Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 156 Kepergian Jonathan

Kediaman aku mewakili persetujuan aku.

Mertua tidak bodoh, sudah menebaknya, dia dengan sekuat tenaga memukuli lenganku dan memarahi: “Kamu kenapa begitu bodoh, kamu tau tidak bahwa emosi Jonathan, akan terjadi akibat yang sangat parah.”

Aku tidak berbicara, ingkar janji aku membuat diriku sendiri menjadi tidak mematuhi perjanjian. Mertua berpesan berkali-kali dan aku tidak melakukannya, dipukul atau dimarahi semuanya sudah semestinya.

Setelah mertua memarahi beberapa kata, di dalam mobil malah menjadi tenang.

Pada saat pulang sampai di Keluarga Yi, mertua duluan turun mobil, aku ikut dari belakang dengan langkah kecil, begitu jalan masuk ke ruang besar lobby langsung melihat Jonathan duduk di atas sofa dengan sepasang tangan di dadanya.

Di dalam pandangannya menampakkan sangat amat tenang, matanya sedikit menurun, kelopak matanya tanpa bergerak sama sekali menatap ke depan, ketika bayangan aku dengan mertua berdua jatuh di garis penglihatannya, dia baru dengan perlahan membuka besar matanya, dengan suara dingin berkata: “Sudah pulang?”

“Jonathan, hari ini kenapa tidak pergi ke kantor?” Mertua bertanya dengan gugup, biasanya dia yang berwajah ramah, tidak pernah ada ekspresi gugup macam ini.

“Menunggu kalian.” Pandangan Jonathan dengan cepat menyapukan mertua kemudian terjatuh di badan aku lagi.

“Jonathan, lapar tidak? Aku pergi membuat sedikit mie untuk kamu makan.” Aku ingin mencari alasan untuk pergi dari sini, masih belum berbalik badan sudah diberhentikan oleh Jonathan.

“Christine Mo, kamu dengan ibu duduk, ada sedikit hal, kita hari ini mesti di depan mata mengatakan dengan jelas.” Setelah suara Jonathan yang rendah dan serak menurun, dalam hati aku kacau balau, mengerutkan kening, dengan perlahan-lahan naik, duduk di sampang mertua.

Aku mengira begitu duduk, mungkin langsung berterus terang mulai memaksa menanya, tapi itu tidak ada, di dalam suasana mendiam yang sial lagi.

Di antara asap mesiu yang tanpa suara, siapa duluan membuka mulut dialah yang kalah.

Aku sangat tertekan oleh suasana perang dingin begini, pada akhirnya aku yang duluan buka mulut, berkata: “Ada apa langsung katakan saja, aku tau masalah Bibi Cheng kali ini, aku telah menutupi dari kamu itu aku yang salah, tapi kamu sekarang eksentrik begini, sebenarnya maunya apa?”

“Christine Mo, hal ini memang menyalahkanmu.” Mertua mengekor satu kata, tanggung jawabnya malah terdorong dengan bersih.

Jonathan menatap kami dengan pandangan aneh, mulutnya dengan mengejek diri menaik, dengan dingin berkata, “Sangat bagus, aku Jonathan Yi dalam seumur hidup berjalan setiap langkah akan menghitung langkah selanjutnya, tapi tak tersangka, aku mulai dari awal sudah salah jalan arah.”

“Jonathan, kamu tidak salah, kamu jangan menyalahkan diri, kalau mau salahkan ibu saja yang disalahkan, aku yang jahat, aku demi mempertahankan ayah kamu, mempergunakan kamu, kamu jangan menimpakan tanggung jawabnya di badan sendiri.” Mertua terlalu paham pada Jonathan.

Aku malah dengan bingung melihatinya, ganti jadi aku, kalau tau ibunya membesarkan dirinya begitu banyak tahun, menyayangi dirinya begitu banyak tahun hanya seorang ibu angkat, dirinya bukan anak kandung Keluarga Yi, pasti juga tidak berani menerima kenyataan ini.

Tapi ini juga bisa bagaimana, selain menambah satu ibu, dunia tidak berubah semua.

Aku dengan tenang melihati wajah Jonathan, dia terlalu pintar menutupi perasaan dirinya, aku tidak dapat melihat amarahnya, kalau dia marah, memarahi kamu beberapa kata, mengeluarkan amarahnya sebentar, mungkin akan lebih baik.

“Ibu, aku ingat waktu itu aku dengan kamu berdiri di lantai atas, melihati nenek mengusir pergi Sean dengan ibunya seperti anjing, ketika aku tau ayah di luar ada perempuan lain dan anak, aku sama denganmu membenci keberadaan mereka, tapi sekarang aku memikirkannya, ini begitu konyol.”

Jonathan mengatakan masa lalunya dengan gelombang yang tenang.

Ingatan aku juga mulai terpikir waktu itu Sean bilang kondisi ketika pulang ke rumah Keluarga Yi telah di usir keluar, ternyata Jonathan juga berada di situ, adegan mungkin sudah menjadi bayangan buruk di dalam hatinya.

Siapa yang dapat terpikir diusir oleh neneknya itu adalah cucu kandung satu-satunya Keluarga Yi, benar-benar adegan menyedihkan yang sangat konyol.

“Jonathan, ini semua salah aku, kalau ada balasan buruk, aku sendiri yang menanggung.” Mata mertua berkaca-kaca air mata, dia dengan diam menelan, menatao Jonathan dengan ketat.

“Setelah ayah meninggal, aku memikul seluruhnya Keluarga Yi, setiap berjalan satu langkah harus dengan berhati-hati, takut melakukan dengan tidak bagus, lalu memalukankan Keluarga Yi, aku hidup dengan lelah itu karena tanggung jawab di badan aku sangat berat, aku tidak bisa membiarkan orang lain melihat rendah aku Jonathan Yi.” Jonathan dengan ringan mengigit bibirnya, dalam suara membawa sedikit gemetar, aku tau dia sedang menahannya.

“Jonathan, kita selain tidak ada hubungan darah, selama bertahun-tahun ini, kamu adalah anak ibu, kamu memilki kekuasaan untuk menikmati seluruhnya Keluarga Yi, memiliki kekuasaan... ...” Mertua dengan menangis berkata, perkataan masih belum selesai berkata, sudah diputuskan oleh Jonathan.

“Tetapi di badan aku tidak mengalir darah Keluarga Yi, titik inilah yang tidak dapat di hapuskan.” Jonathan tiba-tiba bersuara keras dan membuat terkejut mertua, juga mengejutkan aku.

Aku tidak terpikir hubungan darah di dalam pandangan Jonathan begitu penting.

Dengan kata lain, Jonathan menganggap seluruhnya Keluarga Yi itu sangat penting, misi Keluarga Yi dijadikan dengan nyawa sendiri melindunginya, tapi di saat dia mengetahui dirinya bukan anak Keluarga Yi, benteng yang dalam hatinya seketika itu juga langsung hancur.

Kesusahaannya di beberapa tahun ini, berusahanya, pengorbanannya disaat ini juga semua telah disangkal oleh dirinya sendiri.

Doa merasa tidak ada gunanya.

Aku dengan tenang melihatinya, aku sangat ingin pergi memeluknya, menghiburnya, tapi di dalam pandangannya penuh dengan penolakan, tampak dingin, penyembunyian aku membuat dia kecewa, dia juga memasuki aku ke dalam daftar nama hitam.

Aku berpikir, mungkin perlu waktu untuk terbiasa dalam hubungan yang tiba-tiba berubah ini.

Aku dengan mertua dikatain Jonathan sampai satu kata membantah saja juga tidak ada.

Jonathan tiba-tiba bangun, jalan sampai di satu sisi, menarik keluar satu koper.

Aku dan mertua terkejut, dua orang dalam waktu bersamaan berdiri, dengan terkejut melihatinya, aku duluan bertanya daripada mertua, “Jonathan, kamu menarik koper untuk apa?”

“Aku perlu ketenangan.” Jonathan dengan tenang melihati aku.

“Pergi kemana untuk menenangkan diri?” Aku mengerutkan kening, hidung sedikit masam, dalam mata sekejap tertutup lapisan kabut, “Jonathan, ini hanya hal kecil, yang penting kamu dapat meletakkannya, apapun juga bisa terlewat. Jangan pergi, pikirkanlah Bernice, pikirkanlah Bella, pikirkanlah aku, aku mohon.”

Aku tidak terpikir Jonathan akan pergi, koper dia itu tegak di langkah kakinya sudah menyentuh aku dengan sangat dalam.

Aku sudah meremehkan seluruhnya, aku sudah meremehkan situasi setelah Jonathan tenang dari ombak yang dasyat, dia kenapa tidak memarahi dan kesel pada kami, lalu dengan ringan mengatakan beberapa kata begitu, sudah harus menenangkan diri?

Bagaimana bisa tenang, waktunya berapa lama baru bisa tenang dengan baik?

“Jonathan, kamu jangan pergi, kalau kamu tidak ingin melihat aku, aku pergi.” Air mata mertua mengalir terus-menerus, maju menarik tangannya Jonathan, memohon, “Beribu kesalahan, itu semuanya salah ibu. Aku tidak seharusnya menjadikan kamu sebagai alat untuk mempertahankan pernikahan aku, aku tidak seharusnya menutupi kebenaran hidup kamu, aku terlalu egois.”

Jonathan tidak berkata, dia dengan sekuat tenaga melepaskan tangan mertua.

“Menjaga baik ibu, aku setelah sudah tenang akan kembali.” Jonathan melihati aku, dalam pandangannya penuh dengan tekat kuat untuk pergi.

Aku menganggukkan kepala, tidak menahannya, dengan diam-diam mengalirkan air mata.

Menenangkan hati juga bagus, beberapa tahun ini dia terlalu lelah, memang perlu ketenangan.

Pada saat Jonathan menarik koper keluarga dari Keluarga Yi, mertua telah pingsan, dia terlalu sedih.

Aku pada akhirnya mengerti mertua kenapa bilang amarah Jonathan akan terjadi akibat yang sangat parah.

Akibatnya adalah dia memerlukan ketenangan, kemudian menarik koper pergi, dia pergi ke kantor, pada nantinya tidak akan kembali Keluarga Yi, atau... ...

Pada saat mertua sadar, aku sedang menantang air mendinginkan di samping, dia terburu-buru mengangkat selimutnya, nyeker kaki, sama sekali tidak ada image dan mencari Jonathan kemana-mana.

Dia menangis dengan sangat sedih. Aku pertama kali melihat mertua menangis tersedu-sedu begini, dia seorang wanita yang begitu anggun ternyata bisa menangis begini juga, membuat hatiku tersesak.

Aku maju, menopangnya, tapi dia dengan kejam mengguncangkan tanganku, dia melototi aku, memarahi dengan menggertakkan gigi: “Bermarga Mo, aku tidak tersangka Keluarga Yi kami suatu hari akan hancur di tanganmu, latar belakang keluargamu buruk, amarahnya buruk, tidak ada hati tanggung jawab juga sudahlah, kamu bahkan satu rahasia saja juga tidak dapat menyimpannya, kamu ingin membahayakan Keluarga Yi, betul tidak?”

“Aku tidak ada.” Aku menjelaskan dengan merasa di salahkan.

“Kamu ada, kamu sudah bercerai dengan Jonathan kenapa mau pulang lagi? Apa kamu mengira aku benar-benar sudah menerima kamu dari dalam hatiku? Aku beritahu kamu, aku dari dulu tidak pernah menerima kamu, aku dari dalam hati melihat rendah perempuan macam ini.” Perkataan mertua seperti jarum biasa menusuk dengan dalam ke hatiku yang paling dalam.

Aku menahan semua kesedihan yang disalahkan, tidak membiarkan dirinya mengalir air mata.

Hanya orang lemah baru akan menangis, hanya orang bodoh baru akan di saat ini dimarahi mertua sampai pergi dari rumah.

Pada saat Jonathan pergi memberitahukan kepadaku, harus menjaga mertua dengan baik, bahkan jika langit jatuh, aku juga harus sendiri menahannya dulu.

“Kamu telah meresa disalahkan?” mertua melihat air mata yang dalam mata aku itu, dengan mengejek tertawa, “Kamu seorang perempuan yang memandang menikah dengan bercerai seperti bermain juga bisa sedih karena merasa disalahkan, kamu bukannya mau uang saja?”

“Ibu, aku mohon padamu, jangan berkata lagi, baik tida?” Aku sudah mau tak tertahan lagi, manusia semua ada amarahnya, aku bagaimana menahannya, bagaimana berdada lapang, juga tidak tahan dengan ejekan dan provokasi terus lagi.

“Aku mau bilang, aku kenapa tidak katakan, kamu kalau ada kemampuan panggil Jonathan pulang, dalam waktu dua jam, aku mau sudah terlihat Jonathan, seluruhnya boleh mulau dari awal.” Mertua melototi aku, dengan kejam memerintah.

Aku menundukkan kepala, dengan keras kepala membalikkan badan dan naik ke lantai atas, mengambil kunci mobil, kemudian turun, menyetir mobil pergi keluar dari Keluarga Yi.

Di mobil, aku menelepon ke Jonathan, hp di situ sudah dimatikannya.

Aku datang ke PT. Weiss, bau melihat sekretaris, belum membuka mulut bertanya, sekretaris sudah berdiri, memberikan satu surat perjanjian kepadaku, isinya kurang lebih adalah dia ada urusan pergi, segala masalah PT. Weiss sementara waktu aku akan menggantikan Presiden Direktur mengerjakannya.

Aku dengan terkejut melihat surat perjanjjian itu, ini baru menyadari keseriusan masalah ini.

Aku seperti gila mendorong pintu besar ruang kantor Jonathan, dalam waktu sekejap, ruang kantor yang sangat besar mulai berputar, semakin putar semakin cepat, aku dengan pusing berdiri di tengah, dengan tidak berhenti memanggil nama Jonathan.

Aku tidak tau dirinya bagaimana berjalan keluar dari PT. Weiss, aku bahkan tidak tau dirinya harus bagaimana menyetir mobil kembali ke rumah Keluarga Yi, aku pada akhirnya mengerti sumpah itu tidak boleh asal membuat sumpah, terkadang benaran akan tertimpa hukuman balasan.

Aku mengira orang biasa semua bisa menerima kenyataannya, Jonathan seharusnya juga bisa menerimanya, tapi dia telah merencanakan dirinya terlalu ketat, tidak mengijinkan muncul kesalahan besar apapun.

Pada akhirnya malah mengetahui kesalahan terbesar adalah dirinya sendiri, dia memilih untuk tenang, kenapa harus membiarkan aku sementara waktu menjadi Presiden Direktur, apa karena aku selalu bilang tidak ingin berada di rumah, ingin keluar berjuang, dia langsung memberikan seluruh perusahaan untuk aku melatih diri?

Aku duduk di atas sofa lobi rumah Keluarga yi, dengan tenang duduk, terpikir pengalaman buruk dalam beberapa tahun ini, setelah mulai dari bertemu Jonathan, aku terus berbimbang di satu jalan yang tak dapat melihat cahaya.

Jonathan, kamu benar-benar hanya pergi menenangkan diri sebentar, apa benaran akan kembali?

Asalkan kamu pulang, aku berjanji kepadamu, seumur hidup mendengarkan perkataanmu semua.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu