The True Identity of My Hubby - Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna

Seperti bercinta?"

Clarissa malu dan membuang mukanya. Ia membentur-benturkan dahinya ke pintu kaca di samping. Memalukan sekali!

Melihatnya seperti itu, Justin segera mengulurkan tangan dan memegang lengannya, "Cukup, kau harus menggantinya kalau sampai pecah."

"Maaf, aku juga tidak tahu kalau kemampuan minumku payah sekali," Clarissa ingin menangis rasanya. Ia sangat menyesal. Sejenak ia kembali mendongak menatap Justin, "Jadi sebenarnya apa aku memaksamu?"

"Kau yang melakukannya sendiri dan kau tidak ingat?"

"Aku tidak ingat..."

"Tenang saja, kau tidak memaksaku."

"Sungguh?" tanya Clarissa senang.

Melihatnya mengangguk lalu pergi, Clarissa pun menghembuskan napas lega. Untung saja tidak, kalau tidak pasti gawat. Justin adalah adik kandung Julius, adik iparnya, kalau sampai ia melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, maka ia akan berzinah!

Walaupun Justin memberitahunya kalau mereka tidak melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, tapi Clarissa tetap saja sangat canggung setiap kali bertemu Justin.

Sampai-sampai, Clarissa sengaja memundurkan jadwalnya sehari dan pulang bersama grup Kepala Wang agar tak duduk dalam satu penerbangan bersama Justin.

Sekembalinya ke kota A, Clarissa merasa malu sekali menemui Julius, jadi ia memutuskan untuk menginap selama beberapa hari di Avery Hill Park. Ia ingin melupakan kejadian ini sepenuhnya baru kembali.

Saat ia sampai di vila dan membuka pintu, ia langsung melihat Teresa sedang bermain kartu bersama teman-teman penjudinya. Aroma makanan dan minuman memenuhi seluruh ruangan.

Clarissa mengerutkan dahinya. Ia meletakkan kopernya dan mulai membereskan ruangan.

"Hei, Clarissa sudah pulang," panggil salah seorang teman Teresa, Tante Hong.

"Clarissa sekarang adalah nyonya muda keluarga Yi, keren sekali," kata seorang teman yang lain dengan iri, "Tidak seperti Vincy-ku, yang menyia-nyiakan kecantikannya dengan menikahi pengemis."

"Makanya, hanya cantik saja tidak berguna, kau juga harus beruntung," sahut Teresa bangga, "Lihat saja Clarissa-ku. Dia memang tidak secantik Vincy, tapi Tuan Muda Yi langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya."

"Jatuh cinta pada pandangan pertama? Sungguhan?" seru Tante Hong terkejut.

"Tentu saja, kalau tidak bagaimana bisa ia diberi vila dan kartu kredit emas?" Teresa menunjuk-nunjuk pakaian Gucci yang dikenakannya, "Ini semua hasil menggesek kartu Tuan Muda Yi, tidak berbatas."

"Teresa, kau sungguh beruntung melahirkan anak dengan masa depan cerah seperti Clarissa."

"Beruntung apanya, anak ini keras kepala sekali. Apapun yang diberikan keluarga Yi ia selalu sungkan menerimanya," kata Teresa sambil mengeluarkan sebuah kartu. Ia menoleh pada Clarissa, "Oh, ya, Clarissa, kau pergi belilah makanan. Malam ini Tante Hong dan yang lainnya akan makan di sini."

Clarissa yang sudah kesal oleh perkataan mereka serta ruangan yang berantakan pun segera meletakkan pekerjaannya, lalu pergi sambil menarik kopernya.

Jatuh cinta pada pandangan pertama apanya, orang itu jelas-jelas rabun.

Sepertinya rumah ini sudah benar-benar tak bisa dipijaknya lagi.

Clarissa keluar dari Avery Hill Park. Ia berjalan seorang diri, untuk sesaat tak tahu hendak pergi ke mana.

Ia tak ingin kembali ke Vila West Town, Avery Hill Park juga telah menjadi sarang judi ibunya, lalu ke mana ia bisa pergi?

Clarissa akhirnya pergi ke rumah Catherine. Saat Catherine mendengar apa yang terjadi padanya di kota S, ia memutar bola matanya tanpa terkejut, "Lalu apa? Kalaupun benar terjadi, mau apa? Seks karena mabuk, kan, bisa dimaafkan."