Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)

Didunia ini tidak ada penolong, yang masuk kedalam adalah Sean, aku tidak tahu mengapa dia kembali lagi, namun sekali dia membuka pintunya, dia langsung melihat Cynthia sedang membantuku melepaskan talinya.

Astaga, tertangkap basah.

Sekali melihat Sean, Cynthia langsung takut, dia berhenti dan menundukkan kepalanya karena takut, dia takut disiksa lagi oleh Sean.

Aku juga takut untuk menatapi matanya yang bagaikan serigala, aku bergeser dengan hati-hati, terlihat dia maju dan bertanya kepadaku sambil menatapiku, "Ingin kabur?"

Aku mengelegkan kepalaku, "Tanganku tidak nyaman jika diikat."

"Aku bukakan untukmu." Kata Sean tanpa berekspresi, lalu dia membukakan ikatannya untukku, aku menatapi wajahnya, aku tidak mengerti apa yang dipikirkan olehnya, saat ini tindakannya sungguh aneh.

Sean menatapiku, dan berkata, "Ayo kita pergi."

"Kemana?" Aku menatapinya dengan kaget, mataku berkedip dengan cepat sebanyak dua kali dan menatapi Cynthia, lalu aku bertanya, lalu bagaimana dengannya?"

Sean menatapiku dan menatapi dia lagi, "Aku sudah berjanji untuk tidak membunuhnya, maka aku tidak akan membunuhnya."

Seusai berkata, dia maju dan menyumbat mulut Cynthia lagi menggunakan kain, lalu dia mengikat lagi tali ditangan dan kaki Cynthia, bagaimanapun caranya Cynthia mengelak, dia hanya bisa terikat diatas kursi saja, lalu dia berkata, "Aku mengurungnya disini, dan membiarkannya mati ataupun hidup sendiri, jika ada yang menolongnya, maka itu karena dia beruntung, jika tidak ada orang, maka ini karena Tuhan menginginkan nyawanya."

Dibiarkan mati kelaparan?"

Aku menatapi Sean dengan takut, bagaimana mungkin dia bisa mengatakan hal seperti ini dengan begitu tenang? Cynthia bersalah namun tidak sampai harus dibunuh, dia melakukan seperti begini apakah karena ingin dia menjadi kambing hitam?

Aku yang menghilang secara misterius, Jonathan pasti akan mengira bahwa itu adalah Cynthia, waktu itu ketika didepan polisi, aku juga mengatakan itu ulah Cynthia, sekarang seluruh perhatian polisi berada pada Cynthia, tidak akan ada yang curiga terhadap Sean.

Ditempat terpencil seperti begini, membiarkan orang lain menemukan Cynthia dan menolongnya hampir tidak mungkin.

Sean mengandeng tanganku dan aku berhenti, aku menatapi lelaki yang mengerikan ini dihadapanku, dan berkata, "Aku tidak pergi."

"Christine, jangan memaksaku." Wajah Sean menjadi marah.

"Menyerahkan diri saja, Sean, kamu pergi menyerahkan diri, dan perjuangkan dihukum ringan." Kataku dengan suara pelan sambil mataku bersinar, aku tidak ingin melihat orang yang pernah membantuku ini semakin terjerumus, dia adalah saudara Jonathan, meskipun dia telah melakukan banyak hal jahat, namun dia termasuk tidak jahat terhadapku.

"Mau pergi atau tidak? Jika tidak akan aku bunuh Cynthia." Seusai berkata, dia menoleh dan melangkah kearah Cynthia, ketika tangannya baru saja menyentuh rambut Cynthia, aku bergegas berkata, "Aku pergi, aku pergi denganmu."

Aku tidak ingin melihat lagi ada yang mati dihadapanku.

Ketika aku pergi dengan Sean, tatapanku melihat rasa takut dan rasa putus asa dimata Cynthia yang membuatku sangatlah terkejut.

Sean baru saja turun dari lantai dua, dan membuka pintu, dia langsung melihat diluar sana sudah dikepung oleh polisi, dia mundur dan menekanku kesamping, dia bergumam sendiri, "Mengapa polisi bisa kesini?"

Ketika aku mendengar polisi tiba, aku senang, namun aku tidak berani mengekspresikannya.

"Aku tidak tahu." Aku menjawabnya dengan biasa dan menundukkan kepalaku.

"Sean, lepaskan Christine, jika ada apa-apa, tujukan semuanya padaku." Suara Jonathan terdengar, aku ingin keluar karena senang, namun aku ditangkap oleh Sean, dia mencekik leherku dan meletakkan pisau diatasnya, lalu dia membuka pintu lagi dan keluar dengan perlahan.

Aku melihat Jonathan tengah berada dihadapanku, dia senang dan juga merasa sedih.

"Lepaskan Christine." Ketika Jonathan melihat aku disandera, wajahnya menjadi marah, dia melotot Sean dengan siaga, "Siapa sebenarnya dirimu, mengapa terus saja melukai orang disekitarku?"

"Hitungan identitas, aku harus memanggilmu kakak." Seusai Sean berkata, dia tersenyum menyindir, "Lihatlah dirimu, kamu tinggi diatas langit, dan aku hidup hina bagaikan seekor semut."

"Apa yang kamu katakan?" Kata Jonathan dengan penuh tidak mengerti.

"Pulang dan tanyalah ibumu, dia tahu semuanya." Teriak Sean bahkan tangannya tergeser sedikit, pisaunya sedikit menusuk kedalam leherku, sangatlah sakit, darah langsung mengalir keluar.

"Lepaskan Christine, semuanya bisa didiskusikan." Jonathan menatapiku dengan penuh rasa sayang, namun saat ini karena sakit, aku menatapi Jonathan dengan mata penuh kaca.

Aku tidak tahu bagaimana caranya Jonathan mengetahui aku ada disini, namun kemunculannya membuat aku senang, dan ketika melihat wajah Jonathan aku merasa tenang, aku percaya bahwa dia pasti akan menolongku.

"Sean, kamu tidak bisa kabur, menyerahkan diri saja!" Aku menahan rasa sakit dan berkata dengan serius.

"Mengapa aku harus menyerahkan diri, kamu berada ditanganku, mereka juga tidak berani macam-macam terhadapku." Kata Sean dengan percaya diri, tangannya mencekik leherku hingga sakit sekali, aku sedikit sesak nafas.

Aku berusaha untuk bernafas, "Sean, kamu bilang tidak akan membunuhku, aku hampir.....hampir tidak bisa bernafas lagi." Tatapanku juga mulai kabur dan aku melihat ada sinar berwarna merah.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu