Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 189 Merebut Karyawan
Aku diam saja sambil menatap Jonathan.
Perlahan dia berjalan masuk ke kamar, duduk di sisi ranjang, sepasang matanya yang dalam menatap lekat padaku, lalu bertanya : “Mengapa melihatku begitu?”
Aku dengan tenang menyambut tatapannya, dan bertanya : “Mengapa memecat manajer Bai, dia adalah karyawan lama, melakukan banyak hal untuk PT. Weiss, tidak ada jasa tapi juga ada kerja kerasnya. Aku tidak mengerti apakah kamu termasuk orang yang hanya untuk mencari keuntungan pribadi?”
Jonathan menarik bibirnya, dengan tatapan dingin, berkata : “Kamu pikir aku cuma demi dirimu?”
“Kalau tidak?” Aku tidak bisa menebak ada alasan lainnya, hanya karena aku di departemen operasional, Jonathan memecat manajer operasional, apa ini tidak jelas ingin menyuruhku mengisi jabatan manajer ini.
“Kamu pikir aku orang yang gegabah?” Jonathan mengerutkan alis dan nada bicara yang mulai melemah, “Siapapun dia jika setia dengan PT. Weiss, aku tidak akan dengan gampang memecatnya, kamu mengerti?”
“Tidak.” jawabku jujur, sekarang aku adalah karyawan PT. Weiss, ada masalah apa yang tidak boleh aku ketahui.
Jonathan terdiam, lalu berkata : “Tidurlah yang awal.”
Aku tahu banyak hal yang tidak ingin diketahui olehku, kalau memang dia tidak mau bicara, aku juga tidak akan memaksa. Ketika Jonathan bersiap untuk ke kamar mandi, aku menarik tangannya, berkata : “Hari ini aku bertemu dengan Justin.”
“Lalu?” tanya Jonathan tidak mengerti sambil menatapku dengan alis mengkerut.
“Dia bilang Cynthia lagi hamil bayinya.” Aku mengatakan yang sebenarnya, malah mendapatkan wajah Jonathan tidak ada ekspresi apapun.
“Setali tiga uang, lumayan cocok.” Jonathan hanya memberi jawaban ini.
“Kamu……” Aku tidak ingin mengecam sindiran Jonathan, meskipun banyak hal yang tidak ingin dia katakan padaku, tapi aku mengerti dia melakukan hal apapun ada alasannya.
Dan dengan cepat aku mengetahui alasan Jonathan memecat manajer Bai.
Satu minggu setelah manajer Bai pergi dari PT. Weiss, Julie secara rahasia menarikku ke pantry, dia memandang ke sekeliling dan menemukan tidak ada orang, baru dengan suara pelan berbicara padaku : “Christine, di Bryan sana kekurangan orang, apa kamu ingin ikut aku ke sana?”
“Manajer Bai sudah mendapatkan pekerjaan?” Aku sedikit kaget.
Julie mengangguk, “Benar, gaji di sana lebih baik dibanding PT. Weiss, fasilitas kesejahteraan juga lebih memadai dibandingkan dari sini. Bryan bilang jika orang yang dikenal pergi ke sana, pasti tidak akan dimulai dari jabatan paling dasar, apa kamu ingin ikut denganku?”
Aku dengan canggung melihat Julie, dia malah menarik karyawan sampai pada diriku.
“Julie, kamu juga sudah bilang, ingin masuk ke PT.Weiss juga bukan hal yang gampang, di samping itu aku baru saja mulai mengenal lebih banyak hal di sini, sementara tidak ingin pergi dari sini.” Aku tolak secara tidak langsung. Mana mungkin aku pergi dari perusahaan Jonathan, dan ikut kabur dengan Julie.
“Christine, aku melihat kamu orangnya lumayan baik, baru kuajak untuk ikut.” Julie dengan wajah serius menatapku, “Ada aku yang menjagamu, maka kamu tidak akan digertak orang, kamu juga tahu orang-orang di kantor ini. Sejak Bryan pergi, bagaimana sikap mereka padaku, hati mereka menjadi dingin, aku sudah memahami betul orang-orang di sini.”
Antusiasme Julie padaku membuat aku tidak bisa menangkisnya. Aku ingin sekali mengaku di depannya bahwa aku adalah orangnya Jonathan, mana mungkin bisa pergi dari PT. Weiss, tapi kata-kata ini tersangkut di tengah tenggorokan, tidak bisa dikeluarkan. Aku hanya bisa gelisah melihatnya.
“Julie, jika kamu memang ingin ikut manajer Bai, kemungkinan istrinya akan mencari masalah lagi denganmu, mungkin juga……” Omonganku belum selesai, Julie tertawa tanpa peduli.
“Maksudmu wanita jelek itu?” Dia mengejek, “Aku bukan pergi untuk menghancurkan rumah tangga mereka, apa yang harus ditakutkan?”
Aku menjadi diam.
“Aku merasa kamu sangat misterius, kamu mengenal Justin seorang artis besar, kamu selalu tenang dan berhati-hati, bertindak tegas. Meskipun kita mengenal belum lama, tapi kamu cukup setia.” Julie melihatku dengan puas dan lega, “Saat aku dijauhi oleh mereka, hanya kamu yang ada di sampingku, jadi kamu adalah orang yang aku percayai.”
Telingaku tak putus-putusnya mendengar pujian Julie padaku, tapi kata-kata ini apakah akan dia katakan dengan tenang andaikata dia mengetahui kebenaran tentang diriku.
Aku tidak berjanji dengan Julie untuk pergi dari Weiss, ini tentu saja tidak mungkin sama sekali.
Apa yang dikatakan oleh Julie padaku bagaikan sebuah gunung besar yang menekan hatiku, seharian aku bagaikan orang kehilangan roh, hingga pulang kerja, Julie ingin aku ikut dengannya.
Dia menumpang mobilku dan memintaku mengantarnya sampai Hotel Imperial. Setiap kali datang ke hotel berbintang lima ini, sekujur tubuhku merasa tidak nyaman.
Dengan penuh rahasia dia tersenyum padaku, memintaku agar santai saja dan malam ini hanya makan malam saja, dan ada orang lain lagi. Aku tidak mengerti selain bertemu dengan Bryan, masih harus bertemu dengan siapa lagi.
Ketika sampai di kamar pribadi, di dalamnya duduk penuh dengan orang-orang, banyak sekali wajah orang yang pernah aku lihat di Weiss, mengapa orang -orang ini ada di sini?
Bryan melambaikan tangan agar kami duduk di sampingnya, dia tersenyum padaku : “Christine juga datang?”
Aku mengangguk, ingin sekali kukatakan, aku dipaksa datang oleh Julie.
Aku melihat sekeliling dengan seksama, dan bertanya : “Mengapa aku merasa ini semua adalah karyawan dari PT. Weiss?”
Mendengar itu seketika Bryan tersenyum, dan menjawab : “Tentu saja ini semua adalah karyawan PT. Weiss, hanya saja beda departemen. Namun semua ini yang memiliki posisi penting.”
Orang dari departemen lain mengapa bisa duduk bersama dengan manajer Bai yang sudah dipecat? Lalu hari ini siapa yang duduk di posisi tengah, tempat utama itu masih kosong, tampak jelas bukan manajer Bai yang mengundang tamu ini?
Semua orang berkumpul di sini apakah hanya perkumpulan biasa para karyawan atau?
Saat ini pintu terbuka, yang lagi duduk satu per satu mulai berdiri, Julie segera menarikku agar berdiri juga.
Dalam sekejap, sapaan basa basi mulai terdengar, “CEO Yin sudah datang.”
Saat mataku melihat ke arah orang yang dipanggil “CEO Yin”, seketika aku tertegun.
Tampak jelas saat Yoga melihat diriku, di matanya terbersit rasa kaget yang hampir sama denganku. Tapi dia dengan tenang menyambut tatapanku, lalu duduk di kursi utama.
Pada saat ini juga aku mengerti maksud dari perjamuan makan ini, ternyata Perusahaan Besar Yin ingin merebut karyawan. Dan sebagian karyawan dari PT. Weiss dengan posisi penting ingin pindah pekerjaan bersama-sama.
Hanya saja Yoga tentu tidak tahu ada aku di antara mereka, kami bertemu dalam suasana yang canggung.
Mungkin juga karena ada aku di tempat, jadi Yoga tidak bicara banyak. Hanya secara sederhana menyampaikan janji pada mereka, asal sampai ke Perusahaan Besar Yin, siapapun akan diperlakukan dengan adil.
Dia masih dengan jujur dan terus terang menarik orang di depanku, sedikitpun tidak takut dengan tatapanku.
Setelah aku sabar agak lama, akhirnya tanpa peduli dengan tatapan aneh dari orang lain, aku menarik tas dan berlalu pergi.
Julie lari menyusulku dan bertanya apa yang terjadi.
Aku jawab, seumur hidup aku tidak akan ke Perusahaan Besar Yin, jangan tanya alasannya, karena tidak akan kukatakan padanya.
Aku tidak menyangka saat aku meninggalkan pesta tadi, Yoga juga menyusul seraya memanggilku.
Kira-kira Julie sekarang semakin bingung dengan identitas aku, tapi dia tidak bisa tidak memberikan sedikit waktu untukku.
Aku keluar dari hotel, Yoga menghalangi jalanku, berkata : “Aku memanggilmu berkali-kali, mengapa tidak kamu hiraukan?”
Aku menatapnya dengan dingin, “Di antara kita apalagi yang bisa dibicarakan?”
“Christine, aku mengerti dengan perasaanmu saat ini. Ini adalah persaingan dalam dunia bisnis, yang lemah adalah mangsa yang kuat. Setiap orang harus bisa tumbuh berkembang.” Ujar Yoga dengan dalih muluk-muluknya, tapi sedikitpun aku tidak ingin mendengar omong kosongnya.
“Persaingan bisnis?” Aku mengejeknya, “Yoga, kamu benar-benar membuat aku meremehkan dirimu, kamu menjegal orang, apakah itu namanya orang yang terhormat.”
“Kamu pikir Jonathan adalah orang yang terhormat?” Yoga tersenyum dingin.
“Iya.” Aku jawab dengan yakin.
“Jika iya, dia tidak akan memilihmu padahal dia tahu kamu adalah calon istriku.” Sepasang mata Yoga yang penuh amarah berkobar-kobar melotot padaku, “Aku tidak akan pernah memaafkan dia, apa yang namanya teman baik, itu semua omong kosong belaka. Jadi, biar harus memakai cara yang serendah apapun, asalkan bisa menginjak dia di bawah kakiku, itulah yang akan kulakukan.”
“Kamu bicara begitu banyak, semua ini alasannya karena aku?” Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku lagi dan menatapnya, aku pikir setelah mengalami begitu banyak, dalam hatinya dia sudah melepaskan.
Ternyata aku adalah iblis di dalam hatinya, bayangan seumur hidupnya, aku melihat Yoga tanpa daya, “Jika hanya karena aku, kamu memang membuat aku memandang rendah dirimu.”
Aku tidak ingin berbelit-belit dengannya, aku melangkah dan pergi, saat melewati samping tubuhnya, mendadak dia menarikku dan sekuat tenaga membawaku dalam pelukannya.
“Christine, aku sudah berbuat begitu banyak, hanya ingin membuat Jonathan tidak memiliki apapun, membuat kamu lebih banyak melihatku.” Yoga memeluk erat diriku.
Aku meronta, dengan serius berkata : “Lepaskan aku.”
“Kamu, mengapa……” Yoga masih belum selesai bicara, dengan sekuat tenaga menginjak punggung kakinya pakai ujung high heels aku.
Aku mundur beberapa langkah, dengan mata dingin melotot pada Yoga, dan berkata : “Walaupun Jonathan tidak memiliki apapun, aku juga tidak akan meninggalkan dia, paling buruk aku akan mulai naik ke panggung catwalk lagi. Aku yang akan menghidupinya, seumur hidup juga bukan masalah.”
“Apa yang kamu suka dari dirinya?” Yoga meraung padaku, terdengar suara putus asa yang begitu menyedihkan.
“Suka dengan semuanya.” Jawabku tanpa ragu, lalu berbalik dan meninggalkan Hotel Imperial.
Aku pikir kelak aku tidak akan datang ke hotel ini lagi, setiap kali datang, selalu ada masalah yang terjadi. Aku membawa mobil pulang ke rumah, sepanjang jalan menginjak gas dengan dahsyat.
Ketika sudah tiba di rumah keluarga Yi, Jonathan masih belum pulang, aku bergegas menghubunginya agar dia pulang lebih awal.
Aku mengerti mengapa belakangan ini dia selalu lembur, dia sibuk untuk menghadapi keluarga Ouyang, juga sibuk menghadapi Yoga, tapi dia malah menyembunyikan dariku agar aku bisa menikmati ketenangan.
Kerjapan mataku terasa perih melihat gelapnya langit malam, kedua tangan memeluk dada, berdiri di depan balkon menunggu Jonathan pulang.
Segera, mobil Jonathan masuk ke rumah keluarga Yi, tidak lama kemudian, pintu di belakangku berbunyi, Jonathan masuk, dan berjalan ke balkon. Memelukku dari belakang, dan menyandarkan dagunya pada bahuku, lalu berkata : “Begitu tidak sabar ingin aku cepat pulang, kangen padaku?”
Aku diam, dalam hatiku muncul perasaan campur aduk.
Sepertinya Jonathan bisa merasakan perasaan aku yang kurang beres, segera membalikkan tubuhku menundukkan kepala, bertanya : “Kenapa, siapa yang menyakitimu?”
Dengan pelan aku mengangkat kepala dan melihat Jonathan, masuk dalam pelukannya dan memeluk erat dirinya.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuMeet By Chance
Lena TanDemanding Husband
MarshallUnlimited Love
Ester GohDark Love
Angel VeronicaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMi Amor
TakashiThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)