Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 33 Konspirasi Mengerikan
"Apa yang terjadi dengan kakak?" Aku yang baru terbangn dari tidurkku, dalam waktu singkat tersadar, kemudian mengenakan baju dengan rapi, dan berdiri.
"Kakakmu mabuk kemudian menabrak orang sampai mati." Kata-kata mama mengejutkanku, aku berdiri terdiam untuk beberapa saat, seakan tidak bisa kembali ke kenyataan. Terdengar kembali suara Cynthia di telingaku, aku harus menuduk kepadanya, baru keluargaku bisa tenang.
Anggap saja Christopher sudah tidak berjudi lagi, tapi dia pasti memiliki cara untuk mengacaukan segalanya, Jangan-jangan kejadian ini juga Cynthia yang merencanakan?
"Christine, bagaimana ini, kalau terjadi apa-apa dengan kakakmu, kepada siapa aku dan papamu harus bergantung?" Mama yang awalnya begitu semangat pun tiba-tiba menangis dan jatuh tersungkur di atas karpet yang dingin.
Aku tersandung, melangkah ke depan, dan berusaha untuk menariknya bangun, menyadari aku begitu lemah, karena tidak mampu memapah mama. Mendengar suara tangisannya yang tersedu-sedu, hatiku terasa sangat sedih.
"Ma, kamu tunggu di rumah, aku akan pergi ke rumah kakak untuk melihat keadaan." Setelah itu, mama tiba-tiba berhenti menangis, kemudian bersandar ke dinding dan berdiri perlahan, lalu menatap ke arahku.
"Baiklah, kita pergi bersama." Mama menyeka air matanya, dan bersiap untuk mengambil baju dan menemaniku untuk pergi.
Aku mencegahnya, "Kamu jangan pergi, sekarang ini bukan saatnya untuk banyak orang dengan tenaga besar, biar aku yang pergi untuk melihat situasi, lalu aku kan memberimu kabar, jaga papa baik-baik." Aku menaikkan resleting jaketku, mengenakan topi, kemudian segera pergi.
Kedinginan tengah malam di kota F membuatku hampir membeku kedinginan, aku bersin berulang kali, aku sungguh beruntung, baru beberapa saat keluar dari rumah ada sebuah taksi yang lewat, aku memanggilnya dan langsung menuju ke rumah kakak ipar.
Begitu mengetuk pintu, kakak ipar langsung membukakan pintu, matanya yang merah menatap sendu kepadaku, lalu dia merengkuhku dalam pelukannya dan mulai menangis.
"Christine, bagaimana ini, kakakmu kembali merepotkanmu." Kakak ipar takut membuatku marah, lalu menunjuk ke arah kakak. Aku menepuk-nepuk punggungnya, dan melepaskan pelukannya.
Kakak ipar melepaskanku, kemudian melangkah mundur, menundukkan kepala dengan malu.
"Kakak pergi dengan siapa? Sekarang ini sebenarnya apa yang terjadi?" Aku meminta kejelasan, kakak ipar hanya menggelengkan kepala, dia juga tidak tahu apa-apa.
"Christopher hanya berkata kepadaku, ada orang yang mencarinya untuk membahas pekerjaan, bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar, mengatakan masa jaya kami akan segera tiba, hanya begitu saja."
Ini menjadi semakin aneh, teman-teman brengsek Christopher tidak ada satu pun yang memiliki usaha, siapa yang mengajaknya untuk bertemu, kenapa harus dirahasiakan?
Satu-satunya yang terlintas di kepalaku hanyalah cara busuk Cynthia, dia memintaku untuk meninggalkan Jonathan, kelakuannya semakin parah, dan semakin keji.
"Kenapa Christopher tidak bisa membuat orang tenang?" Aku mengeluh kepada kakak ipar, amarahku mulai membara, aku tidak kuasa membendung teriakanku, di dunia ini tidak ada yang praktis tidak ada yang gratis, kenapa Christopher tidak mau berusaha untuk menghasilkan sedikit uang untuk menghidupi keluarganya, aku sudah mengatakan berulang-ulang kali, kenapa dia tetap tidak mau mendengarnya.
"Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi." Mataku merah, hidungku terasa pedih saat aku melihat ke arah kakak ipar. "Dia sekarang menabrak orang sampai mati, pasti dia akan dituntut, masih lagi harus membayar biaya pemakaman almarhum, dan semuanya akan dilimpahkan ke keluarga Tanjaya. Yang lalu dia berhutang sampai milyaran, aku masih belum selesai mengembalikannya, sekarang dia memberiku masalah lagi."
Tangisan kakak ipar semakin menjadi-jadi, dia meraba perutnya, "Aku hamil, sudah satu bulan lebih Aku tahu Christopher memikirkan anak ini, jadi dia mau memulai usaha, memberikan hari yang indah bagiku, tapi tidak kusangka muncul kejadian seperti ini."
Kata-kata kakak ipar membuatku terbungkam, aku tidak seharusnya berteriak-teriak seperti itu kepada wanita yang sedang hamil, Tiga bulan pertama kehamilan tidak boleh dipengaruhi oleh stimulasi besar, atau itu akan berdampak buruk bagi anak di dalam perutnya.
Kakak ipar sudah menikah dan menjadi bagian keluarga Tanjaya selama dua tahun lebih, dia sudah melewati banyak masalah bersama dengan Christopher, kehamilannya tidaklah mudah, terjadi hal seperti ini, aku merasa sungguh tidak adil baginya.
Kalau masalah ini direncanakan oleh Cynthia, maka sebab utamanya adalah aku, kalau aku mau pergi jauh-jauh dari Jonathan, kehidupan Christopher dan kakak ipar pasti akan menjadi lebih tenang.
Saat ini, aku hanya berharap ini benar-benar hanya sebuah kecelakaan saja, dan bisa diselesaikan dengan uang, dan bukan suatu konspirasi yang mengerikan.
Saat aku berusaha menghilangkan prasangka buruk tentang Cynthia, ponselku berdering, sebuah nomor tak dikenal meneleponku, aku mengangkatnya, dan ternyata itu Cynthia.
Dia meneleponku di tengah malam begini, pasti karena ingin memperingatkanku.
"Sekarang pasti tidak bisa tidur kan?" Aku seakan bisa mendengarnya tersenyum dari ujung telepon sebelah sana.
"Ini pasti kamu kan?" Aku bertanya dengan keras kepadanya, "Kenapa harus begini, kenapa kamu harus melukai orang-orang di sekitarku, kalau kamu mau nyawaku, ambil saja."
"Permainan baru saja dimulai." Cynthia berkata sembari tertawa di telepon, "Nona Christine, dalam waktu satu minggu ini, ingat apa yang pernah kukatakan kepadamu."
Aku memutuskan telepon, dan menatap ke depan dengan penuh kebencian, api kemarahan membara menyala di kedua sorot mataku seakan seperti gunung berapa yang siap untuk meletus. Ini kali pertamanya aku menemui seorang wanita sekejam dan sesadis dia
Aku hanya ingin berada di sisi Jonathan, kenapa begitu sulit?
Aku mengerti, kalau aku tidak melakukan apa yang dia inginkan, suatu hari esok dia pasti akan merencanakan konspirasi jahat lainnya, aku takut, sangat-sangat takut.
Dia mencintai Jonathan sampai ke tahap yang mengerikan, aku tidak bisa membandingkan diriku dengannya.
Kalau kecelakaan kali ini pun diselesaikan oleh Jonathan, mata tombak yang ada di belakangku tidak akan pernah sirna. Aku tidak punya bukti apa pun tentang kejahatan Cynthia, kalau aku berkata pada orang lain pun, tidak akan ada orang yang akan mempercayaiku.
"Christine, bantu kakakmu untuk terakhir kali ini, demi anak yang ada di dalam kandunganku ini, ya?" Permintaan memelas kakak ipar kembali meredakan api amarah kepada Cynthia yang tersulut di dalam hatiku.
Aku melihat perutnya yang masih rata, berbalik memunggunginya lalu berkata, "Aku usahakan."
Aku berkata dengan lirih, aku tidah tahu apakah aku akan mampu untuk meninggalkan Jonathan lagi, dan aku juga tidak tahu dalam kurun waktu satu minggu ini, siapa yang akan melamarku?
Aku menyuruh kakak ipar untuk menjaga diri baik-baik, lalu pulang.
Begitu pulang, aku melihat mama yang duduk lemas di lantai ruang tamu, melihat aku pulang, tanpa menanyakan keadaanku, dia berkata dengan datar kepadaku: "Christine, tinggalkanlah Jonathan!
Aku menatap mama dalam diam, kemudian bertanya lirih: "Ma, apa yang kamu bicarakan?"
Mama menatap sayu kepadaku, sepasang mata yang lapuk menatap ke arahku, memohon: "Baru saja ada seorang wanita dari keluarga Wijaya menelepon ke rumah, dia mengatakan kalau kecelakaan Christopher ini merupakan peringatan bagi keluarga kita, memintamu menjauh dari Jonathan, kalau tidak keluarga kita tidak akan hidup tenang."
Cynthia bahkan punya nomor telepon rumahku, aku sudah tidak heran, kalau ada uang, apapun yang diinginkah pasti bisa didapat, apalagi hanya sebuah nomor telepon rumah.
Dia menekan dengan keras, untuk melihat bagaimana aku akan menanggulanginya.
Aku harus mengakuinya, dia benar-benar kejam, aku nyaris mati lemas dibuatnya.
Aku diam mematung. Di lantai, mama tiba-tiba berlutut di hadapanku, aku menatap tak percaya ke arahnya, air mata mulai mengalir deras di pipiku, aku pun ikut berlutut di depannya.
"Ma, jangan begini." Aku menangis terrsedu, sejak kecil aku tidak pernah melihat mama seperti ini, aku tahu Cynthia pasti mengatakan hal-hal lain yang lebih jahat.
"Christine, tinggalkan Jonathan! Wanita itu benar-benar mengerikan, kita tidak akan mampu melawannya, meskipun kakakmu seperti itu, tapi dia bukan orang jahat, jangan biarkan karena seorang pria, keluarga kita tidak bisa hidup dengan tenang!" Mama berkata, air matanya terus berlinang, hatiku terasa seperti dicabik-cabik melihatnya seperti itu dan air mataku pun mengalir deras.
"Tapi aku mencintai Jonathan, ma, aku mencintainya." Kenapa aku ragu-ragu, kenapa aku terluka begitu dalam, semua itu karena aku mencintainya.
"Kamu mencintainya, lalu kamu ingin mempertaruhkan seluruh keluarga kita untuknya?" Air mata mama berhenti, kedua matanya menatap tajam ke arahku, dia pasti berpikir kalau aku sangat egois, demi cinta, aku rela membiarkan keluargaku terluka.
Aku menggeleng, aku berbohong, tatapan marah mama itu menakutkan sekaligus memprihatinkan membuatku tak berdaya.
"Ma, tolong jangan paksa aku." Aku berbisik lirih.
"Christine, mama hari ini hanya akan mengatakan ini sekali saja, kalau terjadi apa-apa terhadap kakakmu, aku dan papamu akan mengikutinya pergi. Kamu rengkuhlah cinta yang kamu miliki dengan Jonathan itu dan hiduplah bahagia dengannya." Setelah berkata demikian, mama berdiri, dan membersihkan debu di celananya, kemudian masuk ke kamar dan menutup pintu keras-keras.
Aku terdiam di tengah keheningan ruang tamu, air mataku tak berhenti mengalir. Mama sudah memotong semua jalan keluarku, dia ingin aku putus dengan Jonathan, bagaimana bisa aku menerimanya begitu saja.
Setelah semalaman kulewati tanpa tidur, keesokan harinya aku mencoba untuk menghubungi Cynthia, aku ingin bertemu dengannya untuk menyelesaikan, ponselnya mati terus, terus menerus sampai pukul sebelas siang baru dia mengangkat teleponnya.
Cynthia berkata kepadaku, kalau dia sedang berada di rumah keluarga Chandra, kalau ada yang perlu dibicarakan dia menyuruhku ke sana untuk mencarinya.
Rumah keluarga Chandara sangat terkenal di kota F, semua sopir taksi tahu letak posisi rumah keluarga Chandra, jadi aku tidak kesulitan sama sekali untuk pergi ke sana, sesampainya di sana, aku melihat sepasang pintu gerbang perunggu besar, menghentikan langkahku, aku merasa agak malu.
Pebedaan rumah keluarga Chandra dan keluargaku terpaut sangat jauh, sebuah pintu saja sudah membuatku merasa ragu, apa aku cukup percaya diri untuk melangkah masuk?
Tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka perlahan secara otomatis, aku terdiam sejenak, melihat mobil Jonathan muncul, dia sedang mengantar Cynthia pulang dari rumah keluarga Chandra, melihatku, mobil itu berhenti, pintu terbuka dan Jonathan menatapku dengan penuh sayang.
"Christine, ada apa?" Jonathan melangkah maju, dan menggenggam kedua tanganku dengan gembira, tapi kedua mataku melihat ke arah Cynthia yang menatapku dengan kejam dari dalam mobil.
Dia turun dari mobil dengan santai dan tersenyum ke arahku dengan bibirnya yang sedikit terangkat.
Kalau aku tidak mengenalnya, aku pasti akan tertipu oleh penampilan cantik dan cara bicara elegan wanita ini, siapa yang menyangka bahwa wanita ini bisa menjadi begitu kejam.
"Bagaimana kabarmu, Nona Christine!"
"Tidak baik." Aku berkata dengan penuh kebencian kepada Cynthia, "Tidak perlu bermain drama di depanku lagi, Cynthia, kamu menjebak kakaku terlilit dalam banyak hutang, dan merencanakan kecelakaan mobil itu, bukankah karena kamu ingin aku meninggalkan Jonathan?"
"Christine, kamu bicara apa?" Jonathan menatap ke arahku yang sedang membara dengan terkejut.
Aku membalas tatapan Jonathan, seakan ingin meminta dukungan darinya tapi ku urungkan niatku, "Jonathan, demi menyuruhku meninggalkanmu, Cynthia tak henti-hentinya mengganggu keluargaku."
"Apa Nona Christine salah sangka terhadap aku?" Cynthia berkata dengan suara lemah, seperti seorang yang telah disalahkan dengan tidak adil.
"Christine, ini pasti hanya sebuah kesalahpahaman. Cynthia datang mencariku, untuk membatalkan acara pertunangan, dan sepenuhnya mendukung hubungan kita. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal-hal seperti itu?"
Kata-kata Jonathan benar-benar membuatku sangat terkejut.
Langkah kejam untuk mundur yang diambil oleh Cynthia benar-benar membuatku nyaris pingsan, aku masih terlalu lembut, aku takut dan memandang Cynthia dengan gemetar, aku bisa melihat kekejamannya di balik senyum munafiknya itu.
"Aku datang ke tempat yang salah." Aku berbalik dengan lesu, aku sudah tidak ingin bermain lagi, permainan orang-orang kaya terlalu menakutkan bagiku.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongSee You Next Time
Cherry BlossomPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeKing Of Red Sea
Hideo TakashiThat Night
Star AngelGet Back To You
LexyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)