The True Identity of My Hubby - Bab 2 Bawa Dia

“Tidak apa-apa. Kamu boleh pergi.” ujar Steve. Dia lalu merasakan pria yang duduk di belakangnya menyentuh pundaknya. Dia menoleh dan bertanya, “Ada apa, Tuan Muda?”

“Bawa dia.”

Steve langsung keluar dari mobil dan mengejar Clarissa Yuan, “Nona, saya pikir anda terluka. Ijinkan saya mengantar anda pulang.”

“Tidak perlu.” Clarissa Yuan merasa tadi adalah salahnya.

“Saya mohon, Nona. Kalau Nona menolak, saya jadi tidak tenang.” ujar Steve.

Clarissa Yuan melihat niat baik di wajah pria itu. Dia lalu menoleh ke mobil mahal yang dikendarainya. Dia berpikir orang yang bisa membeli mobil semahal itu tidak mungkin merencanakan hal aneh.

Clarissa Yuan pun berkompromi. Steve lalu membukakan pintu mobil untuknya, “Silakan masuk, Nona.”

Clarissa Yuan masuk ke dalam mobil lalu mendapati ada penumpang lain di dalam mobil itu. Dia terkejut. Namun, terlambat baginya untuk turun lagi. Dia lalu menyapa dengan sopan, “Halo.”

“Halo.” ujar pria itu sambil melepas kaca mata hitamnya, “Kenalkan, aku Julius Yi. Apa aku boleh tahu nama Nona?”

“Oh, aku Clarissa Yuan.” jawabnya tangkas.

Clarissa menatap pria tampan itu. Pria itu juga sedang menatap Clarissa Yuan. Namun, tatapan pria itu tidak fokus.

Steve melihat rasa penasaran di wajah Clarissa dan berkata, “Nona Yuan, Tuan Muda tidak bisa melihat.”

“Ah… Oh.” Clarissa Yuan mengangguk, meminta maaf.

Dia sudah menduga pria itu buta. Sayang sekali, wajahnya sangat tampan.

“Nona Yuan, anda tinggal dimana?”

“Aku tinggal di London Square.”

“London Square? Aku dengar apartemen di daerah itu tidak aman.”

“Memang tidak begitu aman. Namun, biasanya hanya pencopet saja. Kalau bisa jaga diri baik-baik, tidak masalah.” ujar Clarissa Yuan, “Tolong turunkan aku di depan saja.”

Mobil itu lalu berhenti di tepi jalan. Clarissa Yuan mengucapkan terimakasih pada kedua orang itu. setelah melihat mobilnya menjauh, dia baru lega lalu berbalik badan dan berjalan pulang.

***

Setelah beristirahat selama dua hari di rumah, Clarissa Yuan sudah merasa jauh lebih baik.

Pagi itu, dia mendengar suara berisik dari ruang tamu. Dia keluar dengan ragu lalu mendapati ibunya-lah yang membuat suara berisik itu.

“Ibu sedang mencari apa?” tanya Clarissa Yuan sambil melihat ruang tamunya yang kini berantakan.

“Clarissa, kamu bangun tepat waktu. Bukannya Ibu menyimpan 1000 Pound di laci? Mengapa tidak ada, ya?” Teresa Wang menoleh ke Clarissa Yuan, “Apa kamu mengambilnya?”

“Mana mungkin aku umengambil uangmu? Kamu sendiri yang menghilangkannya. Apap kamu lupa?” ujar Clarissa Yuan, “Apa Ibu berjudi dan kehilangan uang lagi?”

“Tidak. Kamu tahu Ibu tidak punya uang.”

“Kuperingatkan sekali lagi. Kalau Ibu sampai berjudi lagi, aku akan meinggalkan Ibu!” Clarissa Yuan lalu berlari kekamar mandi.

Setelah mandi, dia berganti pakaian dan berangkat kerja.

Teresa Wang menghabiskan harinya berjudi dan berjudi lagi. Dia akan bangkrut sebentar lagi.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu