Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
“Aku akan pergi dengan status karyawan biasa, kalau bekerja dengan baik, berarti aku mengeluarkan tenaga untuk PT.Weiss, tapi kalau tidak bekerja dengan baik juga tidak akan mempermalukan kamu, betul bukan?” Berargumen seperti ini, aku paling jago, aku memahami isi hati Jonathan.
“Sudah dipertimbangkan dengan jelas?”
Aku mengangguk, “Sudah, satu hari delapan jam, siang bisa istirahat dua jam, akhir pekan libur, sehingga aku punya waktu untuk menemani anak, juga punya pekerjaan sendiri.”
Usai berkata demikian, Jonathan mengambil ponselnya dan menelepon seseorang, dengan beberapa menit saja sudah beres, lalu berkata : “Minggu depan registrasi ke divisi personalia, kamu mau main samar-samaran, silakan, tapi jangan sampai berlebihan.”
Aku mengangguk dengan patuh dan menjawab : “Tenang saja, aku orang yang tahu batas.”
“tahu batas, tapi masih bisa membantai orang sampai harus operasi plastik?” Jonathan meledek, aku menundukkan kepala dengan tidak enak hati, hari ini benar-benar pengecualian, namanya juga manusia, pasti ada saatnya terlalu gegabah.
Setelah mempunyai pekerjaan, harus dimulai dari karyawan biasa, ini adalah hal yang paling mendasar.
Aku tidak ingin dikucilkan oleh yang lain karena masuk kerja dengan memanfaatkan relasi, status sebagai wanita milik Jonathan Yi terlalu menarik perhatian, orang yang kedudukannya tinggi biasanya tidak mempunyai teman sejati. Aku memanfaatkan waktu akhir pekanku untuk mengunjungi kakak ipar pertama, mengurus prosedur keluar rumah sakitnya, lalu membawanya pulang ke keluarga Mo.
Setelah semua ini terjadi, pada akhirnya kakak ipar besar tetap diantar pulang ke keluarga Mo oleh aku sendiri. Setelah mengalami ini semua, aku yakin dia yang kelelahan jasmani maupun jiwa pasti akan bisa tenang kembali!
Aku memberitahu kakak ipar pertama bahwa aku sudah akan bekerja, untuk ke depannya akan lebih jarang mengunjunginya, tapi saat akhir pekan masih akan membawa Bella dan Bernice datang untuk main bersamanya.
Di hari senin, aku pergi registrasi di bagian personalia, seorang wanita berjas hitam yang cantik menyambut aku, dia mengamati aku agak lama dari atas ke bawah, lalu bertanya : “Apa hubungan kamu dengan Manajer Li di perusahaan?”
Pertanyaan aneh yang tiba-tiba datang membuat aku terheran-heran, siapa itu Manajer Li?
Aku menggeleng, “Tidak kenal.”
“Tidak kenal?” Suara wanita itu agak melengking, lalu menyindir, “kalau tidak kenal, bagaimana mungkin dia membuka jalur khusus buat kamu dan langsung diterima di sini?”
Aku pikir ini pasti sengaja diatur oleh Jonathan, tapi Manajer Li yang disebut, aku yakin tidak mengenalnya, serta tidak boleh sembarang mencari relasi.
“Aku sungguh tidak mengenal siapa itu Manajer Li, aku masuk dengan mengirimkan surat lamaran, aku sekolah di luar negeri selama tiga tahun, pernah belajar desain busana. serta mempunyai pengalaman yang bersangkutan, dan......” Belum selesai bicara, wanita itu sudah menyela.
“Tidak perlu memberitahu aku tentang ini, kamu tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa masuk ke PT.Weiss?” Wanita itu balik bertanya dengan mengangkat alis, “Wawancara, penyeleksian pertama, ujian, pelatihan satu bulan, medical check-up, setelah mengumpulkan berbagai berkas, baru bisa jadi karyawan resmi.”
“Oh.” Aku tidak tahu ternyata PT.Weiss begitu resmi.
“Ikut aku!” Wanita itu merasa tidak akan mendapatkan informasi yang berguna dari aku, ia pun bangkit berdiri berjalan mendahului aku, jalannya lenggak-lenggok, rok ketat membungkus bentuk badannya dengan jelas, tampak sombong sekali.
Orang seperti ini aku sudah ketemu banyak, mentang-mentang dirinya adalah karyawan lama, jadi berlagak seperti bos yang menyuruh-nyuruh, seolah tidak tahu bahwa setiap karyawan lama itu dimulai dari menjadi karyawan baru.
Aku dibawa oleh wanita ini ke lantai tiga, bagian pengoperasian busana, setelah menyerahkan aku ke manajer, ia menaikkan bola mata dan pergi.
Setelah dia pergi, manajer tersebut melihat data diri aku dan berkata : “Christine Mo?”
Aku mengangguk, menjawab dengan formal : “Benar, nama saya Christine Mo?”
“Ada pengalaman desain busana?” Dia menaikkan alisnya, “Ini harusnya divisi desain, tidak seharusnya datang ke tempat aku, kamu tahu apa saja yang dikerjakan di divisi pengoperasian?”
Aku berpikir sejenak, pengoperasian, mengoperasikan pemasaran?
Melihat aku berpikir lama, manajer itu langsung menjawab : “Divisi kita ini utamanya bertanggung jawab soal pemasaran busana, pengemasan, serta pengontrolan biaya modal, kamu yang yang belajar desain malah ke divisi kami, tidakkah salah?”
Benar, ini pasti salah, apakah aku harus bertanya ke orang divisi personalia tadi? Tapi melihat sikapnya yang seperti itu, aku rasa pasti akan diomel olehnya.
Kalau begitu apa aku menelepon ke Jonathan?
Sudahlah, aku percaya ini pasti pengaturannya, ingin membuat aku tahu susah dan menyerah, lalu baik-baik mengasuh anak di rumah. Ingin membuat aku menyerah? Sungguh lucu sekali.
Memangnya kenapa kalau tidak sesuai jurusan, aku juga tetap bisa berhasil.
“Tidak salah.” Aku menjawab manajer tersebut dengan wajah serius, “Tidak peduli apa pengalamanku dulu, mulai hari ini, asalkan manajer bersedia mengajari aku, aku bisa mulai dari nol.”
Manajer itu tertegun, ekspresi yang tadinya serius pun menghilang seketika, lalu tertawa kecil dan berkata : “Bagus sekali, orang baru yang bersedia berusaha, divisi kami selalu menyambut.” Usai berkata demikian, dia mengulurkan tangan dengan ramah, serta memperkenalkan diri : “Aku bermarga Bai, seterusnya boleh memanggil aku manajer Bai.”
Aku tersenyum kecil, “Baik, manajer Bai.”
Setelah itu manajer Bai membawa aku keluar dari ruangan kantornya, lalu menepuk tangan di ruang kantor yang demikian besar, para karyawan yang sedang sibuk pun mengangkat kepala.
Manajer Bai memperkenalkan : “Semuanya hentikan kerjaan kalian sebentar, aku akan memperkenalkan teman kantor baru kita, Christine Mo, aku harap semuanya memberikan tepuk tangan meriah menyambut dia bergabung dalam keluarga besar divisi kita ini.” Langsung terdengar bunyi tepuk tangan yang ramai.
Aku membungkukkan badan dan tersenyum sopan : “Terima kasih semuanya.”
Tiba-tiba ada seorang pria bersiul dan tertawa : “Seorang wanita cantik, tidak heran bos secara khusus menyuruh kita menghentikan pekerjaan dan menyambut, dulu saat aku bergabung, kenapa tidak ada perlakuan seperti ini?”
Sekali orang itu meledek, suara ketawa memenuhi satu ruangan, suasana kerja sini lumayan bagus, lebih baik daripada berdiam di rumah keluarga Yi.
“Dasar banyak bicara, nanti malam kamu lembur.” Manajer Bai berkata dengan serius kepada orang yang bercanda tadi, seketika semuanya menjadi diam.
Meja kerja aku ada di dekat jendela, setelah membuka komputer, aku duduk dengan kebingungan, jujur saja sama sekali tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada yang mengajari, apa pun tidak bisa.
Di saat ini pula seorang wanita meluncur ke arah aku dengan kursi kantor yang berputar, ia mengulurkan tangan dan berkata : “Halo, namaku Julie Xu, tadi manajer mengirim email ke aku, menyuruh aku mengajari kamu.”
“Terima kasih!” Meskipun tidak familiar sama sekali, tapi namanya juga mulai dari nol.
Kemudian Julie mendorong setumpuk berkas ke tempat aku, lalu berkata : “Fotokopi tiga berkas yang di atas, berkas keempat adalah data pemesanan klien untuk model baru musim semi tahun depan, itu harus kamu rekapitulasi.”
Usai berkata, tanpa memberitahu di mana letak mesin fotokopi, juga tidak mengajari aku bagaimana cara merekapitulasinya, tabelnya harus bagaimana, semuanya begitu tidak jelas.
Baru saja aku ingin menanyai Julie, dia sudah langsung meluncur kembali ke tempat duduknya, lalu membuka aplikasi obrolan dan asik mengobrol dengan orang lain.
Kelihatannya sudah menganggap aku asistennya, penampilannya tampak baik, seperti sedang menjaga aku, ternyata hanya ingin membuli aku karena aku orang baru, sudahlah, baru permulaan, harus sabar.
Aku membawa tiga berkas di depan dan bertanya ke teman kantor lainnya, akhirnya aku menemukan tempat fotokopi, setelah selesai memfotokopi, kuserahkan ke Julie.
Dia melihat sebentar, lalu mengernyitkan alis mengomel : “Aku menyuruh kamu fotokopi empat rangkap, kenapa baru satu saja?”
“Kamu tidak bilang empat rangkap.” Aku langsung membantah.
“Aku jelas-jelas sudah bilang, kamu tidak mendengar jelas malah menyalahkan aku, apa maksudnya, merasa aku sengaja menyuruh kamu jalan sekali lagi?” Julie tidak mengalah, “Aku rasa ada masalah dengan otakmu, kalau memang tidak mendengar jelas, tidak bisa bertanya juga?”
Hari pertama masuk kerja sudah ketemu orang yang tidak masuk akal begini, dulu pernah melihat orang yang begitu lagak seperti dia di drama, tidak disangka benar-benar bisa aku temui di kenyataan.
Aku menahan semua emosiku, dengan terpaksa menyunggingkan senyum sopan dan berkata : “Sudah, jangan marah, aku akan fotokopi tiga rangkap lagi.”
Aku tidak mengerti kenapa diriku bisa menahan api emosi ini, tapi aku tahu, kalau aku sudah menyerah di hari pertama kerja, maka seumur hidupku ditakdirkan untuk dihidupi oleh Jonathan.
Setelah selesai fotokopi dan menyerahkannya ke tangan Julie, aku pun menundukkan kepala melihat berkas lainnya.
Siangnya, kebanyakan orang sudah pergi, sedangkan aku masih menundukkan kepala melihat berkas-berkas itu dengan kebingungan, data-data yang tampak asing ini, aku tidak tahu apa hubungan antara mereka.
Tulisan yang penuh angka dan begitu banyak data klien, rasanya sudah mau muntah darah.
“Masih belum selesai?” Seorang teman kantor pria mendekat, dia menundukkan kepala melihat angka di tabel komputer, menggeleng dan berkata : “Bukan seperti ini, rekapitulasi seperti ini salah.”
Kemudian dia mengajari aku mengelompokkan berdasarkan daftar kategori, klien, tanggal, juga membantu aku mengatur tabelnya.
Setelah dipencet dan diatur olehnya, data-data itu sepertinya tidak semenakutkan tadi lagi, seketika aku menghembuskan nafas lega dan tertawa : “Terima kasih sekali!”
“Untuk apa sungkan, aku paling suka membantu wanita cantik.” Selesai berkata demikian, dia mengangkat alis dan memperkenalkan diri : “Namaku Greyson Lin, nama aku keren bukan!”
Aku tertawa canggung dan menganggukkan kepala, “Seorang pria gentle.”
“Kamu sungguh pandai berumpama.” Lalu dia melirik ke tempat duduk Julie dan berkata :”Jangan terlalu dekat dengan Julie, dia adalah wanita manajer Bai, dia sudah terbiasa berlagak di divisi ini.”
“Oh.” Aku menatap pria kurus di depanku, lalu menjawab dengan setengah mengerti, “Jadi maksud kamu untuk seterusnya aku harus menjaga jarak dengan Julie.”
“Bodoh, yang benar itu harus menjaga jarak dengan manajer Bai.” Diperingatkan oleh pria itu, aku pun seketika seperti mendapat pencerahan, lalu mengangguk berkali-kali, “Benar apa katamu.”
Hari ini otaknya agak sangsut, hal yang begitu sederhana, namun malah tidak terpikir olehnya.
“Ayo!” Greyson mengedipkan mata.
Aku menatapnya tidak mengerti dan bertanya : “Ke mana?”
“Makan siang, apakah kamu tidak perlu makan?” Dia menatapku dengan curiga, “Christine, aku merasa kamu agak bodoh, tidak mungkin baru pertama kali kerja bukan?”
Ditanyai seperti itu oleh Greyson, aku termangu, dipikir-pikir sekian tahun ini, setelah lulus langsung menjadi model, lalu menikah dan bercerai, setelah bersama Jonathan, ia pergi ke luar negeri selama tiga tahun, kemudian pulang dan jadi ibu rumah tangga lagi, sepertinya memang pertama kalinya dia secara resmi kerja kantoran.
Aku mengangguk dan menjawab : “Sepertinya iya.”
“Apanya yang sepertinya iya, jadi pekerjaan apa yang dulu kamu lakukan?” Greyson sepertinya penasaran sekali dengan aku.
Aku mengamatinya, tampaknya tidak seperti punya maksud jahat, apalagi dia baru saja membantu aku.
Aku menjawab : “Dulu aku jadi model, lalu belajar desain busana tiga tahun, kemudian baru kerja di sini.”
“Pantas saja!” Greyson tersenyum kecil.
“Apanya yang pantas saja?” Tanyaku tidak mengerti.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaKisah Si Dewa Perang
Daron JayPejuang Hati
Marry SuCEO Daddy
TantoInventing A Millionaire
EdisonAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaPrecious Moment
Louise LeeMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)