Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 37 Mempermainkan Pria
Aku berbalik perlahan, aku melihat ke arah Yoga dengan sedih, bibirku kaku, aku melirik ke arahnya dan bertanya dengan suara serak: "Yoga, apa kamu benar-benar mencintaiku?"
"Cinta." Jawaban singkat dan jelas Yoga terdengar, matanya memandang lurus ke arahku.
"Cinta?" Aku tersenyum dan kembali bertanya: "Sangat cinta?"
"Selalu cinta, demi kamu, aku mau berubah, demi kamu, aku akan melakukan apapun juga, Christine, apa sampai sekarang kamu masih meragukan cintaku kepadamu?" Yoga berkedip, seakan menyadari sesuatu.
Aku selalu mengira kalau Yoga sangat jujur dan tulus, aku tidak pernah berpikir kalau perasaan bisa mengubah perasaan orang sampai ke tahap itu.
Aku tahu aku lelah, bisa menerima orang yang jujur dan tulus seperti Yoga untuk menghabiskan sisa hidupku, tapi tidak pernah terpikir olehku kalau yang mendesakku sampai seperti ini juga Yoga, pria yang jelas-jelas mengatakan dia mencintaiku.
"Kamu benar-benar mencintaiku!" Aku tertawa saat mengucapkan dua kata yang terakhir, sesaat kemudian aku menunduk dan berteriak: "Kamu mencintaiku lalu kenapa kamu mengatur sebuah pernikahan tanpa hubungan untukku selama lima tahun?"
Yoga tertegun akan pertanyaanku, dia menatapku tanpa berkedip, lalu dengan cepat menguasai kembali perasaannya, lalu tertawa palsu, "Christine, kamu sedang bicara apa, aku tidak mengerti?"
"Kamu tidak mengerti?" Aku tertawa sinis, "Ardy sudah mengatakan kepadaku, dia menikah denganku, itu kamu yang mengatur, selama ini aku selalu mengira Ardy memiliki penyakit kronis, jadi tidak bisa menjalankan kewajiban suami istri, tapi tidak kusangka, ini semua rencanamu."
Yoga tampak panik, dia melangkah mendekat, dan berusaha untuk memegang tanganku, tapi aku menghempaskannya dengan dingin.
"Christine, masalahnya tidak seperti itu, aku sendiri juga menjadi korban." Yoga akhirnya mengaku, aku tidak ingin mendengarkan kata-katanya lagi, aku benar-benar seperti orang gila ingin mendorongnya keluar.
Yoga memegang kedua bahuku erat, kemudian berkata: "Salahkan aku, salahkan aku yang tidak percaya diri untuk mengejarmu, jadi aku menyuruh Ardy untuk mengejarmu, aku membuat kontrak dengan Ardy, dia tidak boleh menyentuhmu, lima tahun kemudian, aku akan memberikan 35% saham keluargaku."
"Kenapa kamu melakukan ini?" Aku berteriak dengan pilu, tenggorokanku mulai sakit, seluruh tubuhku gemetar melihatnya.
"Mencintaimu, aku tahu kamu tidak suka perawakan gemukku, aku meyakinkan diri untuk berubah, aku tidak tahu berapa lama waktu yang kubutuhkan, jadi aku membuat kesepakatan dengan Ardy selama 5 tahun. Christine, percayalah kepadaku, ini semua karena aku sangat mencintaimu, aku takut di saat aku sedang berusaha untuk berubah, kamu jatuh cinta dengan orang lain, menjadi milik orang lain, jadi aku menggunakan cara ini untuk memilikimu."
Takut aku jatuh cinta dengan orang lain, jadi memenjarakanku di dalam sebuah pernikahan, ini penjelasan paling tidak masuk akal yang pernah aku dengar di seluruh jagad raya, aku merasakan ketakutan Yoga, pemikirannya menjadi tidak terduga dan tidak masuk akal.
Selamanya aku tidak akan mampu memahami cara orang kaya melihat dunia.
Aku menggunakan kekuatan terakhir yang kumiliki, mendorong Yoga, kakiku gemetar, dan aku jatuh berlutut ke tanah, "Pergi, Yoga, aku Christine seumur hidup meskipun hanya ada anjing, babi dan kamu di dunia ini, aku tidak akan pernah memilih untuk menikah dengan manusia mengerikan sepertimu."
"Christine, kamu sudah mengenakan cincinku di jarimu, seumur hidup kamu adalah milikku." Yoga menggelengkan kepala, dia takut akan putusnya hubungan kami.
Begitu mendengarnya, aku perlahan mengangkat tanganku, ibu jari dan jari telunjuk sebelah kiriku menjepit cincin yang dihiasi dengan rubi merah di jari manis sebelah kananku dan melepaskannya lalu melemparkannya kepada Yoga.
"Aku kembalikan."
Yoga membungkuk lalu memungut cincin itu, dengan pilu dia menatap ke arahku, "Christine, tahukah kamu seperti ini kamu benar-benar sangat melukai hatiku?"
"Aku tidak tahu, dan tidak ingin tahu." Tenggorokanku terasa sangat sakit setelah aku berteriak histeris.
Aku mengumpulkan tenaga yang tersisa dan berusaha untuk bengkit berdiri, mungkin karena suaraku terlalu keras, Christopher yang ada di luar juga segera datang menengok.
"Ada apa, kalian sudah bertunangan, kenapa masih berkelahi, cinta sudah bersemi, kenapa masih bercekcok." Christopher berkata, berlagak seperti seorang pembawa damai.
"Keluar kamu." Aku menunjuk ke arah Christopher, melihat dia yang sangat santai, aku pun naik pitam.
"Christine, calon adik ipar sudah susah-susah datang ke sini, kenapa kamu bersikap seperti itu......" Sebelum Christopher selesai berbicara, aku tidak mampu memanggil siapa pun, dan tidak mampu berkata apapun, aku pergi.
Yoga mengenggam pergelangan tanganku, aku melihat dengan dingin ke arah tangannya yang menggenggam tanganku, dan menegur dengan keras: "Lepaskan tanganku."
"Kamu mau bagaimana agar bisa memaafkanku?" Yoga menundukan kepala dan memohon kepadaku.
"Baiklah, biarkan waktu bergulir, aku akan memaafkanmu." Aku mengatakan demikian karena aku sudah tidak terpikir cara yang lain lagi, Yoga perlahan melepaskan tangannya.
Dia tahu amarahku sedang memuncak, jadi tidak ingin memperkeruh suasana, dia pun mengalah, dia berkata dengan lembut: "Christine, kamu istirahat saja disini, besok kita bicara lagi ya?"
"Batalkan pertunangannya!" Melihatnya berusaha mengelak, aku berkata dengan lantang untuk membatalkan pertunangan dan membuat semua orang di situ terperanjat.
"Kamu sudah gila!" Christopher melangkah ke depan dan mendorongku, "Tunangan akan segera dilangsungkan, semua rorang di seluruh kota F sudah mengetahui kabar bahagia ini, kamu ingin membatalkannya seeenaknya, otakmu bermasalah ya!"
"Aku dalam keadaan sangat sangat sadar." Aku menatap lurus ke arah Yoga, "Aku tidak mampu memaafkan hal-hal yang sudah kamu lakukan kepadaku itu, aku tidak pernah menyangka orang yang membawa kepedihan di dalam hidupku itu kamu."
Kalau bukan karena keegoisan Yoga, aku tidak akan menikah dengan Ardy, tidak akan terbelit dalam hubungan dengan Jonathan, dan tidak akan disakiti oleh Cynthia.
Kalau bukan karena pernikahan, mungkin aku sekarang sudah menjadi model terkenal, atau bahkan menjadi putri yang berjalan di karpet merah, tidak seperti sekarang, seperti seekor ulat yang memprihatinkan dan tidak berdaya.
Yoga yang merencanakan semua ini, dan dia dengan mudahnya ingin menggunakan alasan mencintaiku untuk memaafkannya, tidak mungkin, aku tidak akan pernah bisa memaafkannya.
"Bicara apa, kenapa aku tidak paham?" Christopher memandangku dengan penuh tanya.
"Aku tidak akan membatalkan pertunangan, aku akan terus menunggumu di upacara pertunangan kita." Yoga berkata dengan tegas, kemudian pergi sebelum dia kembali menyulut amarahku.
Christopher mengantarnya keluar baik-baik, lalu segera kembali ke dalam ruangan, meihatku terduduk di atas kasur, dia bertanya: "Sebenarnya apa yang terjadi, tadi baik-baik saja, kenapa tiba-tiba ingin membatalkan pertunangan?"
Aku tidak menjawab, pelipisku terasa seperti ditarik-tarik, seluruh tubuhu panas dingin, aku bersandar ke kepala kasur dengan lemas, dan menutup kedua mataku, sepertinya aku harus menginap semalam di rumah Christopher.
"Christine...." Christopher yang tidak melihat aku menjawab kembali memanggil.
Aku membuka mataku perlahan, menatap ke arahnya dan berkata: "Christopher, boleh biarkan aku istirahat sebentar? Kepalaku sakit sekali."
"Kepalamu sakit, kepalaku lebih sakit, apa kamu tidak tahu kalau keluarga Sudirman itu merupakan salah satu keluarga terkaya di kota F, bisa menikah dengannya merupakan keberuntunganmu, lalu apa yang baru saja kamu lakukan, kamu membuat Bos Sudirman marah kemudian pergi." Christopher menceramahiku.
Aku tahu apa yang diperhitungkan olehnya dalam hati, dia ingin menjadikan Yoga menjadi Ardy yang kedua, aku tertawa pahit, aku melakukan banyak sekali hal untuk Christopher, tapi sifatnya ini, selamanya tidak akan pernah berubah.
"Keluar kamu, aku ingin tidur sebentar." Aku berkata dengan lesu, dan melihat Christopher bersikeras untuk tidak pergi, aku meledak, menyibakkan selimut dan kemudian meninggalkan ruangan itu.
Christopher bukan Yoga, dia tidak akan memohonku untuk tetap tinggal, saat aku membuka pintu, kakak ipar berdiri di depannya, dan berkata dengan lembut: "Aku baru saja memasak bubur, masih panas, mau makan dulu?"
Aku menghentikan langkahku, aku menatap ke arah kakak ipar dengan wajah datar, "Aku tidak ingin makan, baju ini kupinjam dulu, dua hari lagi akan kukembalikan."
Kakak ipar hanya menganggukan kepala.
Aku tidak tahu darimana aku dapat semua energiku, sampai aku bisa meninggalkan rumah Christopher, begitu keluar, aku baru menyadari kalau ponsel dan seluruh uangku tertinggal di rumah Christopher.
Keangkuhanku tidak mengijinkanku untuk kembali ke atas, aku berjalan di tengah hujan di bawah naungan sebuah payung hitam.
Aku tidak tahu berapa lama aku berjalan, aku hanya merasakan pandanganku mulai gelap, dan kakiku kehilangan kekuatan, kemudian aku tersungkur di air hujan.
Saat aku sadar, aku terbaring di rumah sakit, tanganku di genggam oleh sebuah tangan yang besar dengan erat, aku menengok dan melirik, Yoga, sepertinya dia tidak pergi, melihatku turun dia mengikutiku, saat aku terjatuh, dia yang pertama kali menemukanku.
Aku melihat ke arahnya dalam diam, menarik tanganku dari genggamannya, membuatnya terbangun.
"Kamu sudah sadar?" Yoga mengusap matanya dan tersenyum, seakan seperti tidak ada yang terjadi, dia bertanya dengan penuh perhatian kepadaku.
Aku diam saja, aku tidak ingin berbicara dengannya, meskipun dia yang membawaku ke rumah sakit lalu kenapa?
"Kamu demam, 39.2 derajat, aku akan memanggil suster untuk mengukur temperaturmu lagi." Yoga berkata kemudian bangkit berdiri untuk memanggil suster, setelah diukur, temperaturku masih agak tinggi.
Yoga meletakkan telapak tangannya ke atas dahiku dengan lembut, kemudian berkata pelan: "Masih agak demam ya."
Aku melihat dengan dingin ke arahnya: "Aku tidak ingin melihatmu."
Dia menarik tangannya kembali, kemudian tersenyum dengan canggung, "Christine, aku mohon, kita bertunangan dulu ya, orangtuaku sudah mempersiapkan upacara pertunangan ini dengan sangat serius, semua orang di kota F sudah tahu tentang berita gembira ini, sekarang kamu berkata tidak ingin bertunangan, aku...."
"Lalu kenapa?" Aku memotong kata-kata Yoga, dia ingin menggunakan papa mamanya agar aku mau melanjutkan pertunangan ini? Aku tidak mampu meyakinkan diri untuk berpura-pura tidak melihat, lalu bagaimana aku mampu melanjutkan hidupku.
Hatiku begitu kecil, lebih kecil dari sebuah mata jarum, aku benar-benar sudah muak dengan semua masalah yang terjadi di kehidupanku dalam beberapa tahun terakhir ini.
Aku Christine tidak lebih buruk dibandingkan orang lain, kenapa aku harus menerima cobaan yang lebih parah dibandingkan orang lain.
Kaya?
Aku tersenyum mencemooh, apa semua orang di seluruh dunia berpikir kalau aku ini tipe wanita yang hanya makan dan menunggu mati?
"Yoga Sudirman...." Ini pertama kalinya aku memanggil nama lengkapnya, Si Gendut sudah mati di dalam hatiku, sosok Si Gendut yang baik hati dan polos itu sekarang sudah berubah menjadi orang bisnis yang licik di depanku, di dalam hatinya semua diperhitungkan.
Aku benar-benar tidak bisa memahami laki-laki.
"Lepaskan! Aku tidak pernah mencintaimu, seumur hidupku tidak akan pernah, di kehidupan selanjutnya juga tidak akan pernah." Setelah aku mengatakannya dengan tidak berperasaan, bahu Yoga terlihat merosot.
Dia berjalan mundur dengan tawa pahit: "Kenapa kamu suka membesar-besarkan masalah kecil?"
Aku terdiam, masalah kecil yang dibesarkan, aku sudah dimanfaatkan oleh Ardy selama tiga tahun, suami istri tapi tidak seperti suami istri, aku memberikan segalanya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan aku hanya dikhianati.
Aku memejamkan mata perlahan, aku tidak ingin mempedulikan Yoga.
Setelah lewat beberapa saat, aku mendengar pintu kamar rumah sakit ditutup dengan keras, baru aku membuka mataku, dan berusaha untuk duduk, kemudian mencabut jarum infus di punggung tanganku, dan dengan terhuyung turun dari kasur.
Aku ingin pulang, demam pun tidak perlu sampai dirawat inap di rumah sakit.
Aku berjalan keluar dari rumah sakit, kemudian memanggil sebuah taksi, sesampainya di rumah aku meminta mama untuk membayar taksi itu, kemudian aku masuk ke kamarku yang kecil mungil itu.
Sesampainya di rumah, demamku kembali menjadi parah, mama memberikan obat penurun panas kepadaku, setelah beberapa kali meminum obat, keesokkan sorenya, baru demamku membaik.
Christopher mengantarkan ponselku kembali, kemudian aku membuka dan melihat pesan dari Jonathan.
Aku melihatnya sekilas, dia bertanya kepadaku kenapa aku mempermainkan pria?
Aku tertawa dengan lemah, aku mempermainkan pria? Aku Christine bagaimana bisa mempermainkan pria, tidak dipermainkan oleh pria saja sudah sangat bagus.
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyBaby, You are so cute
Callie WangMy Goddes
Riski saputroHis Second Chance
Derick HoMy Enchanting Guy
Bryan WuCinta Yang Terlarang
MinnieMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)