Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 203 Bella, bangunlah
Dengan berlinangan air mata, aku memandangi sepasang suami istri yang didepanku dengan penuh rasa benci, “Frederik Ouyang, karmamu telah tiba, dan seharusnya tidak dialami oleh anak itu. Aku berkata kepadamu, jika terjadi sesuatu buruk pada Bella, aku akan mengutukmu seumur hidupku, mengutuk seluruh anggota keluarga Ouyang tidak akan mati dengan baik.”
Selesai memarahi, aku membuka kamar pintu pasien dan menutupnya dengan keras. Aku melaju di sepanjang jalan seperti orang gila, aku berpikir lebih baik menabrak dan bunuh diri, karena setidaknya aku tidak perlu menderita seperti sekarang ini.
Tetapi teknikku terlalu bagus sehingga aku bisa kembali ke rumah sakit dengan selamat. Langkahku tiba di depan pintu ruang ICU, melalui jendela kaca, aku melihat Bella terbaring di ranjang pasien, dia terlihat begitu tenang dan patuh, ini yang membuatku semakin sedih.
Jonathan yang masih mengenakan pakaian bernoda darah itu perlahan menghampiriku. Noda darah di pakaiannya telah mengering, dan tangan besarnya bersandar di pundakku dan menepuk ringan dua kali.
Aku menahan air mataku dan merasa menyesal, jika semuanya bisa diulang kembali, aku akan memilih tinggal bersama anak-anakku di rumah.
Ternyata ini semua karena aku kurang bersyukur. Sekarang setelah anakku mengalami kecelakaan, rasa sakitnya itu seperti sedang memotong daging di tubuhku sendiri. Aku tidak menyadari sebelumnya karena belum mengalaminya, sekarang aku mengerti apa yang dimaksud lebih baik mati daripada hidup menderita.
“Christine Mo, jangan bersedih, Bella akan baik-baik saja.” Jonathan menghiburku dengan rasa bersalah, bahkan nada bicaranya berubah menjadi sangat pesimis.
“Bisakah jangan berbicara padaku ? Aku mohon.” Aku tersedak dan suaraku bergetar. Jika harus nyawa ganti nyawa, aku berharap bahwa orang yang terbaring di dalam ruang ICU adalah diriku sendiri.
Jika harus menjadi bodoh, maka biarlah aku saja yang menjadi bodoh. Aku hanya memohon agar Tuhan tidak begitu kejam kepada Bella. Dia hanyalah seorang anak kecil, dia masih polos dan belum tahu bagaimana membedakan orang baik dan orang jahat.
Aku berdiri di depan jendela ICU hingga hari gelap. Bibi Chang membawakanku makan malam, bagaimanapun mereka membujukku, aku tetap tidak memiliki nafsu makan.
Setiap kali dokter atau perawat masuk ke ruang ICU, aku selalu menahan mereka dan bertanya tentang kondisi Bella, aku takut sesuatu akan terjadi jika aku menutup mataku.
Malam ini, aku menatap Bella melalui jendela kaca.
Ketika langit mulai terang, kedua kakiku lemas dan aku terjatuh. Dalam kekaburan, aku melihat Jonathan memanggil namaku, mataku menjadi semakin kabur dan kemudian tertutup.
Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur. Karena kelelahan, maka ketika aku sadar, aku masih dalam keadaan tidak semangat.
Aku duduk dan memandang sekeliling, kepalaku terasa berat dan sangat sakit. Aku mencubit sudut mataku, bangkit dari tempat tidur. Baru saja berjalan beberapa langkah, Jonathan mendorong buka pintu kamar pasien, melihatku bangkit dari tempat tidur, dengan cepat dia berkata : “Kenapa turun dari tempat tidur ?”
“Aku akan pergi melihat Bella.” Aku meremas bibirku yang kering dan menelan tenggorokanku yang sedikit pahit, dengan keras kepala ingin keluar dari kamar pasien. Jonathan tahu bahwa dia tidak dapat menahanku, dia hanya bisa menemaniku dari belakang.
Aku pergi ke jendela ICU, menyentuh jendela kaca yang dingin dan menatap Bella yang masih tertidur, seketika air mataku mengalir keluar. Aku berbaring di jendela kaca dengan sedih dan berteriak : “Bella, apakah kamu mendengar ibumu sedang memanggilmu ? Aku mohon, tolong bangunlah.”
“Christine Mo....” Jonathan mengertukan kening dan memanggilku dengan sedih.
Aku tidak bisa mendengar apa-apa, aku tenggelam dalam kesedihanku sendiri, aku tidak bisa mendengar apapun. Aku mengetuk jendela kaca, aku ingin membangunkan Bella melalui getaran kaca, Jonathan memelukku dengan erat dan tidak membiarkanku bergerak lagi.
Aku tidak dapat menahan emosiku, aku menangis, dan tidak ada yang bisa membuatku tenang. Seluruh tubuhku gemetaran, jika aku memiliki senjata saat ini, aku akan pergi menusuk jantung Charles Ouyang tanpa ragu-ragu.
Bahkan jika aku harus mati bersama dengannya, aku tidak akan ragu. Lebih baik aku mati daripada menderita seperti ini.
Jonathan memelukku dengan erat hingga menghabiskan seluruh energiku, aku menghentikan tingkahku, bersandar di bahu Jonathan, mataku memerah dan bengkak, lalu berkata : “Jika Bella benar-benar menjadi bodoh, aku akan membunuh semua orang di keluarga Ouyang.”
“Ini akan baik-baik saja.” Jonathan menjawabku dengan nada bicara berat, “Anak dari Jonathan Yi pasti akan baik-baik saja.”
Aku menatap jendela kaca yang dihadapanku, hatiku sakit dan hanya ada satu pikiran dalam hatiku bahwa jika Bella tidak mampu bangun selamanya atau apakah dia akan menjadi bodoh, aku tidak bisa menerima dari kedua hasil ini.
Pada sore hari, Cynthia Ouyang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Bella, dia sudah mengetahui kebenaran dari ibunya dan telah mendapat kepastian dari Frederik Ouyang. Sebagai bibi kandung Bella, mengalami kejadian seperti ini, ditambah hal-hal yang tidak menyenangkan sebelumnya, sepertinya dia sudah mempersiapkan diri untuk dimarahi ketika datang menjenguk Bella.
Tetapi aku tidak berniat untuk memarahinya, karena aku tidak ingin bertemu dengan wanita ini, semua orang dari keluarga Ouyang adalah orang munafik. Apa yang dikatakan selalu berbeda dengan apa yang dilakukan.
“Kak Jonathan....” Cynthia Ouyang menatap Jonathan dengan berlinangan air mata, “Aku sudah mengetahui segalanya, aku melakukan banyak kesalahan pada waktu lalu, aku meminta maaf kepadamu dan kepada kakak ipar.”
“Tidak perlu.” Kata Jonathan dengan nada dingin, “Pergilah dan menjauhlah dari keluarga Yi, itu adalah cara permintaan maaf terbaikmu.”
“Saudaraku, apakah aku perlu berlutut di hadapanmu ? Apakah dengan demikian, kamu baru dapat merasakan permintaan maaf yang tulus dariku ?” Mata Cynthia Ouyang memerah dan suaranya sedikit gemetar.
Jonathan menatap Cynthia Ouyang dengan tatapan kosong, keluarga Yi dan keluarga Ouyang memiliki terlalu banyak keterikatan, itu tidak dapat dihapus hanya dengan sebuah kata “Maaf”.
Dan sekarang, Bella telah menjadi seperti ini, tidak mungkin bagi keluarga Yi untuk memaafkan keluarga Ouyang.
Aku tidak ingin melihat tampilan palsu Cynthia Ouyang, aku menyipitkan mataku dan menghabiskan seluruh tenagaku, berteriak pada Cynthia Ouyang : “Pergi !”
“Christine Mo, kita memiliki banyak kesalahpahaman sebelumnya, aku tahu kamu sangat membenciku sekarang, tetapi aku benar-benar datang untuk meminta maaf padamu, Charles bisa melakukan hal yang mengerikan ini, itu karena....” Aku menyela pembicaraan Cynthia Ouyang sebelum dia selesai berbicara.
“Pergi, jangan membuatku mengatakan kedua kalinya.” Aku memelototinya, membenci wajah kepura-puraannya.
Cynthia Ouyang mengerutkan kening dan pergi. Tidak lama setelah dia pergi, ponselku berdering tanda notifikasi masuknya suatu pesan singkat.
Aku membuka pesan dan melihatnya, seketika aku mengepalkan tanganku dengan erat.
Aku berbalik dan Jonathan menarik tanganku sambil bertanya : “Mau kemanakah kamu ?”
“Apakah kamu lapar ?” Aku memandang Jonathan dan menjawab sesuai dengan pertanyaannya, sambil berkata pada diriku sendiri : “Aku lapar, aku ingin membeli makanan di supermarket.”
“Biarlah aku menemanimu.” Jonathan berbisik pelan, mengulurkan tangannya yang besar dan merapikan rambutku yang berantakan, dan tersenyum padaku.
“Kamu tidak perlu menemaniku jika kamu tidak lapar, jagalah Bella, bagaimana jika dia bangun ?” Hidungku sedikit masam, memaksakan diri untuk tersenyum, “Aku baik-baik saja, aku sangat kuat.”
“Christine Mo, aku tahu bahwa kamu selalu kuat, tetapi....” Aku menyela kata-kata Jonathan sebelum dia selesai berbicara.
“Tidak ada tetapi, aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh, jangan khawatir.” Aku mengerutkan bibirku dan memandang Jonathan sambil tersenyum, “Aku benar-benar lapar, aku takut aku akan pingsan kelaparan sebelum melihat Bella sadar.”
Jonathan mengerutkan kening, menatap wajah kurusku selama dua hari terakhir ini, dan mengangguk kepala dengan berat, “Pergilah dan segeralah kembali.”
Aku tersenyum dan berbalik untuk pergi.
Jonathan, aku pergi untuk membalas dendam, bukan karena lapar. Aku tidak tahu apakah aku bisa pergi dan segera kembali seperti yang kamu katakan, tetapi aku berjanji kepadamu bahwa setelah membunuh pelaku itu, aku akan pergi menemani Bella selamanya.
Aku menerima pesan singkat dari Cynthia Ouyang, dia mengatakan bahwa Charles Ouyang telah dimanfaatkan oleh Yoga Yin, jika tidak percaya, pergilah dan tanyalah langsung kepada Yoga Yin.
Pada saat ini, aku tidak percaya perkataan siapa pun.
Aku turun dengan menaiki lift, mengendarai mobil dan pergi ke supermarket terdekat. Aku berjalan langsung ke arah peralatan dapur, mengambil sebuah pisau, membayar, dan langsung menuju ke Perusahaan Besar Yin.
Masalah lama, masalah baru, semua masalah harus diselesaikan dengan jelas.
Aku naik ke atas, sekretaris menghubungi Yoga Yin melalui telepon ekstensi. Yoga Yin sedang rapat, dan sekretarisnya memintaku untuk menunggu sebentar.
Aku duduk di seberang sofa dengan tanpa ekspresi, sekretaris Yoga Yin menuangkan secangkir kopi untukku, tetapi aku tidak menerimanya. Dia menatapku dengan ekspresi tak berdaya, lalu pergi.
Waktu berjalan menit demi menit dan detik demi detik. Ketika pintu ruangan kerja terbuka, orang-orang berjalan keluar satu demi satu, aku juga mendapati Bryan Bai dan Julie Xu ikut berjalan keluar.
Mereka bermesraan secara terang-terangan, menyegarkan pandangan duniaku.
Ketika mereka melihatku, keduanya saling memandang, lalu berjalan melewatiku.
Sosok Yoga Yin muncul di depanku, dia kelihatannya selalu sabar menghadapiku dan memberi senyum kejutan di sudut mulutnya, dia melangkah maju dan bertanya : “Ada apa, mengapa raut wajahmu begitu buruk ?”
“Mari kita bicarakan di ruangan kerjamu.” Aku berjalan melewati Yoga Yin ke ruangan kerjanya dengan tenang setelah aku selesai berbicara.
Aku berbalik melihatnya, dan melihat ke arah pintu yang terbuka di belakangnya, lalu berkata : “Tutup pintunya.”
Yoga Yin menatapku dengan curiga, dia tidak bodoh, dia menyadari keanehanku. Aku ingin berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi, aku tahu bahwa Yoga Yin pasti mengetahui semua yang terjadi pada keluarga Yi, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui insiden penculikan yang besar itu.
“Christine Mo, hari ini kamu terlihat sangat aneh.” Yoga Yin mengerutkan kening dan menatapku dengan bingung.
“Aneh bagaimana ?” Aku tersenyum dengan sengaja.
“Kamu tidak pernah datang kepadaku tanpa memberitahuku terlebih dahulu.” Yoga Yin menganalisis cukup akurat. Memang benar, aku tidak pernah mendadak datang menemuinya. Jika aku datang menemuinya, itu hanya ada dua kemungkinan, pertama meminta bantuannya dan kedua adalah datang untuk mencabut nyawanya.
“Apakah kamu menginginkanku ?” Aku menatap Yoga Yin dan tiba-tiba mengatakan ini kepadanya.
“Bisakah kamu mengatakan sekali lagi ?”
“Aku bertanya kepadamu, apakah kamu menginginkanku ?” Aku menatapnya dengan tak berdaya, itu karena semua kebencianku yang tersimpan dalam hatiku telah menjadi sekumpulan amarah. Sekumpulan amarah ini telah membuatku menjadi tidak bijak.
Mengingat wajah Bella, mengingat segala sesuatu di masa lalu, tanpa sadar aku menyentuh pisau yang kusembunyikan di pinggangku.
Yoga Yin menatapku dalam waktu yang lama, melihatku berdiam diri, dia melangkah maju dengan gembira, dan memelukku sambil berkata : “Apakah kamu tahu betapa bahagianya aku mendengar kalimatmu ini ?”
“Kamu tidak perlu merencanakan satu demi satu cara hanya untuk mendapatkanku.” Aku membiarkan dia memelukku, “Kamu memanfaatkan Charles Ouyang untuk membalas dendam kepada keluarga Yi, menyakiti Jonathan, melukai Bella, apakah kamu tahu betapa sakitnya hatiku ?”
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineTakdir Raja Perang
Brama aditioMata Superman
BrickMore Than Words
HannyBlooming at that time
White RoseAku bukan menantu sampah
Stiw boyHei Gadis jangan Lari
SandrakoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)