The True Identity of My Hubby - Bab 65 Menolak berulang kali

Sejak Gwendolyn Tsu masuk ke dalam kamar Julius Yi, Clarissa Yuan terus menghitung waktu.

Akhirnya dari pintu kamarnya terdengar suara langkah kaki. Suara langkah kaki ini bukan milik Kak Sarah, dia bisa mengenalinya. Tak lama, dari luar rumah terdengar suara mobil yang pelahan-lahan pergi menjauh, Gwendolyn Tsu pergi dengan mengendarai mobil sport merahnya.

Sangat tak terduga... akhirnya dia merasa lega.

Gwendolyn Tsu adalah cinta lama Julius Yi, dan dia adalah istri Julius Yi. Dia tidak tahu apakah mereka termasuk saingan cinta atau tidak, tapi dia tidak bisa mengabaikan sikapnya malam ini.

Dia tidak pernah menyadari ternyata dia peduli dengan Julius Yi, suaminya secara hukum, meskipun dia buta, dan dia tidak bisa perhatian dan mencintai istrinya seperti pria pada umumnya.

Menurut Clarissa, dikarenakan dia sudah memilih mendaftarkan pernikahannya dengan Julius, maka dia harus menepati janji mereka seumur hidup.

Clarissa Yuan yang sudah selesai mandi bersiap untuk tidur, tetapi pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.

Clarissa sangat terkejut, saat dia berbalik, dia melihat Julius Yi yang berada dalam balutan jubah tidurnya berdiri di depan pintu.

"Kamu ..." Dia menatapnya dengan mulut menganga.

Selain dua serangan tengah malam yang sebelumnya, Julius tidak pernah memasuki kamarnya, apalagi ketika semua orang masih terjaga seperti sekarang ini. Suasana hatinya terlihat tidak baik, apa yang telah terjadi?

Julius Yi mengangkat telapak tangannya dan menekan saklar lampu di dekat pintu. Cahaya terang di kamar itu langsung digantikan dengan kegelapan, dia melangkahkan kakinya ke dalam.

Setelah Clarissa Yuan sadar dari lamunannya, dia bergegas menghampirinya untuk memapahnya.

Meskipun Julius pernah tinggal di kamar ini sebelumnya, tetapi beberapa posisi telah berubah sejak dia pindah ke kamar ini. Dia takut Julius akan tersandung dan jatuh.

Julius Yi langsung melingkarkan lengannya di pinggang Clarissa yang ramping, saat Clarissa sedang tidak memperhatikan Julius menarik Clarissa ke dalam pelukannya, tangan Julius yang lain meraba dan mengenggam dagunya, Julius menundukkan kepalanya, dan mencium bibir Clarissa dengan tepat.

Ciumannya sangat ganas, Clarissa Yuan langsung membeku, matanya yang bulat menatap wajah tampan Julius yang yang berjarak sangat dekat dengannya. Tapi malam itu sangat gelap, Clarissa tidak bisa melihat ekspresi wajahnya dengan jelas.

Kenapa dia tiba-tiba menciumnya? Dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Dua ciuman sebelumnya seperti mimpi, dan dia tidak mengingatnya sama sekali, dia bahkan tidak tahu bahwa aroma tubuh Julius sangat unik dan menyenangkan.

Yang paling menyebalkan adalah, dia mulai merasa ciumannya sangat akrab, dan aroma tubuhnya sangat mirip dengan Charlie Shen.

Dia memejamkan matanya dan berusaha agar dirinya tidak memikirkan Charlie Shen, pria yang tidak memiliki hati nurani itu. Charlie Shen sudah pergi. Pria di depannya ini bernama Julius Yi , dia adalah suaminya, dan sandarannya dalam kehidupan ini!

Jelas-jelas dia tahu dia tidak boleh menolak dan tidak seharusnya menolak, tetapi dia masih menggerakkan tubuhnya dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Julius

Setelah beberapa saat, Julius melepaskannya, tidak ada kehangatan di matanya: "Dia bilang kamu adalah gadis yang baik, dan dia menyuruhku menghargaimu. Tapi kamu gadis baik ini malah menolak suamimu lagi dan lagi, menurutmu apakah perbuatanmu ini benar? "

Apa maksudnya? Dengan menggunakan cahaya yang remang-remang Clarissa Yuan menatapnya dengan bingung.

Apakah Gwendolyn Tsu mengatakan hal itu kepadanya?

Dan juga, jelas jelas dia yang selalu menjaga jarak dengannya, dia bahkan tidak ingin bertemu dengannya, kenapa dia mengatakan dia berulang kali menolaknya? Apakah dikarenakan kejadian barusan?

Apakah dia tidak tahu, baginya tadi adalah ciuman pertama mereka?

Saat pertama kali, wanita mana yang bisa memberikan respon yang antusias bagaikan api yang membara kepada pasangannya?

Tentu saja, dia tidak akan memperdebatkan masalah yang memalukan ini dengannya.

“Dia ... kenapa dia berkata seperti itu?” Clarissa membuka mulutnya dengan ragu-ragu, dia sengaja memberikan penekanan pada pertanyaan ini.