Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 190 Acara tahunan perusahaan
“Ada apa?” Jonathan tersenyum menggoda, tangan besarnya membelai rambutku, tanya dengan penuh perhatian.
“Mengapa kamu tidak beri tahu aku, Yoga ingin merebut karyawan perusahaan, dari awal kamu sudah tahu ada yang tidak beres dengan manajer Bai, jadi kamu memecatnya. Ternyata masalah ini kamu sudah tahu, tapi tidak ingin membuat aku kuatir.” Gumamku. Beban yang ada di pikiranku satu per satu aku ungkapkan.
“Bagaimana kamu bisa tahu?” Jonathan pelan-pelan melepaskan pelukan, melihat mataku yang sedikit merah, perlahan tangannya menyeka sudut mataku, dengan rasa sayang berkata : “Kenapa menangis lagi?"
"Aku kasihan sama kamu, mengapa kamu simpan sendiri masalah yang begitu banyak di dalam hatimu, mengapa tidak mau memberitahu padaku, biarpun aku menyadarinya, kamu hanya menanggapi dengan sepintas lalu.” Aku marah karena ini, masalah apapun tidak membiarkan aku ikut memikulnya, apakah ini demi kebaikan aku?
“Dunia seorang pria, pria yang pergi menyerbu.” Jonathan tersenyum dangkal.
Aku menunduk, tidak bersuara. Memang benar, asalkan aku melakukan urusanku sendiri dengan baik, tidak menimbulkan masalah untuknya itu sudah cukup.
Apakah aku harus mengatakan pada Jonathan masalah perjamuan Yoga hari ini di Hotel Imperial dan karyawan yang ingin pindah tempat kerja.
Atau mungkin dia sendiri sudah tahu, hanya saja tidak ingin dia katakan.
“Di luar sangat dingin, cepat masuk ke kamar dan tidur.” Tanpa peduli apapun Jonathan menuntun tanganku dengan perlahan dan diletakkan di atas telapak tangannya. Dia membuka mulutnya sedikit, pelan-pelan menghembuskan nafas dan aku merasakan kehangatan mengalir ke dalam tapak tanganku.
Aku melihat gerak geriknya dengan tenang, tindakan kecil tapi menghangatkan hati orang.
“Jonathan, Yoga membuat masalah terhadap kamu itu karena aku, benarkah?” Aku melihatnya dengan rasa sayang, hatiku tertekan. Jika sebabnya adalah aku dan membuat dia begitu susah payah, aku akan menyalahkan diriku sendiri.
Jonathan tidak bersuara, menggandengku masuk ke dalam kamar dan menuntunku duduk di sisi ranjang, dia sedikit membungkuk, menatapku dan berkata : “Sekalipun bukan karena dirimu, antara aku dan dia juga sudah ditakdirkan untuk bertempur demi keluarga kami masing-masing.”
“Benarkah?” Hatiku berdebar-debar melihatnya, tidak tahu apakah yang dia katakan benar atau bohong.
Jonathan tersenyum kecil, dan duduk di sampingku, dengan sungguh-sungguh berkata : “Sejak kamu ke kantor beberapa waktu ini, mestinya tahu perusahan berjalan dengan saling bertautan, Yoga mempunyai maksud jahat pada segi karyawan, dia kira aku tidak tahu?” senyum Jonathan penuh percaya diri.
“Lalu apa rencana kamu untuk menghadapinya?” tanyaku dengan resah dan pikiran yang kacau.
Jonathan senyum kecil, “Kamu perhatian pada dia, atau padaku?”
Kata-kata Jonathan membuatku tidak bisa menjawab, dia sengaja ingin membuatku marah dengan pertanyaan ini? Sudah sekian tahun bersamanya, dalam hati aku perhatian dengan siapa, apakah dia tidak tahu?
“Aku hanya perhatian pada diriku sendiri, puas dengan jawaban ini?” kataku dengan tidak semangat.
“Bercanda saja.” Jonathan tersenyum tenang, dia memeluk dan memanjakan aku, lalu berkata : “Wanita bodoh, kamu tidak percaya dengan priamu sendiri.”
Aku tidak tahu apakah kata-kata Jonathan benar atau palsu, saat ini aku hanya percaya Jonathan pasti bisa menyelesaikan masalah perebutan karyawan ini.
Hari kedua saat di kantor, Julie melihatku dengan aneh, akhirnya waktu makan siang dia menarikku dan berkata : “Christine, kamu jujur padaku, sebenarnya siapa dirimu?”
Aku menatap lekat matanya, mengerutkan alis, dengan tidak mengerti bertanya : “Mengapa kamu mempunyai pertanyaan seperti itu?”
“Kamu sungguh luar biasa, kamu kenal dengan artis besar Justin, juga kenal dengan CEO Yin dari Perusahaan Besar Yin, dan aku merasa kamu masih ada identitas lain yang bisa membuat orang tercengang yang tidak aku ketahui.” Julie pintar juga menebak.
Tapi dia pasti tidak berani menduga lebih dalam lagi, aku percaya semalam Yoga pasti tidak membicarakan identitas aku pada manajer Bai.
Aku tersenyum acuh tak acuh dan berkata. “Aku bisa punya identitas apa, hanya seorang karyawan, kamu tidak berpikir aku adalah wanitanya CEO Yi kan, atau ……”
“CEO Yi tidak akan menyukai wanita seperti dirimu.” sela Julie jujur memotong pembicaraanku, kata-kata yang dikeluarkannya langsung menusuk hati dan membuat suasana hatiku tidak nyaman.
“Mengapa kamu begitu yakin?” tanyaku tidak mengerti dengan alis mengkerut.
“Aku percaya selera CEO Yi pasti sangat tinggi, seperti kamu dan aku yang standar dan rendah, lebih baik tidak bermimpi di siang bolong.” Julie mengerti akan keadaan dirinya sendiri juga.
Aku bingung melihat dia tersenyum, tidak disangka dia melukiskan aku dengan kata ‘rendah’, memang sangat menyedihkan.
“Yang aku duga, sebelumnya kamu pasti pernah dipelihara oleh seorang bos, jadi kamu bisa kenal dengan Justin dan CEO Yin. Sebabnya kamu tidak mengaku karena masa lalu kamu yang sangat tidak ingin kamu bayangkan, jadi kamu tidak bersedia mengenangnya.” Julie benar-benar cukup pintar mengarang, dan masuk akal juga.
Aku menyipitkan mata sambil tersenyum, tanpa memberi penjelasan.
Perlahan dia menarik tanganku, dan lanjut bicara : “Wanita kalau langkah pertama sudah salah, seumur hidup akan meninggalkan bayang-bayang. Tapi tidak masalah, sekarang kita mengandalkan kedua tangan sendiri untuk mencari uang, dan menggunakannya dengan terang-terangan.
Aku setuju dengan kata ini, aku mengganguk, dan membalas, “Betul apa yang kamu katakan.”
“Oh ya, Bryan bilang, setelah acara tahunan kali ini, akan meminta kita ke sana dengan resmi.” Tiba-tiba Julie melihat ke sekitar, seperti seorang mata-mata dan berbisik pelan di samping telingaku.
Acara tahunan?
PT. Weiss setiap tahun masih ada acara tahunan? Mengapa aku tidak pernah ikut serta?
Jonathan juga tidak pernah membicarakan hal ini? Pikir sampai di sini, tiba-tiba aku sadar, jika aku mengikuti acara tahunan ini, semua orang di perusahaan akan mengetahui kehadiranku, maka sekarang sudah tidak bisa bekerja dengan tenang di departemen ini.
“’Julie, aku tidak ikut pergi, kamu dan manajer Bai baik-baiklah bekerja di Perusahaan Besar Yin, aku tetap mengasah di sini saja.” Setelah aku selesai bicara dengan tenang, Julie tercengang melihatku.
“Gaji dari Perusahaan Besar Yin dua kali lipat dari Weiss, kamu harus pikir dengan jelas, melewati satu kesempatan ini belum tentu ada lagi.” Julie masih tercengang, juga tidak mengerti.
Secara logika, ada orang yang bersedia memberikan gaji dua kali lipat, pasti akan langsung ikut pergi dengan kepala menunduk, dia tidak mengerti dengan pikiranku.
Aku menjelaskan, “Manajer Bai sudah ke sana, posisi manajernya sepertinya sangat sesuai untukku.”
Seusai bicara, Julie sepertinya ada pemikiran, dengan curiga melihatku, dan nada bicara yang sedikit serius berkata : “Bagus kalau kamu bisa berpikir dengan jelas.”
Aku mengangguk, “Sudah berpikir dengan sangat jelas.”
Julie cukup terbuka denganku, tapi aku malah bersembunyi di pojok, tetap tidak membeberkan identitasku dan waspada terhadap dia, takut saat dia meninggalkan Weiss masih akan melakukan sesuatu yang licik.
Acara tahunan diadakan setelah tahun baru, ini tahun pertamaku menghadiri acara tahunan. Setiap orang harus berpakaian yang bagus dan mentereng untuk menghadiri acara ini, Jonathan dari awal sudah membuat pesanan baju untukku, yang khusus dibuat oleh seorang desainer terkenal dari italia.
Aku pergi ke sebuah salon untuk menata rambutku, membuat lurus rambutku yang aslinya panjang juga tergulung, lalu menggerainya ke satu sisi.
Sudah lama aku tidak berdandan seperti ini, bahkan aku hampir tidak percaya diri untuk memakai gaun malam ini, terlalu mewah, khususnya menghadiri acara tahunan. Dengan identitas sebagai seorang karyawan menghadiri acara ini mengenakan gaun yang anggun dan parlente, saat itu takutnya akan menjadi bahan perbincangan orang-orang.
Namun Jonathan tetap bersikeras agar aku memakai gaun malam model kemben warna ungu muda itu, gaun ini desain uniknya terletak pada ujung pinggang yang potongannya sangat bagus dan rapi, membuat tubuhnya terlihat kontras dengan pose lembut dan cantik.
Berdiri di depan cermin, aku mengagumi diriku yang di dalam cermin yang penuh percaya diri. Aku selalu berpikir pesona aku sudah hilang tersebar, tapi ternyata saat didandan, tidak kalah sedikitpun pada waktu aku mulai meniti karir.
Aku yang sekarang sudah melepaskan itu semua, ditambah lagi lebih matang dan dewasa, dari dalam dan luar tersebar sebuah kecantikan alami.
Jonathan berdiri di belakangku, membawa seuntai kalung berlian yang menyilaukan mata dan saat dia ingin memakaikan padaku, aku menolak, alasannya sederhana, takut dirampok orang.
Mendengar alasan ini membuat Jonathan tertawa terpingkal-pingkal.
“Christine, kamu bisa tidak jangan setiap kali aku ingin serius, selalu bercanda seperti ini?” Jonathan menarik senyumnya, dengan serius menatap aku.
Aku mengangguk, tapi tetap menolak untuk memakai kalung berlian itu, aku memberi penjelasan, “Jonathan, aku tidak boleh memakai pakaian yang terlalu mewah, sangat menarik perhatian orang, kamu tahu, aku sekarang hanyalah seorang karyawan kecil di perusahaan, gaji standar, bagaimana mungkin sanggup memakai kalung berlian?” jelasku dengan kerutan di alis.
Jonathan berpikir sejenak, meletakkan kalung ke samping, melangkah maju, tangan besarnya muncul dari punggungku, melewati pinggang, dan direntangkan ke depan, pelan-pelan merangkul aku, menyandarkan wajahnya pada wajahku, berkata : “Aku hanya ingin wanitaku tampil cantik dan menyilaukan.”
“Wanitamu ini biarpun tidak memakai barang mewah, sama juga akan membuat orang terpesona.” Setelah aku memuji diri sendiri, Jonathan memiringkan wajahnya dan memberi satu ciuman di pipiku.
“Makin lama makin narsis saja.” Goda Jonathan.
Aku dengan bibir cemberut, bertanya : “Aku kurang di mana lagi, dada yang menyusut atau pinggang yang mengembang?”
Ditanya begitu olehku, Jonathan menjadi termangu, “Christine, utamakan etika dan kualitas diri.”
“Antara suami istri tidak perlu ini semua.” Aku tersenyum kecil.
“Kamu mengaku kamu adalah istriku?” Tatapan Jonathan terlihat gembira.
Mendengar itu aku segera sadar, aku sudah keceplosan. Aku dan Jonathan sudah bercerai, suami istri apa, benar-benar tidak memperhatikan gengsi sendiri.
Aku sedikit kalang kabut dan berkata : “Kita akan terlambat, aku berangkat dulu, kamu tunggu agak malam baru pergi.”
Selesai bicara, sambil mengangkat ujung gaun, aku berlari tanpa peduli.
Saat aku membawa mobil tiba di lokasi, baru sadar gaun malam ini cukup memuaskan, jadi rekan wanita lain memakai sedikit minim sebagai standar.
Cuaca yang begitu dingin, semua orang menjejalkan dada yang rata dan membuat sebuah parit di tengahnya, menarik perhatian pandangan para pria.
Acara tahunan, sama sekali merupakan acara bagi wanita untuk menampilkan dirinya.
Julie memakai sehelai gaun hitam pendek, dia mengikat erat pinggangnya nyaris hampir putus, bagian dada sepertinya diganjal dengan sesuatu, penuh padat hingga tidak bisa dilukiskan.
Penampilannya memang menjadi sorotan bagi semua orang, pantas saja Jonathan ingin aku memakai kalung berlian, dia jelas tahu semua rekan kerja wanita akan mengenakan pakaian yang sangat cantik dan bebas, aku malah dipakaikan gaun yang begitu konservatif.
Julie menarikku ke samping, menggeleng dengan sangat tidak puas sambil melihatku, berkata : “Christine, gaun ini siapa yang memesan untukmu?”
“Pacarku.” Setelah aku menjawab, Julie menggeleng-geleng, “Meskipun gaunnya kelihatan bagus, tapi sangat konservatif. Jika malam ini kamu ingin menjadi bintang yang berkilauan di mata orang-orang, maka harus lebih terbuka sedikit.”
Selesai bicara, dia mengambil gunting dari dalam tasnya, tanpa izin dariku dia menggunting gaun panjangku menjadi gaun pendek.
Dengan usaha sedetik, aku merasa dingin pada kedua kakiku, dan menggigil kedinginan.
Julie sangat puas dengan karya besar dirinya, dan memuji : “Coba lihat kamu, badan yang tinggi, kaki yang panjang, sayang sekali tidak ditampilkan.”
Hatiku sakit, tidak hanya masuk angin, juga merusak gaun malam yang begitu mahal, Julie mungkin berpikir ini adalah barang pedagang kaki lima, jadi dia tidak merasa sakit hati.
“Bagian dada sini terlalu tinggi, juga harus digunting lebih rendah lagi.” Seusai berkata begitu, saat dia mengangkat gunting dan bersiap untuk gunting lagi, kedua tanganku segera melindungi bagian dadaku sendiri.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMy Superhero
JessiAdieu
Shi QiThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Yang Berpaling
NajokurataDewa Perang Greget
Budi MaBretta’s Diary
DanielleMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)