The True Identity of My Hubby - Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
Setelah Frans Tsu pergi, melihat Julius Yi yang terlihat tidak senang Clarissa Yuan menepuk punggung tangannya sambil menghiburnya: "Hampir setiap berselang satu hari Natasia akan pulang untuk menemui kakek dan neneknya, ini sudah menjadi kebiasaan Keluarga Tsu, biarkanlah dia pergi kesana. "
“Noah Tsu adalah musuh terbesar kita. Ketika memikirkan Natasia pergi menemuinya, hatiku merasa tidak nyaman.” Julius Yi berkata dengan tidak berdaya.
"Bukankah kamu yang bilang, kebencian di antara orang dewasa tidak perlu melibatkan anak-anak. Meskipun Tuan dan Nyonya Tsu tidak begitu menyukai Liam dan Natasia, tapi mereka tidak terlalu buruk. Melihat Keluarga Tsu sudah membantu membesarkan anak-anak kita, biarkan dia menemui mereka. "Clarissa Yuan tersenyum sambil menatapnya:" Sebaliknya kamu, masalahmu dan Gwendolyn Tsu tidak mudah diatasi kan? "
Julius Yi menatapnya sambil tersenyum, "Apakah kamu tahu bagaimana perasaanku ketika aku mendengar Justin mengatakan aku yang menandatangani kontrak itu?"
"Apa?"
"Bahagia, karena dengan begitu aku tidak perlu menanggung kejahatan mengabaikan hidup dan mati adikku, asalkan bisa melepaskan diri dari Gwendolyn Tsu, aku bersedia masuk ke dalam penjara, tidak peduli berapa lama pun juga tidak apa-apa."
"Bagaimana kamu bisa sebodoh ini, masuk penjara sangat menderita," Clarissa Yuan berkata dengan sedih, "Aku pernah punya klien yang ditahan selama setahun. Setelah dia keluar, dia seperti orang gila dan benar-benar sangat kasihan."
"Dia tidak memiliki keyakinan dan motivasi untuk hidup. aku berbeda dengannya." Julius Yi mengenggam tangannya dan tersenyum sambil pura-pura santai: "Begitu aku berpikir ada istri dan anak-anak yang menungguku keluar, aku akan penuh dengan semangat hidup, lalu setiap hari aku akan bersikap lebih baik, dan berusaha mendapatkan pengurangan hukuman. Lagipula, penipuan komersil bukanlah pembunuhan dan pembakaran, bisa jadi tidak perlu sampai sepuluh tahun aku sudah bisa bebas. "
"Sepuluh tahun juga sangat panjang." Clarissa Yuan menatapnya dengan sedih: "Satu hari pun aku tidak ingin kamu masuk ke dalam penjara, aku akan merasa sangat sedih."
Julius Yi merasa terharu, dia mengangkat tangannya dan menyentuh rambut Clarissa: "Dengarkan aku, berpikirlah lebih terbuka, meskipun aku dipenjara selama lima belas tahun juga tidak apa-apa. Ketika aku keluar, Liam dan Natasia sudah berusia 18 tahun dan sudah mandiri. Kita bisa menjalani dunia kita berdua, dan menebus semua penyesalan yang sebelumnya, lalu kita bisa fokus menjaga cucu kita di rumah. "
Clarissa yang tadinya sedih langsung tertawa karena mendengar kata-katanya, lalu dengan tidak berdaya dia berkata: "Tidakkah kamu merasa kamu berpikir terlalu jauh? Liam dan Natasia baru berusia tiga tahun, kamu sudah ingin menjaga cucumu."
“Lihat, bukankah kamu juga sangat ingin? Kamu bahkan tertawa hingga seperti ini.” Julius Yi mencolek hidungnya.
Julius Yi berpikir sebentar, setelah itu dia menyimpan kembali senyumannya dan berkata dengan serius: "Aku tidak khawatir dengan diriku , sebaliknya aku sangat khawatir denganmu dan anak-anak, jadi ... Clarissa, setelah Liam sembuh, bagaimana kalau kamu membawa mereka ke luar negeri?"
"Pergi ke luar negeri? Pergi ke mana?"
"Pergi ke tempat di mana tidak ada Gwendolyn Tsu ." Julius Yi berkata dengan khawatir: "Meskipun Justin sudah berjanji akan melindungi kalian, tapi Gwendolyn Tsu pasti tidak akan diam begitu saja, aku khawatir dia akan diam-diam mencelakakanmu."
Sama seperti yang Clarissa Yuan alami sebelumnya, sebentar-sebentar kecelakaan mobil, sebentar-sebentar penculikan? Dia khawatir hal semacam ini akan terjadi lagi.
Clarissa Yuan juga kepikiran akan hal ini.
Tanpa mempertimbangankan terlalu banyak dia langsung mengangguk : "Asalkan demi kebaikan Liam dan Natasia, aku bersedia melakukan apa saja, hanya saja ... air matanya langsung mengalir, dia memegang tangan Julius dengan erat sambil berkata: "Selain masuk ke penjara, apakah benar-benar tidak ada cara lain lagi? aku benar-benar tidak ingin kamu masuk penjara!"
“Mungkin ada, aku akan memikirkannya lagi.” Julius Yi mengelus kepalanya lagi: “Lihat kamu tidak bersikap baik lagi dan kamu ingin menangis lagi, apakah kamu tahu dengan kamu menangis seperti ini akan membuatku merasa sangat sedih? "
“Aku tidak menangis.” Clarissa Yuan mengejapkan matanya dan memaksakan air matanya masuk kembali ke dalam matanya.
Dia tidak boleh terlalu sedih, dia tidak ingin membuat Julius Yi ikut sedih bersamanya!
Begitu Frans Tsu melihat Gwendolyn Tsu pulang sambil menangis, dia langsung mengerutkan dahinya lalu dia melangkah maju dannmenatapnya dengan serius: "Gwendolyn , kalau kamu kembali untuk mengeluh tentang Julius Yi kepada ayah, lebih baik sekarang kamu diam. "
"Kakak..." Gwendolyn Tsu menarik tangannya sambil menangis dengan sedih: "Julius Yi sudah membulatkan tekad untuk menceraikanku. Dia bahkan sudah menandatangani surat perceraian. Tolong bantu aku, bantu aku bujuk dia, bujuk Clarissa Yuan ? "
"Membujuk apa? Membujuk mereka untuk berpisah, membujuk Julius Yi untuk terus menjadi pasangan suami istri yang tidak saling mencintai denganmu?" Frans Tsu berkata dengan marah: "Gwendolyn , kalau kamu masih menganggapku sebagai kakak, jangan mempersulit aku lagi, dan jangan menyakiti Liam dan Natasia lagi. "
"Aku sudah bilang, yang terakhir kali bukan aku yang membawa Natasia pergi."
"Maksudku kelak."
“Kakak... apakah kamu benar-benar tidak peduli padaku lagi?” Gwendolyn Tsu menangis dengan sedih.
"Aku sudah peduli kepadamu, membujukmu, memarahimu, tapi sejak kamu mencelakai Liam, aku benar-benar kecewa kepadamu, dan aku tidak mau mengurusi masalahmu lagi. Jadi, kalak jika ada masalah tidak mengenakkan antara kamu dan Julius Yi, jangan beritahukan kepadaku, aku tidak mau dengar! "
"Frans Tsu , kenapa kamu bisa begitu kejam? Aku adalah adik kandungmu!"
"Bukankah kamu bilang kamu tidak punya kakak seperti aku ?"
“Aku ... baik, kelak aku tidak akan memberitahumu lagi!” Gwendolyn Tsu berkata dengan marah lalu dia menggerakkan kursi rodanya dan masuk kedalam.
"Tunggu." Frans Tsu menghentikannya dan kembali berdiri di depannya: "Kamu mau kemana? Ayah baru saja tidur, kamu tidak boleh pergi mencarinya."
Gwendolyn Tsu langsung naik darah dan mendorongnya dengan kasar: "Tuan Muda Tsu! Sekarang aku kembali ke rumah orang tuaku untuk mencari ayahku apakah perlu meminta persetujuanmu? Sekarang masih belum giliranmu untuk menjadi kepala keluarga! Kamu tenang saja, saat kamu menjadi kepala keluarga aku tidak akan pernah kembali seumur hidupku! "
"Aku tidak melarangmu mencari Ayah, tapi Ayah sedang sakit, dan saat ini dia sedang beristirahat, apakah kamu mengerti?"
Gwendolyn Tsu membalas: "Ayah sedang sakit, saat ini aku ingin pergi melihat keadaannya, bolehkan?"
“Kalau begitu kamu harus menunggu ayah bangun dulu baru naik ke atas mencarinya.” mana mungkin Frans Tsu tidak paham dengannya? Dia bukan naik untuk melihat keadaannya, tapi pergi untuk mengeluh, dan menyusahkan ayahnya untuk membantunya menyelesaikan masalah.
“Kamu tidak punya hak mengaturku, pokoknya aku mau mencari ayah!” sifat keras kepala Gwendolyn Tsu kumat lagi, dia bersikeras menentangnya.
Frans Tsu akhirnya naik darah dibuatnya. Dia memutar kursi rodanya lalu dengan marah berkata: "Gwendolyn Tsu kamu masih mau keras kepala sampai kapan? Aku sudah bilang Ayah sedang sakit, saat ini dia tidak punya mood dan energi untuk mengurusi urusanmu. Aku harap kamu jangan mengganggunya, apakah hal remeh ini saja tidak bisa kamu lakukan? "
"Frans Tsu , kamu ingin memukulku? Kamu berani memukulku?" Gwendolyn Tsu berkata dengan marah.
"Siapa yang memukulmu? Bahkan jika aku benar-benar memukulmu juga tidak keterlaluan!" Frans Tsu menunjuk ke atas: "Tubuh ayah tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama lagi, dia juga tidak bisa melindungimu dalam waktu yang lama lagi, bisakah kamu bersikap dewasa sedikit? Biarkan dia menikmati hari tuanya dengan tenang? "
“Frans Tsu !” Suara Noah Tsu tiba-tiba terdengar dari atas tangga.
Bergitu mendengar suara itu, kedua kakak beradik itu langsung melihat ke atas dalam waktu yang bersamaan.
Melihat Noah Tsu turun ke bawah dengan dibantu Nyonya Tsu, Frans Tsu langsung bertanya dengan khawatir: "Ayah, kenapa kamu bangun?"
Noah Tsu batuk beberapa kali sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangannya, lalu dia menatap Frans dengan marah: "Kalian bertengkar dengan hebat di sini, bagaimana aku bisa tidur?"
"Maaf, Ayah ..." Frans Tsu melirik Gwendolyn Tsu, ekspresi wajahnya penuh dengan rasa bersalah.
“Ayah, ada apa denganmu?” Gwendolyn Tsu menyeka air mata di wajahnya sambil melihat Noah Tsu yang terlihat lemah.
“Tidak apa-apa, hanya flu ringan.” Noah Tsu duduk di sofa sambil memandangnya dan berkata, “Ada apa? Ditindas Julius Yi lagi?”
"Ayah ..." mendengar pertanyaan Noah Tsu, Gwendolyn Tsu langsung menghampirinya dengan sedih, dia mengenggam lengannya yang berada di lengan sofa lalu mengguncangnya: "Julius Yi sudah tahu dia yang menandatangani kontrak itu, dia lebih memilih masuk penjara dan menceraikan aku, dia juga melemparkan surat perceraian di hadapan aku . "
"Dia berani berbuat seperti itu kepadamu?"
Gwendolyn Tsu bergegas mengangguk: "Mereka sekeluarga bersatu menindasku, lihat ayah kakiku memar karena jatuh, ayah ... kamu harus mencari keadilan untukku ." Dia menangis sambil memperlihatkan memar di lututnya kepada Noah Tsu .
“Gwendolyn , apa yang terjadi?” melihat luka di lututnya, Nyonya Tsu langsung menghampirinya dan menyentuh lukanya sambil berkata dengan sedih, “Kenapa kamu terluka lagi?”
"Mereka sekeluarga yang membuatku terluka," kata Gwendolyn Tsu .
Beberapa hari yang lalu wajah dan lehernya baru terluka, hari ini kakinya terluka lagi.
Noah Tsu sangat marah hingga memukuli lengan sofa dengan telapak tangannya, lalu dia berkata dengan marah, "Sungguh kurang ajar! Apakah Julius Yi merasa lima belas tahun tidak cukup? Berani-beraninya dia memperlakukan putriku seperti ini? Aku ...!"
Karena emosi, Noah Tsu hampir tidak bisa menarik napas, detik berikutnya dia batuk karena kehabisan napas, wajahnya memerah.
“Ayah, jangan terlalu emosi.” Frans Tsu bergegas menghampirinya dan menepuk punggung Noah Tsu .
Noah Tsu sudah kehabisan nafas, tetapi dia tetap berkata dengan marah: "Mereka ... Keluarga Yi menindas putriku ... mana mungkin aku tidak marah?"
Gwendolyn Tsu hanya tahu larut dalam kesedihannya, dan mengabaikan ayahnya yang sakit, dia masih mengeluh dengan marah: "Julius Yi juga berkata ..."
"Gwendolyn, kamu sudah cukup belum!" Frans Tsu memotong ucapannya dengan marah: "Kamu tidak melihat Ayah sudah batuk hingga seperti ini? Apakah kamu ingin membuat ayah marah hingga pingsan kamu baru merasa puas?" "
"Kakak! Kenapa kamu kamu berbicara seperti itu?" Gwendolyn Tsu berkata dengan marah: "Julius Yi memperlakukan aku seperti ini, jelas sekali dia tidak menganggap ayah, tentu saja Ayah akan marah ..."
“Suamiku... suamiku ada apa denganmu?” Nyonya Tsu merasa ada yang salah dengan Noah Tsu, dia bergegas menghampirinya dan menepuk punggungnya.
Frans Tsu juga merasa kaget, dengan cemas dia menepuk-nepuk ayahnya yang sudah pingsan, lalu dia mendongkak dan menatap pelayan yang berdiri di samping: "Cepat panggil Dokter Huang!"
Pelayan itu bergegas pergi memanggil dokter, dan ruang tamu langsung menjadi sangat sibuk.
Gwendolyn Tsu tidak menyangka ayahnya akan pingsan, dengan cemas dia berkata: "Ada apa dengan Ayah? Bukankah ayah hanya flu ringan? Ayah ..."
Dua puluh menit kemudian, semua orang keluar dari kamar Noah Tsu. Frans Tsu bertanya dengan cemas: "Dokter Huang, bagaimana keadaaan ayahku ?"
“Anda tenang saja, untuk sementara tidak akan terjadi apa-apa dengan Direktur Tsu.” selesai berbicara Dokter Huang menghela nafas dan kembali berkata, “Sebelumnya aku sudah mengingatkan, jangan sampai membuat Direktur Tsu mengalami terlalu banyak perubahan emosi, terutama tidak boleh membuatnya marah, kalau tidak akan sangat berbahaya."
"Bukankah ayahku hanya flu? Kenapa bisa separah ini?" Gwendolyn Tsu menatap Dokter Huang sambil bertanya.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeHei Gadis jangan Lari
SandrakoKembali Dari Kematian
Yeon KyeongBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAkibat Pernikahan Dini
CintiaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)