Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
Aku menatap wajah anak dengan perasaan yang sangat kacau dan takut dengan tatapan matanya. Aku tidak pernah terpikirkan bisa menjadi seorang wanita jahat di pikiran anak hingga dia perlu memintaku untuk mengembalikan ayahnya.
Aku menggigit gigiku dengan kuat, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan anak.
Aku belum pernah terlibat dalam pernikahan orang lain. Bagaimana aku bisa mengembalikan ayahnya ke anakku?
Aku tidak menjawab pertanyaan anak, aku berbalik badan untuk masuk ke lobi, aku melihat Lucy menangis di belakang. Dia keluar dan memeluk anaknya dengan erat.
Ibu dan anak menangis bersama, hatiku sedih melihat mereka.
Dalam perjalanan kembali ke rumah sakit, Lucy memberitahuku dia menyesal setiap kali memukuli anaknya, tetapi setiap kali Yoga mengabaikan dia dan anaknya, dia selalu melampiaskannya ke anaknya.
Dia bilang dia tidak bisa mengendalikannya dan dia sudah hampir gila. Dia telah menunggu selama bertahun-tahun, sampai sekarang belum resmi diterima di Keluarga Yin, dia bagaikan debu, ini membuat suasana hatinya semakin emosi.
Aku diam, semua ini karena ketidakseimbangan yang disebabkan oleh cinta satu pihak yang mendalam dan kurangnya cinta di pihak lainnya sehingga menyebabkan tidak stabil.
Mobil perlahan-lahan melaju ke parkiran. Setiba di tempat, aku membuka sabuk pengaman dan baru saja mau keluar, Lucy menarikku seketika.
Aku melihatnya dengan bingung, dan melihat dia tersenyum canggung, matanya berkedip dengan kabut air, dan berkata, “Nona Mo, hari ini aku mengundangmu ke keluarga Yin, jangan kasi tahu siapa-siapa.”
"Jaga anakmu." Aku melepaskan tangannya, membuka pintu mobil dan keluar.
Ketika aku kembali ke kamar rumah sakit, Jonathan bertanya: “Kamu pergi kemana, telepon dimatikan, Ibu bilang bahwa kamu pagi-pagi sudah berangkat ke rumah sakit, kok sekarang baru sampai.”
"Mobilnya rusak," jawabku.
Jonathan jelas tidak mempercayainya, karena mobilku dipakai belum lama, bagaimana bisa rusak begitu saja, tetapi dia juga tidak bertanya.
Aku berjalan perlahan ke tepi tempat tidur melihat Bella, perasaanku bercampur aduk, sangat sedih.
"Apakah dokter bilang kapan Bella kita akan bangun?” Aku tidak menangis, mataku panas, dan aku benar-benar takut Bella tidak akan bangun.
Aku menatap ke atas, berusaha agar air mata masuk kembali, tetapi tetap mengalir keluar.
Keheningan Jonathan membuatku berat hati.
"Christine, aku akan pergi ke kantor untuk menangani beberapa hal yang mendesak dan datang ke sini di malam hari.” Jonathan mendekatku, melihat aku diam, dia anggap aku setuju ketika menyetujuinya lalu pergi.
Aku duduk di ujung tempat tidur, memegang tangan Bella, dan terus menjaganya sampai aku mati.
Meskipun Bella bisa bangun atau tidak masih belum tahu, aku akan tetap menemaninya seperti ini seumur hidupku.
Bella aku sangat imut ketika dia diam, wajah bulat kecil, bulu mata panjang, dan mulut kecil seperti buah cherry.
Aku tenggelam dalam dunia sedihku dan tidak bisa sadar kembali untuk waktu yang lama.
Pintu kamar rumah sakit tiba-tiba terbuka, aku melihat sekeliling dan melihat Refaldy berdiri di pintu, dia memakai syal putih, wajahnya lesu.
Dia menutup pintu dan bertanya dengan khawatir, “Bagaimana kabar anak?”
Aku menggelengkan kepalaku tanpa daya, “Aku tidak tahu.”
"Christine, jangan sedih, pasti akan membaik.” Refaldy menenangkannya. Semakin dia berkata, semakin aku ingin menangis. Selama tiga hari anak masi belum membuka matanya dan hasilnya akan lebih buruk jika dia tidur lagi.
"Bagaimana kamu bisa datang kesini?" Aku bingung melihat dia berpakaian casual lalu bertanya.
"Aku baru saja turun dari pesawat dan baru saja pergi ke luar negeri untuk mengambil satu set foto majalah depan." Refaldy menjawab, lalu menatap wajah Bella dan berkata, “Bell, tahu siapa aku, Paman Ying datang untuk menemuimu. “
Aku dengan kecewa menutup mataku perlahan.
Refaldy lanjut berkata: “Bel, Paman Ying baru saja balik dari luar negeri. Rambutnya berantakan karena ketiup angin sepanjang jalan. Kamu coba bangun, lihatlah apakah mirip sarang burung?”
Telingaku sekarang ada suara Refaldy yang sedang menggoda Bella, meskipun Bella tidak bisa bangun, tapi dia tidak bosan untuk menggodanya.
Refaldy tiba-tiba mendorong aku dan berkata, "Christine, mulut Bella baru saja bergerak.”
Kata-kata Refaldy langsung memberiku harapan, aku melihat dan benar mulut Bella bergerak, bukan ilusi, tetapi benar-benar bergerak.
Aku mendorong Refaldy dan berkata, "ayo, kamu ngomong lebih banyak, yang lucu-lucu, cepatlah."
Refaldy bersemangat, tetapi begitu emosinya tinggi, bahkan lupa ingin berkata apa.
Sungguh tidak percaya ketika mata Bella sedikit terbuka sedikit, tetapi bisa dilihat dengan perlahan matanya terbuka.
Aku tidak bergerak, takutnya jika aku ngomong, Bella akan menutup matanya lagi.
Sekarang Bella seperti keramik yang indah. sedikit gerakan, sentuhan mungkin saja bisa tersentuh tempat-tempat yang sensitif. Aku gemetaran, air mata kegembiraan jatuh seperti mutiara.
Aku melangkah ke depan, menelan dengan gugup, meremas bibirku, dan memanggil pelan: “Bella, ibu ada di sini, kelihatan tidak?”
Bella menatapku, matanya sedikit kabur, mulutnya bergerak, dan setelah waktu yang lama, dia baru berkata, “Bu ...”
Ketika kata-kata itu terucap, air mataku mengalir, Tuhan mendengar panggilan aku, dan dia mengembalikan Bella. Aku mendekati Bella dan berkata, "Panggil Ibu lagi."
"Bu..."Bella memanggil lagi, seluruh hatiku bergetar.
Aku melihat Refaldy dari samping dan bertanya, "sudah dengar? Bella baru saja memanggilku,, dia sudah bangun, tidak hanya bangun, pikirannya jernih, dia tidak bodoh, dia mengenaliku.”
"Aku tahu." Refaldy senang untukku.
"Aku telepon Jonathan dan Ibu dan Bibi Chang, dan..." Aku gagap berbicara, lalu mencari ponselku dengan waktu yang lama baru ketemu. Aku buru-buru menyalakan telepon dan segera memanggil semua orang untuk memberi tahu mereka anak sudah bangun.
Aku pergi memanggil dokter untuk memeriksanya. Dokter memberitahuku walaupun anak sudah bangun, masih perlu mengamatinya, karena otak manusia adalah struktur yang sangat aneh. Ini keajaiban bahwa anak bisa bangun.
Aku akhirnya percaya ada keajaiban di dunia ini. Tuhan tidak membuatku sampai tidak ada jalan.
Aku juga harus berterima kasih kepada seseorang, Refaldy, yang tiba-tiba menjadi dewa keberuntunganku. Aku melihatnya dengan penuh syukur dan berkata, “Refaldy, terima kasih.”
"Terima kasih atas apa, sepertinya aku tidak melakukan apa-apa." Refaldy sedikit bingung.
"Terima kasih karena tidak melakukan apa-apa.” Aku tersenyum, air mata berlinang, itu karena aku terlalu senang hingga meneteskan air mata.
Bella berteriak haus ketika dia bangun. Setelah aku memberinya air, Bella menatap Refaldy dan berkata, “Paman Ying, pakaianmu sangat cakep.”
Refaldy menilai dirinya dari atas ke bawah untuk waktu yang lama, tersenyum dengan tampan, dan bertanya, "Apakah ketampanan paman yang membangunkanmu?"
"Bu..." Bella memanggilku.
Aku melihat Bella dan bertanya, "ada apa?"
"Bella kelak dewasa nanti ingin menikah dengan Paman Ying." Kata-kata Bella mengejutkanku. Anak kecil ini, apakah mengerti arti menikah?
Refaldy ketakutan. Dia menatap wajah Belle dengan serius dan berkata, "Bell, umur Paman Ying bisa menjadi ayahmu."
"Kamu telah berpikir jauh." Tiba-tiba terdengar suara, aku dan Refaldy berbalik, melihat Jonathan masuk, ternyata dokter itu tidak menutup pintu setelah pemeriksaan. Refaldy baru saja mengatakan itu dan Jonathan tepat di belakang mendengarkannya.
Dia melangkah dan menatap Refaldy dengan dingin: "Putriku tidak pernah membutuhkan ayah tambahan." , Jonathan segera mendekat tepi tempat tidur dan suaranya menjadi sangat lembut. Dia berkata, "Bell, akulah ayahmu."
Ternyata cemburu dengan Refaldy!
Refaldy mengangkat bahu, menatapku dengan tidak tertarik dan berkata, "Kalian sekeluarga berkumpul, aku tamu yang tak diundang ini mungkin harus pergi."
Kesombongan Jonathan aku justru tahu. Aku membawa Refaldy keluar dari rumah sakit dan mengucapkan terima kasih lagi.
Refaldy menatapku dan berkata, "Aku tidak melakukan apa-apa, hanya kebetulan saja, tapi aku senang kau tersenyum lagi."
Aku menatap Refaldy dengan tatapan yang bingung. Sekian lama baru berkata: "Banyak hal terjadi selama kamu tidak ada, tidak hanya masalah Bella, tetapi juga masalahku sendiri."
"Aku tahu, kamu menikam Yoga." Refaldy bisa mengetahuinya. Jonathan menekan untuk mencegah media menyebarnya. Bagaimana dia bisa tahu.
"Dari siapa kamu dengar?" Aku penasaran.
"Masalahmu adalah masalah besar bagiku. Jika bukan karena pekerjaan, aku akan kembali secepat mungkin." Refaldy menatapku sambil tersenyum, kasih di matanya membuatku tidak sanggup menerimanya.
Aku menyamping menghindar matanya, "Aku harus ke atas untuk menemani Bella." Aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal, kembali ke atas secepat mungkin.
Jonathan melihatku dan Refaldy dari atas. Begitu aku memasuki kamar, dia bertanya, "Apa yang kau katakan pada Refaldy?"
"Bukan apa-apa." Aku menjawab, sebenarnya tidak ada masalah, percakapan sederhana menjadi serius di matanya.
Ketika aku mendekati tepi tempat tidur, aku melihat Bella menutup matanya lagi. Aku terkejut dan bertanya, "Ada apa dengan Bella?”
"Tidur." Jonathan menjawab, "Ibu sudah di jalan."
Aku menepuk dadaku dengan ringan, sangat khawatir, aku benar-benar takut aku hanya bermimpi, bahkan sampai sekarang aku merasa semuanya tidak nyata.
Dalam beberapa hari terakhir, aku tidak bisa tidur setiap hari dan ketakutan setiap hari, aku tiba-tiba naik dan memeluk Jonathan dengan erat dan berkata: "Jonathan, terima kasih."
Jonathan pasti kaget aku memeluknya tiba-tiba, setengah hari baru mengangkat mulutnya dan tersenyum, "Bodoh, bagaimana mengapa ada wanita bodoh sepertimu di dunia ini?"
Jika bukan Jonathan di sisiku, aku pasti sudah lemah pada awalnya. Terima kasih Tuhan, berterima kasih padanya karena tidak begitu kejam. Aku akan melakukan apa yang aku janjikan, kedepannya aku akan makan vegetarian, berbuat baik, demi anakku.
Tiba-tiba aku teringat sebelum kecelakaan itu, Jonathan menyuruhku membawa Angel untuk pergi ke tempat bermain.
Hal yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, membuatku lupa dengannya.
Jonathan menatapku dan berkata, "Aku mengatur orang lain membawanya ke tempat bermain dan dia terbang kembali ke Italia kemarin."
Aku menghela nafas lega. Sejak kecelakaan Bella, pikiranku menjadi berat setiap hari, memikirkan kematian, memikirkan berbagai situasi, dan melakukan beberapa hal bodoh.
Sekarang pikiran aku sadar, Memikirkan kembali saat emosiku tidak terkendali, mengapa Cynthia mengirim sms itu dengan sengaja menekanku? Dia pasti menduga aku akan pergi mencari Yoga. Wanita seperti ini terlihat tidak berbahaya di depan, tetapi kenyataannya dia licik dengan siapapun.
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongLove And War
JaneWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCEO Daddy
TantoDewa Perang Greget
Budi MaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongThis Isn't Love
YuyuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)