Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
Aku menganggukan kepala, "Jonathan mungkin datang melihatmu. Bagaimanapun, dia juga merupakan kakakmu."
Baru saja selesai berkata, Cynthia Ouyang segera menjadi panik. Dia menarik selimut dan menutupi dirinya sendiri. Belum sampai dua detik, dia mengeluarkan kepala dan berkata, "Tidak bisa, aku tidak bisa membiarkan Kakak Jonathan melihat tampangku yang begitu berantakan. Aku harus dandan, dan baju pasien ini jelek sekali."
Aku menatap Cynthia Ouyang dengan terkejut. Apa perlu selebay ini. Di kamar pasiennya masih harus berdandan cantik untuk menyambut kedatangan Jonathan.
"Christine, kamu tolong belikan aku dress warna pink. Kak Jonathan paling suka aku memakai baju berwarna pink. Dan juga ..." belum selesai berkata, aku sudah mengelaknya duluan.
"Cynthia, Jonathan adalah kakakmu. Tidak peduli seberantakan apa dirimu, dia adalah keluargamu, selamanya tidak akan merasa jijik padamu. Apa kamu mengerti?" aku mengingatkan, membuat Cynthia Ouyang yang awalnya panik seketika tenang.
Dia menundukkan kepala, lalu tertawa sedih, "Benar juga. Pria yang aku suka tiba-tiba menjadi kakak kandungku. Mau aku seberapa perhatian pada penampilanku, selamanya aku tidak akan bersama dengannya."
Mendengar nada bicaranya ini, aku kembali khawatir pada Justin Lin. Meskipun aku membujuk Justin Lin untuk kembali, Cynthia Ouyang juga belum tentu tulus menghadapinya. Bahkan sudah sampai sekarang, dia masih merindukan Jonathan.
Jonathan datang. Setelah membuka pintu, dia berjalan perlahan-lahan. Dia selalu mempunyai kharisma yang kuat. Matanya terlihat dingin dan sombong. Dia melihat ke arah Cynthia Ouyang dan bertanya, "Kenapa berpikiran tertutup? Justin tidak baik padamu?"
Mendengar pertanyaan perhatian dari Jonathan, Cynthia Ouyan menangis seperti anak kecil dan langsung maju memeluk Jonathan.
"Kak Jonathan, kamu harus membantuku. Justin menghamiliku, dan sekarang dia tidak mau mengakuinya. Kamu harus memberinya pelajaran." Cynthia Ouyang mengatakan kesalahan Justin Lin dengan sangat lebay.
Aku menatap Cynthia Ouyang dengan kehabisan kata-kata. Tidak ada lagi yang lebih hebat daripada kemampuan berbohong wanita ini.
Jonathan diam cukup lama. Pada akhirnya Jonathan berjanji akan menyuruh Justin Lin bertemu dengannya.
Jonathan melihat wajah Cynthia Ouyang lumayan segar, lalu melihatku lagi dan berkata, "Christine, pulang ke rumah dan istirahatlah, wajahmu kelihatan tidak terlalu baik."
Aku menjilat bibir yang agak kering dan menjawab, "Aku baik-baik saja."
"Kak Jonathan, aku yang masuk rumah sakit, bukan Christine. Lihatlah aku, aku sekarang sangat menyedihkan." Cynthia Ouyang mengingatkan orang yang perlu diperhatikan oleh Jonathan.
Tidak disangka, Jonathan melihat sekilas Cynthia Ouyang dan menjawab, "Kamu kelihatan pucat karena kamu sendiri yang berpikiran sempit. Tapi Christine tidak seharusnya menemani kamu. Dia juga pasien dan tidak perlu menemanimu terus."
Aku mendorong lengannya dengan pelan, menggelengkan kepala dan menjawab dengan tegar, "Aku baik-baik saja, tidak apa-apa."
"Baik atau tidak, memangnya aku tidak bisa melihatnya?" Jonathan mengulurkan tangan ke dahiku untuk mengecek suhu badanku, "Bibirmu saja sudah pucat. Aku antar kamu pulang."
Jonathan mendorong Cynthia Ouyang, lalu menarik aku keluar dari kamar pasien tanpa menunggu aku pamit dulu pada Cynthia Ouyang. Dia memaksa memasukkanku ke dalam mobil lalu membantuku mengikat sabuk pengaman.
Sepanjang jalan, dia mengendarai mobil dengan sangat pelan. Aku bersender di sandaran kursi dengan lemah. Jujur saja, saat berada di rumah sakit, aku merasa kepalaku sangat pusing, sangat tidak nyaman.
"Ada apa?" Jonathan bertanya ringan. Dia mengelus wajahku dan berkata, "Kedepannya jangan terlalu pedulikan masalah Cynthia."
Aku sengaja tersenyum baik-baik saja, "Tidak apa-apa."
Meskipun tidak ada masalah Cynthia Ouyangm, juga ada masalah Christopher Mo. Orang selalu ada masalah yang tidak ada habisnya. Kalau benar-benar tidak ada yang dikhawatirkan, mungkin hanya di saat menutup mata baru ada!
Aku tidak tahu bagaimana Jonathan menghubungi Justin lin. Bagaimana cara dia berbicara dengan Justin Lin. Justin Lin awalnya bilang akan menghubungi satu minggu kemudian, kemudian dia menghubungiku lebih awal.
Dia menyuruhku pergi mencarinya di perusahaannya. Kita bertemu lagi di ruang rapat.
Justin Lin menyenderkan kepala pada tangannya, menutup mata dengan wajah masam. Lama kemudian dia baru buka mata dan berkata, "Sebenarnya apa yang diinginkan Cynthia. Dia perlu berapa uang baru bersedia meninggalkan kehidupanku?"
"Dia mengandung anakmu. Kamu berikan dia satu kesempatan lagi padanya. Dia akan berubah." aku membujuknya.
Justin Lin tersenyum tidak berdaya, "Kamu percaya perkataannya? Christine, kalau babi bisa naik ke atas pohon, aku baru percaya dia bisa berubah. Dan juga, kamu pulang beritahu Jonathan. Masalah perasaan adalah masalahku sendiri. Jangan memanfaatkan perusahaan untuk memberikan tekanan padaku, ya?"
Aku menatap Justin Lin dengan terkejut. Memanfaatkan atasan untuk memberikan tekanan pada Justin Lin, memang hal itu bisa dilakukan oleh Jonathan. Kalau menyuruh Jonathan mencari Justin Lin, itu sama sekali tidak mungkin.
Jonathan merasa tidak suka mengenai segalanya yang ada di dunia hiburan. Jadi menggunakan segala macam cara untuk menyuruh Justin Lin bekerja sama. Cara Jonathan ini sedikit kelewatan.
"Justin, hari itu saat Cynthia melompat ke air dan ditolong oleh orang, apa kamu tahu apa yang aku pikirkan?" aku menatap wajahnya yang menakutkan, garis matanya digambar begitu hitam oleh dia, membuat matanya terlihat besar dan panjang. Dia juga memakai softlens, membuat matanya terlihat aneh.
"Jangan ungkit dia." Justin Lin berkata dengan sangat tidak sabar.
"Justin, kamu benar-benar mau menunggu dia mati dulu baru kemudian menyesalinya?" aku bertanya, "Kamu menyuruhku bertemu Yoga. Dia selalu terpikir pada kematian Lucy. Karena sebelum meninggal tidak menghargai, sesudah meninggal baru menyesal. Apa masalah seperti itu kamu juga mau mengalaminya?"
Justin Lin dibuat tidak bisa berkata apa-apa olehku.
"Justin, sekelewatan apapun Cynthia, itu juga karena kondisinya yang berubah. Dia seorang putri yang kaya, apapun yang dia inginkan bisa dia dapatkan, tapi tiba-tiba Perusahaan Ouyang bangkrut. Dia jatuh dari ketinggian, pasti perlu waktu untuk menyesuaikan diri." aku membujuk dengan suara ringan. Aku berusaha mengatakan kebenaran yang ada, tidak tahu apakah bisa membuat Justin Lin berubah keputusan atau tidak, setidaknya aku sudah berusaha semampu yang aku bisa.
Kalau aku mengerahkan kemampuan sebesar ini dan masih tidak bisa membuat Justin Lin berubah keputusan, maka aku hanya bisa membuat Cynthia Ouyang patah hati.
"Baiklah." Justin Lin menjawab dengan datar.
"Aku bawa kamu bertemu dengannya. Kalau dia berani berteriak padamu, aku bantu kamu marahi dia." selesai berkata, aku menarik Justin Lin turun ke bawah. Dia duduk di mobilku, dan aku mengantarnya ke tempat tinggal Cynthia Ouyang.
Justin Lin membuka pintu. Ketika kami masuk ke dalam, Cynthia Ouyang sedang melakukan yoga kehamilan bersama dengan yang ditayangkan di TV. Kelihatannya suasana hatinya lumayan bagus. Ketika dia melihat kami, wajahnya terkejut dan dengan kecepatan tercepat berdiri, mematikan TV, dan tersenyum canggung. Dia bertanya, "Kenapa kalian pulang bersama?"
"Justin, pulang untuk melihatmu." aku mengingatkan, lalu tersenyum ke arah Cynthia Ouyang.
Reaksi Cynthia Ouyang sangat cepat. Dia segera menyadari apa yang terjadi dan berpura-pura memasang tampang menyedihkan. Dia menarik tangan Justin Lin, lalu berkata dengan sangat menyentuh hati, "Justin, dulu adalah kesalahanku. Kalau kamu merasa tidak senang, kamu bisa memukulku, memukulku mati-matian, jangan sungkan."
Semua perkataan ini aku yang ajarkan pada Cynthia Ouyang. Pria paling tidak bisa menghadapi wanita yang berpura-pura menyedihkan dan garing seperti ini.
Justin Lin yang awalnya dingin setelah Cynthia Ouyang mengaku salah, pelan-pelan menghangat. Dia menatap Cynthia Ouyang dengan tidak berdaya dan juga kesal, kemudian berkata, "Apa kamu masih berani memarahiku bukan pria?"
Justin Lin menggelengkan kepala dengan cepat, "Kamu adalah pria, pria yang sangat MAN."
Aku yang berada di samping rasanya ingin muntah. Meskipun Justin Lin tampan, tapi karena mendapat pengaruh dari dunia hiburan, dia mengecat rambutnya menjadi warna emas. Juga terdapat poni tebal di depan dahi, tindikan di telinga kanan dan kiri dan memakai anting-anting. Dandanan seperti itu tentu sangat berbeda dengan milik Jonathan.
Jonathan memakai jas setiap hari, kadang kala memakai T-shirt di rumah. Begitu membuka lemari pakaiannya, terlihat baju-baju yang kalau bukan berwarna abu-abu, adalah warna hitam. Sama sekali tidak ada warna yang. Tapi justru itu yang membuat para wanita tergila-gila padanya.
Aku keluar dari kamar milik mereka berdua dan perlahan-lahan menutup pintu. Aku pergi. Yang bisa aku lakukan hanya ini. Apa mereka bisa melanjutkan hidup bahagia mereka atau tidak, tidak ada yang bisa memastikannya.
Aku mengendarai mobil, dan melaju pelan di jalan Kota F. Perubahan di Kota F beberapa tahun ini sangatlah besar. Beberapa tahun ini banyak sekali hal yang terjadi di sekelilingku. Ada yang senang, sedih, menyakitkan. Sepertinya aku berubah dewasa dalam jangka waktu ini.
Ponselku berbunyi. Aku memencet tombol terima dan suara Christopher Mo terdengar di ujung sambungan.
"Christine, apa malam ini kamu ada waktu luang?"
"Ada apa?" aku menjawab dengan kesal. Semenjak waktu itu dia ddan pacarnya itu bertengkar, aku tidak ingin meladeninya lagi.
"Jessica telah mempersiapkan banyak makanan. Ingin meminta maaf padamu." Christopher Mo menjawab sambil tersenyum.
"Aku vegetarian. Niat baikmu sudah aku terima." selesai berkata, aku ingin menutup telepon, tapi Christopher Mo segera berkata lagi, "Christine, jangan tutup teleponnya. Sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu."
"Minta uang?" tidak perlu bicara, aku sudah bisa menebak kenapa dia mencariku.
"Ayah Jessica masuk rumah sakit, perlu operasi, dan membutuhkan uang dengan cepat. Kamu juga tahu sekarang keuanganku ..." belum selesai berkata, aku sudah memutuskan ucapannya.
"Christopher, dulu waktu ayah sakit, aku tidak melihat kamu berbakti. Wanita itu membiarkanmu tidur sebentar, dan kamu begitu bersungguh-sungguh meminta uang dari adikmu?" aku menyindirnya.
"Christine, jangan berkata begitu jahat, Jessica ...." belum selesai berkata, aku memotong perkataannya lagi.
"Jangan katakan padaku Jessica atau apalah itu, aku tidak kenal dengan Jessica. Aku tidak ada hubungan apapun dengannya. Aku hanya kenal dengan seorang wanita bernama Andrea Yu. Dia baru merupakan kakak iparku. Meskipun sudah cerai, tapi dia selalu merupakan kakak iparku. Karena dia berbakti pada ayah dan ibuku, mengerti?" setelah aku berkata dengan sangat tidak sungkan, aku langsung menutup sambungan.
Benar-benar menyebalkan. Demi seorang wanita ingin meminta uang dariku. Sifat orang benar-benar sulit diubah. Christopher Mo selamanya tidak tahu berubah, tidak bisa diselamatkan lagi.
Baru saja kembali tenang, telepon dari Christopher Mo kembali masuk. Aku langsung menutup telepon, lalu pulang ke rumah Keluarga Yi.
Seumur hidup ini aku benar-benar ingin memutuskan hubungan saudara dengan Christoper Mo. Tidak lama setelah aku pulang ke rumah Keluarga Yi, belum istirahat selama 2 menit, Bibi Chang sudah mengetuk pintu kamarku dan berkata, "Nyonya, kakakmu menunggumu di lantai bawah."
Begitu mendengar itu, aku langsung terduduk dari ranjang. Christoper Mo benaran berani datang ke sini untuk meminta uang?
Aku turun dari ranjang, setelah mengganti baju, aku turun ke lantai bawah.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaAfter The End
Selena BeeLove And War
JaneAir Mata Cinta
Bella CiaoTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMenantu Hebat
Alwi GoThe Sixth Sense
AlexanderMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)