Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
Baru selesai berkata, telepon itu dimatikan olehnya. Saat aku menelepon kembali, hanya terdengar suara operator yang menyatakan nomor itu telah tidak aktif.
Seperti menyadari gerak-gerik itu, Jonathan membuka mata, melihatku dengan malas sambil bertanya: “Ada apa?”
“Cynthia baru saja meneleponku, sepertinya akan segera bunuh diri. Saat ini dia sedang berada di tempat tertinggi Kota F, katanya ingin melihat matahari terbit untuk terakhir kalinya, setelah itu akan pergi dari dunia.” Aku berkata sambil membuka lemari, mengambil sehelai mantel tebal dan memakainya, “Aku harus pergi mencarinya.”
Jonathan duduk bersandar di kepala ranjang, berkata dengan sangat tenang, “Jangan pergi mencarinya, biarkan saja jika dia ingin mati.”
Saat sedang terburu-buru, aku malah mendengar perkataan seperti itu, langsung mengerutkan kening melihatnya dengan heran, “Jika orang lain yang mengucapkan kalimat ini, aku mungkin saja akan mengerti, karena masalah tidak berkaitan dengannya, dan tidak ada keharusan untuk mengurusnya. Tetapi kini, jelas-jelas tahu dia adikmu, sekalipun terjadi puluhan ribu salah paham, dia sudah menyadari kesalahannya. Sekalipun tidak bisa memaaafkan, tidak seharusnya kamu membiarkan dia mencari kematiannya.”
Kadang aku sungguh tidak memahami isi hati Jonathan, kenapa bisa begitu benci pada keluarga Ouyang. Mungkinkah Frederik terlalu gagal menjadi orang, atau mungkin terlalu kejam di dunia bisnis, hingga membuat semua orang bersorak gembira saat melihat Keluarga Ouyang runtuh.
“Kalau begitu apakah kamu tahu dimana tempat tertinggi di Kota F?” Pertanyaan Jonathan berhasil membuatku bengong. Sejujurnya, meski sebagai orang lokal Kota F, aku sungguh tidak tahu dimana tempat tertinggi di kota ini.
Aku pun menggelengkan kepala dengan bengong, “Aku akan mencarinya satu persatu, aku yakin pasti akan ketemu.”
Cara terbodoh di dunia ini adalah mencari mati-matian.
Baru selesai menjawab, kedua ujung bibir Jonathan terangkat, berkata menyindirku: “Setelah kamu menemukannya, mungkin saja Cynthia sudah tidak berwujud.”
“Aku lihat sepertinya kamu senang sekali melihatnya tidak berwujud.” Setelah menjawab dengan kesal, aku pun menutup resleting pakaian dan bersiap-siap keluar kamar, keluar mencarinya tentu lebih baik daripada menertawakan dari rumah.
Menjadi tidak berwujud… hanya dia yang tega mengatakannya.
“Tempat tertinggi di Kota F adalah Phoenix Tower yang terletak di taman alami pinggir kota, meski tidak bisa dibandingkan dengan gedung tertinggi dalam kota, tetapi malah menjadi tempat paling tepat untuk menyaksikan matahari terbit.” Penjelasan Jonathan yang begitu mendadak membuatku sedikit curiga.
Bagaimana mungkin Cynthia pergi ke tower itu, itu kan bukan yanh tertinggi.
“Kamu sedang membohongiku?” Aku mencoba bertanya.
Jonathan malah melihatku dengan sangat serius: “Sejak kecil Cynthia Ouyang paling takut untuk menaiki tower itu, dia menganggapnya sebagai tempat tertinggi di Kota F, mengerti maksudku?”
Aku terdiam di tempat, terbengong cukup lama.
Ternyata hidup bersama sejak kecil bisa membuat dua orang sangat dekat. Jika Jonathan tidak mengatakannya, aku mungkin saja akan membandingkan gedung-gedung di kota secara satu persatu. Kini, setelah mendapatkan arah yang pasti, aku pun tidak lagi terburu-buru berangkat.
“Jonathan, ikutlah bersamaku!” Aku berkata dengan pelan, tentu ada tujuan kenapa aku memintanya ikut. Jika Cynthia Ouyang bersikeras ingin mati, aku tidak yakin bisa mencegatnya, takut sekali jika kami saling menarik tangan, dan pada akhirnya bukan dia yang jatuh, malah aku yang jatuh.
“Kamu mengerti seperti apa diriku, tidak ingin terlalu banyak ikut campur.” Jonathan memjamkan mata, berkata dengan ekspresi tenang.
Aku pun menghampirinya, duduk di tepi ranjang, kemudian berkata pelan: “Aku juga benci dengan Cynthia, aku juga ingin sekali dia hancur menjadi tidak berwujud, tetapi saat aku tahu dia adikmu, meski tidak menyukainya, rasa benci dalam hati tidak sebesar dulu lagi.”
Jonathan tidak menjawab apapun.
Aku menempelkan tangan ke tangan besarnya yang hangat itu, “Jonathan, ikutlah mencari Cynthia.”
“Kamu selalu mengutamakan masalah orang lain daripada aku.” Jonathan menyindirku dengan sebuah kalimat, lalu menyingkapkan selimut, mengganti pakaian dan keluar dengan ekspresi wajah suram.
Langit Kota F masih gelap, kami keluar dari kediaman Keluarga Yi menggunakan mobil. Selain lampu lalu lintas, hampir tidak ada halangan lain di sepanjang jalan.
Suhu subuh hari sangat dingin, aku tidak kuasa membayangkan saat ini Cynthia sedang berdiri di atas tower tertinggi sambil menahan tiupan angin disana…
Jonathan mengemudi cukup cepat, hanya saja pinggir Kota F memang cukup sulit untuk dijangkau. Langit perlahan terang, begitu matahari terbit, akan ada sebuah nyawa muda yang tersia-siakan.
Aku terus mendesak Jonathan memintanya menambah kecepatan mobil.
Jonathan malah berkata utamakan keselamatan.
Saat kami tiba, langit sudah sangat terang. Melihat tidak ada orang lain di bawah tower, aku pun menghela nafas lega. Tanpa banyak bicara, langsung menaiki tangga hingga ke puncak tower. Benar saja, Cynthia sedang berdiri diam menghadap arah Timur.
“Cynthia……” Aku memanggilnya.
Dia berbalik badan perlahan, berwajah pucat, dengan bibir yang menggigil kedinginan. Dia hanya berdiri sambil menatapku dengan mata lemah.
Seingatku dia pernah berkata, jika seorang perempuan tidak berdandan, saat keluar rumah pasti terlihat seperti hantu. Kini dandanan di wajahnya telah luntur, terlihat sangat tidak berdaya, sungguh telah menjadi hantu yang dia sebut-sebut.
“Bagaimana kamu tahu aku disini?” Cynthia tersenyum kecil, senyuman yang sangat lemah. Terlintas ekspresi putus asa pada wajahnya, tetapi saat melihat ada yang berhasil menemukannya, dia tetap saja merasa sedikit senang.
“Cynthia, kemari, jangan melakukan tindakan bodoh.” Aku berusaha menenangkannya. Aku tidak tahu apa yang terjadi kemarin, tetapi aku yakin pasti sesuatu yang tidak baik telah terjadi padanya.
“Orang yang pernah paling aku rendahkan, kemarin memberiku obat dan membawaku ke hotel, lalu menjajahi badanku berkali-kali, juga mengabadikan semuanya lewat kamera.” Wajah Cynthia penuh air mata, meraba-raba lengannya sendiri, lanjut berkata: “Aku sudah semakin kotor, selamanya tidak akan kembali bersih.”
“Siapa?” Aku sangat terkejut.
“Seseorang yang selamanya tidak mungkin terbayangkan olehmu.” Cynthia tersenyum dengan wajah murung: “Saat ini aku mengerti apa artinya lebih baik mati daripada terus hidup. Christine, aku sudah merasakan akibat yang pahit, aku sudah merasakan betapa hinanya harga diri diinjak orang.”
Selesai berbicara, Cynthia melihat Jonathan yang menyusul ke atas, sontak semakin marah.
“Jonathan Yi, untuk apa kamu kemari, untuk menertawakanku?” Badan Cynthia tidak berhenti bergetar. Dia takut malu di depan Jonathan, tetapi wujudnya saat ini secara tidak sengaja sudah sangat mempermalukan diri sendiri.
Dia tetap tidak bersedia, langsung berbalik badan akan segera melompat, Jonathan melangkah cepat, menariknya kembali bagai elang yang menangkap anak ayam.
Cynthia berteriak sambil meronta-ronta.
Aku dan Jonathan menarik sekaligus menyeret Cynthia hingga ke bawah tower. Tiba di permukaan tanah, barulah Jonathan melepaskannya, Cynthia malah berencana berlari ke dalam tower lagi.
“Cynthia, siapa yang menindasmu, beritahu aku!” Tiba-tiba terdengar suara Jonathan yang berat, Cynthia yang sudah menginjak anak tangga pun menghentikan langkah.
Dia menangis membelakangi kami, setelah suasana hati cukup membaik, baru berbalik badan melihat Jonathan, berkata: “Kamu, kamu yang sudah menindasku, jika kamu tidak mencelakai Keluarga Ouyang, aku pun tidak akan memohon pada orang itu, dan kejadian tadi malam tidak mungkin terjadi. Yang menjadi penyebab dari semua ini adalah kamu, Jonathan Yi.”
“Kalau begitu cepat kamu naik ke atas, dan lompat ke bawah, aku paling tidak ingin memiliki musuh di dunia ini.” Jonathan baru saja berkata demikian, aku langsung menabrak bahunya dengan kuat, mengisyaratkan dia untuk tidak menghasutnya.
“Tenang saja, aku pasti akan melompat.” Cynthia adalah perempuan dengan pendirian paling kuat, hal ini sama persis dengan Jonathan. Meski tidak berasal dari satu Ibu, sifat itu seolah terbawa sejak mereka lahir.
Baru selesai berkata, Cynthia berbalik badan bersiap-siap ke atas, aku segera memanggil: “Cynthia, sekalipun semua orang di dunia ini berharap kamu mati, tetapi kami tidak.”
Perkataanku kembali membuat langkahnya terhenti. Dia berbalik badan melihatku dengan heran: “Hei Christine, kamu aneh sekali, baru saja di telepon kamu berkata Jonathan adalah Kakakku, kini juga menambahkan tidak berharap aku mati, memangnya siapa dirimu, Bunda Maria?”
Aku tersenyum kecil, “Aku belum sampai pada tahapan semulia itu.”
“Kamu perempuan yang sungguh aneh. Aku tidak perduli apa maksud dan tujuanmu, aku hanya ingin memberitahu kamu, riawayatku berakhir hari ini.” Selesai berkata, Cynthia pun melangkah naik tanpa menoleh kembali. Melihatnya tiba di lantai 2, kemudian lantai 3, aku pun menarik lengan Jonathan sambil berkata: “Jonathan, akuilah identitas kamu yang sebenarnya!”
Jonathan menyampingkan kepala melihatku: “Apakah menurutmu dia akan percaya?”
Benar juga, perkataan aku tadi saja tidak dia percayai, apalagi sekarang?
“Sejak subuh kita mengemudi kemari, bukankah demi menghentikan dia bunuh diri?” Aku sungguh tidak memahami Jonathan, “Memangnya kita datang untuk melihat bagaimana proses dia menjadi tidak berwujud?”
Jonathan tersenyum mendengar perkataanku, lalu berkata: “Christine, tahukah kamu? Ada kalanya ekspresimu yang sedang serius terlihat sangat konyol.”
“Konyol?” Aku tidak merasa ada yang konyol dengan perkataanku, nyawa seseorang adalah sesuatu yang sangat serius, bisa-bisanya dia merasa konyol. Mungkin memang kemampuan berbicaraku tidak begitu baik, hingga membuatnya menghina seperti itu.
“Rasa curiga dalam hati Cynthia sangat besar. Sekalipun kamu memberitahu kenyataan padanya, dia tetap tidak akan percaya.” Jonathan tumbuh besar bersama Cynthia Ouyang, tentu mengerti bagaimana sifatnya.
“Kalau begitu aku coba beritahu dia.” Aku tidak percaya dengan perkataannya, langsung menyusul Cynthia ke atas, terlihat perempuan itu sedang memandangi matahari pagi dengan tenang, sambil sesekali tersenyum.
“Indah sekali…” Dia berseru.
Aku tidak sempat memandangi matahari terbit lagi, karena aku datang bukan demi melihat pemandangan, melainkan menyelamatkan seorang perempuan yang kelihatan pintar tetapi sesungguhnya sangat bodoh.
“Hei, Christine, terima kasih sudah datang mengantarku untuk terakhir kali, tetapi jangan sampai membawa Kak Jonathan kemari, dia adalah laki-laki yang paling aku cintai seumur hidup, selamanya tidak akan tergantikan oleh laki-laki lain.” Cynthia tersenyum pahit, lanjut berkata: “Aku sungguh iri padamu, kamu bisa selalu berada di sisi Jonathan.
“Kamu juga bisa.” Aku berusaha menghiburnya.
Baru selesai berkata, Cynthia malah tersenyum menyindir: “Lagi-lagi kamu bercanda denganku, jangankan badanku yang kotor saat ini, sekalipun masih bersih dan suci, Kak Jonathan juga tidak mungkin……”
Sebelum Cynthia selesai bicara, aku langsung memotong.
“Jonathan juga tidak mungkin menidurimu.”
Mendengar perkataanku, terlintas rasa kecewa dalam mata Cynthia. Dia memejamkan setengah matanya, melihatku dengan lemah, mengangguk den berkata: “Benar kata kamu, selalu saja aku yang berlebihan, sekalipun waktu itu aku menipunya dengan obat, dia tetap tidak mungkin mau bersamaku.”
“Tahukah kenapa kalian tumbuh besar sejak kecil, tetapi malah tidak bisa menjadi suami-istri?”
Cynthia menggelengkan kepala: “Semua karena kamu, kehadiran kamu telah merampas semua milikku.”
“Bukan, takdirlah yang tidak mengizinkan kalian untuk bersama, karena Jonathan adalah Kakak Kandungmu sendiri. Jika kalian bersama, itu malah menjadi kesalahan terbesar.” Aku kembali memperjelas identitas Jonathan di hadapan Cynthia.
Novel Terkait
Unplanned Marriage
MargeryEternal Love
Regina WangRahasia Istriku
MahardikaIstri kontrakku
RasudinThis Isn't Love
YuyuTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniStep by Step
LeksMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)