Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 179 Terkenal Mendadak

Saat Jonathan datang, dia mengetuk pintunya.

Aku membukakan pintu, dan menariknya masuk, kemudian dengan cepat menutup pintu.

"Melakukan kesalahan apa kamu?" Jonathan menatapku dengan tidak mengerti, melihatku yang hanya mengenakan baju mandi berwarna putih, seketika dia pun memandang ke sekeliling dengan pandangan curiga, dan bertanya: "Kamu tidak mungkin mengkhianatiku...."

"Tenang saja, tidak ada laki-laki lain, hanya ada kamu." Aku menjawabnya dengan tegas, "Jika tidak percaya, lihatlah sprei, sprei itu sama sekali tidak pernah di gerakkan."

Jonathan tidak bodoh, secara natural dia bisa melihat ada suatu kejanggalan, hanya saja dia tidak mengerti, mengapa malam ini aku datang ke hotel?

Dia asih menyapukan mata elang nya ke semua penjuru kamar, kemudian dia membuka korden jendela kamar, dan menatap keluar sambil bertanya: "Hari ini hari apa?"

Penyakit curiga pria memanglah sangat parah, dulu aku tidak mengerti bahwa Jonathan memiliki begitu banyak kecurigaan.

"Bukan apa-apa, aku hanya ingin menginap di hotel untuk mempererat perasaan kita, mengapa, kamu tidak percaya?" Aku berkata bohong, setiap kali berbohong, jika hatiku kalut, maka kecepatan bicaraku pun bertambah cepat.

Aku berusaha keras untuk menahannya, terlebih saat kedua mata tajam Jonathan menatapku keras, aku diam-diam menelan ludah, dan terkikik pelan, "Jangan menatap begitu, sungguh tidak ada pria lain."

"Tadi saat datang aku melihat daftar pengunjung kamar ini, adalah sebuah nama pria yang asing, jangan bilang kamu tidak tahu." Perkataan Jonathan serentak membuatku merasa bersalah.

Bukankah daftar pengunjung itu rahasia, mengapa mereka membiarkan Jonathan melihatnya? Aku bingung sepenuhnya.

Akhirnya aku tahu mengapa PT Weiss bisa begitu maju di bawah bimbingan Jonathan, orang yang begitu teliti seperti ini, sayang sekali menjadi pembisnis, sepenuhnya dia bisa menjadi seorang polisi.

Tak ada cara lain, jika aku tidak menjelaskannya, takutnya aku akan tergelincir di cerita yang ku buat-buat.

Aku menceritakan kejadian malam ini kepada Jonathan. Selesai bicara, dia pun berjalan ke arah jendela, mata nya menatap ke langit malam yang kelam. dan bibirnya membentuk suatu senyum aneh: "Sebuah permainan yang menarik akan segera dimulai."

Aku melangkah maju dengan tidak mengerti, aku melihat wajahnya dari samping dan bertanya: "Permainan apa?"

Jonathan menghadap ke arahku, tangannya yang besar merengkuh pinggangku, dan senyum yang tampan menghias wajahnya: "Kita ini sebuah permainan, kamu memintaku datang, bukankah untuk menemanimu?"

Jonathan menarikku dengan tenaga yang kuat ke tubuhnya, tubuhku menempel dengan erat dengannya, ada sedikit rasa tersanjung.

Aku mendongakkan kepala untuk menatapnya, mata ku berkedip cepat, dan perlahan mencari jalannya untuk mengarah ke bibir Jonathan.

Mengapa dia ingin bermesraan di sini di sisi jendela, meskipun lantai 15 cukup tinggi, tapi jugaharus memikirkan kemungkinan ada orang yang melihat bukan? Jangan-jangan dia memang sengaja ingin membuat orang lain melihat.

Dan pemikiranku pun hilang begitu saja saat menerima ciumannya.

Ciuman Jonathan mendadak berhenti begitu saja, nafas panas nya menghembusi wajahku, dia berkata dengan suara serak dan rendah: "Fokuslah sedikit, jika tikda permainannya akan berkahir."

"Aku sangat menggunakan hati, atau haruskah aku mengeluarkan hatiku untukmu." Setelah aku menjawab dengan suara pelan, bibir Jonathan tersenyum dan menarikku ke dalam pelukannya.

Kami pun bercumbu di atas ranjang dengan kelopak mawar yang bertebaran itu.

Karena ada anak-anak di rumah, kami pun meninggalkan Hotel Imperial bersama pada waktu dini hari.

Keesokan paginya, seluruh dunia digemparkan oleh sebuah berita dengan fotoku dan Jonathan yang sedang berciuman di jendela, judulnya pun sangat eksplosif, seorang aktor terkenal bermalam dengan seorang mantan model, ada juga judul yang di lebih-lebihkan, seorang aktor terkenal mencumbu model bersuami.

Agen pengurus Justin Lu segera mengklarifikasi foto itu, berkata bahwa pria itu bukanlah Justin Lin, dan menambahkan sebuah bukti konkret bahwa Justin Lin mengadakan siaran langsung dengan penggemarnya di jejaring sosial tadi malam.

Jonathan melihat foto-foto itu di ponselnya, dan melirik ke arahku sambil berkata: "Foto nya tidak cukup tampan, sudut pengambilannya jelek."

"Aku akan terkenal." Aku meiihat komentar-komentar berita itu, aku dimaki oleh orang bahkan kata sampah pun hampir tidak ada, aku hanyabisa melihatnya sambil menghibur diri.

"Pasti terkenal, dimaki sampai terkenal." Jonathan mengejek.

Meskipun aku masih bisa tersenyum seperti ini, tapi aku tahu gerak gerik Cynthia Ouyang, Justin Lin menarik semua bantuannya kepada keluarga Ouyang, Cynthia Ouyang pasti akan membalas dendam.

Aku bersusah payah seperti itu, tapi masih saja dimanfaatkan olehnya.

Menjadi orang baik itu susah, orang berhati baik diinjak-injak oleh orang lain, aku bersumpah, tidak akan ikut campur urusan yang bukan urusanku lagi, tidak akan pernah.

Aku tidak menelepon untuk menanyakannya kepada Cynthia Ouyang, semuanya sudah sangat jelas, tapi rencananya gagal, dia tidak mengira aku akan menyuruh Justin Lin untuk segera pergi dari hotel dengan mengenakan pakaian wanita, juga tidak menyangka aku akan memanggil Jonathan untuk pergi ke hotel, dan dengan sengaja berdiri di dekat jendela untuk membiarkan orang yang di suruhnya mengambil foto kami.

Semua nya menyimpang dari rencana yang dibuatnya, tapi membuatku melihat seseorang denga jelas.

Keluarga Ouyang menerima uang itu dari Justin Lin, juga berarti mereka memilik investasi untuk menyelamatkan perusahaan mereka, tapi mengapa Frederik Ouyang masih mau menyerahkan stok saham kepada Jonathan?

Aku tidak mengerti akan hal ini, aku yakin Jonathan juga memilik pertanyaan yang sama, sepertinya masih ada konpirasi besar yang lain.

Tapi selain foto itu, sepertinya semua nya tenang-tenang saja, rencana Cynthia Ouyang gagal total, secara natural dia tidak akan berani lagi untuk berpura-pura menyedihkan di hadapanku.

Kehidupan, orang yang rumit sungguh terlalu banyak.

Aku mengira aku sudah sangat hati-hati, tapi masih juga terjatuh dalam rencana busuk orang lain, untung saja tidak bahaya, hanya saja membiarkan Jonathan menyelesaikannya untuku, sering aku merasa kasihan padanya.

Begini juga bagus, dengan menggores wajah Cynthia Ouyang, semua masalah di masa lalu pun hilang.

Aku menuruti perkataan Jonathan, berdiam sedikit, berdiam di dalam rumah, menjaga anak. Aku merasa kejahatanku harus dikurangi, aku ingin menunggu Bernice sudah agak besar, baru bersiap untuk keluar, walaupun harus memulai dari 0. Hari-hari yang seakan terbuang ini, dan waktu yang bergulir sangat cepat, membuat orang merasa takut.

Sebenarnya aku lebih takut Jonathan muak denganku, para perempuan muda di sana akan berusaha untuk masuk ke dalam kenyamanan, tapi para pria akan merasa tidak nya,an, aku rasa aku membawa sebuah senapan mesin, dan dia juga akan menkhianatiku.

Perasaan ini begitu kuat, hanya aku seorang yang bisa merasakannya.

Setiap hari saat bosan di rumah, aku akan menyalakan televisi, melihat para model di atas panggung yang berjalan dengan penuh percaya diri menyebarkan pesona cantik mereka, aku sangat iri.

Aku akui aku sangat merindukan saat-saat di atas panggung itu, aku suka diriku yangn penuh percaya diri, dering teleponku menyadarkanku dari lamunan.

Aku melihat ke ponselku, sebuah nomor yang tidak asing terlihat di layar, bukan orang lain, itu kakak ipar.

Semenjak aku mengusirnya pergi dari rumah keluarga Yi, aku merasa mungkin dia tidak akan menghubungiku lagi selamanya, tapi tidak disangka dia tiba-tiba meneleponku.

Aku ragu untuk mengangkat telepon itu atau tidak, dering telepin pun berhenti.

Kakak ipar menemui masalah apa? Apakah pasangan suami istri itu kembali mengganggunya? Otak ku memikirkan beribu kemungkinan, tapi begitu teringat dia hamil anak dari laki-laki lain, kebencian memenuhi hatiku.

Mengapa aku harus mempedulikannya, dia begitu bersikukuh melahirkan anak orang lain, misalnya mati pun, aku juga akan menyaksikan kematiannya dengan mataku sendiri.

Benar, aku sudah berkata tidak untuk ikut campur, aku harus memegang prinsipku.

Saat ponselku kembali berdering, aku melihatnya dengan setengah hati, dan mengangkatnya, kemudian menjawab "halo" dengan dingin.

"Christine!" Suara lemah kakak ipar terdengar di telingaku, hatiku terjatuh, awalnya ingin menjawabnya dengan begitu dngin, tapi mendengarnya memanggilku seperti itu, aku tidak mampu membenci wanita ini.

"Ada apa?" Aku bertanya dengan dingin, kepala ku masih tidak bisa tenang.

"Aku di rumah sakit, keguguran." Kakak ipar berkata dengan pedih.

Keguguran? Bukankah dia sangat menyayangi anak itu, pasti dia akan sangat berhati-hati, mengapa bisa keguguran?

"Oh." Aku menjawab singkat, hatiku sedih. Bukankah aku memang ingin melihatnya keguguran, bukankah aku memang ingin mellihatnya mendapatkan ganjaran, tapi mengapa saat mendengar berita tentangnya, hatiku terasa begitu berat.

"Di Rumah Sakit Central, membutuhkan tanda tangan dari anggota keluarga, jika......" Suara kakak ipar tercekat, aku tahu dia tidak berani menelepon keluarganya, di pihak sini juga tidak ada siapa-siapa, hanya tersisa aku seorang.

"Baiklah, aku ke sana." Aku mengiyakannya, dan segera menutup telepon.

Aku sungguh tidak tahu mengapa aku pergi, tapi aku berpikir, menjadi prang tidak boleh begitu egois, mau bagaimana pun juga, dia sekarang juga masih adalah anggota keluarga Mo.

Meskipun banyak kebencian sekalipun, aku juga tidak bisa menutup sebelah mata dan melihatnya mati begitu saja.

Setelah berpesan kepada Bibi Chang untuk merawat Bernice baik-baik, aku pun pergi ke rumah sakit, dan menuju ke bangsal kakak ipar.

Saat aku melihatnya, wajahnya yang tirus terlihat begitu pucat, saat dia melihatku, sorot matanya menyiratkan rasa sayang, kedua bibirnya yang putih pucat bergetar perlahan.

Aku berjalan bperlahan mendekatinya, dan duduk di sebelah kasurnya, kemudian menatapnya dan berkata: "Akhir-akhir ini baik-biaik saja?"

Kakak ipar menggelengkan kepala, "Tidak baik."

Aku terdiam.

"Sebenarnya aku sangat ingin menegarkan diri dan berkata, aku baik-baik saja, tapi kata-kata menenangkan seperti itu, aku tidak bisa mengatakannya." Kakak ipar tersenyum sendu, keriput di ujung matanya terlihat sangat jelas.

"Bagaimana bisa kehilangannya?" Pertanyaan ini begitu berat, aku tidak menyangkan pembicaraan di antara aku dan kakak ipar bagaikan pembicaraan dua orang asing.

"Masalah tubuh, anak datang terlalu cepat, dan pergi terlalu cepat, bahkan kesempatan untuk mempertahankannya pun tidak ada." Saat berbicara sampai di sini, tangis kakak ipar pun pecah, "Seumur hidupku ini aku ditakdirkan untuk sendiri, Tuhan sungguh sangat tidak adil."

Aku terdiam, sungguh tidak tahu bagaimana menghiburnya, aku bisa saja berpura-pura mengatakan hal-hal yang baik, tapi setelah ku pikir-pikir, meskipun aku mengatakannya, itu hanya akan membuatnya semakin tersiksa.

Karena anak ini, aku memang tidak bisa memberinya ucapan selamat, tapi aku juga tidak berharap dia lepas dari rahim.

Aku tidak sejahat itu, aku tidak bisa menghalangi niat kakak iparku untuk menjadi seorang ibu, hanya tidak berharap dia melahirkannya di keluarga Mo, saat aku mengusirnya, aku merasa sangat sedih.

Tanganku kuletakkan di atas tangan kakak ipar yang dingin dan berkata: "Sangat penting untuk menjaga kesehatan."

Setelah mengatakannya, aku segera menarik tanganku kembali, tapi dicegah oleh kakak ipar, matanya menatapku ddengan panik, dan memohon: "Christine, maafkan aku ya?"

Mataku terasa pedih, aku menggigit bibit, dan berkata dari hati: "Aku tidak menyalahkanmu."

Mesikpun aku pernah menyalahkannya, tapi saat menyiksanya, aku pun merasa tidak enak.

"Sungguh?" Kakak ipar menaikkan alis, air mata berjatuhan dari matanya, dan membasahi punggung tanganku.

Aku mengangguk cepat, dan menyahut: "Karena kita ini satu keluarga, satu keluarga tidak berbicara dua bahasa, baik-baiklah menjaga diri, tunggulah Christopher keluar, dan hiduplah bahagia."

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu