Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)

Jonathan mendekat, di saat dia menyentuhku, aku mendorongnya, "Jonathan Yi, sampai kapan kamu menyuruhku menuruti ibumu? Aku hanya ingin membawa anakku bersamaku, apa itu salah?"

"Christine, ada apa denganmu hari ini?" Jonathan melihat aku menangis dan tidak mengerti.

"Aku ingin ibumu yang merawat Bella, tidak ingin Cynthia menyentuh Bella. Kamu jelas-jelas tahu Cynthia yang mendorong nenek turun dari tangga. Kenapa kamu tidak memberitahu ibu? Kamu membiarkan sebuah bom berada di samping. Kamu tahu tidak bom itu sangat berkemungkinan menyakiti Bella? Apa kamu terpikir akan kemungkinan itu?" air mata turun membasahi wajah dan perasaanku sama sekali tidak bisa ditahan lagi.

"Tidak ada bukti sekarang." Jonathan menjawab sesuai logika.

"Benar, tidak ada bukti, jadi aku masih menjadi tersangka yang mendorong nenek turun dari tangga." setelah aku berkata dengan kesal, aku berjalan keluar dengan cepat.

Jonathan ikut di belakangku, "Christine, kamu kamu berbuat onar sampai kapan?"

"Berbuat onar? Aku adalah wanita jahat yang bertindak sembarangan. Jangan ikuti aku." aku berlari keluar tanpa mempedulikan semuanya, siapa sangka baru berlari dua langkah sudah ditangkap oleh Jonathan.

Dia merasa kalau tidak menahanku, sangat memungkinkan terjadi kerepotan yang tidak perlu.

Dia menekan bahuku, tidak membiarkan aku bergerak sembarangan, menundukkan kepala melihatku, lalu berkata dengan suara sedikit serak, "Christine, meskipun kamu tidak memikirkan dirimu, tapi kamu juga harus memikirkan bayi dalam kandunganmu."

Jonathan selalu bisa menangkap kelemahanku. Aku menundukkan kepala, menatap perut datarku, menelan ludah, aku sebenarnya masih harus bersabar sampai kapan. Aku harus berbuat seperti apa baru bisa menjalani hari-hari yang normal.

Aku mendengar perkataan Jonathan, melupakan kekesalan dalam hati, menundukkan kepala dan bersikap baik pada ibunya. Mendengar perkataan Jonathan, membiarkan Bella berada di samping ibunya. Sekarang aku masih harus mendengar perkataan Jonathan, membiarkan Bella berada di samping Cynthia Ouyang.

Untuk apa aku hidup begitu rendah, cintakah?

Aku mengeluarkan buku harian dari dalam tas, menempelkannya ke dada Jonathan, menengadahkan kepala menatap dia dan berkata dengan datar, "Lihatlah catatan harian Sally. Pengakuan dari wanita kasihan yang mencintaimu tapi tidak sempat menyampaikannya."

Jonathan menerima buku itu dengan bingung, "Sean yang berikan lagi padamu?"

Aku tidak menjawab.

"Barang yang dia berikan, kedepannya jangan sembarangan terima." selesai berkata, dia langsung membuang buku itu ke dalam tong sampah. Aku menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya.

"Kenapa kamu membuangnya? Apa kamu tidak tahu di dalamnya berisi cinta seorang wanita padamu, cinta yang sangat sangat dalam." selesai berkata, aku mengambil buku harian itu dari dalam tong sampah. Orang sudah meninggal, yang tersisa hanya tulisan-tulisannya saja.

"Aku antar kamu pulang." Jonathan berkata dengan tidak senang.

"Aku bisa pulang sendiri." aku berkata dengan kesal, berbalik dan pergi.

"Christine, kenapa kamu begitu keras kepala?" Jonathan mengikuti langkah kakiku, lalu berkata dari samping.

Aku menghentikan langkah, menoleh ke samping, melihat ke Jonathan dengan kesal, "Aku selalu seperti ini, apa kamu baru kenal satu hari denganku? Aku beritahu ya, Jonathan, kalau dalam waktu satu bulan kamu tidak mengembalikan Bella padaku, kamu bersiap saja, aku akan berusaha semampuku, menggunakan cara apapun, melawan ibumu dan kamu sampai akhir."

"Christine, apa kamu harus seperti ini denganku?" wajah Jonathan sangat masam.

"Aku sudah cukup bekerja sama." aku tidak ingin bertengkar dengan dia lagi. Aku bahkan tidak tahu kapan aku berubah begitu kuat, bisa melakukan semuanya demi anakku.

Aku tidak membiarkan Jonathan mengantarku pulang, melainkan naik taksi sendiri sampai rumah, lalu duduk di atas sofa dengan lelah.

Malam hari Jonathan datang menengokku, kita saling memandang satu sama lain. duduk diam di seberang masing-masing. Dari refleksi sepanjang sore, aku merasa aku terlalu emosional, tidak tahu apakah karena aku hamil.

"Maaf." aku minta maaf duluan. Aku selalu menundukkan kepala duluan tanpa pendirian.

Jonathan berdiri dari sofa seberang, lalu duduk di sampingku, pelan-pelan menarikku masuk ke dalam pelukannya dan berkata, "Kamu tidak melakukan kesalahan, untuk apa minta maaf?"

"Aku sudah membuat marah ratu keluarga kalian, seharusnya kalian mengadiliku." setelah aku mengatakan itu, Jonathan tersenyum tidak berdaya.

"Kamu ini ya, setiap kali berada di saat serius, kamu selalu mengatakan kalimat yang tidak serius." Jonathan mencium dahiku dengan sayang.

"Tidak tahu kapan aku baru bisa hidup bersama dengan Bella?" aku bertanya dengan sedih dan Jonathan menjawab "pasti bisa".

Aku tahu bisa, tapi aku tidak tahu kapan? Masa harus tunggu sampai ibu meninggal?

Malam sudah larut, Jonathan tinggal menemaniku. Tidurnya singkat, selalu bangun terlebih dahulu membuatkan bubur untukku. Mendengar suara di luar, aku membuka mata perlahan-lahan dan bangun. Baru saja mau masuk ke dalam kamar mandi, aku tiba-tiba melihat berita menampilkan foto seksi Cynthia Ouyang.

Aku segera menatap lurus. Hanya terlihat bagian yang disensor, lalu di bawahnya tertulis judul putri Perusahaan Ouyang terlibat dalam kasus foto seksi, dan membuat keributan di Kota F.

Jonathan berdiri di belakangku, wajahnya masam lalu berkata, "Masih tidak pergi menggosok gigi?"

Aku tersentak, menoleh menatapnya dan berkata, "Kita pulang, ayo cepat."

"Pulang ke mana?" tanya Jonathan.

"Rumah keluargamu." aku segera menjawab, lalu masuk ke dalam toilet untuk bersih-bersih sejenak. Keluar dari toilet, aku melihat Jonathan menyajikan bubur dengan tenang, sama sekali tidak ada tanda-tanda ingin pergi.

"Aku tidak makan, ayo kita cepat pulang." aku menatapnya dengan tatapan memohon.

"Aku rasa ibu sudah melihat berita itu. Kamu pulang saat ini, apakah ingin melihat ibuku merasa malu?" Jonathan menatapku sambil mengangkat alisnya.

Aku berdiri di tempat lalu bertanya dengan wajah masam, "Apa aku adalah orang yang akan tertawa di atas penderitaan orang lain?"

Jonathan tertawa lalu balik bertanya, "Menurutmu?"

"Kamu mau pulang atau tidak?" aku bertanya dengan pura-pura marah.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu