apakah tidak bisa menemukan Natasia? Bagaimana? Bagaimana kalau tidak bisa menemukan Natasia……?”
Frans Tsu juga hanya bisa menenangkannya seperti tadi yang sudah tak terhitung berapa kali: “Clarissa, kamu tenang saja, Natasia tidak akan terjadi apa-apa, aku pasti akan menemukan Natasia kembali.”
Setelah mematikan telepon, Clarissa Yuan menundukkan wajah kecilnya di antara lutut, terpikir Natasia mungkin terjadi sesuatu yang buruk, air matanya tidak bisa ditahan dan mengalir ke bawah.
Dan di saat ini, dari atas kepalanya terdengar suara yang dingin: “Sudah seperti ini, apakah kamu masih tidak ingin mencari aku untuk membantu?”
Jelas adalah suara Julius Yi, adalah suara yang sangat dia takuti saat ini.
Clarissa Yuan mengangkat kepala dan melihat Julius Yi, dia langsung berdiri dengan naluriah, sambil mendorong tubuhnya, sambil berkata dengan marah: “Julius Yi, kamu pergi! Jangan mendekati aku! Pergi——!”
Dia hampir menggunakan seluruh tenaganya untuk mendorong Julius Yi, dengan cepat berlari ke arah mobil.
Saat ini dalam hatinya hanya ada satu pikiran, yaitu menjauh dari Julius Yi, karena dia yakin jika dia menjauh dari Julius Yi, Natasia baru ada kesempatan hidup.
Julius Yi yang awalnya tidak senang melihat reaksi dia seperti ini, seketika menjadi semakin marah, beberapa langkah saja langsung meraih lengannya dan menarik dia kembali, menatapnya dan berkata: “Apa maksud kamu? kamu ingin mengusir aku?”
“Iya! Aku ingin mengusir kamu, seumur hidup ini tidak ingin bertemu kamu lagi!” Clarissa sambil memukul lengannya, sambil berusaha melepas dan berteriak dengan marah: “Julius Yi, kamu ingin membunuh Natasia? Liam sudah terjadi kecelakaan karena kita, masa kamu tega melihat Natasia terjadi sesuatu lagi? Kamu tega?!”
“Natasia tidak akan terjadi apa-apa!” Julius Yi langsung menarik dan memeluk dia yang sangat panik dengan erat.
Emosi di dalam hati tidak bisa diluapkan karena kepanikan dia, bahkan juga menjadi kasihan padanya, benar-benar tidak seharusnya begitu!
Clarissa Yuan menangis: “Gwendolyn Tsu tidak akan melepaskan dia, pasti tidak akan melepaskan dia…….”
“Kalau Natasia hilang, kenapa tidak beritahu aku? Masa di dalam hatimu aku begitu tidak penting? Apakah aku sama sekali tidak bisa menyaingi posisi Frans Tsu di hatimu?”
Clarissa Yuan malah menatap dia sambil menangis: “Kalau Gwendolyn Tsu melihat kita sedang bersama, dia pasti tidak akan melepaskan Natasia.”
“Kalau kamu tahu Gwendolyn Tsu tidak akan melepaskan Natasia, kamu lebih seharusnya memberitahu aku, suruh aku memikirkan cara untuk menyelamatkan Natasia kembali, Clarissa Yuan! Aku adalah Ayah kandungnya Natasia kan?”
Mendengar teriakan dia, Clarissa Yuan tertegun.
Dia tahu? Ternyata dia sudah tahu?
Setelah dia tertegun sebentar, tiba-tiba dia memegang lengan Julius dan berkata dengan panik: “Julius, kamu bisa bantu aku menemukan Natasia?”
Julius Yi menatap dia dan berkata dengan tenang: “Kalau kamu lebih awal mencari aku, Natasia sudah ketemu dari tadi.”
“Benaran? Kamu sungguh bisa menemukan Natasia?”
“Tentu saja, tapi sekarang aku tidak ingin membantu kamu.” kata Julius Yi dengan tenang.
“Julius, kamu jangan begitu.” Clarissa Yuan mendengar dia bisa menemukan Natasia, langsung berkata dengan panik: “Aku bukan sengaja ingin menyembunyikannya darimu, kamu tahu tindakan Gwendolyn Tsu, kalau kami bersama, dia pasti akan berusaha membunuh Liam dan Natasia. Julius, maafkan aku ya? Bantu aku temukan Natasia.”
“Natasia juga anakku.”
“Kalau begitu kamu lebih seharusnya membantu aku menemukan dia.”
“Kamu bukannya tidak membutuhkan aku?”
“Maaf, aku sungguh menyembunyikannya darimu karena terpaksa, maaf…….” Clarissa menangis.
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCinta Di Balik Awan
KellyRahasia Istriku
MahardikaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHusband Deeply Love
NaomiPrecious Moment
Louise LeeThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)