The True Identity of My Hubby - Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
Clarissa Yuan memasak seadanya di rumah, sore ini dia berencana pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku pendidikan anak usia dini. Begitu dia masuk ke dalam mobil, ponselnya berdering.
Dia melirik layar ponselnya, lalu dia mendapati nomor yang menghubunginya adalah nomor telepon rumah, tetapi jelas sekali bukan dari Perusahaan Besar Yi, dia langsung merasa lega dan menjawab panggilan itu.
Tidak menunggunya berbicara, dari balik telepon terdengar suara seseorang yang panik: "Apakah anda Nyonya Yi? Ini dari Sunshine Hospital."
Clarissa Yuan terdiam sejenak, lalu secara naluriah dia menjawab : "Benar."
Setelah menjawab dia baru ingat dia dan Julius Yi sudah bercerai . Oleh karena itu dia kembali berkata: "Bukan."
“Sebenarnya benar atau bukan?” Suara wanita di telepon terdengar sedikit tidak berdaya, lalu dia kembali bertanya: “Apakah anda Nona Yuan?”
"Iya."
"Begini, siang ini Tuan Yi melompat dari Royal Building, saat ini dia sedang berada di Sunshine Hospital untuk mendapatkan pertolongan darurat..."
“Apa yang kamu katakan?”Clarissa Yuan langsung tercengang, otaknya langsung kosong.
Perawat melanjutkan berbicara: "Saat ini Tuan Yi sedang sekarat, dia ingin bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya. Apakah kamu bisa datang?"
Clarissa Yuan yang sedang dalam keadaan linglung, sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaannya. Dia mengira dia pasti salah dengar. Mana mungkin Julius Yi pergi ke Royal Building untuk melompat dari gedung? Bukankah tadi dia baik-baik saja, dan dia masih mengajaknya makan siang.
Apakah karena dia menolaknya jadi Julius tidak berpikir panjang dan melompat dari gedung?
“Nyonya Yi, waktu Tuan Yi tidak banyak. Apakah anda bisa datang?,”desak nona perawat.
Clarissa Yuan terisak-isak, lalu dia berkata sambil menangis: "Aku akan pergi kesana sekarang, tolong selamatkan dia."
"Kami akan melakukan yang terbaik," kata perawat.
Setelah menutup telepon, Clarissa Yuan mengangkat tangannya dan mendapati wajahnya penuh dengan air mata, dan hatinya seperti tertimpa oleh sesuatu dan membuatnya kesulitan bernafas.
Dia menarik nafas dalam-dalam, setelah menenangkan diri dia menyalakan mobil dan pergi ke Sunshine Hospital.
Sunshine Hospital berada di dekat Royal Building. Ketika dia tiba di rumah sakit, dia bahkan tidak mematikan mobilnya,dan langsung bergegas ke unit gawat darurat.
Dia mengenggam seorang perawat sambil bertanya dengan panik, "Di mana Julius Yi ?"
"Julius Yi?" Perawat itu terlihat kebingungan lalu dia menggelengkan kepalanya: "Aku tidak tahu, tanyakan kepada orang lain."
Clarissa Yuan menghapus air mata di wajahnya, lalu dia bergegas mencari perawat lain: "Numpang tanya Julius Yi ada di mana? Bagaimana kondisinya?"
Tidak menunggu perawat wanita itu menjawab, seorang perawat muda yang berada di depan menghampiirnya, melihat Clarissa Yuan wajahnya penuh dengan air mata, dia bertanya, "Apakah anda Nyonya Yi?"
“Iya, benar!” Clarissa Yuan segera mengangguk.
“Tolong ikut dengan saya.” Perawat berbalik dan berjalan ke ujung koridor.
Clarissa Yuan mengikuti perawat itu sambil bertanya, "Bagaimana kondisi Julius Yi? Bagaimana kondisinya sekarang?"
Dia terus mengulangi kata-kata ini di mulutnya, tetapi nona perawat hanya melihat lurus ke depan dan berjalan ke pintu kamar pasien tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sebelum membuka gagang pintu, dia berkata kepada Clarissa Yuan dengan raut wajah serius: "Nyonya Yi, saya harap anda memiliki persiapan, Tuan Yi ..."
Nona perawat berhenti berbicara, dia tidak tega melanjutkan kata-katanya.
Ketika pintu dibuka dengan perlahan-lahan, di dalam kamar pasien Clarissa Yuan melihat Julius Yi yang terbaring di atas tempat tidur rumah sakit sudah ditutupi dengan kain putih . Saat melihat semua ini, dia menangis dengan putus asa, dan di saat yang bersamaan kakinya langsung lemas, dia duduk di atas lantai dalam keadaan hancur.
Apakah Julius Yi sudah mati? Dia tidak bisa mempercayainya, dan dia tidak ingin mempercayainya, tetapi kakinya sangat lemas dan dia tidak sanggup berjalan kesana untuk membuka kain putih dan melihat kebenarannya.
"Aku tidak percaya! Kamu bohong kepadaku! Kamu bohong kepadaku!" Dia menangis sambil berteriak kepada perawat.
Perawat menghela nafas dengan tidak berdaya, lalu dia menghiburnya: "Nyonya Yi, lepaskanlah kepergiannya, Tuan Yi sudah tiada. Sebelum meninggal Tuan Yi berulang kali meminta untuk bertemu dengan anda untuk yang terakhir kalinya , oleh karena itu kami menunggu anda datang setelah itu kami akan memindahkan dia ke kamar mayat. "
Perawat itu diam sejenak, lalu dia kembali berkata, "Nyonya Yi, cepat temui Tuan Yi untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, aku akan memindahkan Tuan Yi ke kamar mayat."
“Aku tidak percaya ...!” Clarissa Yuan masih menggelengkan kepalanya dan mengulangi kalimat yang sama, sambil menangis dengan putus asa.
“Kalau Nyonya Yi tidak ingin melihatnya, maka kami akan memindahkannya.” selesai mengatakannya perawat melangkah maju dan hendak mendorong tempat tidur.
"Jangan!" Clarissa Yuan bergegas menghampirinya dan langsung tersungkur di tubuh Julius Yi , lalu dia menangis dengan keras: "Jangan bawa dia pergi, tolong jangan ..."
Saat Clarissa menghampirinya, kain putih yang menutupi Julius Yi sedikit tergeser dan menunjukkan wajahnya.
Clarissa Yuan akhirnya melihatnya, wajahnya pucat seperti kertas, kepalanya penuh dengan lilitan kain kasa ...
Tangisannya semakin menjadi-jadi.
Perawat yang berada di samping berkata: "Tuan Yi berkata harapan terbesarnya adalah bisa mendengar Nyonya Yi mengatakan kamu mencintainya sebelum dia meninggal."
"Aku mencintaimu ..." Clarissa Yuan bahkan tidak berpikir dan langsung memeluk Julius Yi sambil menangis dengan getir dan terus mengulangi: "Aku mencintaimu ... Julius aku mencintaimu ... Tidak bisakah kamu tidak meninggalkanku, aku mohon jangan tinggalkan aku seorang diri……."
“Tuan Yi juga berkata, dia memilih untuk melompat dari gedung karena Nyonya Yi tidak menginginkannya lagi.” Perawat itu kembali berkata.
"Mana mungkin aku tidak menginginkannya ..." Clarissa Yuan terisak-isak sambil mengguncang tubuh Julius Yi : "Julius , kenapa kamu begitu bodoh, mana mungkin aku tidak menginginkanmu, aku berbohong kepadamu, aku terpaksa meninggalkanmu. Aku meninggalkanmu agar kamu bisa hidup lebih baik, bukan untuk membuatmu menganggap remeh kehidupan seperti yang kamu lakukan sekarang ini, Julius ... "
“Akhirnya kamu bersedia mengatakan yang sebenarnya?” Tiba-tiba dari atas kepalanya terdengar suara yang acuh tak acuh.
Clarissa Yuan tercengang, tangisannya langsung berhenti, lalu perlahan-lahan dia mengangkat wajah kecilnya.
Ketika dia melihat Julius Yi yang sedang melihat dirinya dengan mata terbuka, setelah tercengang selama beberapa saat, tiba-tiba tangisannya menjadi semakin keras.
Julius Yi ! Dia mengira Julius benar-benar sudah mati, dan dia tidak akan pernah bangun lagi, dia mengira dia tidak akan pernah bisa melihatnya lagi!
Julius Yi melepas kain kasa yang membaluti kepalanya, lalu sambil meliriknya dia berkata: "Apa yang kamu rasakan saat ini adalah perasaan yang aku rasakan saat mendengar kamu mengatakan ingin bercerai denganku? Bukankah ini mengguncang?"
Sangat mengguncang! Sangat mengguncang sampai-sampai jantungnya hampir tidak bisa berdetak lagi.
"Julius, kamu pikir ini lucu!?" Clarissa Yuan menangis sebentar, lalu dia bangkit dari tubuhnya, dan berteriak dengan marah: "Dasar kekanak-kanakan! Dasar gila!"
Selesai berteriak, dia berbalik dan hendak pergi, tetapi Julius Yi dengan cepat bangun dan duduk di atas tempat tidur: "Tunggu sebentar!"
“Apa yang kamu inginkan?”saat Clarissa Yuan yang baru saja mengalami suka cita dan duka cita, melihat Julius Yi duduk di tempat tidur Sunshine Hospital dalam keadaan baik-baik saja, langsung marah hingga menggertakkan giginya.
Apakah dia tidak tahu tadi dirinya hampir dia buat mati ketakutan? Tak disangka dia membohonginya seperti ini, dan dirinya bahkan dengan bodohnya tertipu olehnya dan mengatakan kebenaran kepadanya.
Jika dia berpura-pura lebih lama sedikit, bukankah dia juga akan memberitahukan soal Liam dan Natasia kepadanya?
Yang paling penting adalah dia benar-benar mengira Julius benar-benar sudah mati!
“Dikarenakan aku sudah tahu kamu terpaksa meninggalkan aku, bukankah kamu harus tetap tinggal dan memberikan penjelasan kepadaku.” Julius Yi turun dari tempat tidur Sunshine Hospital, lalu dia berjalan menghampirinya, saat sampai di depannya dia memegang wajah kecilnya sambil mencibir, "Lihat wajah kecil ini menangis hingga air mata memenuhi wajahnya."
Clarissa Yuan mengangkat tangannya memegang pergelangan tangan Julius dan berusaha menyingkirkan tangannya, tetapi telapak tangan Julius seakan menempel di wajahnya dan tidak bisa didorong sama sekali. Clarissa hanya bisa menghapus air mata di wajahnya dengan lengan bajunya.
Tadi dia memang menangis dengan sejadi-jadinya, sampai sekarang wajahnya masih penuh dengan air matanya.
"Yang mengatakan sudah tidak mencintaiku lagi adalah kamu, orang yang menangis dan memohon padaku untuk hidup juga kamu. Kamu benar-benar hebat." Julius Yi menghapus air mata di pipi Clarissa dengan ibu jarinya sambil berkata, "Biar aku pikirkan, kejadiannya seharusnya begini, kalian semua, termasuk ayah dan anak Keluarga Tsu, bersatu untuk membohongiku, kalian membuat sandiwara dengan menggunakan properti keluarga Yi dan Justin di tangkap oleh polisi agar aku bercerai denganmu. Tujuannya adalah agar aku menikahi Gwendolyn Tsu, benarkan?"
Clarissa Yuan akhirnya tidak menahan air matanya lagi dan membiarkannya mengalir, dia menatapnya sambil berkata dengan terisak-isak: "Semuanya adalah sandiwara, kecuali soal kontrak penjualan rumah itu benar, meskipun memberitahukan semua kebenaran kepadamu memangnya bisa apa? Apakah kamu akan menceraikan Gwendolyn Tsu? Apakah kamu bersedia melihat Justin ditangkap oleh polisi?"
Clarissa menggelengkan kepalanya: "Ini adalah fakta yang tidak bisa diubah. Bahkan sekarang, selain menahan rasa sakit dan berpisah, apakah kita masih ada cara lain? Lebih baik tidak tahu."
“Tentu saja berbeda.” Julius Yi menggelengkan kepalanya, “Setidaknya aku tahu kamu mencintaiku, setidaknya aku tidak harus kesulitan tidur karena merasa sedih kamu sudah berpindah ke lain hati.”
"Julius ..." Clarissa Yuan meraih lengannya dan menatapnya dengan serius: "Bisakah kita menganggap apa terjadi hari ini tidak pernah terjadi? Saling menjaga jarak seperti sebelumnya, dan anggap dalam kehidupan ini kita tidak berjodoh, dan tidak bisa tetap bersama seumur hidup. "
"Dikarenakan aku sudah tahu kebenarannya, aku tidak akan melepaskanmu."
"Kalau begitu apa yang kamu inginkan!" Clarissa Yuan sengaja berkata dengan marah, "Apakah kita akan bersikap egois dan terus hidup bersama tanpa mempedulikan hidup dan mati Justin? Sebelumnya, kita sudah membiarkan Direktur Yi mati dengan mambawa penyesalan, apakah kita masih harus ... . "
"Aku akan memikirkan cara untuk mengatasi masalah ini!"
"Cara apa yang bisa kamu pikirkan? Bisakah kamu membujuk Gwendolyn Tsu atau Noah Tsu? Jelas-jelas kamu tahu demi bisa bersamamu Gwendolyn Tsu bisa melakukan apa saja."
“Jadi bagaimana denganku? Haruskah aku membiarkannya melakukan yang dia inginkan dan melepaskan orang yang aku cintai dan hidup sampai tua bersamanya?” Julius Yi juga mulai marah.
"Bahkan jika kamu tidak bersedia, ini adalah satu-satunya cara." Clarissa Yuan berkata kepadanya: "Julius , tidak peduli apakah kamu tahu kebenarannya atau tidak, kamu tidak dapat merubah keputusanku. Aku harap kamu bisa tenang dan memikirkan apa yang merupakan hal yang paling tepat. "
Clarissa mengangkat tangannya dan melirik arlojinya: "Maaf, aku tidak punya waktu untuk menemanimu bermain di sini, aku harus pergi ke sekolah untuk menjemput Liam dan Natasia pulang."
Selesai berbicara, dia mengelak dan berjalan ke pintu, Julius Yi mengejarnya dengan marah sambil berteriak, "Clarissa! Berhenti! Clarissa Yuan !"
Clarissa Yuan tidak menghiraukannya, dia bahkan mempercepat langkah kakinya, sampai dia mendengar seseorang berseru dengan kaget: "Tuan! Apakah kamu baik-baik saja?"
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleYama's Wife
ClarkPrecious Moment
Louise LeePenyucian Pernikahan
Glen ValoraUangku Ya Milikku
Raditya DikaAdore You
ElinaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)