Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 168 Hanya Sebagai Alat
"Sungguh, aku tidak pernah menyangka kamu akan berkelahi seperti itu, kamu pernah berlatih, kan?" Aku terlalu penasaran. Kupikir Jonathan pasti akan kehilangan uang hari ini dan dipukuli, lalu pasti menjadi berita utama Kota F keesokan harinya.
"Aku pernah berlatih seni bela diri wushu sanda ketika masih di perguruan tinggi," kata Jonathan ringan.
"Itu saja?" Aku sedikit tidak percaya. Aku masih terpana melihat gerakannya yang terampil, serangan tepat, dan tendangan yang indah.
"Ya," jawab Jonathan acuh tak acuh.
Dia berjalan perlahan di sekitarku, aku baru menyadari bahwa ada banyak rahasia dalam Jonathan yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Dia selalu dingin tetapi dengan sengaja menyembunyikan sisi tajamnya. Inikah caranya supaya dia secara tak terduga dapat memberikan pukulan fatal pada musuh?
"Mobil aku ada di perusahaan kamu. Mari kita pergi ke sana?" Aku menyarankan, sudah terlalu lama aku dan Jonathan tidak menghabiskan waktu bersama.
Dia menggelengkan kepalanya, "Membuang-buang waktu."
"Tapi aku ingin ..." Jonathan memotong sebelum aku menyelesaikan kata-kataku.
"Lain kali." Ketika kata-kata itu jatuh, Jonathan menghentikan taksi dan membuka pintu. Dia mendorongku untuk masuk.
Aku menatapnya dengan pandangan kosong, berbalik, dan hendak memasuki mobil, karena dia tidak ingin berjalan-jalan, maka aku akan kembali sendirian. Aku memutuskan untuk membiarkan mobilku di perusahaan, lagipula tempat itu aman.
Jonathan mengikuti, meraih tanganku, dan berkata, "Hentikan, Christine Mo, aku benar-benar tidak punya waktu untuk berjalan bersamamu. Kita ganti lain waktu, oke? Aku pasti akan menemanimu."
"Lain waktu?" Aku tersenyum pahit. "Oke, aku akan masuk ke dalam mobil. Jika aku terus membuat masalah, kurasa kamu pasti ricuh lagi."
Jonathan meraih tanganku dan membantuku masuk ke dalam mobil, kami menuju ke PT. Weiss. Jonathan mencium dahiku dengan ringan dan mengingatkanku untuk mengemudi lebih lambat.
Aku meng-iyakannya dan memperhatikan sosoknya naik dari tempat parkir bawah tanah ke lift, lalu menghilang di depan aku, aku berdiri di sana untuk waktu yang lama sebelum aku kembali sadar.
Aku mengendarai mobil keluar dari tempat parkir bawah tanah dan melaju di sepanjang tepi laut Kota F. Setelah aku memarkir mobil, aku keluar dari mobil dan berjalan sendirian di sekitar tepi pantai.
Angin bertiup, mengacak rambutku.
Pada saat ini, aku benar-benar ingin seseorang menemani aku, aku mengeluarkan telepon aku dan melihat setiap nomor di buku kontak. Aku tidak dapat menemukan teman atau saudara yang cocok.
Karena terlalu banyak hal telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya, jari aku berhenti pada nomor telepon Refaldy Ying, setelah lama berpikir, akhirnya aku menghubunginya.
Sepretinya Refaldy Ying tidak menyangka bahwa aku akan meneleponnya, dia bertanya dengan bersemangat di mana aku berada.
Aku berkata aku sedang berada di tepi sungai, dan sepertinya ingin melompat.
Dia mengatakan kepada aku untuk tidak bergerak, dia segera datang, dan kemudian menutup telepon dengan terburu-buru.
Sepuluh menit kemudian, dia muncul di hadapanku, sepertinya dia berlari sepanjang sungai, terengah-engah, melihat bahwa aku baik-baik saja, dia melangkah maju dan tiba-tiba memelukku.
“Jangan bunuh diri, masih ada aku.” Munculnya Refaldy Ying yang begitu tiba-tiba membuatku sangat terpana.
Aku tertawa, mendorongnya pergi, dan berkata: "Aku berbohong kepadamu, bagaimana mungkin aku bisa bunuh diri, aku menghargai hidupku, aku hanya bercanda denganmu."
Ketika kata-kata itu jatuh, wajah Refardy Ying tenggelam, dia mengerutkan kening untuk waktu yang lama, dan kemudian berbalik dengan marah, berkata dengan tajam, "Christine Mo, kamu begitu senang membuat lelucon seperti itu padaku?"
Aku terpana. Aku tidak berpikir aku terlalu banyak saat bercanda dengannya. Aku tidak mengerti mengapa Revaldy Ying sangat marah, jadi aku berjalan di depannya, menatapnya, dan berkata, "Apakah kamu marah?"
Refaldy Ying tidak mengatakan sepatah kata pun, wajahnya menegang, aku tahu orang ini pasti marah.
"Jangan marah, aku akan membelikanmu es krim ,oke?" Aku membujuknya seperti anak kecil, tetapi dia sama sekali tidak menghargainya.
"Jika satu tidak cukup, aku akan membelikanmu dua," aku berkata dengan sungguh-sungguh, "Jika kamu berani makan yang ketiga, sepertinya kamu akan membeku menjadi es krim."
Ketika kata-kata itu jatuh, aku tertawa canggung sendiri, dan lambat laun tawa itu berhenti. Kupikir aku terlalu membosankan, aku mengambil napas dalam-dalam dan berkata dengan sedih, "Aku kira itu lucu."
“Apa yang terjadi?” Tanya Refardy Ying dengan suara berat.
Aku menggelengkan kepala dan berjalan maju ke pagar di samping sungai. Aku melihat mercusuar di kejauhan. Aku terdiam lama sebelum berkata: "Sebenarnya, hari ini tidak ada yang berjalan sesuai dengan harapanku."
Masalah Ardy Lu di pagi hari, dan masalah kakak ipar pada sore hari.
Jonathan sibuk dengan urusannya, dan bahkan merasa waktu untuk berjalan bersamaku tidak penting. Aku tersenyum lemah, melihat ke samping pada Refaldy Ying dan berkata, "Kamu tahu, Jonathan tidak suka aku bersamamu, tapi aku ingin melawan dia. "
“Kalau begitu, apakah aku hanya sebagai alat?” Refaldy Ying kehilangan senyumnya dan memandangi bagian depan yang gelap. “Tidak peduli apapun itu, yang terpenting adalah kamu baik-baik saja.”
Ketika aku mendengar kalimat ini, hati aku sakit.
Refaldy Ying adalah pria yang baik, pria yang baik harus ditemani oleh wanita yang baik juga.
Lalu dia menemaniku sampai aku merasa kedinginan, aku juga berpikir hari sudah terlalu larut, aku berkata kepada Refardy Ying: "Ayo kembali, sudah malam."
Dia menjawab: "Oke.”
Aku pikir temperamen Refady Ying terlalu bagus, aku tidak tahu sikapnya terhadap orang lain, tetapi menurutku, dia sangat sopan.
Dia menemani aku dengan tenang, memperhatikan aku masuk ke dalam mobil, dan kemudian memperhatikan aku pergi.
Aku memperhatikannya di kaca spion, dan suasana hati aku menjadi lebih berat. Apakah aku gila? Mengapa aku memintanya keluar untuk menemani aku? Aku jelas tahu dia memiliki perasaan terhadapku.
Aku tahu aku egois, sebenarnya, aku hanya ingin mengirim WeChat ke Jonathan untuk mengatakan bahwa karena dia tidak menemaniku, aku ditemani oleh seseorang, tetapi kemudian aku tidak jadi mengirim pesan itu.
Aku pikir jika aku mengirimnya, akan lebih tidak adil bagi Refaldy Ying.
Ketika aku kembali ke Keluarga Yi, sudah agak terlambat, Bernice dan Bella sudah tidur. Ketika aku naik ke atas melewati kamar ibu mertua, aku mencium aroma cendana yang keluar darinya dan melihat ke dalam dengan rasa ingin tahu. Dia sedang berbicara di depan Sang Buddha.
Aku tersenyum dan hendak pergi.
"Christine Mo, masuk sebentar."
Pendengarannya terlalu baik!
Dengan enggan aku mendorong pintu, menutup pintu, dan melihat ibu mertuaku berdiri dan menoleh untuk menatapku, "Seorang wanita keluar seharian sampai malam, apakah kamu tidak berpikir dirimu keterlaluan?”
Aku menundukkan kepalaku, menerima omelannya, dan bersiap-siap untuk mendapatkan omelannya lagi.
Melihat aku tidak mengucapkan sepatah kata pun, ibu mertua aku berkata lagi: "Anak-anakmu masih sangat kecil dan sangat membutuhkan ibunya. Kamu perlu tahu ..."
Ibu mertua terganggu oleh aku sebelum aku selesai, aku berkata, "Mereka juga membutuhkan ayahnya."
Ibu mertua membeku selama dua detik, dan berkata, "Jonathan sibuk demi seluruh Keluarga Yi dari pagi hingga malam. Apakah kamu berharap dia kembali untuk memasak dan melayani kamu?"
"Aku tidak mengatakan itu." Aku sudah dalam suasana hati yang buruk, dan ketika aku mendengar hal-hal ini, aku secara alami membalas.
“Apakah kamu masih tidak yakin?” Ibu mertua menutupi dadanya dan batuk dua kali. Dia sering memakai trik ini sebelumnya.
“Menantu seperti kamu, kami Keluarga Yi benar-benar tidak butuh, kamu keluar saja!” Dia terlihat kesakitan, dan dia melangkah kembali ke tepi tempat tidur.
Baru kemudian aku menyadari bahwa ada yang aneh dengannya, dan tiba-tiba aku panik. Aku melangkah maju dan bertanya dengan khawatir, "Bu, ada apa?"
"Sakit hati, karena marah." Katanya dengan ketus, "Beri aku segelas air, aku akan baik-baik saja setelah aku minum obat."
Aku segera menuangkan air, memberinya obat, dan kemudian membantunya untuk berbaring sebentar sampai wajahnya perlahan membaik.
Aku duduk di tepi tempat tidur dan menyalahkan diri sendiri, "Bu, ini salahku. Aku tidak akan membalas lagi jika kamu memarahi aku."
“Aku memarahimu demi kebaikanmu.” Ibu mertua menyipitkan matanya. Sudah seperti ini, dia masih tidak lupa untuk memarahi aku. Aku tahu bahwa sejak aku mengetahui rahasianya, dia tidak pernah memandang aku lagi.
Semua adalah kesalahanku, dan aku mengakuinya. Tapi mendengar omelannya seperti ini setiap hari, tidak peduli seberapa keras aku berusaha bersabar, aku juga lelah.
“Bu, apakah kamu ingin kembali tidur, aku akan membantumu.” Tanyaku pelan.
Ibu mertua menggelengkan kepalanya, "Kembali lah ke kamar."
Aku mengangguk, berjalan keluar dari kamar, dan kemudian menutup pintu.
Setelah kembali ke kamar, aku merosot dengan lelah di tempat tidur dan menutup mataku. Ponselku tiba-tiba bergetar. Aku melihat ke samping dan mengeluarkannya dari tasku. Pesan itu dari Refardy Ying, menanyakan apakah aku sudah sampai di rumah.
Aku tidak menjawab, karena aku tidak bermaksud begitu padanya. Kukira lebih baik sedikit menghindar darinya, agar tidak terjadi salah paham.
Setelah mandi, aku berbaring di tempat tidur, memikirkan cara membantu Ardy Lu. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara membantunya sekarang.
Ketika Jonathan kembali, waktu sudah hampir jam sebelas, dia memasuki ruangan, membuka ikatan dasinya, dan melemparkannya ke samping. Setelah mandi, dia melihatku bersandar di tempat tidur.
“Kamu belum tidur?” Dia bertanya, sambil menyeka rambutnya yang basah.
“Jonathan, bisakah kamu mengatur agar aku dapat bertemu Ardy Lu?” Tanyaku, dan Jonathan tampak agak dingin.
"Jangan ikut campur urusan Keluarga Lu."
"Hanya perlu bertemu sekali saja." Aku memohon padanya. Ardy Lu memang keterlaluan di masa lalu, tetapi dia keadaannya sangat rapuh, dan dia masih memiliki tiga anak. Linda juga masih dirawat di rumah sakit. Sebagai teman, itu wajar untukku bertanya, belum lagi bahwa Keluarga Mo telah menerima begitu banyak bantuan dari Keluarga Lu.
"Aku tidak ingin istriku memikirkan mantan suaminya, ada beberapa hal ..." Kata-kata Jonathan belum selesai, dan aku tanpa sadar memotongnya.
"Kamu juga hanya mantan suamiku sekarang."
Aku belum menikah lagi dengannya, ini adalah fakta. Alasan mengapa aku tidak peduli tentang ini sekarang adalah hanya karena cinta aku padanya, cinta aku untuk anak-anak aku, dan tanggung jawab aku. Kata-kata itu benar-benar membuat Jonathan marah.
"Ya, mantan suami." Jonathan menatapku dengan sinis. "Kamu memiliki banyak mantan suami, tetapi mantan suami yang ini tidak berkewajiban untuk membantu mantan suami yang lain."
Aku jengkel dengan sarkasme-nya, aku bangkit dari tempat tidur, membuka lemari, mengeluarkan pakaian, dan ketika aku hendak menggantinya, Jonathan melangkah maju dan menghentikanku.
"Apa yang kamu lakukan?"
“Kita sudah cerai, untuk apa masih hidup bersama?” Aku berteriak pada Jonathan dengan tatapan tegas. Dia tidak menemaniku malam ini, ada terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, dan emosiku benar-benar meledak sekarang.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanYou're My Savior
Shella NaviCinta Yang Berpaling
NajokurataMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiEternal Love
Regina WangStep by Step
LeksMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)