Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 205 Wanita yang kasar
“Ibu, tidak perlu mengatakan lagi, aku tidak pernah menyalahkanmu.” Aku berkata dengan acuh tak acuh, meskipun aku pernah mengeluh dalam hatiku, ada ketidakpuasan dan pernah adu mulut, tetapi aku tidak bermaksud jahat terhadap ibu mertuaku, aku tidak berhak menyalahkannya.
Dia juga adalah wanita yang hebat, menyimpan rahasia besar selama bertahun-tahun, meskipun sekarang rahasia itu terungkap, tetapi hasilnya bagus.
Aku dan ibu mertua berjalan pulang dari gunung, setelah aku mengantarnya pulang ke rumah Yi, aku pergi ke rumah sakit lagi, aku melihat sosok yang tidak asing di tempat parkir rumah sakit.
Dia adalah wanita Yoga Yin, aku tidak tahu apakah dia benar-benar istrinya, namun setiap kali aku melihatnya, dia selalu kelihatan sedih.
Lucy melihatku, dan perlahan-lahan melangkah maju, tersenyum pelan sambil berkata: “Aku datang untuk mengunjungi Bella.”
“Tidak perlu.“ Aku menolaknya dengan nada dingin, sekarang aku tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Yin, meskipun pisau yang kutusukkan itu tidak berhasil membunuh Yoga Yin, tetapi itu sudah cukup baginya tinggal di rumah sakit untuk sementara waktu.
“Nona Mo, menurutku ada beberapa hal yang perlu kujelaskan kepadamu.“ Lucy memanggilku yang tengah bersiap untuk pergi.”
Aku berbalik, menatap wanita malang yang di depanku ini, menyipitkan mataku, menatapnya dengan ironis, dan berkata: “Jika kamu datang hanya untuk membantu lelakimu, maaf, aku tidak menerimanya.”
“Bisakah kamu pergi ke suatu tempat bersamaku ?” Lucy menatapku dengan penuh harapan, “Aku berjanji setelah kamu melihatnya, jika kamu masih membenci Yoga, maka aku tidak akan mengatakan apapun lagi.”
“Aku tidak ingin pergi.” Aku melihat Lucy dengan acuh tak acuh, “Kecuali putriku Bella bisa sadar kembali dengan selamat, jika tidak, aku tidak akan memaafkan siapapun dari Keluarga Yin seumur hidup.”
“Nona Mo, jujur saja, seumur hidup aku tidak ingin kamu tahu tempat ini, tetapi Yoga telah dilukai olehmu, dan dia malah tidak menyalahkanmu, tetap bersikeras mengatakan bahwa dialah yang melukai dirinya sendiri, seorang pria telah melakukan hal yang menyedihkan hingga seperti ini, apakah kamu tidak tersentuh sama sekali ?“ Lucy bertanya dengan ragu, matanya terpaku padaku, emosinya timbul karena ketidakpedulianku, dan tiba-tiba matanya memerah.
“Apa yang kamu tahu ?” Aku mencibir, “Aku tidak ingin berbicara denganmu, kalau tidak ada urusan lain, pergilah!”
Setelah selesai pembicaraan, aku berbalik, baru berjalan beberapa langkah, hidung dan mulutku ditutupi oleh seseorang, aroma hidung tersedak yang tidak menyenangkan itu seketika mengena indraku, aku mencoba melawan beberapa kali, pandanganku kabur, dan mataku tertutup.
Ketika aku bangun, aku berada di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan foto, di sekeliling terdapat fotoku yang tersenyum, bahkan hanya sebuah gerakan kecil.
Kepalaku sedikit pusing dan aku duduk di atas tempat tidur, aku tidak tahu dimanakah tempat ini ?
Aku mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur, memaksakan diri untuk bertahan, dan dengan mata yang sedikit berat melihat foto-foto yang terpajang di dinding, dan hampir setiap masa-masaku ada di foto tersebut.
Siapa yang membuat ini ? Aku menelan ludah, pintu terbuka, dan Lucy masuk. Dia menutup pintu, menatapku dan berkata: “Nona Mo, apakah kamu sudah melihat foto-foto ini ?”
“Memangnya kenapa kalau aku sudah melihatnya ? “Aku menatapnya dengan dingin, dengan nafas yang sedikit tidak nyaman.”
“Yoga sangat mencintaimu, lihatlah foto-foto di dinding ini, senyummu terlihat begitu indah, jika ada seorang pria yang bersedia melakukan ini untukku, aku akan sangat tersentuh.” Lucy dengan iri menatap foto-foto yang ada di sekeliling, tiba-tiba melangkah maju, menarikku, dan memarahiku : “Kamu adalah wanita yang tidak tahu bersyukur, dan tidak pernah puas.”
“Aku memejamkan mata, dan merasa lemah, aku bahkan tidak berniat mendengar perkataan Lucy. Beraninya dia menculikku, caranya terlalu ekstrim.”
Dia mendorongku dengan kuat, aku bahkan tidak bisa berdiri dengan baik, dan langsung menabrak dinding, seketika seluruh tubuhku mati rasa dan sakit, dan terduduk di lantai yang dingin.
Aku melihatnnya, dan tersenyum dingin, “Kamu ingin membantu Yoga Yin untuk membalas dendam kepadaku, kemarilah, silahkan ambil pisau dan tusuklah ke area ini.” Aku menunjuk ke posisi jantungku, dan melihatnya seolah-olah tidak berdaya.
Lucy berjongkok, memegang daguku, melihat wajahku, dan berkata : “Apa yang baik darimu, mengapa Yoga begitu mencintaimu ?”
“Kamu memiliki dua pilihan, membiarkanku pergi atau membunuhku, silahkan dipilih.” Aku menertawai diriku sendiri, dengan suaraku yang sedikit serak.
“Aku tidak akan membunuhmu, Yoga tidak akan memaafkanku jika aku menyakitimu.” Lucy melepaskan daguku, “Setelah efek obatmu hilang, aku akan mengantarmu kembali ke rumah sakit.”
Setelah selesai pembicaraan, dia memapahku ke tempat tidur, “Aku hanya ingin kamu tahu bahwa cinta Yoga kepadamu tidak lebih sedikit dari CEO Yi.”
Setelah selesai pembicaraan, Lucy meninggalkan ruangan besar itu.
Aku tidur di tempat tidur dan melihat foto besar tepat di atasku, aku terus tersenyum dengan hangat, tanpa ada perasaan dendam dan rumit di mataku.
Air mataku mengalir keluar, aku juga pernah melewati masa-masa polos, mengapa orang harus melewati semua hal, mengapa orang lain bisa hidup sederhana, sedangkan aku hidup dengan penuh lika-liku.
Setelah aku berbaring lebih dari satu jam, efek obatnya sudah hilang, dan seluruh tubuhku kembali menjadi kuat. Aku bangkit, mendorong pintu dan turun, ternyata Lucy membawaku kembali ke Keluarga Yin.
Aku pernah tinggal di rumah ini, tidak canggung dan tidak asing, aku turun ke lantai bawah, mendapati seorang anak laki-laki yang sedang menumpuk balok bangunan, ketika dia melihatku, dia berdiri, dan menyapaku dengan sopan : “Halo tante.”
Aku mengangguk, dan menatap lebih dekat ke arah bocah ini, kedua alisnya sangat mirip dengan Yoga Yin, aku tersenyum ringan, dan bertanya : “Di manakah ibumu ?”
“Di sana.” Dia menunjuk ke arah dapur.
Aku melihatnya, tersenyum dengan tulus, membelai kepala anak itu dengan lembut, dan berbalik menuju ke dapur.
Begitu aku menuju ke dapur, aku melihat Lucy yang mengenakan celemek tengah berjongkok sambil mencuci sayur, musim dingin sangat dingin, tangannya memerah karena kedinginan, hanya dia seorang yang sedang sibuk.
“Lucy……” Setelah aku memanggilnya, dia mengangkat kepala, bangkit, dan membersihkan tangannya yang basah di celemek.
“Apakah kamu sudah membaik ?” Tanya Lucy dengan cemas, “Oh iya, aku memasak sedikit bubur, apakah kamu mau aku ambilkan semangkuk untukmu ?”
“Tidak perlu, aku ingin kembali ke rumah sakit, bisakah kamu mengantarku !” Aku berkata pelan dengan cemberut.”
“Makanlah sedikit !” Lucy sama sekali tidak mendengarkanku, dia berbalik, mengeluarkan mangkuk, kemudian menuangkannya untukku.
Aku tidak menerima, melototinya, dan mengulangi perkataanku : “Aku bilang aku tidak ingin makan, segera antar aku kembali ke rumah sakit.”
“Makanlah, tidak ada racun, jika kamu tidak percaya, aku akan menunjukkannya kepadamu.” Kemudian, Lucy menggunakan sendok dan meminum sesuap, membuktikan bahwa bubur itu tidak beracun, lalu tersenyum padaku.
Aku tidak tahu apakah ada yang salah dalam penyampaianku, atau apakah Lucy akan mengantarku pulang setelah aku meminum habis bubur ini.
“Aku tidak ingin minum.” Aku hanya ingin kembali ke rumah sakit untuk melihat Bella, aku tidak ada nafsu makan.
“Tidak masalah.” Lucy bersikeras memberikan kepadaku, tetapi aku menolaknya, di saat saling tolak menolak, mangkuk itu jatuh ke bawah, dan seketika semua berantakan.
Pada saat ini, tiba-tiba aku merasa ada hawa dingin dari belakangku, aku berbalik dan melihat bahwa putra Yoga Yin sedang memegang pistol air dan mengarahkan ke punggungku, sambil memarahiku : “Wanita jahat, wanita jahat, kamu telah menindas ibuku."
Setelah aku mendengar kata wanita jahat, hatiku terasa tidak nyaman.
Lucy melangkah maju menghentikan tingkah putranya, dia tersenyum padaku dengan malu, dan berkata : “Baiklah, jika kamu tidak ingin makan, maka aku akan mengantarmu kembali ke rumah sakit.”
Setelah itu, dia melepaskan celemeknya, kemudian menarik anak itu ke belakang, tidak lama kemudian, aku mendengar suara tangisan anak itu, aku berjalan mencari suara tangisan itu, dan mendapati bahwa Lucy sedang memukul anak itu, dan mencubitnya dengan kuat.
Anak itu menangis dan menjerit kesakitan, berusaha mengelak.
Melihat kejadian tersebut, aku segera menghentikannya, menarik anak itu, dan bertanya dengan ragu : “Mengapa kamu memukul anak ?”
“Bukan urusanmu.” Lucy mengabaikanku, dan meneriaki anak itu : “Jay, kemarilah, kalau tidak, kamu akan merasakan kesakitan lagi.”
“Lucy, kamu tidak perlu mempermasalahkan hal sepele ini jika hanya karena dia menyemprotkan air dengan pistol air kepadaku.“ Aku membujuknya, tetapi dia tidak bisa mendengarnya sedikitpun, dan langsung menarik anak itu dari belakangku, dan kembali memukulnya.
Dia terus mengomel : “Itu karena kamu tidak patuh sehingga ayahmu membencimu, tidak menyukaimu, mengapa kamu tidak mau berusaha sedikitpun, mengapa……”
Aku tidak tahu kehidupan seperti apa yang dilalui Lucy, tetapi ketika dia menggunakan anak itu untuk melampiaskan amarahnya, aku berpikir dia sangat menyedihkan.
Aku melangkah maju, dan menarik Lucy untuk menghentikannya agar tidak memukul anak itu lagi. Dia tidak mendengarkan, dan ketika aku mengatakan aku ingin memanggil polisi, dia akhirnya tenang, dan berbalik berjalan menuju ke lobi.
Aku melangkah maju, ketika menyentuh anak ini, dia sangat ketakutan.
Aku menarik lengannya, dan dia berteriak kesakitan sambil mengerutkan kening, aku menggulungkan lengan bajunya dan melihat, seluruh lengannya yang putih dan lembut itu penuh dengan memar, aku terkejut, sambil menggigit dan menggencangkan bibir.
Lucy sangat kasar, biasanya dia kelihatan lemah lembut, tak disangka ternyata dia memukul anak hingga seperti ini.
“Apakah kamu sakit ?” Mataku sedikit masam.
Anak itu menggelengkan kepalanya, “Tante, ibuku marah, biarkan dia memukulku,setelah itu dia pasti akan kembali tenang."
Kata-kata anak yang polos itu membuat air mataku mengalir keluar seketika, aku memeluknya, membelai rambutnya dengan lembut, dan berkata : “Apakah ibumu sering memukulmu ?”
Anak itu mengangguk, “Ketika ayahku mengabaikan ibuku, ibuku akan memukuliku.”
“Tidak boleh membiarkannya terus seperti itu, aku akan membawamu pergi dari sini.” Aku tidak bisa membiarkan Lucy memukul anak kecil hingga seperti ini.
Aku memegang tangan Jay, dan ketika bersiap membawanya pergi, dia menolaknya.
Dia menggoyangkan tanganku, dan berkata : “Tante, aku tidak boleh pergi, jika aku pergi, maka hanya tersisa ibuku sendirian.”
Suara lembut anak itu seketika membuatku menangis. Dia masih kecil, mengapa dia bisa begitu mengerti, alasan yang dia katakan membuatku sedih.
“Tetapi apakah kamu tidak takut jika ibumu memukulmu?” Dengan mata berkaca-kaca, aku menatap sedih bocah kecil yang ada di depanku, anak itu tidak tinggi, dan dia tersenyum tipis dengan wajahnya yang polos.
“Ibu memukulku dengan keras.” Kata bocah itu dengan jujur, “Tetapi ibuku hanya memilikiku, dan aku hanya memiliki ibu, kami tidak boleh berpisah.”
“Aku mengerti.” Aku tersentuh sambil mengerutkan kening.
“Aku melihat foto tante di kamar ayahku, ibuku mengatakan bahwa ayah hanya menyukai tante.” Kedua mata anak ini bersinar, menatapku, dan memohon kepadaku : “Tante, aku mohon, bolehkah mengembalikan ayahku ?”
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoLove and Trouble
Mimi XuLoving Handsome
Glen ValoraBeautiful Love
Stefen LeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAsisten Bos Cantik
Boris DreyThick Wallet
TessaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)