Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 14 Dia Pacarku

Jonathan membawaku menghadiri pesta.

Berjalan melewati karpet merah yang panjang, gerbang yang dipenuhi bunga, berjalan melewati kebun bunga di taman belakang, kami sampai ke aula besar villa keluarga Frederik yang besar, disana didekorasi dengan mewah, dan sudah sangat ramai sekali.

Aku dan Jonathan datang sedikit terlambat, kemunculan kami, langsung menarik perhatian para tamu undangan, aku bisa merasakan pandangan wanita single disana genit, aku tersenyum datar, pelan-pelan berkata di telinga Jonathan: "Malam ini kamu bersinar sekali."

"Selalu begitu bersinar." Dia menyampingkan wajah, tertawa dengan percaya diri padaku.

Tidak salah, seluruh tubuh Jonathan penuh dengan kharisma, sampai saat ini, aku merasa diriku seperti sedang bermimpi, lelaki yang begitu hebat ini, apa bisa menjadi milikku selamanya?

Sebenarnya aku sudah pernah memikirkan jawabannya, Ardy yang seperti itu saja aku tidak bisa menguasainya, apalagi Jonathan, dia lebih hebat berkali lipat dari Ardy.

Aku melihat dia di kerumunan.

Ardy membawa Linda menghadiri pesta, perut Linda dibanding saat kemarin bertemu denganku, sepertinya bertambah besar lagi, dia memakai gaun pink muda membuatnya terlihat makin bulat.

Badannya tidak tinggi, tertawa senang melihatku, dengan bahagia bersandar di lengan Ardy.

Perasaanku menjadi kacau sekali, bukan karena tidak senang, tapi aku merasa aku sungguh tidak seharusnya datang menghadiri acara ini, terlalu canggung, kalau ada orang yang kenal melihat dan bertanya, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.

Tangan besar Jonathan tiba-tiba merangkul tanganku, aku terpaku, memandangnya, melihat dia memiringkan kepala padaku dan berkata pelan: "Kamu harus melepaskan apa yang seharusnya dilepaskan."

"Apa aku tipe wanita yang tidak bisa melepaskan?" Aku menutup bibir, terus berusaha tersenyum cantik, dan menjawab pelan. Aku Christine orang yang seperti apa, arogan, meskipun latar belakang keluargaku tidak bagus, tapi aku mempunyai kepribadian yang tidak kalah dengan siapapun.

"Bagus kalau begitu." Dia menghentikan langkahnya, mengambil segelas anggur merah dari piringan yang dibawa pelayan dan memberikan kepadaku, aku tidak menerima, menggelengkan kepala: "Aku tidak ingin minum bir."

"Bagus juga." Jonathan menggoyangkan pelan kaki gelas, meneguknya sedikit, saat akan berbicara denganku, ada seorang yang dikenal berjalan menghampiri.

"Jonathan, kenapa baru datang, harus dihukum minum tiga gelas." Seorang lelaki setengah baya, kepalanya agak botak, tertawa berjalan ke arah Jonathan, dibelakangnya masih ada seorang wanita muda cantik yang mengikuti.

"Paman Frederik bisa saja bercanda, bintang utama hari ini kalian keluarga Frederik, bukan aku Jonathan." Jonathan bersikap sangat baik.

Aku berdiri disamping dengan tenang, dalam hati berpikir, orang ini harusnya bos besar PT. Oyanda Jaya, wanita di belakangnya seharusnya putrinya.

"Cynthia, bukannya malam ini kamu terus mencari Jonathan, sekarang orangnya ada disini, kenapa tidak kemari toast sebentar?" Frederik menaikkan alis mengingatkan Cynthia yang ada dibelakangnya.

Cynthia dengan anggun maju kedepan, dengan senyum yang memikat melihat Jonathan, dia mengambil gelas anggur, toast, dengan manis berkata: "Kakak Jonathan, lama tidak bertemu, kamu semakin tampan."

Jonathan tersenyum datar pada Cynthia: "Terlalu memuji."

Selesai berkata, pandangan Cynthia tiba-tiba beralih padaku, matanya menatap curiga melihat tanganku yang dipegang Jonathan, bertanya: "Nona ini siapa?"

"Pacarku." Jonathan memperkenalkan dan membuat Cynthia terkejut, aku dengan jelas dapat merasakan pandangannya kosong, dan jawaban Jonathan juga mengejutkan aku.

Sebenarnya dia bisa menjawab, aku pendampingnya saja. Aku bukan wanita yang mengharuskan laki-laki bertanggung jawab setelah meniduri aku, aku juga tidak akan menangis meminta laki-laki untuk tidak meninggalkan aku. Aku dari awal hanya mengerti satu kebenaran, cinta yang didapatkan karena memohon tidak akan bertahan lama, tidak akan bahagia.

Begitu Frederik mendengar perkenalan ini, dia melihat aku dari atas sampai ke bawah, bertanya: “Aku melihat wajah Nona ini sangat familiar, apa pernah bertemu dimana?"

Aku tersenyum kecil pada Frederik, barusan mau menjawab, terdengar suara Ardy.

"Namanya Christine, dulunya seorang model, dan juga......" Ardy menggandeng Linda ke depan, memandangku dan menaikkan alis, tertawa sinis dan berkata: "Dan juga mantan istriku.”

Begitu dia selesai berbicara, situasi yang hangat menjadi kaku.

Aku memelototi Ardy dengan marah, aku tahu dia berkata seperti ini karena sengaja menantang Jonathan, dengan kata lain, ibarat sepatu rusak yang sudah tidak diinginkannya dipungut oleh Jonathan.

Aku menahan amarahku, menggemertakkan gigi, kalau bukan karena acara yang khusus ini, aku pasti sudah menamparnya.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu