Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
"Menurutku Midea sama sekali tidak menarik, tapi Midea untukmu, adalah sebuah ajang menantang, Midea adalah pemimpin dalam industri ini, jika kamu tidak bertahan di Midea, pembelajaran mu selama 3 tahun akan sia-sia belaka, apa tidak sayang?" Sean Ding mengatakan hal yang masuk akal itu dengan serius.
Aku mengernyitkan dahi sedikit dan bertanya: "Apa kamu mengurusi urusan abal-abalku?"
"Bukan abal-abal, itu masalah besar." Setelah berkata demikian, dia melangkah maju, menarik ku masuk ke dalam kantor.
Aku meronta sekuat tenaga, dan berkata lantang: "Aku tidak pergi, kamu mau aku menjadi asisten orang yang memplagiat ku, lebih baik aku tidak berurusan dengannya."
"Christine, orang harus tahu kapan menundukkan kepala, baru bisa melakukan sesuatu yang besar, sekarang ini kamu hanya bersaing melawan diri sendiri." Sean Ding hanya mempedulikan karir ku, tidak peduli aku senang atau tidak, dia sangat ingin aku masuk ke dalam kantor.
Akhirnya, karena terus bergerak, barang-barang di tanganku pun terjatuh menimpa kaki Sean Ding.
Dia kesakitan dan melepaskan tanganku kemudian menyalahkanku: "Kamu pasti sengaja kan?"
"Iya, sengaja, aku memanglah seorang yang sangat jahat, seorang wanita dengan pemikiran keji, sebaiknya kamu tidak terlalu mencampuri urusan orang seperti ini, jika tidak aku akan menjatuhkan bom atom kepadamu lain kali." Setelah berkata begitu, aku membungkuk dan membereskan barang-barangku dari awal.
Setelah selesai membereskan, aku berbalik untuk pergi.
"Christine, kamu mau bagaimana agar mau tinggal di sini?" Sean Ding memanggilku dari belakang.
Aku menghentikan langkah, menengok untuk menatap wajahnya, dan bercanda: "Beritahu aku, mengapa kamu terus mengejarku, ada konspirasi apa di balik itu, lalu tentang pena recorder itu, sebenarnya siapa yang memberikannya kepadamu, pertanyaan-pertanyaan ini, jika aku puas dengan jawabanmu, aku akan menegarkan diri untuk tetap di sini."
Pertanyaanku mempersulit Sean Ding.
Aku bisa menebaknya dari ekspresi wajahnya, dan tidak melihat sesuatu yang asing.
Orang yang penuh dengan kebohongan, meskipun dia memberiku jawaban, aku juga tidak bisa mempercayainya, lagipula tidak bekerja lagi, bisa menemani mama, merawatnya, membuat hati-hari terakhirnya penuh kebahagiaan.
"Kamu tidak perlu menjawab, kamu tidak memiliki kredibilitas di hatiku." Setelah mengucapkannya, aku memanggil sebuah taksi, saat akan masuk ke dalam mobil, aku melihat Sean Ding berlari mendekat, dan menyuruh taksi itu untuk pergi.
Dia kembali menghadangku untuk pergi, dan menatapku dalam-dalam,, dan menjawab dengan cepat: "Aku jawab pertanyaan pertamamu, aku mengejarmu tidak ada konspirasi apa pun, karena matamu sama dengan cinta pertamaku."
Alasan gombal busuk, aku menatapnya dengan wajah datar, melihat apa yang akan dilakukannya setelah ini.
"Pena recorder, siapa yang memberikannya kepadamu?" Aku mengejar bertanya dengan suara rendah, jika dia berani berkata dia membelinya, aku tidak akan segan-segan melemparkan barang-barang yang ada di tanganku ini ke wajahnya.
"Cynthia Ouyang." Mata Sean Ding menggelap, "Hari itu aku bertemu dengannya dan melihat pena recorder ini, kebetulan aku membutuhkannya dengan segera, dan tanpa berkata kepadanya langsung mengambilnya begitu saja."
Cynthia Ouyang?
Jika benar dia, wanita bermartabat tinggi yang keji, bagaimana dia bisa mengambil pena recorder ini dari nenek. Juga Bibi Lee, pasti Cynthia Ouyang yang menuduhnya.
Hasil pemantauan CCTV hari itu pasti sudah dimanipulasi orang lain, dan semua itu terlewatkan olehku.
"Christine...." Sean Ding memanggilku kembali dari pikiran melayangku, dan menatapnya.
"Apa?"
"Pertanyaanmu, aku sudah menjawabnya semua, sekarang kamu tidak boleh meninggalkan Midea, bekerjalah baik-baik." Sean Ding menatapku dengan penuh harap.
Aku melihat ke arahnya dan tertawa sinis, lalu bertanya: "Presiden Ding, apakah kamu pernah mendengar kalimat ini? Penjahat dan wanita sama-sama sulit diangkat, apa kamu paham artinya?"
"Kamu mempermainkanku?" Dia mengerutkan dahinya, kedua tangannya menekan kedua bahuku kuat-kuat, "Selama ini tidak ada wanita yang mempermainkanku seperi ini, kamu lah yang pertama."
"Siapa yang bisa menjamin apa yang kamu katakan barusan itu semua nya benar, ditambah lagi kamu suka bermain-main dengan wanita, kata-kata barusan, mungkin saja kamu hanya omong kosong. Kami pun tidak perlu bersungguh-sungguh, cukup dengarkan saja." Aku tertawa hambar, dan berusaha melepaskan kedua tangannya, tapi dia pun menekan semakin kuat, semakin sakit.
"Sean Ding, kamu menyakitiku, apa yang kamu mau, aku tidak mau ikut campur lagi, aku tidak ingin menjadi asisten orang yang memplagiat karya ku, apa ini juga salah?" Aku berteriak kepadanya.
Sean Ding melepaskanku, dan menatapku lekat-lekat, tapi tangannya masih berada di punggungku.
"Ternyata kemampuanku mempermainkan orang hanya sepersepuluribu kemampuanmu." Dia berkata kepadaku dengan sinis.
Aku tertawa dan menyahut: "Tiga tahun, terhadap perasaan, terhadap teman, terhadap keluarga, aku sudah memberikan segalanya, aku tidak pernah berpikiran untuk menyakiti siapa pun, tapi mengapa orang yang menyakitiku justru malah orang-orang yang paling kupercayai."
Aku menatap Sean Ding dengan sedih, "Jika mau menang dariku, bermainlah dengan jujur dan adil, mengapa harus menggunakan trik?"
"Aku akan berkata kepada George, agar dia memecat orang yang mecuri karyamu." Setelah berkata begitu, Sean Ding berbalik dan langsung menuju ke kantor, aku tidak sempat mencegahnya, hanya bisa menatapnya masuk.
Kakiku pun mengikutinya naik, dan melihatnya masuk ke dalam elevator, lalu masuk ke kantor manajer umum, setelah ribut-ribut di dalam, dia keluar, menyapukan pandangan ke empat sisi ruangan dan melihat Stella Lin, dia melangkah maju, memelototinya dan berkata: "Nona Lin, segera bereskan barang mu dan angkat kakimu dari Midea."
Stella Lin memasang wajah sedih dan bangkit berdiri, kedua tangannya terus menggosok satu sama lain, dan air mata mengalir di pipinya.
Aku melihatnya seperti itu, berpikir dia benar-benar bisa berakting, sebelumnya melihat wajah lemah lembut, dan penuh kepahitan itu, aku merasa kasihan kepadanya, tapi sekarang, aku merasa dia sungguh pintar berpura-pura.
Manajer umum juga ikut keluar, melirik sesaat ke arahku, sepertinya dia mengira aku tukang mengadu, maka Sean Ding pun berperilaku seperti ini kepada wanita yang menyedihkan itu.
"Sean, segera kembali lah ke kantorku, jangan membuat keributan di sini." Manajer umum berusaha menyelamatkan mukanya, dan memegang lengan Sean Ding.
"Aku tidak ribut." Sean Ding melihat ke arahku dan berkata: "Aku percaya Christine mempunyai harga diri, dia pasti tidak akan memplagiat karya orang lain. George Hu, hari ini aku akan mengatakan dengan jelas di sini, pecat Stella Lin, atau hubungan kerjasama kita berakhir, semudah itu saja."
"Demi masalah dua orang pegawai kamu menyuruhku untuk memilih?" Dahi manajer umum mengerut hebat, dan menatap Sean Ding dengan penuh kesulitan.
"A atau B, pilihlah." Keagresifan Sean Ding memang sangat dominan.
Aku di saat ini, menerima pandangan aneh dari seluruh ruangan, aku menundukkan kepala perlahan, aku melihat kedua sorot mata Amanda Jiang yang terlihat kecewa, dia melihat Sean Ding di hadapan matanya, tapi bukan demi untuknya.
Aku melihat sorotan mata Stella Lin yang penuh ketidak puasan, dia memelototiku dengan mata yang penuh dengan kebencian.
Aku benar-benar muak dengan semua pandangan ini, seharusnya aku langsung masuk ke dalam taksi, dan cepat-cepat pergi, otakku pasti konslet sudah kembali ke sini.
"Christine, kamu dan Sean masuklah ke dalam kantor ku." Selesai bicara, manajer umum menggunakan tubuh besar nya untuk menarik Sean Ding masuk ke dalam kantor, aku menundukkan kepala, menghindari semua pandangan yang ditujukan kepadaku dan masuk juga ke dalam kantor.
Setelah pintu ditutup, di kantor yang besar itu hanya tersisa kami bertiga.
Manajer umum menyapukan pandangan aneh ke arah ku dan Sean Ding dan bertanya, "Apa hubungan kalian berdua?"
"Tidak ada."
"Kami berpacaran."
Kami menjawab bersamaan, tapi dengan dua jawaban yang berbeda.
"Kalian ingin menghancurkan perusahaanku kah? Sean, demi seorang wanita kamu berseteru denganku, apa kamu tidak memikirkan hubungan dekat kita selama sepuluh tahun lebih ini?" Manajer umum menatap Sean Ding lekat-lekat sembari bertanya.
"Aku selalu menghargai temanku, kamu saja yang tidak tahu." Sean Ding menjawab dengan enteng.
"Kamu ini seorang pria dewasa, saat melakukan sesuatu bisakah kamu menggunakan otak mu untuk mempertimbangkannya, baru melangkah. Di luar ada berapa banyak pegawai, kamu membuatku malu." Manajer umum berkata dengan sedih.
Sean Ding menegakkan kepala dan menatapnya, berkata dengan tegas: "Biarkan Christine di sini, atau sepuluh tahun persaudaraan kita cukup sampai di sini."
Setelah Sean Ding selesai bicara, pandangan manajer umum tertuju kepadaku, dan bertanya dengan hati berat: "Christine, kamu mengundurkan diri karena aku menyuruhmu kah? Apakah karyamu dan karya Stella Lin sama? Aku tidak peduli siapa yang mencuri milik siapa, aku hanya tahu, kamu tidak menjelaskan apa-apa, berarti kamu merasa bersalah, Stella Lin sudah mendapat kesan baik, kamu yang menolak untuk menjadi asistennya, juga tidak perlu mengadu kepada Sean untuk membuat keributan denganku."
"Aku tahu." Aku berkata datar, "Aku tidak meminta presiden Ding untuk membelaku, tidak peduli siapa yang mencuri milik siapa, bukankah dalam hati anda sudah menentukan pilihan untuk percaya kepada Stella Lin."
"Bukan tidak percaya, Stella Lin adalah pegawai tetap di sini, dia menggunakan kemampuannya sendiri mendapatkan kesempatan belajar lagi diluar negeri, aku sendiri yang memantau perkembangannya, kamu jadilah asistennya lebih dahulu, tunggu ada kesempatan, gunakan kemampuanmu untuk menunjukkan kamu lebih mampu daripadanya, aku akan menilaimu dengan adil." Kemampuan bicara manajer umum sungguh hebat, berkata dengan penuh junjungan.
Stella Lin menggunakan kemampuannya sendiri, apa karya ku jatuh begitu saja dari langit?
Aku tertawa dingin, menggelengkan kepala, "Ternyata aku dan dia tidak berlari di satu garis yang sama, aku mengerti, terima kasih atas kejujuran anda manajer."
Aku berbalik, dan dihentikan oleh Sean Ding.
"Presiden Ding." Aku memandangnya dengan dingin, "Jika kamu terus menerus membuat keributan seperti ini, kita putus hubungan."
Setelah mengatakan begitu, dia melepaskan tangannya membiarkanku untuk pergi, saat keluar, aku mendapati Amanda Jiang yang sedang menungguku di pintu utama perusahaan.
Aku terhenti sesaat, menatap nya dengan penuh tanya, "Mengapa kamu lari keluar?"
Amanda Jiang menatapku, lalu melihat ke arah Sean Ding yang mengikutiku keluar, kemudian kembali menatapku dan tersenyum pahit, "Aku ingin bertanya kepada Sean, apa dia sebenarnya pernah menyukaiku?"
Aku berbalik untuk melihat ke arahnya, kemudian kembali menatap Amanda Jiang, wanita bodoh ini, kembali mencari kelakukan bodoh.
Amanda Jiang berjalan perlahan ke atas, dia menatap Sean dengan penuh harap, dan bertanya dengan kesal: "Sean, apakah kamu benar-benar hanya bermain-main saja denganku?"
"Iya." Sean Ding menjawab nya secara tegas tanpa ragu-ragu.
"Kamu bilang kamu mencintaiku, suka menghabiskan waktu denganku, semua itu bohong?" Amanda Jiang bertanya dengan tidak percaya.
"Pebicaraan seorang pria dan wanita di atas ranjang, juga kamu anggap serius?" Sean Ding tertawa dingin.
"Plak", tamparan Amanda Jiang mendarat tepat di wajah Sean, "Kamu bukan pria."
Sean Ding menatap Amanda Jiang dengan dingin, dan mencengkeram tangan Amanda yang menamparnya kuat-kuat, kemudian berkata: "Jika tidak sanggup bermain jangan bermain, aku banyak menemui wanita semacam kamu, jika ingin uang langsung katakan saja berapa, buka harga."
"10 milyar." Amanda Jiang tiba-tiba membuka harga, membuatku sangat terperanjat.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraMenantu Hebat
Alwi GoSee You Next Time
Cherry BlossomCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAdore You
ElinaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)