Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 118 Wanita Licik (1)

Ketika Vivian mengantarkan Bernice kembali, sambil berjalan sambil menggoda anak itu, ketika dengan wajah penuh senyum memasuki ruang tengah keluarga Yi, tersenyum hangat kepada Jonathan.

Aku diam-diam menatap wanita licik itu, ketika dia menyerahkan anak itu pada Jonathan, berkata: “Bernice sangat baik, sungguh sangat lucu, aku suka sekali padanya.”

Begitu mendengar kata-katanya yang menjijikkan ini, seluruh kemarahanku dan perasaan tertekanku sepanjang hari ini seketika berubah menjadi kekuatan pada telapak tanganku, aku maju ke depan, dengan ganas aku menampar Vivian.

Wajah Vivian merah terkena tamparanku, dia menutupi wajahnya, merasa tersakiti, bertanya: “Nona Mo, mengapa kamu sembarang memukul orang?”

Aku tersenyum dingin, “Sembarang pukul orang? Aku bahkan merasa ingin membunuh orang, aku ingin sekali membunuhmu, Vivian, sampai kapan kamu mau berpura-pura?”

“Christine Mo, mengapa kamu memukul Vivian?” Jonathan merasa bingung bertanya.

“Hatimu merasa terluka?” Aku menatap Jonathan menyindirnya, “Benar juga, dia adalah cinta pertamamu, kekasih gelapmu, anak kita tidak ada yang merawat, kamu cerita kepadanya, betapa tidak terpisahkannya kalian ini!”

“Aku mendengar dari Jonathan bahwa anak ini tidak ada yang menjaga, lalu pergi ke studiomu, aku lihat tidak ada orang yang menjaga anak ini, maka aku membawanya pergi untuk menjaganya, aku tidak mengerti, mengapa kamu memukulku?” Vivian bicara seakan dia sangat patut dikasihani, semua adalah kesalahanku, karena aku tidak berdaya menjaga anak, dia berbesar hati untuk menjaga, aku masih juga memukulnya.

Benar, aku adalah wanita yang jahat yang tidak bisa membedakan baik dan jahat. Tapi siapa yang berani menyentuh anakku, harus berurusan panjang denganku.

“Kamu sudah gila ya.” Jonathan berkata dengan suara keras, Bernice terkejut sampai menangis dibuatnya, dia perlahan menepuk-nepuk punggung anaknya untuk menenangkannya, sepasang matanya yang tajam dan dalam menatapku dengan tajam, ada pancaran kemarahan yang ditujukan padaku.

“Aku memang sudah gila, dipaksa jadi gila oleh wanita jahat ini, tahukan kamu hari ini aku hampir bunuh diri, wanita bernama Vivian ini, mulutnya penuh dengan omong kosong, waktu kamu menggendong anak ini pergi, andai saja kamu bicara dulu kepada karyawanku, asal memberitahu saja, aku juga tidak akan seperti orang gila mencari anak ini. Sepatah katapun tidak ada, kamu diam-diam membawa pergi anak ini, masih punya muka beraninya bilang itu kamu lakukan demi aku.” Dengan histeris aku menyerang Vivian.

Aku tidak kuasa mengendalikan emosiku sendiri, melihat wajah Vivian, aku menjadi tidak bisa tenang.

Kehilangan Bernice hanyalah pemicunya, kemunculan Vivian berulang kali, yang dengan sengaja menghancurkan perasaan di antara kami sebagai suami istri inilah yang sesungguhnya menjadi penyebab, aku sudah tidak tahan lagi.

Mengapa Jonathan membiarkan Vivian menyusup di tengah pernikahan kami.

“Nona Mo, kamu sungguh sudah salah sangka, aku sungguh hanya bermaksud baik, di antara aku dan Jonathan murni, tidak ada apapun yang terjadi di antara kami, kamu harus percaya padaku.” Vivian mengerutkan alisnya dengan perasaan yang tertekan, tampangnya terlihat sangat mengibakan.

Semakin dia seperti ini, aku semakin geram.

“Kamu suci? Kamu sudah pernah tidur dengan berapa pria, bisa-bisanya kamu menggunakan “suci” kata yang begitu luhur untuk menggambarkan dirimu.” Kataku dengan kasar, “Ohya, aku lupa, kamu sesungguhnya tidak tahu malu, jadi berani mengatakan apa saja.”

“Christine Mo, makin lama kamu makin keterlaluan.” Jonathan sudah kubuat habis kesabarannya.

“Aku keterlaluan, Jonathan Yi, kuberitahu kamu ya, hari ini aku begitu keterlaluan, tahukah kamu bagaimana aku melewati satu hari ini?” aku mengatupkan gigiku dengan geramnya menatap Jonathan, “Ketika anakku hilang, ingin rasanya aku mengiris-iris tubuhku sendiri, tahukah kamu perasaan menyiksa dan sulit seperti itu?”

Jonathan terdiam.

Aku mengalihkan pandanganku pada Vivian, “Vivian, aku tidak peduli apakah kamu memang sengaja atau tidak, semua yang kamu lakukan hari ini, membuatku membencimu seumur hidup, selamanya tak akan kumaafkan.”

Selesai berkata, aku maju ke depan, mengambil Bernice dari gendongan Jonathan, membalikkan tubuhku dan berlari naik, selesai membereskan pakaian, susu, dan barang-barang Bernice lainnya, aku turun, kulihat Jonathan sudah tidak ada, aku yakin dia pergi mengantarkan Vivian.

Sungguh perasaan lama itu sulit untuk dilupakan, Jonathan Yi benar-benar bajingan playboy.

Aku mengendarai mobilku, mengantar Bernice ke tempat kakak ipar, ketika aku mengetuk pintu rumahnya, kakak ipar sedikit terlihat tidak bersemangat memandangku, aku menyerahkan Bernice padanya, sambil berkata: “Bisakah membantuku menjaganya untuk beberapa hari?”

Kakak ipar mengira dia salah dengar, bertanya: “Menyuruh…menyuruhku menjaga anak, mengapa?”

“Jangan tanya mengapa, hari ini aku….” Selesai berkata, aku menangis dengan sedih, airmata yang pernah keluar di hari-hari dulu tidak sebanyak hari ini, aku berjalan memasuki ruang keluarga, duduk di sofa, setelah menangis mengeluarkan banyak air mata, aku melihat sekeliling.

Semenjak kakak ditangkap, kakak ipar melewati kehidupannya seorang diri, aku begitu sibuk dengan pekerjaan di studio, tidak pernah datang ke sini untuk menengoknya.

Sedang kakak ipar menggoda Bernice, setelah mendengar tangisku mereda, wajahnya menatapku, bertanya: “Bertengkar lagi dengan CEO Yi?”

Aku menggelengkan kepala, apakah kali ini bisa dibilang bertengkar?

Setiap kali perang apakah aku yang memicunya? Jelas-jelas Jonathan yang memulainya, setiap kali aku yang mengalah, kali ini aku akan bertahan tidak akan mengalah.

Kalau dia tidak benar-benar memutuskan hubungan dengan Vivian, maka lebih baik aku dan Bernice yang pindah keluar.

“Aku ingin tinggal berdua bersama Bernice di sini untuk beberapa hari, merepotkan tidak?” Aku bertanya kepada kakak ipar, kulihat dia hanya mengangguk senang, menjawab: “Tidak repot, sama sekali tidak repot, aku sendirian juga merasa sangat bosan, kamu dan Bernice mau tinggal di sini bersamaku, aku sungguh sangat senang.”

Perkataan kakak ipar membuat hatiku tersentak, akhirnya aku mengerti mengapa kakak ipar menyuruhku memikirkan cara menyelamatkan kakak, dia terlalu kesepian seorang diri, selamanya kesepian sungguh sangat menakutkan, anggaplah yang kuat ini menjadi lemah, minimal ada seseorang yang bisa membuat kakak ipar menunggu.

Ponselku rusak karena dibanting, jadi aku tidak tahu apakah setelah Jonathan pulang kembali ke rumah Yi adakah dia mencariku.

Kakak ipar sedang memasak sayur di dapur, hari ini dia sangat senang, wajahnya tersenyum, wajahnya berseri-seri. Berulang kali dia menengok ke luar dapur melihat Bernice sambil tersenyum. Melihat pemandangan penuh kasih ini, hatiku bergetar.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu