The True Identity of My Hubby - Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
"Julius, aku mengerti perasaanmu." Justin Yi menghirup nafas, lalu mengambil ponsel yang berada di atas meja.
"Apa yang kamu lakukan?" Julius Yi mengangkat alisnya dan bertanya.
Justin Yi menatap dia: " Tidak bolehkah aku menelepon polisi?"
Meskipun Julius Yi tidak ingin dia berbuat seperti itu, tetapi dia terdiam.
Justin Yi menelepon polisi, dan memberitahukan situasi Gwendolyn Tsu kepada polisi.
Setelah mematikan panggilan, Justin Yi kembali membicarakan pekerjaan, tetapi terlihat jelas pikirannya tidak berada di sini.
Kali ini Julius Yi balik menatapnya, lalu dia balik bertanya: "Kenapa kamu melihatku?"
"Apakah kamu masih mencintai Gwendolyn Tsu?" Julius Yi bertanya langsung.
Jika bukan karena dia masih mencintainya, kenapa dia ingin segera menyelamatkannya ketika mendengar dia sedang dalam bahaya?
Justin Yi meletakkan dokumen, lalu berkata dengan serius: "Aku merasa kasihan pada Gwendolyn, walaupun dia terus melukai orang lain, tetapi dia juga terus melukai diri sendiri, dan terus kehilangan. Dan perbuatan yang dia lakukan ini, semua karena dia sangat menginginkanmu, jika akhirnya dia tidak hanya tidak mendapatkanmu, tetapi juga ditindas sampai mati oleh orang lain, itu sangat menyedihkan."
"Dia tidak cukup kejam, untuk menjadi senjata yang mematikan." jawab Julius Yi.
Ponsel Justin Yi berbunyi, dia mengambil ponselnya lalu mematikannya setelah beberapa saat, dia berkata pasa Julius Yi: "Polisi berharap aku bisa bekerja sama dengan mereka untuk melakukan pengintaian, jika tidak, akan sulit dilakukan jika hari sudah gelap."
Julius Yi menatap dia, setelah beberapa saat dia mengatakan kalimat yang pendek: "Pergilah."
"Jika kamu merasa aku tidak seharusnya pergi, maka aku tidak akan pergi."
"Bukankah kamu merasa kasihan padanya?" Julius Yi tertawa mengejek: "Semoga setelah dia selamat, dia akan tersadarkan dari perbuatannya yang dulu dia lakukan."
Justin Yi menganggukkan kepalanya, lalu membalikkan badan dan berjalan meninggalkan ruangan.
Ketika Gwendolyn Tsu dibawa ke pabrik rusak, hari masih belum gelap.
Ketika dia melihat Andi yang sedang duduk di atas kursi kulit yang rusak, dia segera berjuang untuk melepaskan tubuhnya, Andi menyuruh bawahannya untuk mengeluarkan kain dari mulutnya.
Gwendolyn Tsu berteriak dengan marah ketika mulutnya terbebas dari kain: "Andi, kamu berani menculikku? Apakah kamu tidak ingin hidup lagi?"
"Kenapa aku tidak berani? Aku tidak hanya berani menculikmu, aku juga berani menyentuh dan menciummu." kata Andi sambil mencondongkan badannya ke depan, meraih lengannya dan menarik badannya ke depan, lalu mencium lehernya.
Gwendolyn Tsu berusaha melawan, tetapi kakinya tidak bisa bergerak, kedua tangannya juga diikat ke belakang, dia sama sekali tidak bisa melawan Andi.
Andi terus mencium dia, dia mencium sambil menghirup aroma yang memabukkan: "Sangat wangi, Nona Muda memang berbeda....."
"Lepaskan aku! Lepaskan.....!" Gwendolyn Tsu menangis ketakutan.
Andi segera melepaskan dia, sebagai gantinya, dia meremas wajah kecilnya yang cantik lalu tersenyum jahat: "Nona Tsu sangat beruntung, dulu aku merasa jijik ketika ingin menyentuh Clarissa Yuan, lihatlah betapa baiknya aku kepadamu. Kamu tenang saja, kamu biasanya menyuruhku melakukan ini itu, seperti sedang memarahiku, ketika aku sudah puas denganmu, aku akan menyuruh bawahanku yang lain untuk melayanimu dengan baik, mereka biasa melakukannya dengan pelacur, jadi wajar saja, jika mereka memiliki AIDS dan sifilis."
"Kamu berani......!?"
"Apa yang harus kutakutkan? Lagipula aku juga akan segera di tangkap oleh polisi." kata Andi: "Setelah aku ditangkap, aku akan membeberkan semua kejahatan yang telah kamu perbuat, dengan begini, bukankah kita akan bersama di dalam penjara?"
"Tidak.....!" Gwendolyn Tsu akhirnya tidak bisa menahannya lagi, dia menurunkan harga dirinya dan memohon: "Andi, aku mohon kamu jangan berbuat seperti ini, bukankah kamu ingin uang? Aku akan memberikannya padamu, berapapun yang kamu minta...."
"Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan memberikanku uang satu sen pun?"
"Tidak, aku salah, aku akan memberikannya padamu, aku segera memberikannya padamu!"
"Baik." Andi mengeluarkan ponsel dari belakangnya, lalu meletakkannya di hadapan dia: "5 juta yuan satu sen pun tidak boleh kurang, transferkan uangnya sekarang ke rekeningku."
Seseorang segera melepaskan tali di tangan Gwendolyn Tsu.
Gwendolyn Tsu dengan cepat mengambil ponsel, ketika dia ingin mentransfer uang melalui ponsel, dia baru ingat bahwa semua akun bank dia telah dibekukan oleh Frans Tsu, uang 5 juta yuan, uang 500 yuan saja dia tidak bisa mentransfernya.
"Kenapa? Tidak rela?" Andi mengerutkan keningnya.
"Bukan, aku....aku sekarang tidak punya uang." walaupun mengatakan kalimat ini sangat memalukan, tetapi dia memang benar-benar tidak mempunyai uang.
"Nona Tsu tidak memiliki uang? Kamu sedang membohongi siapa?"
"Aku tidak bohong, kartuku dibekukan oleh kakakku."
Andi sama sekali tidak percaya dengannya, mengira dia tidak ingin memberikan uangnya, lalu dia mendorongnya jatuh ke tanah: "Kalau begitu jangan menyalahkanku, kamu yang membuat dirimu seperti ini!"
Andi menekannya ke tanah, dia dengan kasar mencium leher, wajah, dan pada saat yang bersamaan, dia menarik gaun dari tubuh dia.
Gwendolyn Tsu menangis ketakutan, dia memohon sambil berusaha menghindar:" Lepaskan aku! Aku benar-benar tidak memiliki uang, kumohon....."
"Dasar jalang! Kamu tidak memiliki uang tapi berani menyuruhku? Membuatku ditangkap oleh polisi?" Andi memikirkan kehidupannya akan tamat, amarah dia semakin naik, dia semakin kasar padanya.
Jika dia bersedia memberikannya uang, membantu dia melarikan diri dari Kota A, dia dari awal sudah pergi, mengganti wajah dan mengganti identitas untuk menjalani kehidupannya dengan tenang, dan tidak akan menjadi seperti ini!
"Kamu yang membuatku seperti ini! Jangan berharap kamu akan hidup dengan tenang!" Andi menabrak tubuh dia dengan keras sambil memarahinya, seolah-olah dia melampiaskan semua amarahnya saat ini.
Dan ketika dia memasukinya dengan kasar, Gwendolyn Tsu putus asa, suara tangisannya terdengar menyedihkan.
Andi berkata dia akan membuat dia merasakan rasa sakit yang diderita oleh Clarissa Yuan, dia juga mengatakan bahwa Clarissa Yuan dulu juga berada di sini, di lantai ini.
Tetapi Clarissa Yuan lebih beruntung daripada dia, dia mempunyai Julius Yi yang akan mempertaruhkan nyawanya untuk menolong dia, dan menyelamatkannya. Tetapi dia tidak, dia bahkan tidak melihat bayangan Julius Yi.
1 jam berlalu, langit mulai gelap, Gwendolyn Tsu tidak ingat dirinya sudah dimasuki berapa kali oleh berapa pria, dia tidak memiliki tenaga untuk mengingatnya.
Saat ini rambutnya berantakan, bajunya entah terlempar kemana, tubuhnya sakit seperti telah dibelah. Tenggorokkannya kering karena terus berteriak, air matanya mengering, pada saat ini suasananya sunyi.
Dia merasa dirinya seolah-olah telah berada di dunia lain, dunia yang asing, tetapi dingin.
Pria lain masih merasa tidak puas, ingin melakukannya sekali lagi, tetapi dihentikan oleh Andi.
Andi menyeretnya keluar dari sudut, lalu menyerahkan ponsel kepada dia: "Apakah kamu ingin melakukannya sekali lagi? Jika tidak ingin, segera transfer uangnya."
Gwendolyn Tsu mulai tersadar, menatap dia dengan datar, lalu mengambil ponselnya dan melemparkannya ke muka dia.
Andi berteriak kesakitan ketika ponselnya mengenai mata dia, dengan marah dia berdiri, lalu berteriak kepada bawahan di belakangnya yang tidak puas: "Siapa yang masih belum puas? Puaskanlah sekarang!"
Ketika para pria mendengar, mereka segera bergegas berdiri dan berjalan ke arah dia.
Gwendolyn Tsu menjadi panik, secara spontan mendorong mereka dengan kedua tangannya, dan berteriak: "Aku benar-benar tidak memiliki uang, walaupun kalian membunuhku aku juga tidak memiliki uang.......aku mohon jangan memperlakukanku seperti ini.......!"
"Terlalu baik jika aku membunuhmu." lalu Andi berkata kepada bawahannya: "Masuki dia dengan kasar, tidak perlu sungkan!"
Dan pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara sirene polisi dari jauh.
Mereka tertegun sejenak, menatap satu sama lain, kemudian mengenakan pakaian mereka dengan tergesa-gesa untuk segera melarikan diri.
"Siapa yang lapor kepada polisi?" Andi berkata dengan marah.
"Tidak tahu!" mereka menggelengkan kepalanya, mereka tidak sempat melarikan diri, karena suara sirene polisi telah mengelilingi seluruh bangunan pabrik.
Mendengar suara ini, Gwendolyn Tsu akhirnya dapat merasa lega, air mata kegembiraanya mengalir.
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseCinta Yang Berpaling
NajokurataPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Goddes
Riski saputroThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)