Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
Aku sudah mengganti nomor telepon, aku mengerti, ingin benar-benar pergi jauh meninggalkan, harus membereskan dengan bersih, tapi hatiku selalu tidak bisa melepaskannya.
Christopher menelepon aku, berkata Jonathan CEO PT. Weiss mencari dia dan menanyakan dimana keberadaanku, dia bertanya ada hubungan apa aku dengan Jonathan, aku tidak menjawab Christopher.
Tapi Christopher malah mengkhianati dan memberikan nomor telepon baruku ke Jonathan, tapi aku tahu kakakku sendiri tidak bisa diandalkan, untung saja dia tidak tahu aku dengan Jonathan ada hubungan apa, kalau tidak apa yang sudah aku korbankan selama ini sama sekali tidak ada artinya.
Ketika aku menerima telepon dari Jonathan, jam 12 tengah malam, di ponselku tertera jelas nomor Jonathan yang sangat familiar, awalnya aku tidak mengangkat telepon itu, Jonathan terus menelepon.
Aku menerima telepon Jonathan, mendengar suaranya yang familiar.
"Dimana?"
Aku terdiam, dengan pelan aku mendekatkan ponsel ke telingaku.
"Christine, kamu kembali ya!" Jonathan sepertinya minum bir, suaranya sedikit gemetar menggigil.
Aku menutupi mulutku, tidak bisa berkata apa-apa, menggertakkan gigi, awalnya tidak ingin mengeluarkan suara, akhirnya tidak tahan untuk bertanya: "Kamu minum bir?"
"Kamu dimana, aku jemput kamu." Setelah Jonathan mendengar aku berbicara, dengan agak mabuk, berteriak di telepon, "Christine, aku memperlakukanmu dengan baik, kenapa kamu harus menyakitiku seperti ini?"
"Jonathan, lepaskanlah! Aku tidak pantas untuk kamu perlakukan seperti ini." Ketika mengucapkan kalimat ini, air mataku berjatuhan seperti manik-manik, aku merapatkan kedua bibirku, dengan keras menggigit, sangat sakit, hanya sakit ini yang bisa membuat sakit di dalam hati menjadi mati rasa.
"Layak tidak layak itu tergantung aku yang menentukan, kamu dimana?" Jonathan sekali lagi berteriak.
"Jaga diri baik-baik." Aku dengan kejam, langsung menutup telepon, aku mematikan teleponku, dengan diam duduk di atas kasur, melihat bintang-bintang kecil di bawah langit hitam di luar jendela, dengan diam meneteskan air mata.
Christine, sakit hati akan sembuh, hanya perlu menunggu waktu.
Aku tidak tahu kapan aku tertidur, mungkin karena lelah menangis, saat bangun ternyata sudah jam 9 lebih, setelah aku menggosok gigi dan cuci muka, sambil mengaduk bubur, sambil melihat berita di internet dari telepon, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu, aku tahu pasti Sarah.
Aku meletakkan ponselku, berjalan, langsung membuka pintu, ternyata Sarah membawa 2 anaknya kemari, mungkin takut pindah kemari aku kesepian, jadi dia membawa anaknya kemari untuk meramaikan suasana.
Begitu anaknya masuk ke rumah, langsung berlari kesana kemari, Sarah berdiri di pintu, menatap aku, menaikkan ujung bibirnya dan tersenyum berkata: "Christine, coba tebak, siapa yang datang kemari menjengukmu?"
"Siapa yang akan kemari menjengukku?" Aku tidak ingin menebak, aku pindah ke tempat yang sangat terpencil, mana mungkin ada orang ingin menjenguk aku?
"Kamu tebak dulu, kemarin ada yang berkata mau bertemu." Alis Sarah mengerut, sangat misterius. Melihat aku yang tidak mau menebak, saat bersiap membalikkan badan, dia langsung menarik aku.
"Sarah, aku benar-benar tidak ingin bermain tebak-tebakan denganmu, begini saja, kamu langsung beritahu aku, siapa yang datang, oke? Aku tidak ingin menebak.
Sarah dengan misterius memandang keluar, berkata berulang-ulang: "Parkir mobil saja lama sekali, benar-benar bodoh. "
"Sarah, sebenarnya siapa?" Aku benar-benar tidak ingat siapa yang ingin aku temui, terpaku sejenak, tiba-tiba aku teringat dengan si gendut, aku terkejut, "Jangan katakan, si gendut mau datang?"
Sarah melihat aku yang menebak dengan benar, menjawab, "Benar. "
"Sepertinya si gendut tidak bisa masuk, pintuku begitu sempit, perlu minta seseorang untuk memperluas sedikit, baru dia bisa masuk. "Ucapanku baru selesai, dari kejauhan terdengar suara yang merdu.
"Siapa yang sedang menggosipkanku?" Suaranya terdengar sampai telingaku, seorang laki-laki yang tampan, dengan perawakan yang cukup tinggi berdiri di samping Sarah, tersenyum kepadaku.
Aku terpaku, melihat pria ini dari atas ke bawah, sangat tampan dan berwibawa, kulitnya putih bersih, sangat menawan, dengan pakaian jasnya yang rapi membuat orang ini terlihat sangat bersemangat dan pintar.
Aku dengan tidak mengerti melihat dia dan bertanya: "Siapa dia?"
Sarah melihat laki-laki itu, tertawa, "Lihat, benar yang aku katakan, pasti ekspresi Christine akan seperti ini, pasti tidak akan mengenalimu."
Aku dengan kaget melihat sekali lagi laki-laki dengan tinggi 180 meter itu, kedua bibirku sama sekali tidak bergerak, aku menunjuk, "Kamu…… Kamu si gendut?"
Yoga mengangkat bibirnya dan dengan penuh percaya diri tertawa, "Aku Yoga, Christine, sudah lama tidak ketemu. "
Kalau tidak mendengar Yoga mengakui sendiri, kalau bertemu di jalan aku pasti tidak mengenali dia, perubahannya sangat banyak, seperti operasi plastik saja, dulu tubuhnya yang begitu lebar, wajahnya yang dipenuhi banyak lemak ternyata sudah berubah, berubah menjadi laki-laki tampan, pantas saja Sarah terus menerus membicarakan dia.
"Ayo masuk!" Aku sudah terpaku sekian lama, menyampingkan tubuh, meminta mereka masuk.
Setelah Yoga kurus, temperamennya juga berubah, aku ingat 3 tahun lalu saat menghadiri pesta pernikahanku, masih dia yang gendut itu, apa yang membuat dia dalam 3 tahun ini bisa menjadi kurus dan berkharisma?
Melihat gendut baru duduk, aku berkata: "Gendut, beritahu aku, apa yang membuat kamu memutuskan untuk diet?"
Yoga merapatkan bibirnya, sorot matanya menunjukkan sinar yang berkilau, dia melihat aku dan menjawab, "Karena kamu. "
Karena aku? Aku dibuat tercengang dan bingung oleh kata-katanya, dengan canggung tertawa, "Jangan bercanda. "
"Aku tidak bercanda." Yoga dengan raut wajah yang serius melihat aku, "Sarah mengatakan kamu sudah bercerai, sekarang kamu sendiri, aku juga sendiri, kita bisa bersama. "
Aku menatap Sarah, masih sama seperti saat kuliah dulu, mulut besar, kemarin hanya bercanda, tidak disangka langsung benar-benar mencari si gendut, apa aku sudah seperti barang yang susah dijual?
Sarah berharap aku segera mendapat pasangan yang baru.
"Gendut, kamu dengarkan aku, meskipun aku sudah bercerai, tapi aku sudah punya pacar." Di hatiku, bayangan Jonathan tidak mungkin dalam waktu singkat bisa hilang begitu saja, mana mungkin dalam waktu satu atau dua hari hubungan kami berakhir.
"Tidak mungkin." Begitu Sarah mendengar ucapanku, langsung menolak, "Christine, kalau kamu punya pacar, telepon pacar kamu di depan si gendut minta dia kemari, aku tidak percaya. "
Aku menyipitkan mata, ingin sekali rasanya mengambil lem untuk menutup mulut Sarah.
Yoga terlihat sedikit terluka, mengerutkan alis, dengan perasaan hancur melihat aku, "Christine, di hatimu, apa benar selamanya tidak akan ada keberadaanku?"
Dengan sekuat tenaga aku mengatupkan bibir, bagaimana aku menjawabnya, seorang laki-laki demi aku berubah sampai seperti ini, sekarang dengan kejam aku memberitahu dia, selamanya tidak mungkin.
Kalau dengan temperamen sebelumnya, mungkin aku langsung menginjak harga dirinya, tapi melewati begitu banyak masalah, aku juga sudah makin dewasa, mengerti ada beberapa kata kalau diucapkan bisa menyakiti orang.
"Gendut, kamu punya uang, punya rumah, punya mobil, sekarang sudah banyak perubahan, aku percaya pasti banyak wanita yang menunggumu untuk memilih mereka." Aku berkata dengan halus.
Sarah menghampiri, dengan sekuat tenaga menarik pergelangan tanganku, bibirnya mendekati telingaku, memelenkan suara memarahi aku: "Salah minum obat ya, bagus Yoga sampai sekarang masih memikirkanmu."
Aku tidak mempedulikan Sarah, melihat Yoga, tersenyum, "Begini, aku bantu kamu cari perempuan, kalau ada, aku kenalkan ke kamu. "
"Tidak apa-apa, mungkin hari ini aku terlalu tiba-tiba, pelan-pelan saja." Yoga dengan canggung tertawa, seperti tidak tahu mau berkata apa lagi, matanya melihat ke sekeliling, berkata: "Ardy si brengsek itu tidak menyakiti kamu kan! "
"Ah?" Dengan tidak mengerti aku melihat gendut, apa maksud kalimatnya barusan?
"Kenapa kamu bercerai dengan Ardy, apa karena dia menyiksa kamu?" Raut wajah Yoga tidak berubah saat menjelaskan, begitu aku mendengar, aku menggelengkan kepala.
Ardy terhadapku, tidak termasuk baik, tidak termasuk buruk, menganggap aku sebagai hewan peliharaan, sayangnya demi bisnis, dia menjual aku.
Terakhir karena ribut dengan hebat, akhirnya pisah, aku mengangkat bibirku tersenyum sinis.
"Dia tidak menyiksa aku, tapi di luar dia punya kekasih lain, jadi kami pisah baik-baik." Aku berkata dengan nada ringan, menutupi hubunganku dengan Jonathan.
Aku tidak ingin mengungkit tentang hubunganku dengan Jonathan, karena tidak ada yang bisa dikatakan.
"Dia benar-benar tidak bisa bersyukur, ada wanita yang baik sepertimu di sampingnya, tidak disangka dia masih mencari wanita lain, kalau aku jadi dia, aku akan memeluk kamu seumur hidup, memanjakanmu, menyayangimu sepenuh hati dan kudekap dalam hati." Yoga tidak hanya berubah menjadi tampan, bahkan sampai berani berkata dengan begitu berterus terang.
Mungkin dia merasa dengan aku bercerai, sedikit banyak dia memiliki kesempatan, maka dari itu bisa terus terang seperti ini.
Saat kita sedang berbincang, tiba-tiba terdengar suara teriakan kesakitan, kami semua melihat ke arah suara tersebut, melihat anak Sarah yang besar saat bermain terkena bubur yang aku masak.
Tangannya menjadi merah, Yoga tidak mengatakan apa-apa, langsung memeluk dia, melihat lukanya parah, langsung keluar kamar, aku dan Sarah membawa anaknya yang kecil mengikuti di belakang.
Kami membawa anak Sarah ke rumah sakit, memberi obat, meneteskan sedikit, anak Sarah menangis sangat lama baru berhenti. Sarah menyahlahkan diri sekali, sangat ketakutan.
Kemudian suami Sarah datang, di dalam kamar rumah sakit, di depan banyak orang, langsung menampar Sarah, memarahi dia, menjaga anak saja tidak bisa, lebih baik mati saja.
Melihat Sarah hidup menderita seperti itu, aku akhirnya mengerti penyesalan seumur hidup adalah menikah muda, hidup bersama dengan laki-laki ini, bagaimana Sarah bisa bertahan, mungkin karena anak, tapi aku benar-benar tidak mengerti cara pikirnya.
Aku ingin membantu dia berbicara, tapi Sarah menolak, dia berkata, setiap keluarga pasti punya kesusahan sendiri, sudah memiliki 2 anak, bisa bertahan ya bertahan.
Hatiku sangat sakit melihat Sarah bertahan dalam pernikahan yang seperti ini, kalau bukan karena aku dipaksa untuk meninggalkan kota F, selamanya aku tidak tahu Sarah melewati kehidupan seperti apa.
Media sosialnya dipenuhi dengan foto kedua anaknya, yang diperlihatkan foto-foto yang menunjukkan kalau dia bahagia.
Siapa yang menyangka dibalik kebahagiaan ini ternyata ada sisi gelap yang menyedihkan.
Saat Yoga mengantar aku pulang, tiba-tiba memegang tanganku, aku terpaku melihat dia.
"Christine, beri aku kesempatan untuk menjagamu, boleh tidak?" Yoga dengan serius melihat aku, tatapannya begitu tulus, tangannya yang hangat memegang erat tanganku.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinMenantu Hebat
Alwi GoHis Second Chance
Derick HoInventing A Millionaire
EdisonMy Lifetime
DevinaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)