Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 129 Antar Aku Pulang (2)

Aku tidak berbicara, diam saja.

Tangannya yang besar menggosok lembut telingaku, dan aku tidak bergerak, sampai bibirnya menyentuh bibirku, barulah aku menoleh, menghindarinya.

“Apa kamu begitu membenciku?” Dia bertanya dengan suara tercekat, karena aku tidak mengatakan sepatah kata pun, dia meninju dengan keras kursi tempat aku duduk.

Getaran kursi, ditambah dengan gertakan giginya, walau tidak pelan, tapi terasa sakit saat terdengar di telingaku.

“Kapan kamu mulai mencintaiku?” Aku terdiam untuk waktu yang lama, aku membuka bibirku yang belum minum air sedikit pun, merasa sedikit sakit.

"Aku selalu mencintaimu, dari SMA sampai sekarang. Aku ..." Kata-kata Yoga terpotong, lalu tangannya yang besar ada di tanganku yang kecil, "Christine Mo, tetaplah bersamaku, aku akan menemukan kornea mata yang tepat untukmu, aku akan membuat kamu melihat cahaya lagi, aku akan ... "

“Tapi aku tidak bisa mencintaimu.” Perasaan kejam yang aku miliki seperti hujan es di musim dingin yang menerpa tubuh Yoga.

Dia langsung menarik tangannya, lalu menyeringai, "Kamu masih sama seperti dulu, tidak basa-basi dan punya lidah yang tajam."

Aku tersenyum tipis, "Aku selalu seperti ini, kamu tidak layak berbuat hal yang banyak untuk wanita seperti ini, jadi jika kamu membiarkan aku pergi, biarkan aku menyakiti orang lain saja!"

Tiba-tiba, dia meraih tanganku lagi, meletakkannya di kedua sisi wajahnya, berkata, "Sentuhlah aku, Christine Mo."

“Tidak mau,” aku mencoba menarik tanganku ke belakang, tetapi tanganku digenggam erat olehnya.

“Jika aku memberimu kornea mataku, nantinya di mata kamu, cuma hanya ada aku.” Kata Yoga Yin langsung membuatku terkejut.

"Kamu gila, aku tidak ingin kornea mata milikmu, apabila aku tidak bisa menemukan yang tepat, sepanjang hidup, lebih baik aku menjadi buta, juga tidak mungkin menggunakan kornea mata kamu." Dengan panik, aku menarik tanganku, lalu berdiri, seluruh tubuh sedikit melemah.

Yoga Yin ingin merangkul aku, saat menyentuh aku, aku mendorongnya, pada saat yang sama, aku juga terjatuh.

Aku menangis, bukan rasa sakit karena jatuh, tetapi karena siksaan Yoga Yin, bukan menyiksa tubuh, tetapi hatiku. "Yoga Yin, hidup setiap orang itu sangat berharga, aku buta, Tuhan pasti berpikir bahwa aku sangat jahat, jadi menghukum aku. Matamu baik-baik saja, gunakan matamu untuk melihat orang-orang yang kau cintai, peduli dengan mereka. "

“Aku selalu melihatnya.” Yoga Yin berkata dengan lembut, dia mendekatiku, menyeka air mata untukku, “Christine Mo, aku selalu berutang untuk minta maaf padamu, pernikahanmu dengan Ardy Lu adalah keegoisanku, kamu membenciku, dan seharusnya kamu membenciku. "

Aku dengan bingung mendengar asal suara Yoga Yin, Ardy Lu?

Siapakah Ardy Lu? Sebelum aku menikah dengan Jonathan, apa sebelumnya pernah menikah?

Aku menutupi pelipisku, merasa kepalaku sakit, meremasnya dengan sedikit bertenaga, dan masih merasa tidak nyaman, lalu terisak, "Aku tidak bisa mengingat banyak hal, Yoga, antar aku kembali ke sisi Jonathan, aku mohon padamu."

"Baiklah," Yoga dengan cepat menjawab, "Kamu makan terlebih dahulu, sampai kamu kenyang nanti, aku akan segera mengantar kamu kembali ke kediaman rumah Yi."

Aku mengangguk dengan patuh, Yoga Yi merangkun aku, lalu memberi aku makan bubur, kemudian menyisir rambutku, dia berkata mau mendandani aku hingga terlihat segar dan bersih, dan mengantar aku ke rumah Yi.

Setiap kali dia menyisir rambutku, hatiku sakit. Aku bisa merasakan tangannya gemetaran, tidak rela.

Selesai menyisir raambutku, dia menggendong aku turun, lalu naik ke mobil.

Mobil itu menyala, saat mengendarai mobil, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, mobil itu melaju dengan perlahan, ada sedikit celah di jendela, angin meniup wajahku, dengan pelan meniup rambutku, terasa dingin.

Hatiku sangat tidak tenang, aku tidak tahu bahwa Yoga mengirim aku yang lumpuh ini kembali ke rumah Yi, bagaimana aku harus menghadapi Jonathan, apakah dia akan tidak menyukai aku karena sekarang aku buta?

Aku banyak mengingat potongan-potongan memori saat bersamanya, setiap kebahagiaan bersamanya, dan perlahan, ujung mulutku sedikit naik, membentuk senyum. Setelah dua hari mogok makan, dan kurang tidur, lalu aku menutup mata dan tertidur di mobil.

Ketika aku bangun, mobil sudah tidak bergerak, aku meraba pintu mobil, lalu turun dari mobil, lalu mencium ada bau rokok.

“Yoga Yin?” Panggilku ragu.

“Kenapa kamu turun?” Yoga Yin terkejut, dia datang lalu menggandeng tanganku, dan kemudian melanjutkan: “Rumah Yi ada di Villa depan itu.”

Aku terkejut, berkata dengan pelan, "Apakah kamu menyesal?"

"Tidak. Aku tahu bahwa aku memaksamu, untuk tetap bersamaku, kamu juga akan melawan aku dengan cara-cara ekstrem lainnya, sama seperti dulu, aku takut suatu hari kamu akan memikirkan segalanya, dan mungkin bakal muncul pikiran untuk membunuhku,” Yoga Yin tersenyum pahit.

“Aku tidak akan membunuhmu.” Ekspresiku sangat serius, lalu berkata dengan lembut, "Aku adalah warga negara yang baik dan mematuhi hukum, ketika ada hukum yang menyatakan bahwa membunuh itu tidak melanggar hukum, aku baru akan memikirkan siapa orang yang akan aku bunuh. "

Aku mendengar suara Yoga yang merasa ini, dia memegag tanganku dengan erat, dan berkata: "Apakah kamu tahu, saat kamu di sekolah dulu, sifat kamu juga seperti ini, terkadang aku sangat marah, tetapi terkadang ini sangat lucu, ada saatnya aku mencurigai diri sendiri apa aku adalah seorang masokis, aku begitu suka disiksa oleh kamu. "

“Cari seorang wanita yang bisa melecehkanmu, suruh dia untuk melecehkan mu dengan benar,” kataku bercanda, aku benar-benar bisa bercanda dengannya, sepertinya aku cukup berhati besar.

Semuanya bilang bahwa mataku buta, setidaknya setengah tahun yang lalu, ada masanya aku di dalam masa melankolis, tetapi tampaknya untuk waktu yang sebentar, aku berhasil meruntuhkan perasaan melankolis itu, di kehidupan pasti ada jalan bergelombang, harus berjalan seperti apa, Tuhan pasti sudah ada rencana yang baik.

Tiba-tiba, Yoga Yin meremas tanganku, lalu berkata, "Mobil Jonathan Yi keluar."

Aku menajamkan telingaku, lalu mendengarkan, ternyata ada suara mobil yang melaju ke sisi ini.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu