Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 12 Mengenang Kembali

"Apa...... Hal apa?" Aku menggunakan tangan merapikan rambut, meletakkan dibelakang telinga, memutarkan mata, begitu mengangkat kepala, langsung ditarik Jonathan, tubuhku jatuh kedalam pelukannya.

Aku tidak berontak, jantungku berdegup kencang, dengan wajah memerah aku mengangkat kepala memandangnya.

”Apa mau mengenang kembali?" Begitu Jonathan selesai berbicara, tidak menunggu reaksiku, dia langsung menempelkan bibir yang tipis, tepat diatas bibirku.

Tidak ada kegelapan malam, tidak ada ikatan pernikahan, aku terkejut membelalakan mata memandang wajahnya yang tampan, kulit lelaki ini juga terlalu bagus sekali, dari jarak dekat begini tidak terlihat sama sekali pori-pori.

Ciumannya membuat orang menikmatinya, lembut dan indah, nafas yang membara terasa diatas wajahku, melihat aku tidak melawan, lidahnya bergerak masuk, tangannya yang besar bergerak dari pergelangan tangan ke pinggang, memelukku erat, suara nafas menjadi berat dan tidak teratur.

Mungkin sungguh sudah kesepian selama tiga tahun, aku tidak bisa menahan diri memeluknya, menyambutnya. Tiba-tiba dia berhenti, menundukkan kepala memandang pandanganku yang ada sedikit kabur, bertanya: "Apa kamu menginginkan aku?"

Ditanya begitu olehnya, aku menundukkan kepala, aku kesulitan menjawab pertanyaan seperti ini, melihat dia yang membungkuk, menggendongku, aku terkejut, aku meletakkan kedua tanganku di lehernya.

Aku tidak tahu hari itu aku meminta berapa kali di rumah baruku, melepaskan diri, sepertinya aku sangat merindukan kehidupan seperti ini, hubungan antara pria dan wanita yang begitu indah, aku menyukai aroma tubuh Jonathan.

Setiap malam dia akan datang, dan pagi-pagi sudah pergi. Terkadang kalau dia tidak datang dia akan meneleponku, dan aku setelah dia pergi, juga akan pergi mencari kerja, tapi sudah interview di beberapa tempat masih belum dapat yang cocok.

Aku yang menjadi model, terlihat sangat jelas mata orang yang menginterview ada pandangan cabul, aku mengerti, mereka hanya ingin membuatku menjadi pajangan saja, duduk di meja resepsionis, menyeduh teh dan kopi untuk mereka, ketika meraka punya waktu kosong, ada orang yang bisa dijadikan candaan.

Perusahaan yang seperti itu aku tidak ingin pergi, sebelum menikah dengan Ardy, aku seorang wanita yang arogan, aku tidak bisa mengubah sifatku ini.

Aku sungguh tidak tahu aku menginginkan pekerjaan yang seperti apa, aku benar-benar tidak ingin mengandalkan Jonathan, dari satu sangkar pindah ke sangkar lainnya, hari-hari seperti itu, bisa membuat laki-laki bosan, wanita bisa mati rasa, akhirnya nasib akan menjadi menyedihkan.

Hari berganti lagi, aku bangun pagi sekali, melihat kesamping Jonathan masih tertidur lelap, aku menggunakan jariku menyentuh dari keningnya ke bawah sampai ke ujung hidung, sampai pada bibirnya yang tipis, jariku berhenti di bibirnya sesaat, aku menaikkan badan, mencium bibirnya.

Jonathan tiba-tiba membuka matanya memandangku.

Aku dengan canggung melepaskan bibirnya, tertawa dan bertanya: "Terbangun karena ciumanku?"

Dia menggelengkan kepala: "Sudah bangun dari tadi."

"Kamu pura-pura tidur ya?" Aku mengedipkan mata dengan terkejut, memandangnya.

Jonathan tidak menjawab, menjulurkan lengannya, memeluk aku, perlahan aku merebahkan diri ke dadanya, mendengar suara jantungnya yang berdetak keras, perasaan ini sungguh sangat nyaman.

"Jonathan, boleh aku bertanya padamu?" Aku bertanya pelan padanya, mendengar dia menjawab pelan "Ya".

"Kenapa kamu bisa menginginkan aku?" Pertanyaan ini mengangguku sangat lama, aku percaya dengan status dan posisi Jonathan, pasti sangat banyak wanita yang ingin naik ke ranjang bersamanya, mau berapa juga ada berapa, dan aku, aku punya apa bisa mendapatkannya.

Pertanyaanku berlalu, tubuhnya perlahan tegak, duduk, aku juga duduk, berhadapannya dengannya.

Dia memandangku dengan serius, sudut bibirnya terangkat, berkata: "Bukankah karena kegilaan kamu di malam itu, aku berpikir, wanita mana yang begini liar......"

Ucapan Jonathan belum berlalu, tangan kecilku langsung menutup mulutnya.

"Sembarangan." Aku hampir menggali sebuah lubang dan masuk kedalam, tidak lagi keluar.

Sudahlah, sungguh sangat sulit membuatnya bisa berbicara jujur, benar-benar seperti menggali lubang dan melompat sendiri.

Tangan Jonathan melepaskan tanganku dari samping bibirnya, melihat wajah merahku, berkata dengan datar: "Beradalah disampingku saja sudah cukup."

Aku menganggukan kepala: "Oke."

Aku tidak berharap Jonathan bisa memberikan pernikahan padaku, bisa berjanji bersamaku seumur hidup. Saat aku menikah dengan Ardy, dia bersumpah dengan begitu serius, tapi ucapan itu, seperti angin berlalu.

Aku jadi takut pada pernikahan, aku takut begitu memasuki pernikahan, akan merusak hubunganku dan Jonathan sekarang.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu