The True Identity of My Hubby - Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi

Begitu Frans Tsu mendegar Gwendolyn Tsu akan menikah dengan Justin Yi, dengan panik dia berdiri dari sofa, lalu menatapnya dengan terkejut dan bertanya: "apa yang kamu katakan?kamu masih mau menikah dengannya?"

"Kak, apa maksudnya masih mau menikah". Gwendolyn Tsu tidak setuju dengan perkataan Frans Tsu.

"Kamu baru bercerai dengan Julius Yi lalu mau menikah dengan Justin Yi? apakah kamu sudah gila?"

"Aku tidak gila". dengan wajah tidak suka Gwendolyn Tsu berkata: "Walaupun aku telah menikah dengan Julius Yi, tetapi itu hanya sebuah simbol, Julius sama sekali tidak pernah menganggap aku adalah istrinya, dan juga sama sekali tidak pernah menyentuhku, ini sama sekali tidak termasuk sebuah pernikahan".

"Bila sudah tahu begitu, mengapa waktu itu masih mati-matian ingin menikah dengannya?" Frans Tsu dengan marah berkata: "apakah kamu mengganggap pernikahan adalah mainan? aku tidak setuju".

"Kak.....".Gwendolyn Tsu menarik tangan Frans Tsu dengan wajah bersalah berkata: "Aku tahu, aku salah, aku mengaku dulu aku tidak dapat menerima penolakan Julius Yi, dan juga tidak bersedia melihat Clarissa Yuan bahagia, sehingga berusaha menikah dengan Julius Yi. Bila aku tahu Justin Yi masih hidup, masih mencintaiku, aku pun tidak akan melakukan begitu banyak kesalahan".

"Kamu sungguh yakin Justin Yi mencintaimu? orang-orang saat ini sudah tidak menyukaimu, dan Justin Yi bukannya tidak dapat mempunyai kekasih, apakah akan terus mencintaimu?"

"Aku Yakin, kak, aku tahu dengan jelas rasa cinta Julius Yi terhadapku, dulu bahkan rela menghianati Julius Yi demi diriku, akulah yang tidak dengan baik menjaga semua ini". Gwendolyn Tsu selesai berkata, lalu dengan cemas dia kembali berkata: "Kak, aku berjanji padamu, kali ini aku akan berubah, hidup dengan baik bersama dengan Justin Yi, dan tidak akan melukai orang lain lagi. Aku akan baik-baik berhubungan dengan Clarissa Yuan, dan menyayangi Liam dan Natasia".

Frans Tsu dengan marah melepaskan tangannya, dia sama sekali tidak mempercayai janji Gwendolyn Tsu.

Gwendolyn Tsu menangis dengan menyedihkan, Frans Tsu saat ini adalah satu-satu nya orang yang memeperdulikannya, dia berharap dia akan mendapatkan persetujuan darinya.

"Kak, aku sudah lelah, aku tidak ingin berebut lagi, saat ini aku hanya ingin hidup baik-baik bersaja Justin Yi, aku mohon padamu untuk menyetujuinya, ya?"

"Tidak!" Frans Tsu dengan marah berakta, "kamu menikah berulang-ulang seperti ini, dan yang kamu nikahi adalah pria keluarga Yi lagi, kamu mau menaruh wajah keluarga Tsu kita di mana?"

"Apakah wajah keluarga Tsu lebih berharga dari pada kebahagiaanku?"

"Walaupun aku tidak memperdulikan wajah Keluarga Tsu pun aku tidak akan menyetujuinya, karena aku yakin kamu menikah dengan Justin Yi pun tidak akan bahagia".

"Kak, sebenarnya kamu ingin aku berkata apa, kamu baru percaya". Gwendolyn Tsu menjadi panik.

"Biarkan dia menikah". tiba-tiba terdengar suara nyonya Tsu yang dingin dari lantai dua.

Kakak beradik tersebut memutar kepalanya melihat ke atas, terlihat nyonya Tsu sedang perlahan menuruni tangga, wajahnya tidak ada ekspresi: "Frans Tsu, selanjutnya urusan dia kamu tidak perlu mengurusinya lagi, dia ingin bagaimana terserah dia, ingin menikah dengan siapa biarkanlah, lagi pula wajah keluarga Tsu sudah di permalukan habis-habisan oleh dia".

"Ibu.....". dengan berderai air mata Gwendolyn Tsu berkata.

"Karena kamu merasa Julius Yi sungguh mencintaimu, kalau begitu menikahlah dengannya, sampai saat itu kamu merasa sedih dan tersiksa kembali saja sambil menangis". Nyonya besar berkata.

"Ibu, mengapa kamu berkata demikian?" Frans Tsu menjadi pusing.

Nyonya besar mendengus dingin: "dia tidak akan menyerah bila belum merasakannya, biarkan dia merasakan kepahitan itu ".

"Tetapi....."

"Atau, kamu merasa kamu dapat mencegah dia?" Nyonya Tsu menatap Frans Tsu: "bila kamu dapat mencegahnya, dia tidak akan seperti saat ini".

"Ibu, sudah aku katakan, saat ini aku hanya ingin hidup dengan tenang, mengapa kamu tidak bersedia untuk mendoakanku dan merestuiku? mengapa harus mengatakan kata-kata yang begitu menyakitkan?" Gwendolyn Tsu bertanya kepada Nyonya Tsu.

"Tenang?" Nyonya Tsu mentertawakannya.

Dirinya sama sekali tidak percaya keluarga Yi akan membiarkan dia hidup dengan tenang.

****

Justin Yi menjadi ragu beberapa saat, lalu dia baru menelepon Evelyn.

Begitu Evelyn melihat nomor tersebut, hatinya merasa gembira, dua detik kemudian dia baru mengangkatnya. Ketika dia mengangkat telepon tersebut, tidak terdengar kebahagiaan di dalam suaranya, justru terdengar seperti sedang sibuk: "Halo".

"Evelyn, ini aku". Justin Yi dengan tenang berkata.

"Oh, kamu? ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, apakah nanti malam kamu ada waktu? kita makan bersama".

"Baik, kebetulan aku ada waktu".

"Kalau begitu aku akan menjemputmu".

"Baik".

Begitu telepon di tutup, dengan wajah kesal Evelyn berkata pada dirinya sendiri: "mengapa aku bergitu cepat menyetujuinya?"

Dulu dia menolakku, seharusnya aku menolaknya baru benar, ternyata aku langsung begitu saja menyetujuinya.

Setelah pulang kerja, Justin ternyata telah menunggu di depan pintu rumah sakit, Evelyn melangkah ke sana dan mengetuk jendela mobil, lalu membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

"Orang sibuk, mengapa hari ini ada waktu luang?" Evelyn bertanya padanya.

Justin Yi tersenyum: "Sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba ingin makan denganmu, mengapa? tidak bersedia?"

"Bila tidak bersedia aku sudah keluar dari mobil ini". Sambil tersenyum Evelyn menarik sabuk pengaman: "mau mengajakku makan di mana".

"Makan makanan Prancis bagaimana?"

"Boleh, makan apapun boleh, lagipula aku sedang diet".

Justin Yi menghentikan mobilnya dia depan sebuah restoran Prancis yang terlihat mahal, kedua orang tersebut memesan makanan, lalu Evelyn memperhatikan Justin Yi, tiba-tiba dia merasa ternyata dirinya cukup merindukannya.

"Mengapa melihatku?" Justin Yi tiba-tiba bertanya.

Evelyn tersadar, hatinya merasa canggung, tetapi wajahnya sangat tenang: "menikmati sebentar hasil karyaku".

"Oh ya, mengapa hari ini baik sekali ingin mengajaku makan?" sepasang mata Evelyn terlihat curiga: "jangan-janggan ada maksud tidak baik?"

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan, sudah lama tidak makan bersama, jadi aku ingin mengajakmu makan". Justin Yi berpikir sebentar lalu berkata: "sejak aku pindah dari rumahmu, aku selau sibuk bekerja, tidak pernah baik-baik berterima kasih padamu, dan juga tidak pernah mengucapkan terima kasih padamu, diriku merasa bersalah".

"bagus kalau tahu". Evelyn mengisap juice nya lalu berkata: "jarang-jarang tuan muda kedua Yi dapat menyadari hal ini, aku benar-benar merasa bahagia".

"Mari, kita tos, anggap saja sebagai rasa hormatku padamu". Justin Yi mengangkat gelasnya di hadapan Evelyn.

"Aku menerimanya". dengan tersenyum Evelyn megnangkat gelas wine dan menabarakkannya dengan gelas Justin Yi, lalu meminumnya.

Setelah selesai makan, kedua orang tersebut berjalan keluar dari restoran.

Setelah ragu beberapa saat, Evelyn berkata: "Tuan muda Yi, untuk mengungkapkan rasa terima kasihku, karena kamu telah mengundangku makan malam, aku akan menghadiahimu dengan mengajakmu nonton, bagaimana?"

Justin Yi tidak menolaknya, lalu bersama Evelyn pergi ke bioskop.

Di biaoskop tidak ada film terkenal yang sedang tayang, akhirnya Evelyn memilih sebuah film percintaan, lalu membalikan kepala menatap Justin Yi: "Bagaimana dengan film ini?"

Justin Yi tersenyum: "aku menemanimu nonton, bila kamu suka kita nonton saja".

"tidak betul seperti ini, aku ini mengajakmu nonton". selesai berkata Evelyn segera menganggukan kepala: "tetapi sepertinya film ini cukup bagus, setidaknya tokoh utama prianya tampan, nonton ini saja".

Justin Yi sudah terbiasa dengan sikap Evelyn, lalu diam-diam pergi membeli tiket.

Karakteristik filem percintaan adalah menyedihkan, semua penonton wanita di dalam bioskop tersebut menangis, Evelyn pun menangis.

Satu tangannya memegang popcorn, tangan lainnya memasukan popcorn ke dalam mulutnya, sama sekali tidak memperdulikan air matanya yang mengalir.

Justin Yi melihat tokoh utama wanita yang menangis di layar, lalu dia memberikan tisu kepada Evelyn dan menghiburnya: "di film itu hanyalah acting, mengapa kamu menangis sampai seperti ini?"

Evelyn mengambil tisu tersebut dan memberishkn hidungnya, dengan suara terisak dia berakta: "aku tidak mengerti, mengapa tokoh utama pria yang begitu tampan, menyukai tokoh utama wanita yang begitu bodoh, sayang sekali".

Justin Yi pasrah, ternyata dia bukan menangis karena terharu melihat tokoh utama wanita yang sakit leukimia tetap bersama dengan tokoh utama pria, melainkan......

"Jadi menurutmu dia harus mencari yang seperti apa?"

"Setidaknya yang seperti aku ini".

"Rasa percaya dirimu sungguh tidak ada tandingannya". Justin Yi tertawa.

Setelah menonton, Justin Yi mengantar Evelyn hingga ke bawah rumahnya, dia mengangkat kepalanya melihat gedung apartemen yang dia kenali itu, lalu menolehkan kepala melihat Evelyn yang tertidur bersandar di bahunya.

Awalnya dia mengulurkan tangannya untuk membangunkan Evelyn, tetapi ketika ujung jarinya menyentuh bahu wantia itu tiba-tiba gerakan tangannya menjadi lembut, perlahan jarinya menyentuh bahunya, lalu berhenti di rambutnya, lalu merapikan rambutnya yang terurai di pipi Evelyn.

Evelyn tidur dengan pulas, dia tidur dengan tenang.

Dan Justin hanya melihatnya, melihatnya cukup lama.

HIngga waktu sudah cukup malam, udara semakin dingin, perlahan dia baru membangunkan Evelyn.

Evelyn yang tiba-tiba di bangunkan olehnya, wajahnya terlihat binggung, ketika melihat jam, dengan bingung dia bertanya: "Tuan muda Yi, mengapa kita tidur bersama?"

Justin Yi pasrah, dia menggunakan tangannya mencubit pipi Evelyn: "Bangun, saatnya pulang untuk tidur".

"Oh". Akhirnya Evelyn tersadar, ketika dia membuka pintu mobil, dia menatap Justin Yi dan bertanya: "Sudah begitu malam, maukah kamu tidur di atas, kebetulan kamarmu belum di bereskan".

"Tidak usah, aku pulang tidur saja".

Di tolak olehnya, Evelyn merasa canggug: "Baiklah, hati-hati di jalan".

Sebenarnya dia hanya asal berbicara, sama sekali tidak bermaksud menggodanya, semoga saja dia tidak salah paham, ah, sungguh memalukan!

"Evelyn". ketika Evelyn akan keluar dari mobil, tiba-tiba Justin memanggilnya.

Evelyn terdiam sebentar lalu membalikan kepala menatapnya: "Ada apa?"

Justin Yi ragu beberapa saat, lalu berkata: "Bereskan saja kamar itu, selanjutnya aku akan tidur di rumah".

"Ah.....oh, baik". Evelyn menganggukan kepala, menuruni mobil, lalu menundukan tubuhnya dan berterima kasih padanya, lalu menutup pintu.

Melihat Evelyn masuk ke dalam lift, melihat lampu rumahnya menyala, Justin Yi baru menyalakan mobil dan memutar kepala mobilnya keluar dari daerah sana.

Evelyn menyalakan lampu, berganti sepatu, dia tidak kembali ke kamarnya berganti baju dan mandi, tetapi dia pergi ke kamar tamu, berdiri di sana dan memperhatikan ke dalam, dirinya bahkan dapat melihat bayangan Justin Yi yang dengan menyedihkan meringkuk di sudut kamar.

Dia menggeleng-gelengkan kepala, tidak mengerti ada apa dengannya malam ini, mengapa tiba-tiba teringat masa lalu.

Setelah pertemuan malam ini, dia merasa jaraknya dengan Justin Yi menjadi jauh, Justin Yi berubah lebih diam dari pada dulu, dan dirinya pun demi menjada perasaan Justin, berubah menjadi lebih sungkan.

Hari-hari yang ribut dan ramai sudah tidak dapat kembali lagi.

Mungkin karena pekerjaannya sangat sibuk, pikir Evelyn.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu