Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban

"Charles Ouyang ?" Yoga Yin menepisku seketika, menenggelamkan wajahnya, dan bertanya : "Siapa yang berkata demikian ?"

"Apakah itu penting ?" Aku menggertakkan gigi sambil menatap Yoga Yin. "Kamu ingin memanfaatkan Charles Ouyang untuk melawan Jonathan, dan mendapatkan kembali saham itu, apakah kamu yang mengajarkan si bodoh itu untuk menculik Bella ?"

"Christine Mo, ini pasti ada kesalahpahaman." Yoga Yin menjelaskan, tetapi aku bisa melihat kepanikan di matanya, dia tampak sangat gugup, jelas sekali bahwa pesan singkat dari Cynthia Ouyang adalah benar.

“Aku tahu, kamu sangat mencintaiku, bagaimana mungkin kamu menyakiti putriku.” Aku berpura-pura tersenyum dengan tenang, “Sebenarnya aku sudah bercerai dengan Jonathan sejak lama, jika bukan karena kedua putriku, aku tidak akan tinggal bersamanya."

"Christine Mo, kamu benar-benar aneh hari ini." Yoga Yin menatapku dengan cermat, dan melihatku dari atas ke bawah, "Aku sudah mendengar tentang Bella, aku berencana pergi mengunjunginya dalam dua hari ini, dan kamu.... "

Sebelum Yoga Yin selesai berbicara, aku melangkah maju, menempelkan jari telunjukku pada bibirnya, dan menggelengkan kepala, "Tidak perlu menjelaskan, aku percaya padamu. Kamu sangat mencintaiku, bagaimana mungkin kamu menyakiti anakku ?"

Setelah berkata demikian, aku menyandarkan kepalaku pada bahunya, menurunkan tanganku dengan perlahan, ke arah pinggangnya, dan mengeluarkan pisau yang tajam itu, dan sebelum Yoga Yin menyadarinya, tanpa ragu aku menusuk perutnya dengan keras.

Seketika, Yoga Yin mendorongku dengan sekuat tenaga, sambil mencengkeram perutnya, wajahnya memerah kesakitan, dan sekujur tubuhnya gemetar.

Tanganku berlumuran darah, aku mengulurkan telapak tanganku dan melihatnya, aku seolah-olah melihat tubuh Bella yang berdarah.

Dia sedang menjerit kesakitan, dan ketika itu, aku bahkan tidak ada di sisinya, aku benar-benar adalah seorang ibu yang tidak berguna.

"Mengapa ?” Yoga Yin mengerang kesakitan, dengan mata yang berkaca-kaca.

Aku menoleh, memandangi Yoga Yin yang sedang berlutut dan kesakitan, aku melangkah maju, menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku yang berlumuran darah, dan berkata sambil melamun, "Apakah itu sakit ?"

"Christine Mo, aku telah mencintaimu seumur hidupku ini...hingga cinta ini membuatku kehilangan harga diri, aku tidak menyangka..." Yoga Yin merasa kesakitan hingga matanya mulai buram, tetapi dia tidak meminta bantuan.

“Apakah benar bahwa kamu memanfaatkan Charles Ouyang ?” Aku bertanya dengan nada tinggi.

Yoga Yin mengangguk, "Ya."

"Baiklah, kamu sudah mengakuinya. Jadi tidak ada salahnya jika aku membuatmu menanggung semua kejahatan yang dilakukan terhadap Bella." Aku menatap Yoga Yin dengan acuh tak acuh, "Kamu membuat Ardy Lu mengikat aku dalam pernikahan selama lima tahun, kamu juga telah mengurungku selama empat bulan, dan sekarang kamu mengejar dan menyerang keluarga Yi, dan pada akhirnya kamu membuat putriku menanggung semua kesalahan itu, kamu layak menanggung akibatnya."

Setelah berkata demikian, aku ingin mencabut pisau dari tubuh Yoga Yin, dan menusuknya kembali, tetapi pintu ruangan kerja terbuka pada saat ini, dan sekretaris Yoga Yin tiba-tiba masuk, setelah melihat keadaan sekitar, dia pun menjerit sambil bergegas keluar.

Seketika itu, datanglah beberapa penjaga keamanan dan aku pun diamankan.

Setelah aku dibawa ke kantor polisi, aku masih dalam lamunanku, tidak peduli dengan pertanyaan mereka, aku seolah-olah hidup di duniaku sendiri.

Ketika Jonathan menerima kabar itu, dia segera membawa pengacara untuk menebusku, tetapi ditolak.

Atas bantuan pengacara, aku pun bertemu dengan Jonathan, aku belum pernah melihat mata Jonathan yang penuh dengan air mata, tetapi kali ini dia menangis karena aku.

“Mengapa kamu begitu bodoh ?” Jonathan menatapku dengan sedih, dan menyentuh wajahku yang dingin.

Aku menatapnya lemah, dan tersenyum masam sambil berkata, "Kamu sudah banyak menderita dalam hidupmu karena aku, satu-satunya hal yang dapat aku lakukan adalah membantumu menyelesaikan masalah besar ini."

"Hei bodoh, yang bermarga Yin itu sama sekali tidak berarti di mataku." Jonathan menatapku dengan sedih, "Tenanglah, aku akan meminta pengacara untuk menebusmu."

"Jonathan, jangan mengkhawatirkanku lagi." Aku tersenyum penuh arti, "Aku tidak menyesal karena tusukan itu telah mengakhiri kebencianku selama beberapa tahun terakhir."

“Nyonya Yi, Yoga Yin tidak mati, dia telah berhasil diselamatkan.” kata pengacara itu kepadaku, maksud dari ucapannya itu sangat sederhana, bahwa aku tidak membunuh orang itu, dan hukuman untuk kasus ini berbeda dengan kasus pembunuhan.

Aku sudah tidak peduli dengan hidup dan matinya Yoga Yin, aku hanya diam, menatap mata Jonathan yang dalam itu, dia benar-benar sangat menyedihkan karena telah jatuh cinta pada wanita seperti aku.

Waktu kunjungannya sangat singkat, aku dikurung di sebuah ruangan kecil, tanpa tempat tidur, dan hanya ada sebuah kursi, aku duduk di kursi itu, dan memandangi satu-satunya jendela kecil yang ada di sana.

Aku tahu bahwa hidupku sudah berakhir.

Tetapi terjadi titik balik pada hari berikutnya, Jonathan datang bersama pengacara, dan mengatakan bahwa Yoga Yin mengakui bahwa pisau itu adalah miliknya, karena terjadi perselisihan denganku, akhirnya pisau itu tertancap dengan sendirinya ke perutnya.

Meskipun kesaksiannya penuh dengan celah, tetapi korban terus menekankan bahwa dialah yang melukai dirinya sendiri, dan karena selama aku dikurung, aku tidak mengatakan apa-apa, akhirnya di bawah tekanan pengacara, polisi pun membebaskanku.

Mengapa Yoga Yin berbohong ?

Aku tidak akan berterima kasih atas pengorbanan apa pun yang dilakukannya. Jonathan ingin membawaku kembali ke rumah Yi, tetapi aku menolaknya, aku ingin pergi ke rumah sakit untuk melihat Bella.

Ternyata Bella sudah dipindahkan dari ICU ke kamar rawat khusus, dan kunjungan pun sudah diperbolehkan. Ketika aku tiba di rumah sakit, tampak ibu mertuaku duduk di tepi tempat tidur, sedang menangis sambil memanggil Bella.

Ketika melihatku, dia pun memarahiku : "Ke mana sajakah kamu? Aku tidak melihatmu sepanjang hari ini, dengan kondisi Bella yang seperti ini, kamu masih berpikir untuk pergi ke luar."

Aku terdiam, dan memandangi wajah mungil Bella, terdengar suara di hatiku yang berteriak tak berdaya : Bella, Ibu sudah selamat dari kematian, lihatlah, selalu ada keajaiban, dan apakah kamu juga akan memberi ibu sebuah keajaiban ?

Jonathan pun membawa ibu mertuaku yang terus menangis itu meninggalkan rumah sakit, karena suara tangisannya hanya akan memperburuk keadaan.

Aku duduk diam di tepi tempat tidur, menempelkan tangan mungil Bella yang hangat dan lembut di wajahku, dan berkata dengan lembut : "Bella, kamu si anak nakal, kamu sudah tidur begitu lama, buka matamu dan lihatlah Ibu, jika tidak, aku akan memukul pantatmu."

Bella tertidur tenang, bulu matanya yang panjang dan lebat itu tidak bergerak sama sekali.

Aku memandangi wajah Bella, dan setiap kali aku melihatnya, aku tidak bisa menahan tangis. Sudah terlalu banyak air mata yang mengalir dalam dua hari ini, hingga aku berharap air mataku ini dapat diubah menjadi sebuah kekuatan ajaib untuk membangunkan anakku.

Jonathan kembali setelah mengantar ibu mertuaku pulang, melihatku yang terus menangis, dia sudah tidak tahu harus bagaimana, sekarang dia tidak hanya mengurus perusahaan, tetapi juga khawatir pada putrinya, dan bahkan lebih khawatir apakah aku akan melakukan sesuatu yang bodoh.

Setiap malam, aku takut kegelapan akan menelan semua harapanku, aku tidak berani memejamkan mata, dan bahkan bernafas pun aku harus berhati-hati, aku memegang tangan Bella, tidak ingin pergi meninggalkannya.

Jonathan menenteng laptopnya di tangan untuk mengerjakan sedikit urusan perusahaan, dia menekan-nekan matanya yang lelah, sambil terus menyemangati diri.

Malam yang sangat dingin, suhu di tengah malam turun secara drastis, Jonathan pun tertidur, aku mengambil selimut dan menutupinya dengan pelan, dia terkejut, kemudian meraih tanganku.

“Ke manakah kamu akan pergi?” Jonathan bertanya dengan heran.

Aku menggelengkan kepalaku, "Aku tidak akan pergi, aku melihatmu kedinginan, jadi aku menutupimu dengan selimut itu."

“Aku tidak kedinginan.” gumam Jonathan, dia mengambil napas dalam-dalam dengan mata terpejam, kemudian menatapku dengan lelah, dan memintaku duduk di dekatnya.

Aku duduk dekat dengan Jonathan, menyandarkan kepalaku di bahunya sambil berkata, "Jonathan, jika waktu bisa diputar kembali, aku berharap aku tidak pernah mengenalmu."

“Mengapa ? Apakah aku tidak baik padamu?” Jonathan sedikit terkejut dengan pernyataanku ini.

Aku menggelengkan kepalaku, mengerucutkan bibirku, kemudian berkata sambil menahan tangis : "Bukan tidak baik, melainkan terlalu baik. Wanita sepertiku tidak layak bagimu, egoku terlalu tinggi, dan sangat keras kepala, mengapa kamu begitu baik padaku ?"

“Kamu adalah wanitaku, kepada siapakah aku baik jika tidak padamu ?” Jonathan menjawab dengan serius.

“Jonathan, jika aku sudah tiada, kamu harus mencari seorang wanita yang lebih baik untuk menjagamu.” Setelah aku berkata demikian, Jonathan berbalik dan menatapku dengan terkejut, tangannya memegang erat kedua lenganku.

"Christine Mo, hal bodoh apa yang ingin kamu lakukan ?" Jonathan bertanya dengan nada dingin, "Lihatlah aku, berjanjilah padaku untuk tidak melakukan hal-hal bodoh, dan hiduplah dengan baik, apakah kamu mengerti ?"

Aku menatap Jonathan dengan lemah, dan berkata dengan mata yang berkaca-kaca, "Aku tahu."

Jika Bella baik-baik saja, aku pun akan baik-baik saja, tetapi jika Bella tiada, aku tidak akan bisa hidup. Aku tidak akan sanggup menanggung penderitaan seperti ini, sampai sekarang, aku baru menyadari bahwa anak adalah segalanya dalam hidupku.

Aku akan membunuh Yoga Yin demi Bella, aku bisa kehilangan akal sehat demi Bella, dan aku rela mengorbankan diriku demi Bella.

Aku memang egois, aku tidak berpikir panjang.

Jonathan memelukku, dan berkata, "Wanita bodoh, apapun yang terjadi, aku akan selalu ada !"

Kata-kata Jonathan menyejukkan hatiku seperti angin di musim semi, dia tidak pernah menyalahkanku, kebaikannya membuatku terharu. Aku bersandar di dada Jonathan, mendengarkan detak jantungnya yang kuat.

“Jonathan, aku mencintaimu.” kataku pelan, “Aku berjanji, setelah Bella sembuh, aku akan menemaninya belajar dan bertumbuh, aku akan selalu ada bersama putri-putriku, dan aku tidak akan pernah membiarkan mereka pergi jauh dariku. "

"Bawalah aku bersamamu juga," Kata Jonathan pelan.

Aku mengangguk dan menjawab "Ya".

Malam begitu panjang, dan kami menjaga Bella secara bergiliran, terus-menerus memutarkan musik yang disukainya.

Pada pagi hari, ibu mertuaku datang dan memutarkan musik Buddha untuk Bella, dia mengatakan bahwa aku memiliki emosi yang sangat kuat, dan aku harus pergi sembahyang untuk menyucikan semua dosa, agar Bella bisa sembuh.

Jonathan memintaku dan ibu mertuaku untuk pergi sembahyang, aku tahu dia tidak ingin melihatku terus berada di rumah sakit hingga depresi. Atas dorongan ibu mertuaku, aku pun pergi ke Kuil Guanghua, kuil Buddha terbesar di Kota F.

Kuil ini berada di antara gunung-gunung yang tinggi, ada bakaran dupa besar di bagian bawah gunung, banyak orang membawa futon dan berjalan sambil menyembah dari kaki gunung hingga ke atas gunung, berdoa dengan hati yang tulus, agar berhasil.

Aku tidak pernah percaya pada Buddha, tetapi kali ini aku bersedia dan memilih untuk percaya.

Ibu mertuaku pergi membakar dupa, memintaku untuk memegangnya, dan mengatakan bahwa selama dupa tidak padam, maka apa yang diminta akan dikabulkan.

Seorang nenek yang berada di samping tersenyum ramah dan berkata : "Nak, ketulusan hati mendatangkan keajaiban, asalkan kamu tulus, Buddha akan mendengar suaramu."

Aku memandangi tangga batu yang panjang itu, tanpa futon, aku pun mulai menyembah.

Ibu mertuaku mendatangiku, dan menarikku sambil berkata, "Kamu tidak harus menyembah dari sini, pergi ke atas gunung saja."

Aku tidak menghiraukan ibu mertuaku. Aku akan menyembah dari bawah gunung dengan hati yang tulus, jika Buddha benar, aku mohon, jika Bella selamat, aku bersedia beribadah, dan berbuat kebaikan.

Demikianlah aku berjalan ke Kuil Guanghua, ketika aku bersujud, keningku terkena tangga batu dan mengalami memar. Dupa tidak padam, dan terus menyala sepanjang jalan.

Ibu mertuaku menemaniku di sepanjang jalan, dia menatapku, dan air matanya pun mengalir deras.

Setelah aku selesai membakar dupa, dia meraih tanganku, dan berkata, "Christine, dulu Ibu tidak memperlakukanmu dengan baik, Ibu selalu mengeluh tentang kegagalanmu untuk menepati janji, membuatmu menderita."

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu