Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 190 Acara tahunan perusahaan

“Ada apa?” Jonathan tersenyum menggoda, tangan besarnya membelai rambutku, tanya dengan penuh perhatian.

“Mengapa kamu tidak beri tahu aku, Yoga ingin merebut karyawan perusahaan, dari awal kamu sudah tahu ada yang tidak beres dengan manajer Bai, jadi kamu memecatnya. Ternyata masalah ini kamu sudah tahu, tapi tidak ingin membuat aku kuatir.” Gumamku. Beban yang ada di pikiranku satu per satu aku ungkapkan.

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Jonathan pelan-pelan melepaskan pelukan, melihat mataku yang sedikit merah, perlahan tangannya menyeka sudut mataku, dengan rasa sayang berkata : “Kenapa menangis lagi?"

"Aku kasihan sama kamu, mengapa kamu simpan sendiri masalah yang begitu banyak di dalam hatimu, mengapa tidak mau memberitahu padaku, biarpun aku menyadarinya, kamu hanya menanggapi dengan sepintas lalu.” Aku marah karena ini, masalah apapun tidak membiarkan aku ikut memikulnya, apakah ini demi kebaikan aku?

“Dunia seorang pria, pria yang pergi menyerbu.” Jonathan tersenyum dangkal.

Aku menunduk, tidak bersuara. Memang benar, asalkan aku melakukan urusanku sendiri dengan baik, tidak menimbulkan masalah untuknya itu sudah cukup.

Apakah aku harus mengatakan pada Jonathan masalah perjamuan Yoga hari ini di Hotel Imperial dan karyawan yang ingin pindah tempat kerja.

Atau mungkin dia sendiri sudah tahu, hanya saja tidak ingin dia katakan.

“Di luar sangat dingin, cepat masuk ke kamar dan tidur.” Tanpa peduli apapun Jonathan menuntun tanganku dengan perlahan dan diletakkan di atas telapak tangannya. Dia membuka mulutnya sedikit, pelan-pelan menghembuskan nafas dan aku merasakan kehangatan mengalir ke dalam tapak tanganku.

Aku melihat gerak geriknya dengan tenang, tindakan kecil tapi menghangatkan hati orang.

“Jonathan, Yoga membuat masalah terhadap kamu itu karena aku, benarkah?” Aku melihatnya dengan rasa sayang, hatiku tertekan. Jika sebabnya adalah aku dan membuat dia begitu susah payah, aku akan menyalahkan diriku sendiri.

Jonathan tidak bersuara, menggandengku masuk ke dalam kamar dan menuntunku duduk di sisi ranjang, dia sedikit membungkuk, menatapku dan berkata : “Sekalipun bukan karena dirimu, antara aku dan dia juga sudah ditakdirkan untuk bertempur demi keluarga kami masing-masing.”

“Benarkah?” Hatiku berdebar-debar melihatnya, tidak tahu apakah yang dia katakan benar atau bohong.

Jonathan tersenyum kecil, dan duduk di sampingku, dengan sungguh-sungguh berkata : “Sejak kamu ke kantor beberapa waktu ini, mestinya tahu perusahan berjalan dengan saling bertautan, Yoga mempunyai maksud jahat pada segi karyawan, dia kira aku tidak tahu?” senyum Jonathan penuh percaya diri.

“Lalu apa rencana kamu untuk menghadapinya?” tanyaku dengan resah dan pikiran yang kacau.

Jonathan senyum kecil, “Kamu perhatian pada dia, atau padaku?”

Kata-kata Jonathan membuatku tidak bisa menjawab, dia sengaja ingin membuatku marah dengan pertanyaan ini? Sudah sekian tahun bersamanya, dalam hati aku perhatian dengan siapa, apakah dia tidak tahu?

“Aku hanya perhatian pada diriku sendiri, puas dengan jawaban ini?” kataku dengan tidak semangat.

“Bercanda saja.” Jonathan tersenyum tenang, dia memeluk dan memanjakan aku, lalu berkata : “Wanita bodoh, kamu tidak percaya dengan priamu sendiri.”

Aku tidak tahu apakah kata-kata Jonathan benar atau palsu, saat ini aku hanya percaya Jonathan pasti bisa menyelesaikan masalah perebutan karyawan ini.

Hari kedua saat di kantor, Julie melihatku dengan aneh, akhirnya waktu makan siang dia menarikku dan berkata : “Christine, kamu jujur padaku, sebenarnya siapa dirimu?”

Aku menatap lekat matanya, mengerutkan alis, dengan tidak mengerti bertanya : “Mengapa kamu mempunyai pertanyaan seperti itu?”

“Kamu sungguh luar biasa, kamu kenal dengan artis besar Justin, juga kenal dengan CEO Yin dari Perusahaan Besar Yin, dan aku merasa kamu masih ada identitas lain yang bisa membuat orang tercengang yang tidak aku ketahui.” Julie pintar juga menebak.

Tapi dia pasti tidak berani menduga lebih dalam lagi, aku percaya semalam Yoga pasti tidak membicarakan identitas aku pada manajer Bai.

Aku tersenyum acuh tak acuh dan berkata. “Aku bisa punya identitas apa, hanya seorang karyawan, kamu tidak berpikir aku adalah wanitanya CEO Yi kan, atau ……”

“CEO Yi tidak akan menyukai wanita seperti dirimu.” sela Julie jujur memotong pembicaraanku, kata-kata yang dikeluarkannya langsung menusuk hati dan membuat suasana hatiku tidak nyaman.

“Mengapa kamu begitu yakin?” tanyaku tidak mengerti dengan alis mengkerut.

“Aku percaya selera CEO Yi pasti sangat tinggi, seperti kamu dan aku yang standar dan rendah, lebih baik tidak bermimpi di siang bolong.” Julie mengerti akan keadaan dirinya sendiri juga.

Aku bingung melihat dia tersenyum, tidak disangka dia melukiskan aku dengan kata ‘rendah’, memang sangat menyedihkan.

“Yang aku duga, sebelumnya kamu pasti pernah dipelihara oleh seorang bos, jadi kamu bisa kenal dengan Justin dan CEO Yin. Sebabnya kamu tidak mengaku karena masa lalu kamu yang sangat tidak ingin kamu bayangkan, jadi kamu tidak bersedia mengenangnya.” Julie benar-benar cukup pintar mengarang, dan masuk akal juga.

Aku menyipitkan mata sambil tersenyum, tanpa memberi penjelasan.

Perlahan dia menarik tanganku, dan lanjut bicara : “Wanita kalau langkah pertama sudah salah, seumur hidup akan meninggalkan bayang-bayang. Tapi tidak masalah, sekarang kita mengandalkan kedua tangan sendiri untuk mencari uang, dan menggunakannya dengan terang-terangan.

Aku setuju dengan kata ini, aku mengganguk, dan membalas, “Betul apa yang kamu katakan.”

“Oh ya, Bryan bilang, setelah acara tahunan kali ini, akan meminta kita ke sana dengan resmi.” Tiba-tiba Julie melihat ke sekitar, seperti seorang mata-mata dan berbisik pelan di samping telingaku.

Acara tahunan?

PT. Weiss setiap tahun masih ada acara tahunan? Mengapa aku tidak pernah ikut serta?

Jonathan juga tidak pernah membicarakan hal ini? Pikir sampai di sini, tiba-tiba aku sadar, jika aku mengikuti acara tahunan ini, semua orang di perusahaan akan mengetahui kehadiranku, maka sekarang sudah tidak bisa bekerja dengan tenang di departemen ini.

“’Julie, aku tidak ikut pergi, kamu dan manajer Bai baik-baiklah bekerja di Perusahaan Besar Yin, aku tetap mengasah di sini saja.” Setelah aku selesai bicara dengan tenang, Julie tercengang melihatku.

“Gaji dari Perusahaan Besar Yin dua kali lipat dari Weiss, kamu harus pikir dengan jelas, melewati satu kesempatan ini belum tentu ada lagi.” Julie masih tercengang, juga tidak mengerti.

Secara logika, ada orang yang bersedia memberikan gaji dua kali lipat, pasti akan langsung ikut pergi dengan kepala menunduk, dia tidak mengerti dengan pikiranku.

Aku menjelaskan, “Manajer Bai sudah ke sana, posisi manajernya sepertinya sangat sesuai untukku.”

Seusai bicara, Julie sepertinya ada pemikiran, dengan curiga melihatku, dan nada bicara yang sedikit serius berkata : “Bagus kalau kamu bisa berpikir dengan jelas.”

Aku mengangguk, “Sudah berpikir dengan sangat jelas.”

Julie cukup terbuka denganku, tapi aku malah bersembunyi di pojok, tetap tidak membeberkan identitasku dan waspada terhadap dia, takut saat dia meninggalkan Weiss masih akan melakukan sesuatu yang licik.

Acara tahunan diadakan setelah tahun baru, ini tahun pertamaku menghadiri acara tahunan. Setiap orang harus berpakaian yang bagus dan mentereng untuk menghadiri acara ini, Jonathan dari awal sudah membuat pesanan baju untukku, yang khusus dibuat oleh seorang desainer terkenal dari italia.

Aku pergi ke sebuah salon untuk menata rambutku, membuat lurus rambutku yang aslinya panjang juga tergulung, lalu menggerainya ke satu sisi.

Sudah lama aku tidak berdandan seperti ini, bahkan aku hampir tidak percaya diri untuk memakai gaun malam ini, terlalu mewah, khususnya menghadiri acara tahunan. Dengan identitas sebagai seorang karyawan menghadiri acara ini mengenakan gaun yang anggun dan parlente, saat itu takutnya akan menjadi bahan perbincangan orang-orang.

Namun Jonathan tetap bersikeras agar aku memakai gaun malam model kemben warna ungu muda itu, gaun ini desain uniknya terletak pada ujung pinggang yang potongannya sangat bagus dan rapi, membuat tubuhnya terlihat kontras dengan pose lembut dan cantik.

Berdiri di depan cermin, aku mengagumi diriku yang di dalam cermin yang penuh percaya diri. Aku selalu berpikir pesona aku sudah hilang tersebar, tapi ternyata saat didandan, tidak kalah sedikitpun pada waktu aku mulai meniti karir.

Aku yang sekarang sudah melepaskan itu semua, ditambah lagi lebih matang dan dewasa, dari dalam dan luar tersebar sebuah kecantikan alami.

Jonathan berdiri di belakangku, membawa seuntai kalung berlian yang menyilaukan mata dan saat dia ingin memakaikan padaku, aku menolak, alasannya sederhana, takut dirampok orang.

Mendengar alasan ini membuat Jonathan tertawa terpingkal-pingkal.

“Christine, kamu bisa tidak jangan setiap kali aku ingin serius, selalu bercanda seperti ini?” Jonathan menarik senyumnya, dengan serius menatap aku.

Aku mengangguk, tapi tetap menolak untuk memakai kalung berlian itu, aku memberi penjelasan, “Jonathan, aku tidak boleh memakai pakaian yang terlalu mewah, sangat menarik perhatian orang, kamu tahu, aku sekarang hanyalah seorang karyawan kecil di perusahaan, gaji standar, bagaimana mungkin sanggup memakai kalung berlian?” jelasku dengan kerutan di alis.

Jonathan berpikir sejenak, meletakkan kalung ke samping, melangkah maju, tangan besarnya muncul dari punggungku, melewati pinggang, dan direntangkan ke depan, pelan-pelan merangkul aku, menyandarkan wajahnya pada wajahku, berkata : “Aku hanya ingin wanitaku tampil cantik dan menyilaukan.”

“Wanitamu ini biarpun tidak memakai barang mewah, sama juga akan membuat orang terpesona.” Setelah aku memuji diri sendiri, Jonathan memiringkan wajahnya dan memberi satu ciuman di pipiku.

“Makin lama makin narsis saja.” Goda Jonathan.

Aku dengan bibir cemberut, bertanya : “Aku kurang di mana lagi, dada yang menyusut atau pinggang yang mengembang?”

Ditanya begitu olehku, Jonathan menjadi termangu, “Christine, utamakan etika dan kualitas diri.”

“Antara suami istri tidak perlu ini semua.” Aku tersenyum kecil.

“Kamu mengaku kamu adalah istriku?” Tatapan Jonathan terlihat gembira.

Mendengar itu aku segera sadar, aku sudah keceplosan. Aku dan Jonathan sudah bercerai, suami istri apa, benar-benar tidak memperhatikan gengsi sendiri.

Aku sedikit kalang kabut dan berkata : “Kita akan terlambat, aku berangkat dulu, kamu tunggu agak malam baru pergi.”

Selesai bicara, sambil mengangkat ujung gaun, aku berlari tanpa peduli.

Saat aku membawa mobil tiba di lokasi, baru sadar gaun malam ini cukup memuaskan, jadi rekan wanita lain memakai sedikit minim sebagai standar.

Cuaca yang begitu dingin, semua orang menjejalkan dada yang rata dan membuat sebuah parit di tengahnya, menarik perhatian pandangan para pria.

Acara tahunan, sama sekali merupakan acara bagi wanita untuk menampilkan dirinya.

Julie memakai sehelai gaun hitam pendek, dia mengikat erat pinggangnya nyaris hampir putus, bagian dada sepertinya diganjal dengan sesuatu, penuh padat hingga tidak bisa dilukiskan.

Penampilannya memang menjadi sorotan bagi semua orang, pantas saja Jonathan ingin aku memakai kalung berlian, dia jelas tahu semua rekan kerja wanita akan mengenakan pakaian yang sangat cantik dan bebas, aku malah dipakaikan gaun yang begitu konservatif.

Julie menarikku ke samping, menggeleng dengan sangat tidak puas sambil melihatku, berkata : “Christine, gaun ini siapa yang memesan untukmu?”

“Pacarku.” Setelah aku menjawab, Julie menggeleng-geleng, “Meskipun gaunnya kelihatan bagus, tapi sangat konservatif. Jika malam ini kamu ingin menjadi bintang yang berkilauan di mata orang-orang, maka harus lebih terbuka sedikit.”

Selesai bicara, dia mengambil gunting dari dalam tasnya, tanpa izin dariku dia menggunting gaun panjangku menjadi gaun pendek.

Dengan usaha sedetik, aku merasa dingin pada kedua kakiku, dan menggigil kedinginan.

Julie sangat puas dengan karya besar dirinya, dan memuji : “Coba lihat kamu, badan yang tinggi, kaki yang panjang, sayang sekali tidak ditampilkan.”

Hatiku sakit, tidak hanya masuk angin, juga merusak gaun malam yang begitu mahal, Julie mungkin berpikir ini adalah barang pedagang kaki lima, jadi dia tidak merasa sakit hati.

“Bagian dada sini terlalu tinggi, juga harus digunting lebih rendah lagi.” Seusai berkata begitu, saat dia mengangkat gunting dan bersiap untuk gunting lagi, kedua tanganku segera melindungi bagian dadaku sendiri.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu