Istri Direktur Kemarilah - Bab 131 Aku Berharap Kamu Tidak Akan Pernah Mengatakannya (2)

Sisi yang ada dibelakangnya tidak bisa menahan dan mulai menangis, dia terlalu takut, memikirkan kakaknya mungkin akan terjadi sesuatu, dia bergegas maju ke depan, menggantikan kakaknya, tetapi tangan kakinya diikat, berdiri maju ke depan beberapa langkah, langsung terjatuh, tidak bisa bangun lagi, hanya bisa seperti ulat hijau, merayap di atas lantai.

Sheila menolehkan kepala melihatnya sepintas, berteriak : “Sisi, kamu jangan kemari!”

“Kak! Kamu jangan menjulurkan tanganmu! Aku mohon padamu! Aku mohon padamu jangan julurkan tanganmu!”

Dia sudah tidak mempedulikan imagenya, gerakannya jelek, menangis begitu menyedihkan.

“Tuan Huo, aku mohon padamu! Mohon jangan suruh kakakku menangkap ular! Aku rela menggantikannya, jika kamu membebaskannya, kamu bisa menyuruhku apapun, aku bisa demi kamu akan melakukan apapun perintahmu, aku akan patuh padamu … …”

“Sisi! Yang kuat! Jangan memohon padanya!”

“Kak, jika kamu digigit ular, aku kuat apa gunanya? Aaa aaa –“

“Jangan menangis!” Sheila tidak tahu bagaimana menenangkannya, hanya bisa berteriak keras, tentu saja Sisi langsung menghentikan air matanya, tadi karena terlalu banyak menangis, seluruh tubuhnya gemetaran.

Orang yang dibawah awalnya masih melihat keramaian, tidak peduli masalah besar, mulai tidak sabar dan mencemooh : “Mau mulai atau tidak? Jika takut langsung menyerah saja! Menjadi wanita Tuan Huo apalagi yang kurang puas?”

“Benar sekali, Tuan Huo terkenal sangat kuat kemampuan seksualnya, 2 orang sekaligus, meningkatkan jumlah tanpa menaikkan harga, kualitas terjamin.”

Sheila menyipit ke arah kerumunan, mungkin juga sikapnya terlalu menakutkan, semua orang terdiam.

“Nona Bunga, aku beri kamu kesempatan terakhir untuk memohon kepadaku.”

Tuan Huo masih berdiri di sampingnya, dengan sabar membujuk wanita keras kepala ini.

“Jika kamu mempertimbangkan kata-kataku tadi, aku bisa menerima saranmu.”

“Mundur selangkah, bebas!”

“Kamu bagiku, seperti jurang yang dalam, maju kedepan, aku akan mati, mundur ke belakang, aku hidup tapi seperti orang mati, apa bedanya?”

“Hahaha, wanita ini, jika kamu masih bertahan hidup, aku akan tunggu kamu dan Tuan Salim bercerai.”

“Hahaha!” Sheila menirukan tertawa kerasnya, berkata : “Kamu telah menghancurkan keinginan kecilku untuk bertahan hidup!”

Selesai bicara, mengikuti metode Tuan Huo tadi menangkap ular, pertama menggunakan satu tangan untuk menarik perhatiannya, sayangnya kali ini dia tidak seberuntung Tuan Huo, yang menarik perhatiannya, tidak hanya Ular Cincin Perak, masih ada ular lainnya mengangkat kepala mereka satu persatu!

Ular Cobra itu sangat agresif, melihat sosok yang bergerak, tiba-tiba berdiri maju bergegas mematuk ke tangan Sheila!

Wah!

Argh - -

Suara mendesis, teriakan datang dan pergi.

Sheila juga kaget sampai sekujur badannya keringat dingin, untung dia menarik tangannya tepat waktu, jika tidak sudah digigit oleh Ular Cobra.

“Apa sudah takut? Sekarang memohon kepadaku masih bisa!”

“Bisakah kamu tidak mengatakan begitu banyak omong kosong?” Sheila baru saja mengalami pengalaman hidup dan mati, paling tidak ingin mendengar suara licik pria itu!

“Baik baik baik, aku tidak berbicara.” Tuan Huo tidak marah, sebaliknya melipat santai kedua lengannya, mulutnya bersiul.

Anehnya adalah, semenjak Tuan Huo bersiul, ular-ular itu merendahkan kepalanya, dengan lembut berbaring di atas kotak kaca, sama sekali tidak bergerak.

Namun, Ular Cincin Perak masih waspada terhadap mulut kotak itu.

“Apa kamu tidak merasa ular ini seperti kamu?” Tuan Huo cemberut, menjelaskan : “Sama-sama tidak patuh –“

Sheila tertawa dingin : “Dia tidak patuh, bukankah seharusnya masalah itu ada padamu? Jika kamu memang memiliki kemampuan, bagaimana bisa dia tidak patuh padamu?”

Walaupun dia berkata begitu, dia masih ingin mengambil kesempatan langka ini, tangannya kembali menjulur ke dalam.

Dia dengan kaku mengulanginya lagi, menirukan metode Tuan Huo tadi, satu tangannya di depan ular bergerak pelan-pelan, menarik perhatiannya, di saat yang sama menjaga jarak, tangan satunya pelan-pelan menjulur dari samping, setelah jarak yang tepat dengan cepat menangkap kepala ular –

Tanpa diduga, Ular Cincin Perak itu tiba-tiba terlihat mau menyerang, tiba-tiba berbalik ke tangan yang akan menangkapnya, dengan ganas menggigitnya!

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu