The True Identity of My Hubby - Bab 131 Kita Berpisah Saja
Clarissa Yuan sebenarnya sudah tertidur, tetapi dia dikejutkan dengan suara tangisan Ibunya yang melolong bagaikan serigala.
“Ibu……” Dia berteriak, mengerutkan keningnya: “Bisakah Ibu tidak berteriak lagi, itu sangat berisik.”
“Clarissa, apakah kamu baik-baik saja?” Teresa Wang menatapnya dengan gembira.
Ketika mendapat telepon dari Kak Sarah, dia mengatakan bahwa Clarissa Yuan mengalami kecelakaan, dia sangat ketakutan. Dia segera pergi ke rumah sakit untuk melihatnya, tubuh Clarissa Yuan dibungkus sangat rapat, dan mukanya sangat pucat bagaikan kertas putih, dia mengira Clarissa Yuan pasti tidak bisa diselamatkan.
Kak Sarah yang berada di sampingnya berkata: “Nyonya Yuan, Anda tidak perlu khawatir, dokter berkata Nona Muda sudah lewat dari masa krisis, karena takut Anda akan terlalu khawatir, itu sebabnya tadi aku baru menelepon Anda.”
“Oh, apakah itu artinya Clarissa Yuan-ku sudah tidak apa-apa?” Teresa Wang sangat senang.
“Nona Muda akan segera membaik.”
“Sangat bagus.” Teresa Wang dengan senang memeluk putrinya: “Kalau begitu aku bisa sedikit lebih tenang.”
“Ibu……” Clarissa Yuan dengan lemah berkata: “Kamu menekan anakku.”
Teresa Wang yang baru saja senang tiba-tiba langsung duduk dengan tegak, melihat Clarissa Yuan dengan bingung, tidak menyadari Kak Sarah terus-menerus berusaha menggunakan jarinya untuk memanggilnya: “Clarissa, apakah ingatan kamu bermasalah? Anakmu sudah tiada!”
“Hmhm!” Kak Sarah mengeluarkan suara seperti orang yang sedang batuk, tetapi sudah terlambat.
Raut wajah Clarissa Yuan seketika menegang, wajah yang awalnya sudah pucat sekarang semakin memucat, dia menatap Teresa Wang, setelah beberapa saat, dia bertanya: ”Ibu, kamu apa?”
“Aku…. aku kenapa?” Teresa Wang baru menyadari bahwa dia telah mengucapkan hal yang salah, dia tersenyum dan berkata: “Saya, anak kamu sekarang baik-baik saja, saya tidak menekan dia.”
Sayangnya, Clarissa Yuan tidak mempercayainya, air matanya mengalir turun, dia memandang Kak Sarah, dan memandang Julius Yi yang berada di samping ranjangnya.
“Kak Sarah, anakku masih hidup dan baik-baik saja, apakah kamu menyuruh dia untuk membohongiku?” Dia menatap Julius Yi.
“Nona Muda……” Kak Sarah ingin meraih tangannya, tetapi dikibas oleh dia.
“Jangan menyentuhku!” Clarissa Yuan menatapnya dengan tajam: “Kamu pembohong! Kalian semua pembohong!”
“Nona Muda, karena kami takut kamu akan bersedih seperti ini, kami tidak berani memberitahumu.” Kak Sarah menatap wajahnya yang berlinangan air mata, cemas dan tidak berdaya.
Pada saat ini Clarissa Yuan mana bisa menerima semua penjelasan? Dia hanya mengetahui bahwa anaknya telah tiada, dia menjadi gila. Dia berteriak: “Kalian semua keluar dari sini! Cepat keluar!”
Dia berusaha untuk duduk di ranjang pasien, tetapi tangannya masih terpasang jarum infus, jadi dia menarik jarum tersebut dari tangannya. Julius Yi bergegas melangkah maju, dan memeluk tubuhnya: “Clarissa, kamu jangan seperti ini, jangan gegabah.”
“Anakku sudah tiada, bagaimana saya bisa tidak gegabah?” Clarissa Yuan berusaha memukul dia: “Julius Yi! Anak itu bukan anakmu, kamu tentu saja tidak peduli dengannya, tetapi saya peduli dengannya! Saya lebih memedulikannya daripada memedulikan kehidupanku……Apakah kamu mengerti?”
Dia menangis didalam pelukannya, air matanya membasahi bajunya.
Dia lebih memilih dirinya sendiri yang tiada, dan bukan anaknya……
“Aku dan kamu sama-sama peduli dengan anak ini, tetapi dia sudah tiada, bukankah kita harus dengan berani menghadapi kenyataan tersebut?” Julius Yi dengan lembut menepuk-nepuk punggung dia:
“Ini adalah kesalahan aku, aku yang membuatmu mengalami kecelakaan, kamu lampiaskan saja amarahmu kepadaku, jika kondisi tubuhmu sudah membaik, kamu bisa memukul dan memarahi aku sesuka hatimu….”
Dia mana mungkin tidak peduli? Dia dan dia sama-sama memedulikannya, dan sangat merasa sedih juga.
“Aku hanya ingin anakku….”
“Kamu masih bisa mempunyai anak lagi, jangan menangis.”
“Betul betul.” Teresa Wang berusaha meyakinkan: “Kamu masih muda, setelah ini kamu masih bisa melahirkan beberapa anak, jangan bersedih.”
Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya, menangis: “Itu tidak sama, dia sudah tiada, dia tidak bisa digantikan dengan melahirkan beberapa anak.”
“Kita hanya ada jodoh tetapi tidak ditakdirkan dengan dia.”
“Kenapa bisa seperti itu? Kenapa hal ini selalu muncul di kepalaku?” Clarissa Yuan tidak mengerti, kenapa dia dihukum begitu lama, tiga tahun yang lalu dia telah kehilangan seorang anak, kali ini dia juga telah kehilangan seorang anak.
“Tidak akan ada lagi setelah ini, mari baringkan badanmu untuk istirahat terlebih dahulu.” Kata Julius Yi dengan lembut.
Clarissa Yuan seperti orang yang bodoh, dia tidak bergerak, dan tidak berbicara apa-apa.
Julius Yi tetap memeluk dia, membiarkan dia terus menangis di pundaknya.
Kak Sarah menatap Clarissa Yuan yang bagaikan orang bodoh, tetapi dia sudah menjadi lebih tenang, lalu berkata kepada Teresa Wang: “Nyonya Yuan, mari kita keluar terlebih dahulu.”
Teresa Wang juga tidak ingin mengganggu mereka bedua, dia mengikuti Kak Sarah untuk keluar dari kamar pasien.
Setelah keluar dari kamar pasien, Teresa Wang menghela nafas:
“Clarissa benar-benar tidak beruntung, semua masalah tidak ada yang beruntung.”
Kak Sarah menatapnya, hanya tersenyum, berkata dalam hati, bukankah Anda yang menyebabkannya.
Matahari di musim gugur, yang sangat hangat, tetapi selalu dapat memberikan kesejukkan.
Clarissa Yuan duduk seharian di balkon, tidak membiarkan orang lain mendekat, dia tidak minum dan juga tidak makan.
Luka di tubuhnya sudah membaik, tetapi luka di hatinya tidak menunjukkan tanda-tanda akan membaik.
Pintu kamar pasien terbuka, langkah kaki yang familiar itu perlahan mendekati dia.
“Kata Kak Sarah kamu tidak makan dan tidak minum dan duduk di balkon seharian, benarkah?” Julius Yi duduk di sebelahnya, meraih tangannya yang dingin.
Clarissa Yuan perlahan menarik kembali tangannya, pandangannya tetap menatap keadaan di luar rumah sakit.
“Kenapa?” Julius Yi tersenyum: “Apakah kamu menyalahkanku karena telah datang terlambat? Maaf, tadi pagi aku pergi untuk menemani ayahku.”
“Julius……” Clarissa Yuan berbisik kepadanya: “Anakku sudah tiada, aku juga sudah tidak berguna lagi bagimu, kita berpisah saja.”
Senyum Julius Yi menghilang.
“Sebenarnya dengan melihat kedudukkan dan kekuasaanmu, masih banyak wanita yang ingin menikah denganmu, termasuk….Gwendolyn Tsu saja masih mecintaimu, apalagi orang lain.”
“Clarissa Yuan, memang benar aku yang membuatmu seperti ini, jika kamu membenciku, kamu bisa langsung menceraikanku. Tolong jangan menggunakan alasan seperti itu, karena jika kamu terus melakukannya, aku semakin tidak ingin bercerai.” Julius Yi meraih bahunya dan menggertakkan giginya: ”Apakah kamu sangat membenciku?”
“Aku sama sekali tidak membencimu…..” Air mata Clarissa Yuan mengalir turun.
Malam itu jika dia tidak pergi ke acara pernikahan teman sekolahnya, dan membuat Frans Tsu mempunyai kesempatan untuk menyatakan perasaanya, Julius Yi tidak akan marah, sampai membuat dia pergi meninggalkannya, dan pada akhirnya mengalami kejadian yang tragis.
Salahkan orang yang mengambil cincinnya, dan orang yang membawa Julius Yi ke Marriott Hotel, tentu saja, dia bisa menebak Gwendolyn Tsu yang menjadi dalangnya.
Demi memisahkan dia dan Julius Yi, rencana Gwendolyn Tsu tidak pernah gagal.
“Kalau begitu, kenapa kamu ingin bercerai? Apakah kamu pikir anak ini dapat membuatku mendapatkan kedudukkan dan kekuasaan? Apakah kamu pikir aku butuh seorang anak untuk mencari kedudukkan dan kekuasaan untuk diriku sendiri? Jika aku benar-benar memedulikan hal seperti itu, aku bisa memanfaatkan kebaikkan Gwendolyn Tsu dan segera menikahinya. Menikah dengan Gwendolyn Tsu aku tidak hanya dapat memiliki Perusahaan Besar Yi, tetapi aku juga dapat memiliki setengah kekayaan dari Perusahaan Besar Tsu, cukup untuk menghidupiku selama bertahun-tahun.” Julius Yi tersenyum pahit: “Aku kira kita sudah tidak perlu lagi membahas persoalan memanfaatkan dan dimanfaatkan, aku pikir kata-kata yang kamu katakana di tepi sungai itu benar, ternyata……”
Clarissa Yuan bersandar kepadanya, memeluknya, dia menangis dan berkata: “Julius, aku hanya berharap kamu bisa hidup lebih baik dari sekarang……”
“Selama kamu bisa merawat tubuhmu dengan baik, selama kamu bisa bahagia kembali, saya baru bisa hidup lebih baik dari sekarang.” Julius Yi mencium pipinya: “Pada saat itu aku ingin memanfaatkan anak ini, untuk membuatmu bertahan di sisiku dengan merawat anak ini, aku tidak bisa kehilanganmu.”
“Terima kasih…..”
“Jika ingin berterimakasih padaku, kamu harus segera membaik, kamu juga tidak tahan melihat saya khawatir karena kamu tidak makan dan tidak tidur, bukan?”
“Saya akan membaik.” Clarissa Yuan mengganggukkan kepalanya di dalam pelukan dia.
Demi dia, dia akan segera membaik.
“Ini baru benar, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, anak itu cepat atau lambat akan bereinkarnasi lagi.”
“Dan akan menjadi anakmu lagi.” Clarissa Yuan menangis sambil tertawa.
“Betul, kalau begitu apa hal yang terpenting sekarang?”
“Merawat kondisi tubuhku.”
“Jika ingin merawat tubuhmu, apa yang harus dilakukan?”
“Makan yang banyak.”
“Kamu sepertinya sudah mengerti.” Julius Yi menepuk pundaknya sambil tersenyum, melepaskan dia dan berkata: “Aku akan menyuruh Kak Sarah untuk membuatkanmu makanan.”
Demi menghindari keributan di Keluarga Yi, Clarissa Yuan tidak kembali ke Rumah Keluarga Yi setelah dipulangkan dari rumah sakit, dan juga tidak kembali ke Villa West Town, tetapi dia pulang ke Avery Hill Park.
Julius Yi memeluk Clarissa Yuan, tidak rela melepasnya: “Kamu yakin tidak perlu aku menemanimu?”
“Tidak perlu, aku ingin menenangkan diriku sendiri.” Jawab Clarissa Yuan.
“Menenangkan diri boleh, tetapi jangan berpikir sembarangan.”
“Kamu tenang saja, aku tidak akan berpikir sembarangan.”
Julius Yi berpikir, dan berkata: “Aku tidak tenang meninggalkan kamu untuk dirawat oleh ibumu.”
Dilihat dari sifat Teresa Wang, Julius Yi sangat susah percaya dia akan merawat Clarissa Yuan dengan baik.
Clarissa Yuan tersenyum pahit: “Julius, keluarga adalah keluarga, tidak peduli bagaimana dia dulu memperlakukanku, tetapi aku sangat ingin bertemu dengannya ketika saya terluka, dan aku sangat nyaman dengannya. Dan, ada perintah dari Tuan Muda Yi, dia tidak akan berani memperlakukanku dengan tidak baik”
“Benarkah?”
“Sekalinya kamu datang, dia langsung menghancurkan semua meja judinya.”
“Baiklah, kamu baik-baik saja disini, telepon aku jika kamu merindukanku, aku akan segera datang untuk menemanimu.”
“Baik.” Clarissa Yuan menganggukkan kepalanya.
Julius Yi meninggalkan Avery Hill Park ditemani oleh Steve.
Jika bukan karena tidak ada pilihan lain, jika bukan karena akhir-akhir ini kondisi Perusahaan Besar Yi dan Keluarga Yi tidak baik, dia tidak akan rela membiarkan Clarissa Yuan tinggal di Avery Hill Park.
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynCEO Daddy
TantoPerjalanan Selingkuh
LindaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensYou're My Savior
Shella NaviKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)