Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 77 Membagi harta
Amanda Jiang berlari mengejarku, dan berdiri di antara aku dan Jonathan . Dia menepuk dadanya dengan terengah-engah lalu menjulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya: "Direktur Yi, namaku Amanda Jiang, aku adalah sahabat Christine Mo yang paling paling paling baik.”
Selesai berbicara Amanda menatapnya dengan tatapan yang penuh dengan harapan.
Wajah tampan Jonathan langsung berubah, dia mengerutkan dahinya, "Aku tidak ingin menyentuh wanita lain selain istriku."
Ucapannya sangat menyakitkan, Amanda Jiang langsung menundukkan kepalanya dengan sedih.
Aku tertawa dengan tidak berdaya. Melihat wajah Amanda Jiang yang terlihat sangat kecewa karena ditolak berjabat tangan oleh idolanya. Aku langsung berkata, "Jonathan, kamu adalah pria pujaan Amanda Jiang, jika kamu berjabat tangan dengannya aku rasa dia tidak akan mencuci tangannya selama satu tahun. "
Amanda Jiang menatapku dengan heboh dan bertanya, "Bagaimana kamu bisa tahu?"
“Aku langsung tahu begitu aku melihat ekspresi wajahmu,” aku tertawa sambil bercanda.
Kedua mata Amanda Jiang kembali menyala-nyala dan penuh dengan harapan, melihat Jonathan, perlahan-lahan menjulurkan tangannya, dia mengedipkan matanya, dengan penuh penantian.
Karena bujukanku, Jonathan menjulurkan tangan dan berjabat tangan sebentar dengan Amanda Jiang.
Selesai berjabat tangan, Amanda Jiang meletakkan tangannya ke wajahnya dengan gembira lalu berkata dengan gembira: "Akhirnya aku berjabat tangan dengan pria pujaanku, haruskah aku membingkai tanganku?"
Aku tertawa terbahak-bahak, sambil mengenggam perutku, aku dibuat tertawa karena melihat ekspresi wajah Amanda Jiang yang berlebihan, apakah wanita ini terlihat seperti baru saja patah hati?
“Christine Mo , kita sudah harus pergi,” Jonathan mengingatkanku dengan ekspresi wajah datar.
"Oh," aku menjawab, setelah itu aku berbalik melihat Amanda Jiang, dan berkata, "Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik."
Ketika mendengar aku akan pergi, Amanda Jiang menatapku dengan sedih dan berkata, "Christine Mo , kamu harus datang untuk melihatku, jangan lupakan aku, aku akan merindukanmu."
"Aku juga akan merindukanmu," aku menatapnya dengan haru.
Jonathan menarik tanganku ke arah mobil, setelah aku naik ke kursi penumpang di samping kemudi, dia menutup pintu mobil. Setelah itu dia naik ke kursi kemudi, lalu mobil melaju dengan perlahan-lahan. Aku melambaikan tangan kepada Amanda Jiang dengan sedih.
Aku pikir setelah kembali ke Kota F aku bisa terus bersama mereka dengan bahagia, tapi aku tidak menyangka begitu masuk ke dunia kerja, rasa yang semulanya manis akan berubah.
Jonathan mengantarku kembali ke rumah kami di pusat kota. Dia membantu membawakan koperku. Kami naik ke atas bersama-sama, saat kami membuka pintu, semua perasaan yang familier langsung meluap.
Aku berkeliling di ruang tamu dengan gembira dan melompat-lompat sebentar dengan rileks. Setelah itu aku melangkah maju dan merangkul leher Jonathan sambil berkata: "Kelak kita akan terus tinggal disini dan tidak akan kembali ke Kediaman Yi lagi, bagaimana menurutmu? "
Jonathan menatapku, tangannya yang besar merapikan rambutku dengan lembut, lalu dia berkata dengan perlahan, "Ibu sudah tua, dia membutuhkan anaknya untuk menemaninya."
Ketika aku mendengar hal ini, hatiku merasa sedih, bagaimana mungkin aku tidak tahu anak-anak harus menemani orang tuanya, tapi tidak peduli apa pun yang aku lakukan, aku tidak bisa berbaur ke dalam kehidupan keluarga Yi.
Jonathan ingin menemani ibunya, aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagipula, aku sendiri juga ingin menemani ibuku, menemaninya menjalani akhir hayatnya.
Aku melepaskan tanganku, lalu berbalik dan menghadapkan punggungku ke arahnya, kemudian aku berkata dengan tenang, "Aku mengerti."
Jonathan memelukku dari belakang, tangannya yang besar dia letakkan di pinggangku, dengan lembut, wajahnya yang tampan berada di belakang telingaku, lalu dia berkata dengan lembut, "Ada apa, kamu marah?"
Aku menggelengkan kepalaku, "Untuk apa aku marah, kamu tidak mengatakan hal yang salah."
Begitu aku selesai mengatakannya, Jonathan mengecup pipiku dengan lembut, dari kecupan berubah menjadi ciuman yang dalam, nafasku perlahan-lahan menjadi berat. Dia memutar tubuhku dan mencium tepat di bibirku, aku membalas ciumannya, bibir kami saling bertautan, kami berjalan mengitari ruang tamu, lalu ke kamar tidur, dan langsung jatuh di atas tempat tidur.
Dia menatapku, deru nafasku mulai menjadi cepat, dadaku bergerak naik turun, mataku bertemu dengan matanya, aku belum sempat merespon, dia sudah menindih tubuhku.
Aku suka dengan aroma tubuh Jonathan yang lembut. Setiap kali dia tidur, aku suka melihat wajahnya. aku suka menganggunya dan melihat ekspresi wajahnya yang tidak berdaya ketika dibangunkan olehku.
Tapi dia tidur dengan sangat nyenyak, kelihatannya belakangan ini dia sangat lelah. Aku menutupi tubuhnya dengan selimut setelah itu aku menyetel alarm untuk diriku, lalu berbaring di sampingnya dengan tenang, sambil melihatnya tertidur.
Aku bangun pagi-pagi sekali. Aku memasakkan bubur untuknya , lalu menaruhnya di atas meja, dan meninggalkan catatan untuknya: Jonathan, semakin lama kesehatan ibuku semakin memburuk, aku akan pulang ke rumah ibuku untuk menemaninya, bisakah kamu membantuku melakukan sesuatu, tolong diskusikan dengan ibumu untuk mengizinkan Bella banyak menemani ibuku, mungkin tak lama lagi, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menemaninya lagi.
Ketika aku sampai di rumah ibuku, Christopher Mo ada di rumah, dan kakak iparku sedang pergi membeli sayur.
Kami kakak beradik saling duduk berhadapan di ruang tamu, Christopher Mo berkata, "Hidup ibu sudah tidak lama lagi, menurutmu bagaimana dengan urusan setelah kematian ibu nanti?"
Aku melihat ke pintu kamar Ibu tanpa mengatakan apa-apa.
Saat aku masih kecil, aku tidak pernah memikirkan suatu hari nanti orang tuaku akan pergi. Ketika Ayah pergi, hatiku hancur dan tidak dapat menerima kepergiannya. Sekarang melihat ibu tersiksa karena penyakit, aku rasa dia juga akan pergi meninggalkan kami, aku benar-benar tidak sanggup menganggung rasa sakit itu.
Dan Christopher Mo malah mengucapkan dua kata ‘urusan kematian’ dengan dingin, hatiku bagaikan disayat sembilu.
Kami sama-sama merupakan anak-anak orang tua kami, tapi mengapa Christopher Mo bisa menganggap hidup dan mati adalah hal yang biasa saja.
"Temani Ibu dengan baik, mengenai masalah lain kita bicarakan nanti saja." saat aku bangkit dari tempat duduk dan hendak berjalan ke kamar Ibu. Christopher Mo berkata dengan blak-blakan di belakangku, "Aku menginginkan rumah ini."
Langkah kakiku berhenti, aku berbalik dan menatap Christopher Mo dengan kaget. Aku mengerutkan kening, dan bertanya, "Coba kamu ulangi sekali lagi, apa yang kamu inginkan?"
"Aku ingin rumah ini. Mengenai apakah ibunya memiliki tabungan atau tidak, nanti kita tanyakan, lalu kita bagi sama rata. Tentu saja, dengan statusmu saat ini, kamu tidak perlu khawatir tentang uang sama sekali." kata-kata yang Christopher Mo ucapkan bagaikan pisau yang menyayat cinta mereka sebagai keluarga hancur hingga tidak berbentuk.
Saat ini ibu masih belum mati, dia sudah mengatakan hal ini, apakah dia takut aku akan meminta harta keluarga?
Aku tertawa sinis, aku tidak pernah berpikir untuk berebut semua ini dengan Christopher Mo, dikarenakan dia mengungkitnya, aku juga akan mengambil bagian atas harta ini. Aku ingin memiliki nama atas rumah ini, hal ini jauh lebih baik daripada dia habiskan dalam berjudi.
“Rumah, uang, aku mau setengah.” Aku menatap Christopher Mo dengan dingin, sambil berkata dengan tidak berperasaan.
Bukan aku yang menginginkan hal ini, Christopher Mo yang duluan mengungkit hal ini. Agar dia tidak menghabiskan semua harta keluarga yang tersisa ini, aku ingin mengambil setengah dari harta ini. Jika dia ingin menjual atau melakukan sesuatu terhadap harta ini dia harus mendapatkan persetujuanku.
“Christine Mo , jangan terlalu keterlaluan.” Christopher Mo sudah naik darah, aku bisa melihat nyala api yang membara dari kedua matanya, anehnya aku merasa sangat senang.
"Kamu dan aku adalah sama-sama anak ayah dan ibu. Selama ini aku terus membiayai ayah dan ibu. Menurut hukum, anak perempuan yang sudah menikah juga memiliki hak untuk mewarisi harta keluarga. Kenapa, kamu ingin menelan semua harta ini sendirian?" Aku tidak peduli betapa marahnya dia, perbuatan Christopher Mo selama beberapa tahun ini benar-benar mengecewakan.
Aku memiliki hak untuk menjaga harta keluarga Mo yang hanya tersisa sedikit ini dan membuat rencana untuk masa depan keluarga Mo.
"Kamu sangat kaya, kenapa kamu ingin berebut harta yang sedikit ini denganku, jelas-jelas kamu tahu rumahku ..." karena panik Christopher Mo hampir mengatakan kenapa sebelumnya dia kehilangan rumahnya, tapi dia malu untuk mengatakannya.
"Ada apa dengan rumahmu, apa yang terjadi dengan rumahmu yang uang mukanya di berikan oleh ayah, ibu dan aku? Kamu menghipotekannya, hingga akhirnya kamu benar-benar kehilangan rumah itu, kalau kamu malu mengatakannya, biar aku membantumu mengatakannya." Aku menatap Christopher Mo sambil tersenyum getir.
Awalnya Christopher Mo adalah harapan keluarga Mo, tetapi dia terlalu mengecewakan, sejak dia kecanduan berjudi, dia membohongi keluarganya lagi dan lagi, setiap kali kebohongannya terungkap, dia akan berpura-pura kasihan, berpura-pura tidak bersalah, dan akhirnya mempengaruhi semuanya dan juga mempengaruhi pernikahanku.
Karena memiliki kakak yang aneh seperti ini, bukankah seharusnya aku berdiri di Gunung Everest untuk merayakannya!
Christopher Mo aku sindir hingga kehabisan kata-kata, dan akhirnya dia menutup mulutnya.
Aku membuka pintu kamar ibu dengan lembut lalu berjalan masuk ke dalam. Mungkin ibu sudah mendengar percekcokkan kami di luar. Rumah lama seperti ini sedikit buruk, daya kedap suaranya terlalu buruk.
Aku membantu ibuku duduk. Dia menatapku sambil bertanya, "Aku tahu kenapa kamu ingin berebut harta dengan kakakmu, tetapi hal ini tidak ada manfaatnya untukmu. Kamu memikirkan kakakmu, tapi dia malah menganggapmu musuh. "
Aku mengenggam tangan ibuku sambil menjawab: "Ibu, kakak adalah orang yang tidak bisa menahan diri. Asalkan ada orang yang menghasutnya dia akan menjual semuanya, aku tidak bisa membiarkannya terus seperti ini. Toleransi kita terhadapnya dulu membuatnya semakin parah dan meminta lebih kepada kita, setiap kali kita membantunya menyelesaikan masalah, dia akan membuat masalah yang lebih banyak lagi. "
Ibu tidak mengatakan apa-apa, dia tahu niatku baik, tetapi pemikirannya terlalu kuno. Dia menganggap anak perempuan yang sudah menikah tidak seharusnya berebut harta keluarga, tidak peduli bagaimana pun aku mengatakannya, dia juga tidak ingin memberikan bagian untukku.
Aku mengerti, "Ibu, begini, aku akan menulis surat perjanjian untuk kakak. Jika dalam sepuluh tahun, kakak bisa menjadi orang yang benar, aku akan mengembalikan semuanya kepadanya."
"Aku tidak ingin kalian kakak beradik menjadi saling bermusuhan," Ibu berkata dengan bersungguh-sungguh.
"Kami sudah menjadi musuh, selamanya kami pasti tidak bisa kembali seperti saat kami masih kecil. Kadang-kadang aku berpikir, kenapa manusia harus tumbuh dewasa, setelah tumbuh dewasa cinta antara keluarga menjadi semakin berkurang." aku mengatupkan bibirku dengan erat, mataku sedikit basah, seiring dengan kita bertambah dewasa, orang tua kita akan menjadi lebih tua, lalu akhirnya pergi meninggalkan kita, lalu roda kembali berputar lagi.
Kita menjadi tua, lalu kita juga akan pergi.
Kehidupan manusia benar-benar aneh, semuanya berada dalam siklus yang berkesinambungan, yang akan membuat mereka jatuh ke dalam lingkaran yang aneh.
"Jangan berebut dengan kakakmu, berikan rumah ini kepadanya. Jika dia ingin menjualnya, biarkan dia menjualnya! Dalam kehidupan ini aku dan ayahmu tidak berkompeten, tidak memiliki harta yang banyak untuk diwariskan, kami hanya punya rumah ini, jika dia mau, berikan kepadanya! "Ibu menyelesaikan perkataannya dengan tidak bertenaga, sambil menepuk tanganku dengan lembut," Christine, jangan salahkan ibu pilih kasih. "
Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak."
"Aku benar-benar ingin bertemu dengan Bella. Tidak tahu apakah Jonathan bisa membawanya untuk bertemu denganku?" ibu dengan berkata dengan tidak bertenaga, tapi sorot matanya penuh dengan harapan.
Orang tua memang begini, berharap anak-anak dan cucu-cucu mereka berada didekat mereka. Tapi, tubuh kakak ipar bermasalah dan dikarenakan pernikahanku yang bermasalah, aku belum bisa membuat ibu menikmati semua ini.
“Aku sudah meminta Jonathan membawa Belle kemari.” Aku berdiri lalu berjalan keluar sambil mengeluarkan ponselku, dan menghubungi nomor telepon Jonathan, tapi sepertinya ada masalah Ibu mertuaku tidak mengizinkan Bella kemari.
Dia mengatakan, tubuh orang tua memiliki penyakit, dan penyakit itu sangat yang tidak bagi tubuh anak kecil, karena sistem kekebalan tubuh anak kecil masih lemah jadi tidak boleh bertemu, nanti saat meninggal cukup pergi memberikan hormat saja, untuk sekarang tidak perlu bertemu.
Aku benar-benar sangat marah saat mendengar ucapannya ini.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelThe Sixth Sense
AlexanderThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesPernikahan Kontrak
JennyHusband Deeply Love
NaomiMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)