Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 46 Wanita asing

Jonathan perlahan membaringkan aku di tepi kasur, aku duduk, dengan serius menatap dia, berkata: "Kalau di tanganku ada bukti tentang Cynthia, apa kamu akan merasa kalau aku sembarang bicara?"

"Kenapa membahas dia?" Jonathan mengerutkan dahi, dengan nada tidak senang berkata. Aku tahu, saat aku putus dengan dia, Cynthia berpura-pura terlihat kasihan di depan Jonathan, sengaja mundur agar aku terlihat tidak baik di mata Jonathan.

Tapi sekarang, aku memiliki bukti yang ada dalam pen perekam suara, apa yang aku takuti.

Aku berdiri, kedua tangan kecilku mencubit wajah tampan Jonathan, berkata: "Hari ini aku akan membuat kamu tahu, betapa jahat dan liciknya Cynthia yang ada di dalam hatimu."

Tangan Jonathan diletakkan di atas punggung tanganku, dengan marah melihat aku: "Christine, kita sudah menikah, Cynthia baik atau buruk tidak ada hubungannya dengan aku, mengerti?"

"Aku tidak mengerti, kamu takut penilaian baikmu terhadap teman masa kecilmu akan rusak dan kamu tidak bisa menerimanya kan? Aku dengan tidak mudah mendapat bukti ini, tapi Jonathan malah tidak ingin tahu, aku marah kepadanya.

Jonathan berbicara kepadaku dengan nada tidak berdaya, "Christine, Ibuku ingin bertemu denganmu, jangan urusi masalah yang tidak penting, ya?"

Aku terpaku melihat Jonathan, Ibunya ingin bertemu denganku? Aku dengan sulit menelan ludah, neneknya Jonathan seorang yang pintar dan sulit didekati, jangan katakan ibunya juga sama seperti neneknya?

"Kamu sudah mengatakan tentang pernikahan kita?" Aku bertanya dengan hati-hati, hanya melihat Jonathan menganggukkan kepala.

"Aku hanya mengatakan ingin menikah denganmu. Ibuku seorang yang masih sangat kuno, menutupi masalah pernikahan ini, dia tidak akan mengerti." Begitu Jonathan berbicara seperti ini, seketika hatiku merasa tenang.

Aku takut Jonathan mengatakan pernikahannya denganku, nanti saat bertemu dengan ibunya, aku akan semakin canggung,

Jonathan melihat aku terdiam, kemudian mendekap aku dalam pelukannya, berkata: "Besok siang aku akan menjemputmu, kita makan di Hotel Imperial sana, pakai pakaian yang lebih sederhana saja, jangan terlalu bercorak dan berwarna. "

Aku mengangguk, sebenarnya selain saat fashion show, biasanya aku memakai baju yang sederhana, tidak mencolok perhatian.

"Kalau mama kamu tidak suka aku, apa yang akan kamu lakukan?" Aku bertanya ingin tahu reaksi Jonathan.

Hanya melihat Jonathan tersenyum, mengerutkan alis dan bertanya: "Kenapa, takut aku meninggalkanmu?"

Aku dengan tidak sungkan memukul dadanya yang kuat dan kokoh, berkata: "Aku gugup, hati ini terus menerus berdetak dengan cepat seakan mau melompat keluar."

Begitu kata-kata ini terucap, Jonathan langsung mendekatkan telinganya ke dadaku, dengan serius mendengar suara detak jantungku, kemudian berkata: "Lumayan, masih sangat normal."

Aku menyipitkan mata, berkata dengan sinis: "Bisa tidak lebih serius?"

Jonathan memeluk aku, membaringkan aku di ranjang, menundukkan kepala melihatku, dan berkata: "Mamaku dan nenekku tidak sama."

"Sungguh?" Aku tidak percaya.

"Besok ketemu, kamu akan tahu." Jonathan menatap aku lekat-lekat, "Christine, kita punya anak yuk?"

Aku menatap dia dengan tatapan kosong, "Kamu benar-benar suka anak?"

Jonathan menganggukan kepala, "Kamu yang melahirkan, aku suka."

Begitu mendengar ucapan Jonathan, aku mengangkat kepala, mencium dia, kemudian perlahan melepaskan bibirnya, berkata: "Baik, tunggu tubuhku membaik, nanti kita punya anak."

Senyuman Jonathan yang mempesona terlihat di wajahnya, perlahan mendekatiku, dengan lembut menciumku. Tangan besarnya bergerak dari paha perlahan naik ke atas.

Aku dengan erat memeluk lehernya, menikmati semua kasih sayang dan kelembutannya.

Aku sudah lupa tentang pen perekam suara, kelicikan dan kejahatan Cynthia, apa yang Jonathan katakan tidak salah, aku sudah menikah dengannya, untuk apa aku membahas kejelekkan Cynthia, selagi dia tidak berbuat hal yang keterlaluan, rekaman itu, biarkan saja.

Keesokan harinya, Jonathan menjemput aku untuk bertemu dengan ibunya, awalnya aku berpikir ingin pergi terlebih dahulu, tapi ibu Jonathan sudah lebih dulu tiba dan menunggu kita.

Jonathan menggandeng tanganku di hadapan ibunya, mata wanita paruh baya yang cantik dan elegan itu melihat ke arah tangan Jonathan yang sedang menggandeng tanganku.

Aku tanpa sadar berusaha memberontak, melepas tangannya, dan dengan sopan menggangguk, memberi salam.

"Silahkan duduk!" Suara ibu Jonathan sangat lembut, seperti air yang mengalir, sangat enak di dengar. Dia tersenyum kepadaku, aku duduk di hadapannya.

Aku bisa merasakan tatapan mata ibu Jonathan memperhatikanku.

"Nama kamu Christine, kan?" Ibu Jonathan berkata dengan suara yang pelan.

Aku menganggukkan kepala, tersenyum, "Iya."

"Aku merasa sedikit familiar, seperti pernah bertemu dimana ya?" Ibu Jonathan dengan ragu dan curiga melihat wajahku. Sepasang mata yang dalam menatap aku lekat-lekat, seperti sedang mengingat kembali.

"Christine adalah seorang model, mama pasti pernah melihatnya di majalah atau di tempat lain." Jonathan menggantikanku bicara.

Ibunya mengangguk, berkata: "Bukan, aku ingat belum lama ini sepertinya pernah ketemu di suatu tempat." Ibu Jonathan kembali berusaha mengingat.

Tiba-tiba, dia teringat, dengan terkejut berkata: "Oh iya, sepertinya kamu calon istri Yoga? Saat itu di koran tertulis, kamu kabur dari acara pertunangan, membuat keluarga Sudirman menjadi bahan tertawaan seluruh kota F.

Aku dengan canggung melihat tatapan Ibu Jonathan yang awalnya lembut menjadi tajam, aku menjadi tidak tenang.

Aku tidak menyangka masalah pertunanganku dengan Yoga bisa mempengaruhi banyak orang, bahkan sampai orang yang berada di luar negeri juga bisa tahu.

"Ma, semuanya sudah lewat. Christine sekarang adalah wanita yang aku suka, aku mau menikahi dia." Jonathan menggantikanku untuk menjelaskan, tapi aku bisa merasakan dengan jelas sikap ibu Jonathan tidak sebaik tadi.

Ibu Jonathan dengan tatapan dingin melihatku, berkata: Nona Christine, jadi model aku tidak melarang, wanita memang seharusnya punya karir sendiri, tapi karakter itu masalah lain."

Aku duduk dengan tidak tenang, merasa sangat bersalah dan sedih, tapi aku menahan untuk tidak membiarkan air mata menetes keluar. Aku tidak ingin membuat ibu Jonathan merasa aku hanya bisa menggunakan air mata untuk mendapat simpati dan perhatian, aku juga tidak ingin menyulitkan Jonathan.

Aku terdiam, menundukkan kepala, menerima semua kesalahpahaman ini.

"Ma, jangan bicara seperti ini." Jonathan memegang tanganku, "Kekasihku seperti apa, aku yang lebih tahu dengan jelas."

"Jonathan, mama tidak melarang hubungan kamu dengan Nona Christine, tapi kalau soal pernikahan, itu masalah lain." Begitu kata-katanya terucap, Ibu Jonathan perlahan berdiri, "Aku rasa makan hari ini tidak perlu lagi, aku juga sudah mengatakan dengan jelas, calon menantu keluarga Chandra, harus wanita yang karakternya bagus dan berkelas, bukan wanita yang mudah berubah, yang tidak memikirkan reputasi keluarga."

"Ma..." Jonathan berdiri dan memohon ibunya untuk tetap tinggal disana, tapi aku menariknya.

Aku menggelengkan kepala ke Jonathan, Ibu Jonathan melihat aku untuk terakhir kalinya, kemudian meninggalkan kami.

Hidangan belum disajikan, ibu Jonathan sudah pergi begitu saja.

Kata-kata yang pendek itu, membuat aku tidak berkutik. Aku tersenyum pahit, dengan kuat menahan air mata melihat Jonathan dan berkata: "Ibu kamu sudah begitu tidak suka denganku, jadi jangan dipaksa."

Jonathan memeluk aku, membelai rambutku, menenangkanku dan berkata: "Tidak apa-apa, pelan-pelan, kesalahpahaman bisa diselesaikan."

Saat itu, air mataku tidak bisa aku tahan lagi, membasahi wajahku, aku merasa sangat sedih.

Jonathan mengantarku pulang, menemaniku sepanjang sore.

Dia merasa aku pasti sangat tertekan, takut aku tidak bisa berpikir jernih, kemudian meninggalkan dia lagi.

Tapi aku mengerti, aku harus demi Jonathan, menjalin hubungan baik dengan keluarganya, membiarkan mereka mengenal aku, agar aku bisa masuk ke dunia mereka.

Aku tidak menyangka keesokkan harinya, aku menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal, seorang perempuan asing yang mengaku sebagai pacarnya Yoga, mengajakku keluar untuk bertemu.

Dia mengatakan dia tidak terlalu familir dengan Kota F, dia menungguku di KFC pusat Kota F, ada hal penting yang ingin dia bicarakan denganku.

Setelah menutup telepon, aku masih tidak mengerti, dengan ragu dan curiga mengerutkan dahi, pacar Yoga? Kapan mereka berpacaran? Untuk apa mencari aku?

Dengan membawa segudang pertanyaan, aku tiba di KFC, aku melihat sekeliling yang ramai sekali, aku tidak menemukan perempuan itu, aku mengambil ponsel, kembali menelepon nomor tersebut, aku melihat ponsel perempuan yang ada di samping mejaku berdering.

Perempuan itu baru mau mengangkat, aku sudah menutup telepon tersebut, aku langsung menuju ke mejanya, menundukkan kepala melihat dia yang duduk disana, berkata: "Halo, aku Christine, kamu yang mencari aku?"

Rambut wanita tersebut disemir warna coklat, rambut keritingnya panjangnya sampai pinggang, wajahnya cantik, dia perlahan berdiri, memberikan senyuman tipis, berkata: "Halo, namaku Lucy."

"Oh, aku dengan sopan menganggukkan kepala, duduk di depan dia. Di sebelahnya ada seorang anak laki-laki, kira-kira berumur 2 tahun lebih, wajahnya imut, sangat menggemaskan.

Aku sangat suka anak kecil, melihat anak yang begitu imut, aku tersenyum, "Anak kamu umur berapa, sangat imut."

"Dua setengah tahun." Lucy menjawab, dengan tatapan tidak tenang melihat aku, berkata: "Nona Christine, sebenarnya aku baru pulang dari luar negeri, sengaja khusus mencarimu."

Senyumku terhenti, melihat Lucy dengan tidak mengerti, bertanya: "Mencari aku?"

Melihat dia menganggukkan kepala, "Iya, aku ingin kamu meninggalkan Yoga, tidak tahu apakah Nona Christine……"

Lucy belum selesai berbicara, sudah di sela olehku, "Lucy, aku tidak menjalin hubungan dengan Yoga, seharusnya kamu melihat berita di internet atau majalah, aku tidak pergi ke acara tunangan itu."

"Aku tahu, tapi Yoga suka sama kamu." Lucy dengan kecewa menundukkan kepala, memegang kepala anaknya.

Aku benar-benar tidak mengerti wanita yang bernama Lucy ini, suka dengan Yoga ya pergi saja, kenapa harus mencari aku, apakah di matanya aku ini selingkuhan Yoga?

"Lucy..." Aku baru membuka suara menjelaskan.

"Anak ini anak kandung Yoga." Kata-kata Lucy membuatku sangat terkejut.

Anak Yoga? Yoga selalu mengatakan dia sangat menyukaiku, tidak disangka anaknya sudah begitu besar.

"Kalau begitu kamu harus mencari Yoga, kalian bisa melewati hidup yang bahagia bersama." Aku berkata dengan lembut, bisa melihat Yoga memiliki istri yang begitu mencintainya, seorang anak yang imut, sebagai teman sekelas, aku turut bahagia.

Begitu aku selesai mengucapkan kata-kataku, Lucy menggelengkan kepalanya, "Yoga memberikan aku sejumlah uang, meminta aku jangan mengganggu dia lagi, dia takut kamu salah paham."

"Aku tidak akan salah paham." Aku merasa sakit hati melihat wanita muda di depan mataku ini, bertanya: "Kamu dan Yoga bagaimana bisa saling kenal?"

Lucy mengangkat kepala melihat aku, berkata: "Aku dan Yoga, kami kenal di luar negeri, dia mengatakan mataku seperti orang yang dia sukai, kami menjalin hubungan selama beberapa waktu. Kemudian aku hamil, tapi dia minta aku aborsi, Aku menutupi dari dia dan melahirkan anak ini, aku pikir dia akan senang, tidak aku sangka dia malah pulang, dan meninggalkanku. "

Aku terkejut melihat Lucy, awalnya aku berpikir Yoga hanya merancang pernikahanku selama 3 tahun itu, tidak aku sangka di belakang dia sedang berpura-pura, ternyata dia melakukan hal yang begitu menjijikan.

Perempuan itu berbicara, air matanya menetes, aku memberikan tissue kepadanya, setelah dia mengambil, dia mengusap air matanya, melihat aku, melanjutkan bicara: "Aku melihat berita tentang pertunangannya, awalnya aku berencana datang pada saat acara pertunangannya, tapi anakku sakit, aku tidak sempat pulang, tapi saat kamu tidak hadir di acara pertunangan itu, aku tahu, kamu pasti tidak suka dengan Yoga, benar tidak?"

Lucy melihat aku dengan penuh pengharapan.

Aku mengangguk, "Aku dan dia, kami hanya teman sekelas, kenapa aku menyetujui lamarannya, ada alasan dibalik itu."

"Nona Christine, kamu bantu aku memohon ke Yoga, tolong supaya Yoga bisa mempertimbangkan anak ini, memberi anak ini sebuah keluarga yang utuh."

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu