Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 156 Kepergian Jonathan
Kediaman aku mewakili persetujuan aku.
Mertua tidak bodoh, sudah menebaknya, dia dengan sekuat tenaga memukuli lenganku dan memarahi: “Kamu kenapa begitu bodoh, kamu tau tidak bahwa emosi Jonathan, akan terjadi akibat yang sangat parah.”
Aku tidak berbicara, ingkar janji aku membuat diriku sendiri menjadi tidak mematuhi perjanjian. Mertua berpesan berkali-kali dan aku tidak melakukannya, dipukul atau dimarahi semuanya sudah semestinya.
Setelah mertua memarahi beberapa kata, di dalam mobil malah menjadi tenang.
Pada saat pulang sampai di Keluarga Yi, mertua duluan turun mobil, aku ikut dari belakang dengan langkah kecil, begitu jalan masuk ke ruang besar lobby langsung melihat Jonathan duduk di atas sofa dengan sepasang tangan di dadanya.
Di dalam pandangannya menampakkan sangat amat tenang, matanya sedikit menurun, kelopak matanya tanpa bergerak sama sekali menatap ke depan, ketika bayangan aku dengan mertua berdua jatuh di garis penglihatannya, dia baru dengan perlahan membuka besar matanya, dengan suara dingin berkata: “Sudah pulang?”
“Jonathan, hari ini kenapa tidak pergi ke kantor?” Mertua bertanya dengan gugup, biasanya dia yang berwajah ramah, tidak pernah ada ekspresi gugup macam ini.
“Menunggu kalian.” Pandangan Jonathan dengan cepat menyapukan mertua kemudian terjatuh di badan aku lagi.
“Jonathan, lapar tidak? Aku pergi membuat sedikit mie untuk kamu makan.” Aku ingin mencari alasan untuk pergi dari sini, masih belum berbalik badan sudah diberhentikan oleh Jonathan.
“Christine Mo, kamu dengan ibu duduk, ada sedikit hal, kita hari ini mesti di depan mata mengatakan dengan jelas.” Setelah suara Jonathan yang rendah dan serak menurun, dalam hati aku kacau balau, mengerutkan kening, dengan perlahan-lahan naik, duduk di sampang mertua.
Aku mengira begitu duduk, mungkin langsung berterus terang mulai memaksa menanya, tapi itu tidak ada, di dalam suasana mendiam yang sial lagi.
Di antara asap mesiu yang tanpa suara, siapa duluan membuka mulut dialah yang kalah.
Aku sangat tertekan oleh suasana perang dingin begini, pada akhirnya aku yang duluan buka mulut, berkata: “Ada apa langsung katakan saja, aku tau masalah Bibi Cheng kali ini, aku telah menutupi dari kamu itu aku yang salah, tapi kamu sekarang eksentrik begini, sebenarnya maunya apa?”
“Christine Mo, hal ini memang menyalahkanmu.” Mertua mengekor satu kata, tanggung jawabnya malah terdorong dengan bersih.
Jonathan menatap kami dengan pandangan aneh, mulutnya dengan mengejek diri menaik, dengan dingin berkata, “Sangat bagus, aku Jonathan Yi dalam seumur hidup berjalan setiap langkah akan menghitung langkah selanjutnya, tapi tak tersangka, aku mulai dari awal sudah salah jalan arah.”
“Jonathan, kamu tidak salah, kamu jangan menyalahkan diri, kalau mau salahkan ibu saja yang disalahkan, aku yang jahat, aku demi mempertahankan ayah kamu, mempergunakan kamu, kamu jangan menimpakan tanggung jawabnya di badan sendiri.” Mertua terlalu paham pada Jonathan.
Aku malah dengan bingung melihatinya, ganti jadi aku, kalau tau ibunya membesarkan dirinya begitu banyak tahun, menyayangi dirinya begitu banyak tahun hanya seorang ibu angkat, dirinya bukan anak kandung Keluarga Yi, pasti juga tidak berani menerima kenyataan ini.
Tapi ini juga bisa bagaimana, selain menambah satu ibu, dunia tidak berubah semua.
Aku dengan tenang melihati wajah Jonathan, dia terlalu pintar menutupi perasaan dirinya, aku tidak dapat melihat amarahnya, kalau dia marah, memarahi kamu beberapa kata, mengeluarkan amarahnya sebentar, mungkin akan lebih baik.
“Ibu, aku ingat waktu itu aku dengan kamu berdiri di lantai atas, melihati nenek mengusir pergi Sean dengan ibunya seperti anjing, ketika aku tau ayah di luar ada perempuan lain dan anak, aku sama denganmu membenci keberadaan mereka, tapi sekarang aku memikirkannya, ini begitu konyol.”
Jonathan mengatakan masa lalunya dengan gelombang yang tenang.
Ingatan aku juga mulai terpikir waktu itu Sean bilang kondisi ketika pulang ke rumah Keluarga Yi telah di usir keluar, ternyata Jonathan juga berada di situ, adegan mungkin sudah menjadi bayangan buruk di dalam hatinya.
Siapa yang dapat terpikir diusir oleh neneknya itu adalah cucu kandung satu-satunya Keluarga Yi, benar-benar adegan menyedihkan yang sangat konyol.
“Jonathan, ini semua salah aku, kalau ada balasan buruk, aku sendiri yang menanggung.” Mata mertua berkaca-kaca air mata, dia dengan diam menelan, menatao Jonathan dengan ketat.
“Setelah ayah meninggal, aku memikul seluruhnya Keluarga Yi, setiap berjalan satu langkah harus dengan berhati-hati, takut melakukan dengan tidak bagus, lalu memalukankan Keluarga Yi, aku hidup dengan lelah itu karena tanggung jawab di badan aku sangat berat, aku tidak bisa membiarkan orang lain melihat rendah aku Jonathan Yi.” Jonathan dengan ringan mengigit bibirnya, dalam suara membawa sedikit gemetar, aku tau dia sedang menahannya.
“Jonathan, kita selain tidak ada hubungan darah, selama bertahun-tahun ini, kamu adalah anak ibu, kamu memilki kekuasaan untuk menikmati seluruhnya Keluarga Yi, memiliki kekuasaan... ...” Mertua dengan menangis berkata, perkataan masih belum selesai berkata, sudah diputuskan oleh Jonathan.
“Tetapi di badan aku tidak mengalir darah Keluarga Yi, titik inilah yang tidak dapat di hapuskan.” Jonathan tiba-tiba bersuara keras dan membuat terkejut mertua, juga mengejutkan aku.
Aku tidak terpikir hubungan darah di dalam pandangan Jonathan begitu penting.
Dengan kata lain, Jonathan menganggap seluruhnya Keluarga Yi itu sangat penting, misi Keluarga Yi dijadikan dengan nyawa sendiri melindunginya, tapi di saat dia mengetahui dirinya bukan anak Keluarga Yi, benteng yang dalam hatinya seketika itu juga langsung hancur.
Kesusahaannya di beberapa tahun ini, berusahanya, pengorbanannya disaat ini juga semua telah disangkal oleh dirinya sendiri.
Doa merasa tidak ada gunanya.
Aku dengan tenang melihatinya, aku sangat ingin pergi memeluknya, menghiburnya, tapi di dalam pandangannya penuh dengan penolakan, tampak dingin, penyembunyian aku membuat dia kecewa, dia juga memasuki aku ke dalam daftar nama hitam.
Aku berpikir, mungkin perlu waktu untuk terbiasa dalam hubungan yang tiba-tiba berubah ini.
Aku dengan mertua dikatain Jonathan sampai satu kata membantah saja juga tidak ada.
Jonathan tiba-tiba bangun, jalan sampai di satu sisi, menarik keluar satu koper.
Aku dan mertua terkejut, dua orang dalam waktu bersamaan berdiri, dengan terkejut melihatinya, aku duluan bertanya daripada mertua, “Jonathan, kamu menarik koper untuk apa?”
“Aku perlu ketenangan.” Jonathan dengan tenang melihati aku.
“Pergi kemana untuk menenangkan diri?” Aku mengerutkan kening, hidung sedikit masam, dalam mata sekejap tertutup lapisan kabut, “Jonathan, ini hanya hal kecil, yang penting kamu dapat meletakkannya, apapun juga bisa terlewat. Jangan pergi, pikirkanlah Bernice, pikirkanlah Bella, pikirkanlah aku, aku mohon.”
Aku tidak terpikir Jonathan akan pergi, koper dia itu tegak di langkah kakinya sudah menyentuh aku dengan sangat dalam.
Aku sudah meremehkan seluruhnya, aku sudah meremehkan situasi setelah Jonathan tenang dari ombak yang dasyat, dia kenapa tidak memarahi dan kesel pada kami, lalu dengan ringan mengatakan beberapa kata begitu, sudah harus menenangkan diri?
Bagaimana bisa tenang, waktunya berapa lama baru bisa tenang dengan baik?
“Jonathan, kamu jangan pergi, kalau kamu tidak ingin melihat aku, aku pergi.” Air mata mertua mengalir terus-menerus, maju menarik tangannya Jonathan, memohon, “Beribu kesalahan, itu semuanya salah ibu. Aku tidak seharusnya menjadikan kamu sebagai alat untuk mempertahankan pernikahan aku, aku tidak seharusnya menutupi kebenaran hidup kamu, aku terlalu egois.”
Jonathan tidak berkata, dia dengan sekuat tenaga melepaskan tangan mertua.
“Menjaga baik ibu, aku setelah sudah tenang akan kembali.” Jonathan melihati aku, dalam pandangannya penuh dengan tekat kuat untuk pergi.
Aku menganggukkan kepala, tidak menahannya, dengan diam-diam mengalirkan air mata.
Menenangkan hati juga bagus, beberapa tahun ini dia terlalu lelah, memang perlu ketenangan.
Pada saat Jonathan menarik koper keluarga dari Keluarga Yi, mertua telah pingsan, dia terlalu sedih.
Aku pada akhirnya mengerti mertua kenapa bilang amarah Jonathan akan terjadi akibat yang sangat parah.
Akibatnya adalah dia memerlukan ketenangan, kemudian menarik koper pergi, dia pergi ke kantor, pada nantinya tidak akan kembali Keluarga Yi, atau... ...
Pada saat mertua sadar, aku sedang menantang air mendinginkan di samping, dia terburu-buru mengangkat selimutnya, nyeker kaki, sama sekali tidak ada image dan mencari Jonathan kemana-mana.
Dia menangis dengan sangat sedih. Aku pertama kali melihat mertua menangis tersedu-sedu begini, dia seorang wanita yang begitu anggun ternyata bisa menangis begini juga, membuat hatiku tersesak.
Aku maju, menopangnya, tapi dia dengan kejam mengguncangkan tanganku, dia melototi aku, memarahi dengan menggertakkan gigi: “Bermarga Mo, aku tidak tersangka Keluarga Yi kami suatu hari akan hancur di tanganmu, latar belakang keluargamu buruk, amarahnya buruk, tidak ada hati tanggung jawab juga sudahlah, kamu bahkan satu rahasia saja juga tidak dapat menyimpannya, kamu ingin membahayakan Keluarga Yi, betul tidak?”
“Aku tidak ada.” Aku menjelaskan dengan merasa di salahkan.
“Kamu ada, kamu sudah bercerai dengan Jonathan kenapa mau pulang lagi? Apa kamu mengira aku benar-benar sudah menerima kamu dari dalam hatiku? Aku beritahu kamu, aku dari dulu tidak pernah menerima kamu, aku dari dalam hati melihat rendah perempuan macam ini.” Perkataan mertua seperti jarum biasa menusuk dengan dalam ke hatiku yang paling dalam.
Aku menahan semua kesedihan yang disalahkan, tidak membiarkan dirinya mengalir air mata.
Hanya orang lemah baru akan menangis, hanya orang bodoh baru akan di saat ini dimarahi mertua sampai pergi dari rumah.
Pada saat Jonathan pergi memberitahukan kepadaku, harus menjaga mertua dengan baik, bahkan jika langit jatuh, aku juga harus sendiri menahannya dulu.
“Kamu telah meresa disalahkan?” mertua melihat air mata yang dalam mata aku itu, dengan mengejek tertawa, “Kamu seorang perempuan yang memandang menikah dengan bercerai seperti bermain juga bisa sedih karena merasa disalahkan, kamu bukannya mau uang saja?”
“Ibu, aku mohon padamu, jangan berkata lagi, baik tida?” Aku sudah mau tak tertahan lagi, manusia semua ada amarahnya, aku bagaimana menahannya, bagaimana berdada lapang, juga tidak tahan dengan ejekan dan provokasi terus lagi.
“Aku mau bilang, aku kenapa tidak katakan, kamu kalau ada kemampuan panggil Jonathan pulang, dalam waktu dua jam, aku mau sudah terlihat Jonathan, seluruhnya boleh mulau dari awal.” Mertua melototi aku, dengan kejam memerintah.
Aku menundukkan kepala, dengan keras kepala membalikkan badan dan naik ke lantai atas, mengambil kunci mobil, kemudian turun, menyetir mobil pergi keluar dari Keluarga Yi.
Di mobil, aku menelepon ke Jonathan, hp di situ sudah dimatikannya.
Aku datang ke PT. Weiss, bau melihat sekretaris, belum membuka mulut bertanya, sekretaris sudah berdiri, memberikan satu surat perjanjian kepadaku, isinya kurang lebih adalah dia ada urusan pergi, segala masalah PT. Weiss sementara waktu aku akan menggantikan Presiden Direktur mengerjakannya.
Aku dengan terkejut melihat surat perjanjjian itu, ini baru menyadari keseriusan masalah ini.
Aku seperti gila mendorong pintu besar ruang kantor Jonathan, dalam waktu sekejap, ruang kantor yang sangat besar mulai berputar, semakin putar semakin cepat, aku dengan pusing berdiri di tengah, dengan tidak berhenti memanggil nama Jonathan.
Aku tidak tau dirinya bagaimana berjalan keluar dari PT. Weiss, aku bahkan tidak tau dirinya harus bagaimana menyetir mobil kembali ke rumah Keluarga Yi, aku pada akhirnya mengerti sumpah itu tidak boleh asal membuat sumpah, terkadang benaran akan tertimpa hukuman balasan.
Aku mengira orang biasa semua bisa menerima kenyataannya, Jonathan seharusnya juga bisa menerimanya, tapi dia telah merencanakan dirinya terlalu ketat, tidak mengijinkan muncul kesalahan besar apapun.
Pada akhirnya malah mengetahui kesalahan terbesar adalah dirinya sendiri, dia memilih untuk tenang, kenapa harus membiarkan aku sementara waktu menjadi Presiden Direktur, apa karena aku selalu bilang tidak ingin berada di rumah, ingin keluar berjuang, dia langsung memberikan seluruh perusahaan untuk aku melatih diri?
Aku duduk di atas sofa lobi rumah Keluarga yi, dengan tenang duduk, terpikir pengalaman buruk dalam beberapa tahun ini, setelah mulai dari bertemu Jonathan, aku terus berbimbang di satu jalan yang tak dapat melihat cahaya.
Jonathan, kamu benar-benar hanya pergi menenangkan diri sebentar, apa benaran akan kembali?
Asalkan kamu pulang, aku berjanji kepadamu, seumur hidup mendengarkan perkataanmu semua.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanAkibat Pernikahan Dini
CintiaHalf a Heart
Romansa UniverseCinta Tak Biasa
SusantiMenantu Hebat
Alwi GoMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiAir Mata Cinta
Bella CiaoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)