Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini

Baru selesai berkata, telepon itu dimatikan olehnya. Saat aku menelepon kembali, hanya terdengar suara operator yang menyatakan nomor itu telah tidak aktif.

Seperti menyadari gerak-gerik itu, Jonathan membuka mata, melihatku dengan malas sambil bertanya: “Ada apa?”

“Cynthia baru saja meneleponku, sepertinya akan segera bunuh diri. Saat ini dia sedang berada di tempat tertinggi Kota F, katanya ingin melihat matahari terbit untuk terakhir kalinya, setelah itu akan pergi dari dunia.” Aku berkata sambil membuka lemari, mengambil sehelai mantel tebal dan memakainya, “Aku harus pergi mencarinya.”

Jonathan duduk bersandar di kepala ranjang, berkata dengan sangat tenang, “Jangan pergi mencarinya, biarkan saja jika dia ingin mati.”

Saat sedang terburu-buru, aku malah mendengar perkataan seperti itu, langsung mengerutkan kening melihatnya dengan heran, “Jika orang lain yang mengucapkan kalimat ini, aku mungkin saja akan mengerti, karena masalah tidak berkaitan dengannya, dan tidak ada keharusan untuk mengurusnya. Tetapi kini, jelas-jelas tahu dia adikmu, sekalipun terjadi puluhan ribu salah paham, dia sudah menyadari kesalahannya. Sekalipun tidak bisa memaaafkan, tidak seharusnya kamu membiarkan dia mencari kematiannya.”

Kadang aku sungguh tidak memahami isi hati Jonathan, kenapa bisa begitu benci pada keluarga Ouyang. Mungkinkah Frederik terlalu gagal menjadi orang, atau mungkin terlalu kejam di dunia bisnis, hingga membuat semua orang bersorak gembira saat melihat Keluarga Ouyang runtuh.

“Kalau begitu apakah kamu tahu dimana tempat tertinggi di Kota F?” Pertanyaan Jonathan berhasil membuatku bengong. Sejujurnya, meski sebagai orang lokal Kota F, aku sungguh tidak tahu dimana tempat tertinggi di kota ini.

Aku pun menggelengkan kepala dengan bengong, “Aku akan mencarinya satu persatu, aku yakin pasti akan ketemu.”

Cara terbodoh di dunia ini adalah mencari mati-matian.

Baru selesai menjawab, kedua ujung bibir Jonathan terangkat, berkata menyindirku: “Setelah kamu menemukannya, mungkin saja Cynthia sudah tidak berwujud.”

“Aku lihat sepertinya kamu senang sekali melihatnya tidak berwujud.” Setelah menjawab dengan kesal, aku pun menutup resleting pakaian dan bersiap-siap keluar kamar, keluar mencarinya tentu lebih baik daripada menertawakan dari rumah.

Menjadi tidak berwujud… hanya dia yang tega mengatakannya.

“Tempat tertinggi di Kota F adalah Phoenix Tower yang terletak di taman alami pinggir kota, meski tidak bisa dibandingkan dengan gedung tertinggi dalam kota, tetapi malah menjadi tempat paling tepat untuk menyaksikan matahari terbit.” Penjelasan Jonathan yang begitu mendadak membuatku sedikit curiga.

Bagaimana mungkin Cynthia pergi ke tower itu, itu kan bukan yanh tertinggi.

“Kamu sedang membohongiku?” Aku mencoba bertanya.

Jonathan malah melihatku dengan sangat serius: “Sejak kecil Cynthia Ouyang paling takut untuk menaiki tower itu, dia menganggapnya sebagai tempat tertinggi di Kota F, mengerti maksudku?”

Aku terdiam di tempat, terbengong cukup lama.

Ternyata hidup bersama sejak kecil bisa membuat dua orang sangat dekat. Jika Jonathan tidak mengatakannya, aku mungkin saja akan membandingkan gedung-gedung di kota secara satu persatu. Kini, setelah mendapatkan arah yang pasti, aku pun tidak lagi terburu-buru berangkat.

“Jonathan, ikutlah bersamaku!” Aku berkata dengan pelan, tentu ada tujuan kenapa aku memintanya ikut. Jika Cynthia Ouyang bersikeras ingin mati, aku tidak yakin bisa mencegatnya, takut sekali jika kami saling menarik tangan, dan pada akhirnya bukan dia yang jatuh, malah aku yang jatuh.

“Kamu mengerti seperti apa diriku, tidak ingin terlalu banyak ikut campur.” Jonathan memjamkan mata, berkata dengan ekspresi tenang.

Aku pun menghampirinya, duduk di tepi ranjang, kemudian berkata pelan: “Aku juga benci dengan Cynthia, aku juga ingin sekali dia hancur menjadi tidak berwujud, tetapi saat aku tahu dia adikmu, meski tidak menyukainya, rasa benci dalam hati tidak sebesar dulu lagi.”

Jonathan tidak menjawab apapun.

Aku menempelkan tangan ke tangan besarnya yang hangat itu, “Jonathan, ikutlah mencari Cynthia.”

“Kamu selalu mengutamakan masalah orang lain daripada aku.” Jonathan menyindirku dengan sebuah kalimat, lalu menyingkapkan selimut, mengganti pakaian dan keluar dengan ekspresi wajah suram.

Langit Kota F masih gelap, kami keluar dari kediaman Keluarga Yi menggunakan mobil. Selain lampu lalu lintas, hampir tidak ada halangan lain di sepanjang jalan.

Suhu subuh hari sangat dingin, aku tidak kuasa membayangkan saat ini Cynthia sedang berdiri di atas tower tertinggi sambil menahan tiupan angin disana…

Jonathan mengemudi cukup cepat, hanya saja pinggir Kota F memang cukup sulit untuk dijangkau. Langit perlahan terang, begitu matahari terbit, akan ada sebuah nyawa muda yang tersia-siakan.

Aku terus mendesak Jonathan memintanya menambah kecepatan mobil.

Jonathan malah berkata utamakan keselamatan.

Saat kami tiba, langit sudah sangat terang. Melihat tidak ada orang lain di bawah tower, aku pun menghela nafas lega. Tanpa banyak bicara, langsung menaiki tangga hingga ke puncak tower. Benar saja, Cynthia sedang berdiri diam menghadap arah Timur.

“Cynthia……” Aku memanggilnya.

Dia berbalik badan perlahan, berwajah pucat, dengan bibir yang menggigil kedinginan. Dia hanya berdiri sambil menatapku dengan mata lemah.

Seingatku dia pernah berkata, jika seorang perempuan tidak berdandan, saat keluar rumah pasti terlihat seperti hantu. Kini dandanan di wajahnya telah luntur, terlihat sangat tidak berdaya, sungguh telah menjadi hantu yang dia sebut-sebut.

“Bagaimana kamu tahu aku disini?” Cynthia tersenyum kecil, senyuman yang sangat lemah. Terlintas ekspresi putus asa pada wajahnya, tetapi saat melihat ada yang berhasil menemukannya, dia tetap saja merasa sedikit senang.

“Cynthia, kemari, jangan melakukan tindakan bodoh.” Aku berusaha menenangkannya. Aku tidak tahu apa yang terjadi kemarin, tetapi aku yakin pasti sesuatu yang tidak baik telah terjadi padanya.

“Orang yang pernah paling aku rendahkan, kemarin memberiku obat dan membawaku ke hotel, lalu menjajahi badanku berkali-kali, juga mengabadikan semuanya lewat kamera.” Wajah Cynthia penuh air mata, meraba-raba lengannya sendiri, lanjut berkata: “Aku sudah semakin kotor, selamanya tidak akan kembali bersih.”

“Siapa?” Aku sangat terkejut.

“Seseorang yang selamanya tidak mungkin terbayangkan olehmu.” Cynthia tersenyum dengan wajah murung: “Saat ini aku mengerti apa artinya lebih baik mati daripada terus hidup. Christine, aku sudah merasakan akibat yang pahit, aku sudah merasakan betapa hinanya harga diri diinjak orang.”

Selesai berbicara, Cynthia melihat Jonathan yang menyusul ke atas, sontak semakin marah.

“Jonathan Yi, untuk apa kamu kemari, untuk menertawakanku?” Badan Cynthia tidak berhenti bergetar. Dia takut malu di depan Jonathan, tetapi wujudnya saat ini secara tidak sengaja sudah sangat mempermalukan diri sendiri.

Dia tetap tidak bersedia, langsung berbalik badan akan segera melompat, Jonathan melangkah cepat, menariknya kembali bagai elang yang menangkap anak ayam.

Cynthia berteriak sambil meronta-ronta.

Aku dan Jonathan menarik sekaligus menyeret Cynthia hingga ke bawah tower. Tiba di permukaan tanah, barulah Jonathan melepaskannya, Cynthia malah berencana berlari ke dalam tower lagi.

“Cynthia, siapa yang menindasmu, beritahu aku!” Tiba-tiba terdengar suara Jonathan yang berat, Cynthia yang sudah menginjak anak tangga pun menghentikan langkah.

Dia menangis membelakangi kami, setelah suasana hati cukup membaik, baru berbalik badan melihat Jonathan, berkata: “Kamu, kamu yang sudah menindasku, jika kamu tidak mencelakai Keluarga Ouyang, aku pun tidak akan memohon pada orang itu, dan kejadian tadi malam tidak mungkin terjadi. Yang menjadi penyebab dari semua ini adalah kamu, Jonathan Yi.”

“Kalau begitu cepat kamu naik ke atas, dan lompat ke bawah, aku paling tidak ingin memiliki musuh di dunia ini.” Jonathan baru saja berkata demikian, aku langsung menabrak bahunya dengan kuat, mengisyaratkan dia untuk tidak menghasutnya.

“Tenang saja, aku pasti akan melompat.” Cynthia adalah perempuan dengan pendirian paling kuat, hal ini sama persis dengan Jonathan. Meski tidak berasal dari satu Ibu, sifat itu seolah terbawa sejak mereka lahir.

Baru selesai berkata, Cynthia berbalik badan bersiap-siap ke atas, aku segera memanggil: “Cynthia, sekalipun semua orang di dunia ini berharap kamu mati, tetapi kami tidak.”

Perkataanku kembali membuat langkahnya terhenti. Dia berbalik badan melihatku dengan heran: “Hei Christine, kamu aneh sekali, baru saja di telepon kamu berkata Jonathan adalah Kakakku, kini juga menambahkan tidak berharap aku mati, memangnya siapa dirimu, Bunda Maria?”

Aku tersenyum kecil, “Aku belum sampai pada tahapan semulia itu.”

“Kamu perempuan yang sungguh aneh. Aku tidak perduli apa maksud dan tujuanmu, aku hanya ingin memberitahu kamu, riawayatku berakhir hari ini.” Selesai berkata, Cynthia pun melangkah naik tanpa menoleh kembali. Melihatnya tiba di lantai 2, kemudian lantai 3, aku pun menarik lengan Jonathan sambil berkata: “Jonathan, akuilah identitas kamu yang sebenarnya!”

Jonathan menyampingkan kepala melihatku: “Apakah menurutmu dia akan percaya?”

Benar juga, perkataan aku tadi saja tidak dia percayai, apalagi sekarang?

“Sejak subuh kita mengemudi kemari, bukankah demi menghentikan dia bunuh diri?” Aku sungguh tidak memahami Jonathan, “Memangnya kita datang untuk melihat bagaimana proses dia menjadi tidak berwujud?”

Jonathan tersenyum mendengar perkataanku, lalu berkata: “Christine, tahukah kamu? Ada kalanya ekspresimu yang sedang serius terlihat sangat konyol.”

“Konyol?” Aku tidak merasa ada yang konyol dengan perkataanku, nyawa seseorang adalah sesuatu yang sangat serius, bisa-bisanya dia merasa konyol. Mungkin memang kemampuan berbicaraku tidak begitu baik, hingga membuatnya menghina seperti itu.

“Rasa curiga dalam hati Cynthia sangat besar. Sekalipun kamu memberitahu kenyataan padanya, dia tetap tidak akan percaya.” Jonathan tumbuh besar bersama Cynthia Ouyang, tentu mengerti bagaimana sifatnya.

“Kalau begitu aku coba beritahu dia.” Aku tidak percaya dengan perkataannya, langsung menyusul Cynthia ke atas, terlihat perempuan itu sedang memandangi matahari pagi dengan tenang, sambil sesekali tersenyum.

“Indah sekali…” Dia berseru.

Aku tidak sempat memandangi matahari terbit lagi, karena aku datang bukan demi melihat pemandangan, melainkan menyelamatkan seorang perempuan yang kelihatan pintar tetapi sesungguhnya sangat bodoh.

“Hei, Christine, terima kasih sudah datang mengantarku untuk terakhir kali, tetapi jangan sampai membawa Kak Jonathan kemari, dia adalah laki-laki yang paling aku cintai seumur hidup, selamanya tidak akan tergantikan oleh laki-laki lain.” Cynthia tersenyum pahit, lanjut berkata: “Aku sungguh iri padamu, kamu bisa selalu berada di sisi Jonathan.

“Kamu juga bisa.” Aku berusaha menghiburnya.

Baru selesai berkata, Cynthia malah tersenyum menyindir: “Lagi-lagi kamu bercanda denganku, jangankan badanku yang kotor saat ini, sekalipun masih bersih dan suci, Kak Jonathan juga tidak mungkin……”

Sebelum Cynthia selesai bicara, aku langsung memotong.

“Jonathan juga tidak mungkin menidurimu.”

Mendengar perkataanku, terlintas rasa kecewa dalam mata Cynthia. Dia memejamkan setengah matanya, melihatku dengan lemah, mengangguk den berkata: “Benar kata kamu, selalu saja aku yang berlebihan, sekalipun waktu itu aku menipunya dengan obat, dia tetap tidak mungkin mau bersamaku.”

“Tahukah kenapa kalian tumbuh besar sejak kecil, tetapi malah tidak bisa menjadi suami-istri?”

Cynthia menggelengkan kepala: “Semua karena kamu, kehadiran kamu telah merampas semua milikku.”

“Bukan, takdirlah yang tidak mengizinkan kalian untuk bersama, karena Jonathan adalah Kakak Kandungmu sendiri. Jika kalian bersama, itu malah menjadi kesalahan terbesar.” Aku kembali memperjelas identitas Jonathan di hadapan Cynthia.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu