The True Identity of My Hubby - Bab 248 Fakta
Julius Yi baru bangun pada pukul sembilan, dia mengingat semua kejadian semalam, tentu saja dia tidak akan menganggap serius apa yang dikatakan terakhir kali oleh Clarissa Yuan yang membujuknya untuk pulang.
Meskipun dia serius, tetapi dia tahu bahwa Clarissa Yuan pasti akan menolak, dan sudah menebaknya sebelum pergi mencari Clarissa Yuan.
Cinta Clarissa Yuan kepadanya tidak perlu dipertanyakan lagi, hanya saja Gwendolyn Tsu selalu menjadi penghalang bagi mereka berdua.
Dia teringat akan ekspresi Clarissa Yuan semalam yang memarahinya karena tidak bisa merawat dirinya sendiri dengan baik, dia mengambil sarapan di atas meja dan memakannya.
Setelah sarapan, dia tidak langsung pergi ke kantor, tetapi pergi ke rumah sakit.
Ketika dia memasuki ruang ICU, Clarissa Yuan tepat berada di lantai pertama untuk membayar biaya rumah sakit.
Setelah bertanya, Julius Yi menemukan kamar rawat Liam, dia melihat wajah Liam yang pucat dan sedih dari layar monitor.
Pada saat ini, seorang perawat khusus keluar dari kamar rawat Liam, melihat Julius Yi, tersenyum sopan kepadanya dan berkata : "Tuan Yi, anda sudah kemari ?”
Julius Yi dengan spontan menjawab "ya", dan merespon sedikit, meskipun Liam telah terluka selama beberapa hari, tetapi hari ini adalah pertama kalinya dia datang melihatnya, bagaimana perawat mengetahui bahwa dia adalah Tuan Yi ?
“Apakah kamu mengenalku ?” Dia menatap perawat dan bertanya.
“Tentu saja kenal, bukankah Tuan Yi adalah orang yang mendonorkan darah kepada Liam pada hari itu ? Meskipun beberapa hari ini aku tidak datang bekerja, namun kebetulan aku bertugas pada hari itu, apakah kamu lupa ?”
“Aku mendonorkan darah untuk Liam ?” Julius Yi semakin bingung.
“Bukankah begitu ?” Perawat menundukkan kepala dan melihat catatan medis di tangannya, dan berkata : “Saya ingat dengan jelas bahwa anda yang mendonorkan darah kepada Liam hari itu, apakah kamu bukan ayah kandung Liam ? Bukan Tuan Justin Yi ?”
Julius Yi memandangnya dengan heran, terdiam sejenak dan tidak tahu apa yang terjadi, bagaimana hal ini bisa berhubungan dengan Justin Yi ?
Apa hubungan Justin dan Liam ? Bahkan hanya mendengar nada bicara perawat itu, sepertinya Justin adalah ayah kandung Liam ?
“Maaf, mungkin aku salah mengenali orang. "Perawat yang melihat raut wajah Julius Yi terkejut itu, sepertinya tidak sedang berpura-pura atau bercanda, lalu berpikir bahwa mungkin ini dia telah salah mengenali orang.
Tetapi….memang benar, awalnya karena dia sangat tampan, dan dia juga diam-diam melihatnya beberapa kali.
Melihat perawat itu akan beranjak pergi, Julius Yi berkata dengan terburu-buru : “Nona, kamu memang salah, Justin Yi adalah saudara kembarku.”
Perawat kecil itu berbalik, tersenyum dan tertegun sejenak : "Oh, ternyata begitu, maafkan aku.”
“Tidak apa-apa.” Julius Yi melangkah maju, dan berkata dengan tergesa-gesa : “Apa yang baru saja kamu katakan ? Justin mendonorkan darah kepada Liam ? Namun, Justin memiliki golongan darah RH negatif."
“Liam juga memiliki golongan darah RH negatif. “Perawat mengatakan : “Pada saat itu tidak ada satupun rumah sakit yang memiliki jenis golongan darah ini, Nona Yuan membawa Tuan Yi kemari dan mengatakan bahwa Tuan Yi adalah ayah kandung Liam.”
Ketika perawat melihat raut wajah Julius Yi berubah pucat karena kaget, segera dia menutup mulut dengan tangannya dan berkata dengan ceria : "Ah, apakah aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kukatakan ?"
“Tidak, kamu mengatakan apa yang seharusnya kamu katakan.” Julius Yi mengangkat tangan dan menepuk pundaknya sambil berkata : “Terima kasih, suatu hari kamu akan mendapatkan kenaikan gaji dari pimpinanmu.”
“Kalau begitu terima kasih.” Perawat itu melihat Julius Yi berjalan cepat pergi meninggalkannya sambil tersenyum.
Meskipun dia tidak percaya bahwa Julius Yi benar-benar dapat membantunya menaikkan gajinya, tetapi kata-kata baik seperti ini terdengar sangat nyaman.
*****
Julius Yi berjalan keluar dari rumah sakit dan bergegas ke Perusahaan Besar Yi.
Ketika dia masuk ke ruangan kerja Justin Yi, Justin Yi tengah berdiskusi dengan asistennya mengenai masalah pekerjaan.
Melihat Julius Yi yang terengah-engah, Justin Yi tahu bahwa dia pasti memiliki masalah yang mendesak, dan berkata kepada asisten Fang : “Lakukanlah seperti yang aku katakan."
Asisten Fang mengangguk, menyapa Julius Yi, dan berjalan keluar.
“Apakah ada masalah yang mendesak ?” Justin Yi menatap ke Julius Yi sambil bertanya.
Julius Yi langsung berkata : “Aku baru saja melihat Liam di rumah sakit.”
Dia terus menatap Justin Yi, tidak ingin melewatkan setiap ekspresi Justin Yi. Ketika dia melihat ekspresi kaget Justin Yi, dia semakin yakin dengan apa yang dikatakan oleh perawat tersebut.
Tampaknya Justin Yi benar-benar pergi ke rumah sakit, dan mendonorkan darahnya kepada Liam.
“Julius…….” Justin Yi terdiam sejenak, dan seketika tidak tahu bagaimana menanggapinya, karena dia tidak tahu seberapa banyak fakta yang diketahui oleh Julius Yi.
“Mengapa perawat mengatakan bahwa kamu adalah ayah kandung Liam ?”
“Ini……pada saat itu Liam dalam keadaan darurat, Clarissa menghubungiku……”
“Mengapa Clarissa menghubungimu ? Kenapa dia tidak menghubungiku ?” Julius Yi menatap Justin Yi, dia ingin menghajarnya ketika melihatnya terbata-bata : “Apa yang terjadi sebenarnya ? Semua orang merahasiakannya dariku, bahkan kamu juga merahasiakan dariku ?”
“Clarissa tidak ingin aku mengatakannya.”
“Aku ingin kamu mengatakannya dengan jelas sekarang !” Julius Yi bergegas, menariknya keluar dari kursi, meraih bajunya dengan kedua tangan, dan berkata dengan marah : “Justin Yi, aku menikahi Gwendolyn Tsu demi kamu, mengapa kamu membantu orang lain untuk membohongiku ? Apakah kamu adalah saudaraku ?”
“Baiklah, aku akan mengatakannya, Julius kamu jangan gelisah.”
“Katakan !” Julius Yi melepaskannya.
Justin Yi merapikan bajunya, dan berkata : “Sebenarnya, aku juga merasa bahwa harus mengatakan yang sebenarnya padamu….. “
“Katakan intinya !” Julius Yi sangat cemas dan hampir gila, dia tidak punya niat untuk mendengarkan omong kosongnya.
“Clarissa mengatakan bahwa Liam dan Natasia adalah anak kandungmu, ketika bayi itu lahir tiga tahun yang lalu, ibu kandungnya telah diam-diam menjualnya, dan kemudian berbohong kepadanya bahwa bayinya sudah meninggal……” Justin Yi khawatir bahwa Julius Yi akan menghajarnya lagi, lalu segera meneruskan perkataannya : “Tetapi aku juga baru mengetahui kebenaran ini ketika Liam terluka.”
Julius Yi tertegun……
Sebenarnya Julius sudah seharusnya menyadarinya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh perawat tadi, kemudian mengingat lagi akan perhatian Clarissa Yuan terhadap Liam dan Natasia.
Tetapi mendengar langsung apa yang dikatakan oleh Justin Yi, dia masih sedikit kaget.
“Julius, jangan salahkan Clarissa, dia merahasiakannya darimu demi kebaikanmu dan anakmu.” Justin Yi berkata dengan hati-hati : “Bahkan Clarissa khawatir bahwa Gwendolyn Tsu akan melakukan sesuatu kepada anaknya jika dia mengetahui kebenaran ini.”
Setelah tercengang beberapa saat, Julius Yi sadar kembali, menatap Justin Yi dan bertanya : “Apakah yang kamu katakan tadi itu benar ? Liam dan Natasia benar-benar anak dari aku dan Clarissa ?”
“Ya, kalau tidak, datang dari mana golongan darah RH negatif Liam ?” Justin Yi tersenyum : “Kamu dan Clarissa telah memiliki anak, apakah kamu bahagia ?”
“Lalu mengapa kamu membantu Clarissa membohongiku ?” Kata Julius Yi dengan jengkel.
“Ini permintaan dari Clarissa, kamu boleh bertanya kepadanya untuk lebih jelasnya.” Justin Yi berpikir sejenak, dan berkata : “Tetapi ketika kamu pergi mencarinya, tolong katakan sesuatu yang baik dariku, aku tidak ingin disalahartikan olehnya sebagai seorang penggosip.”
“Ingatlah !” Julius Yi masih marah dengan melontarkan sebuah kalimat kepadanya, dan kemudian berbalik berjalan ke arah pintu ruangan kerja. Ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba dia menoleh, dan berkata kepada Justin Yi : “Aku berpikir yang paling bahagia adalah Clarissa, bukankah begitu ?”
Pada saat ini, dia tersenyum.
"Apa?" Justin Yi tertegun, lalu mengangguk cepat : “Iya iya……benar.”
****
Julius Yi berjalan keluar dari ruangan kerja Justin Yi, hatinya sudah dipenuhi dengan kebahagiaan dan kemarahan, kemudian teringat bahwa Liam masih belum sadar, seketika dia menjadi cemas.
"Liam, kamu tidak boleh terjadi !” Julius Yi bergumam dalam hatinya, lalu mempercepat langkahnya menuju lift.
Ketika dia bergegas ke rumah sakit lagi, Clarissa Yuan sudah dipaksa Frans Tsu untuk pergi makan siang di restoran sekitar rumah sakit, keduanya kembali kehilangan kesempatan untuk bertemu.
Karena ini adalah waktu istirahat makan siang, ruangan ICU menolak anggota keluarga memasuki ruangan tersebut, dan Julius Yi dihalangi di depan ruang ICU.
Petugas keamanan ruang ICU berkata kepada Julius Yi : “Tuan, anggota keluarga pasien manakah kamu ? Dan, tolong tunjukkan kartu identitasmu.”
“Mengapa harus begitu repot ? Baru saja aku kemari.” Julius Yi sedikit jengkel.
“Maaf, sekarang ini adalah waktu istirahat.”
“Aku adalah ayah Liam Tsu.” Katanya sedikit gelisah.
Petugas keamanan mengambil kartu identitasnya dan melihatnya, lalu berkata : “Ayah Liam Tsu adalah Frans Tsu, dan Liam Tsu masih berada di ruang ICU, tidak boleh bertemu dengan anggota keluarganya, silakan kembali tuan.”
“Biarkan aku masuk dan melihatnya sejenak !”
”Itu harus ada persetujuan dari ayah anak tersebut.”
Julius Yi sedikit marah : “Sudah kubilang, aku adalah ayah dari anak itu !”
“Tuan, bisakah kamu bekerja sama dengan kami ?” Petugas keamanan juga sudah kehilangan kesabaran, menegakkan wajahnya dan berkata : “Jika kamu membuat keributan lagi, aku akan memanggil polisi.”
“Sudah kubilang, aku adalah ayah dari anak itu, mengapa kalian tidak percaya ? Mengapa aku tidak boleh melihat anakku sendiri ?” Julius Yi kehilangan kesabaran dan berteriak lepas : “ Kalian merahasiakannya dariku, membuatku tidak mengetahui apapun, bahkan tidak ada yang memberitahuku ketika putraku hampir kehilangan nyawa ! Tidak ada yang memberitahuku bahwa putraku sedang membutuhkan darah, sekarang aku sudah mengetahui semuanya, tetapi kalian tidak memperbolehkanku masuk melihatnya ! Kalian menganggap aku seperti apa ? Robot yang tidak punya hati, dan tidak pernah terlukakah ?"
Julius Yi menendang kursi yang diduduki tadi oleh petugas keamanan, di sekelilingnya ada beberapa anggota keluarga yang juga sedang menunggu pintu terbuka, dan semua orang menonton Julius Yi yang sedang menggila.
Petugas keamanan itu bisa saja meminta petugas keamanan yang berada di lantai bawah untuk mengusir Julius Yi, tetapi ketika dia melihat mata Julius Yi yang bengkak itu, tiba-tiba hatinya meluluh.
Dia mencari nama Frans Tsu di kontak ponselnya dan menghubunginya, melirik Julius Yi dan berkata : “Apakah ini Tuan Tsu ? Disini ada seorang pria yang mengaku sebagai ayah Liam Tsu, dan ingin masuk melihat anak di ruang ICU.”
Frans Tsu yang baru saja selesai memesan makanan, menatap ke arah Clarissa Yuan yang ada di depannya, lalu berkata : “Aku akan segera pergi ke sana.”
Mendengar Frans Tsu yang akan pergi, Clarissa Yuan mengangkat kepala dan menatapnya : “Apa yang terjadi ? Ada apa ? Apakah Liam……”
“Tidak.” Frans Tsu tersenyum padanya dan berkata : “Petugas keamanan ruang ICU menghubungiku dan memberitahuku bahwa ada seseorang yang ingin masuk untuk melihat Liam, aku akan pergi mengurusnya.”
Frans Tsu beranjak dari kursi sambil berkata kepada Clarissa Yuan : “Kamu tunggu di sini sebentar, biarkan aku mengurusnya, aku akan segera kembali.”
“Baiklah, pergilah.”
Frans Tsu mengangguk, dan berjalan cepat menuju arah pintu restoran.
Menurutnya, dia tidak perlu memberitahu Clarissa jika dirinya masih belum sepenuhnya memahami situasi, jadi dia memutuskan untuk kembali melihat situasinya terlebih dahulu.
Ketika Frans Tsu bergegas kembali ke rumah sakit, Julius Yi yang tengah marah meneriaki petugas keamanan.
Melihat Frans Tsu kembali, petugas keamanan akhirnya merasa lega, dan berkata kepadanya : “Tuan Tsu, tuan ini yang mengatakan bahwa dia adalah ayah kandung Liam Tsu.”
Julius Yi melihat Frans Tsu, dia langsung menghampirinya, meraih baju Frans Tsu dengan kedua tangannya, dengan marah berkata : “Mengapa anakku memiliki hubungan denganmu ? Memanggilmu ayah ? Mengapa ?”
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuBlooming at that time
White RoseThe Great Guy
Vivi HuangMenunggumu Kembali
NovanYou're My Savior
Shella NaviCinta Dan Rahasia
JesslynPredestined
CarlyThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)