The True Identity of My Hubby - Bab 241Menggoda Suamiku

Sisca berkata dengan ekspresi marah: "Tuan Muda Yi benar-benar keterlaluan, bisa-bisanya meninggalkan istrinya di rumah dan tidak pulang berhari-hari, bahkan berbohong berkata dinas kerja, nyonya tua juga sangat keterlaluan, membantu Tuan Muda Yi berbohong."

"Cukup!" Gwendolyn Tsu memotong perkataan Sisca dengan kesal, kemudian mengembalikan ponsel Sisca.

Melihat Gwendolyn yang berekspresi buruk, Sisca pun tidak berani bersuara lagi.

Setelah hening sekian lama, Sisca baru melihat Gwendolyn dan bertanya: "Nona Tsu, jadi sekarang kita bagaimana?"

"Masih bisa bagaimana? Tentu saja pulang." Dia tidak akan pernah teriak marah-marah di depan orang banyak, terlebih lagi sekarang dia juga tidak bisa menang dari mereka berdua yang saling mencintai.

"Pulang kemana? Rumah keluarga Tsu atau rumah keluarga Yi?"

"Untuk apa pulang ke rumah keluarga Tsu?" Gwendolyn Tsu berkata kesal.

"Nona Tsu tidak memperlihatkan video ini ke Direktor Tsu?" Sisca tidak mengerti, dia pikir Gwendolyn akan langsung pulang ke rumahnya sendiri untuk mengadu.

Gwendolyn tentu saja ingin berbuat seperti itu, tapi sebelumnya Noah Tsu sudah mengatakan dengan sangat jelas, dia sudah membantunya mendapatkan keinginannya, sisanya dia tidak bisa ikut campur dan juga tidak akan ikut campur.

Gwendolyn berpikir sekian lama, akhirnya menggertakkan gigi dan berkata: "Kamu pulang duluan, aku masih ada urusan."

Sisca kaget, langsung berkata panik: "Nona Tsu, aku mana mungkin meninggalkan kamu sendiri di luar, kalau Direktur Tsu tahu, dia akan membunuhku, kamu ada urusan apa aku temani, kemudian menunggumu di luar seperti tadi saja."

Gwendolyn melihat kedua kakinya yang cacat, berpikir semua ini diakibatkan oleh kakinya ini, membuat dirinya tidak bisa berjalan, membuat dia susah melakukan apapun. Dia bahkan merasa, kalau bukan karena kakinya cacat, Justin tidak akan begitu membencinya, juga tidak ada alasan membuangnya sendirian di kamar.

Dia tiba-tiba memukul kedua kakinya, sambil berkata sambil menangis kesal: "Semua gara-gara kamu! Gara-gara kamu.....!"

Perbuatannya ini seperti ingin melampiaskan seluruh kemarahan yang sudah dipendam sekian lama, serta kemarahan ketika melihat video tadi.

"Nona Tsu, jangan." Sisca segera menarik kedua tangannya, dengan panik berkata: "Kamu akan melukai diri sendiri."

"Bunuh saja aku! Lagipula sudah tidak ada yang peduli padaku, hu.......!" Gwendolyn menangis sedih.

Sisca tidak tahu berbuat apa, dia hanya berlutut di samping kaki Gwendolyn dan menasehatinya: "Nona Tsu, bagaimana kalau anda dengarkan nasehat Nyonya Tsu, menceraikan Tuan muda Yi dan mencari lelaki baik lainnya."

Begitu mendengar kata 'cerai', Gwendolyn langsung berhenti menangis, mengangkat tangan dan menampar Sisca: "Cerai? Jangan harap! Aku tidak akan mengikuti kemauan mereka, biarpun mati, aku juga tidak akan membiarkan perempuan sialan itu mendapatkan keinginannya!"

Sisca ditampar tanpa alasan, dia menggertakkan giginya, dan akhirnya terdiam.

******

Clarissa mengupas sebuah apel dan membagikan setengah untuk Julius: "Sudah hampir jam pulang sekolah, aku mau pergi menjemput Liam dan Natalia, kamu sendiri bisa?"

"Bisa sih bisa, tapi......." Julius mengamati Clarissa: "Aku boleh mengajukan permohonan tidak?"

"Apa?"

"Undurkan diri dari pekerjaan babysittermu."

"Tidak boleh." Clarissa menolak tanpa berpikir sama sekali.

"Kenapa tidak boleh?" Julius mengerutkan kening tidak senang.

"Dulu kamu yang mengusirku dari Perusahaan besar Yi."

"Kalau begitu sekarang aku membawamu kembali ke Perusahaan besar Yi, begini boleh, kan?" Julius tersenyum.

Clarissa menatapi Julius dan berkata serius: "Julius, kamu pernah berjanji tidak akan memaksaku melakukan hal yang tidak ingin kulakukan, aku merasa aku sangat senang berhubungan dengan Liam dan Natalia, sangat bahagia, aku suka dengan pekerjaanku ini."

"Tapi mereka adalah anak Frans Tsu, aku tidak ingin kamu terlalu dekat dengannya."

"Kamu bukannya sudah tahu aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa?" Clarissa melirik Julius: "Kamu seharusnya tidak masih khawatir aku bisa berhubungan baik dengannya, kan?"

"Frans Tsu adalah seorang lelaki, terlebih lagi seorang lelaki yang muda dan tampan, aku tentu saja khawatir." Julius terus tidak senang: "Terlebih lagi kalian disana sekeluarga 4 orang, sangat bahagia dan sempurna, kalau begitu aku ini apa?"

"Kamu dan Nona Tsu juga bisa melewati kehidupan berdua." Clarissa bercanda, namun dia tidak menyangka bahwa candaannya ini sudah keterlaluan, Julius seketika marah dan ekspresinya berubah, dengan marah menatapi Clarissa.

"Kenapa begitu serius, hanya bercanda."

"Kamu merasa sangat lucu?"

"Masih....." Clarissa awalnya bermaksud menjawab 'masih lumayan', namun pergelangan tangannya langsung digenggam Julius, ketika dia belum bereaksi, dia sudah ditekan diatas kasur, Julius pun dengan maksud menghukum menciumnya terus menerus.

Clarissa menepuk bahu Julius bermaksud minta ampun: "Julius Yi, kamu cepat lepaskan aku, nanti dilihat nona perawat........."

Julius meniup telinga Clarissa: "Hanya kalau kamu berjanji padaku akan menjauh dari dua anak itu dan Frans Tsu."

Meskipun pikirannya tidak jernih karena perbuatan Julius, namun logika Clarissa masih berjalan dengan sangat sempurna, dia baru saja berhasil menemukan anaknya dengan susah payah, bagaimanapun tidak mungkin melepaskan kesempatan menemani mereka.

"Aku hanya bisa berjanji akan menjaga hubunganku dengan Frans." kata Clarissa.

"Apakah kedua anak itu memiliki daya tarik yang begitu besar?" Julius melepaskan Clarissa dan menggendongnya bangun dari kasur, mengamati Clarissa: "Apakah karena kamu tidak bisa melahirkan, jadi memiliki perasaan spesial pada anak-anak? Kita boleh pergi adopsi beberapa."

Clarissa menggelengkan kepala, mengangkat kedua tangannya merangkul Julius, mengamatinya dan tertawa berseri-seri: "Julius, kamu bukannya juga merasa Liam dan Natalia sangat imut?"

Julius berpikir sejenak, mengangguk: "Memang lumayan imut, tapi tidak sampai gila sepertimu."

"Itu karena...."

"Karena apa?"

"Karena kamu tidak mempunyai hati sebesar milikku." Clarissa mengoreksi perkataannya.

Dia hampir saja tidak tahan dan memberi tahu Julius, Liam dan Natalia adalah anaknya, untung saja masih belum terlalu impulsif.

Kalau dia tahu, dia pasti tidak akan memikirkan hal lain dan langsung meminta kembali Liam dan Natalia, kemudian langsung menceraikan Gwendolyn, kalau seperti itu, Gwendolyn pasti tidak akan melepaskannya.

Gwendolyn adalah tipe yang kalau tidak bisa dimiliki maka lebih baik dihancurkan, orang seperti ini paling menakutkan.

"Bagaimana kalau.....nanti aku bawa Liam dan Natalia datang menemanimu?" Clarissa tertawa senang.

Kalau tidak bisa membiarkan anak dan ayah ini saling mengakui, maka biarkan mereka sering bertemu, begini baru adil untuk Julius.

Namun Julius malah tidak berterima kasih, bahkan berkata dengan sedikit kesal: "Mereka bukan anakku, untuk apa aku bertemu mereka?"

"Baiklah kalau begitu, aku langsung bawa mereka pulang." Clarissa sengaja berkata.

"Kalau tidak.....bawa mereka datang bermain sebentar." Julius menggaruk kepalanya dan mengubah perkataannya.

Clarissa tertawa, menepuk tangan Julius: "Aku pergi dulu, sampai jumpa nanti."

*******

Clarissa berjalan keluar dari kamar pasien dan langsung berjalan ke arah lift.

Ketika dia sampai di lantai 1, dia dengan kaget melihat sebuah sosok yang familiar, Gwendolyn!

Dia refleks berbalik badan, memunggungi Gwendolyn berjalan ke arah sebaliknya. Namun dia tidak tahu, Gwendolyn sudah bersabar menunggunya setengah hari disini.

"Clarissa Yuan!" suara yang dingin terdengar dari belakang.

Punggung Clarissa membeku, secara terpaksa dia pun berbalik menghadap Gwendolyn.

Julius bukannya berkata selain Asisten Lin sudah tidak ada orang lain yang tahu dia masuk rumah sakit? Kenapa Gwendolyn Tsu bisa ada disini? Terlebih lagi begitu kebetulan bertemu dengannya.

Dia berdiri di tempat tidak bergerak menunggu Gwendolyn berbicara, namun Gwendolyn memutar roda kursi rodanya mendekatinya, mengamati Clarissa dan mengejeknya: "Kenapa? Melihatku langsung merasa bersalah? Ingin melarikan diri?"

Clarissa tidak ingin memancing kemarahannya, hanya menjelaskan dengan datar: "Julius sakit, aku hanya menjaganya beberapa hari disini."

"Kamu siapanya Julius? Julius sakit kenapa kamu yang datang menjaganya?" Gwendolyn berseru kesal: "Aku baru istrinya Julius, dia sakit, bukannya seharusnya aku yang menjaganya?"

"Nona Tsu, aku merasa kita seharusnya ganti tempat." Clarissa berbalik dan berjalan ke arah taman kecil, Gwendolyn menggertakkan giginya kesal, kemudian menggerakkan kursi rodanya mengikuti Clarissa.

Clarissa berbalik badan, menatapi Gwendolyn: "Julius sudah tahu aku membohonginya, aku masih mencintainya, dan menurut sifatnya, tidak mungkin menyerah begitu saja."

"Jadi kamu selingkuh dengannya di belakangku?"

"Dia sakit, aku hanya menjaganya."

"Kamu pikir aku tidak tahu kalian melakukan apa saja di dalam kamar pasien?" Gwendolyn marah: "Clarissa Yuan! Tidak disangka kamu adalah orang tidak tahu malu seperti ini, bisa-bisanya menggoda suami orang lain."

"Aku dan dia saling mencintai, kamu yang bersikeras memisahkan kita." Clarissa juga ikut emosi, menatapi Gwendolyn dan melawan: "Kalau mau membicarakan tidak tahu malu, kamu yang lebih dulu tidak tahu malu, kamu tidak hanya tidak tahu malu, kamu bahkan tidak berhati dan kejam."

"Kamu......Clarissa Yuan, kamu akan membayar akibat dari keangkuhanmu ini!"

"Bisakah kamu jangan seperti ini?" Clarissa tahu Gwendolyn lagi-lagi mengancamnya, berkata kesal: "Kamu sudah menikah dengan Julius, sudah mendapatkan keinginanmu, kamu masih ingin apa?"

"Aku mau kalian tidak bisa bertemu selamanya." Gwendolyn maju, menatapi Clarissa: "Aku heran mengapa Julius tidak bersedia menyentuhku, ternyata kamu di luar menggodanya, sudah menyuapnya. Aku peringatkan kamu, Clarissa, aku bukan orang bodoh, kamu ingin membuatku dan Julius menjadi suami istri di atas kertas, kemudian diam-diam menjalin hubungan dengannya? Kamu mimpi!"

Clarissa melihat kelicikan di wajah Gwendolyn, hatinya terasa dingin, sepertinya dia lagi-lagi mau melanggar janjinya dengan Julius, dia tidak hanya tidak bisa terus berhubungan dengannya, juga tidak bisa membawa Liam dan Natalia datang menemaninya.

Gwendolyn terus bermuka dingin: "Kalau kamu bersikeras ingin bersama Julius, baik, aku mengabulkan permintaan kalian, aku akan menceraikan Julius."

"Tidak!" Clarissa segera membuka mulut menghentikan Gwendolyn: "Kamu tidak usah bercerai dengan Julius, aku akan menjauhinya."

"Boleh, kamu pergi dari Kota A, pergi ke tempat yang Julius tidak tahu selamanya."

Meninggalkan Kota A? Kalau begitu sama dengan meninggalkan Liam dan Natalia?

Dia secara refleks menggelengkan kepala: "Tidak, setelah Julius tahu aku pergi, dia akan mencariku ke seluruh dunia, saat itu kamu kemungkinan besar setahun pun tidak bisa bertemu dengannya, ini tidak ada baiknya untukmu. Perasaanku dan Julius perlu usaha kedua belah pihak, perlahan-lahan menghilang, aku hanya bisa menjamin berusaha tidak bertemu dengannya."

"Tapi Nona Tsu." Clarissa langsung berkata dingin: "Tidak bisa mengendalikan Julius juga ada salahmu, jangan menaruh seluruh tanggung jawab ke aku seorang. Kamu memiliki kemampuan menikahinya, maka sudah seharusnya memiliki kemampuan mengendalikannya."

"Kamu! Kamu sekarang sedang mengejekku?"

"Tentu saja bukan, hanya memperingatkanmu." Clarissa meninggalkan kalimat ini, berbalik badan dan berjalan menuju pintu besar rumah sakit.

*******

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu