Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 46 Wanita asing
Jonathan perlahan membaringkan aku di tepi kasur, aku duduk, dengan serius menatap dia, berkata: "Kalau di tanganku ada bukti tentang Cynthia, apa kamu akan merasa kalau aku sembarang bicara?"
"Kenapa membahas dia?" Jonathan mengerutkan dahi, dengan nada tidak senang berkata. Aku tahu, saat aku putus dengan dia, Cynthia berpura-pura terlihat kasihan di depan Jonathan, sengaja mundur agar aku terlihat tidak baik di mata Jonathan.
Tapi sekarang, aku memiliki bukti yang ada dalam pen perekam suara, apa yang aku takuti.
Aku berdiri, kedua tangan kecilku mencubit wajah tampan Jonathan, berkata: "Hari ini aku akan membuat kamu tahu, betapa jahat dan liciknya Cynthia yang ada di dalam hatimu."
Tangan Jonathan diletakkan di atas punggung tanganku, dengan marah melihat aku: "Christine, kita sudah menikah, Cynthia baik atau buruk tidak ada hubungannya dengan aku, mengerti?"
"Aku tidak mengerti, kamu takut penilaian baikmu terhadap teman masa kecilmu akan rusak dan kamu tidak bisa menerimanya kan? Aku dengan tidak mudah mendapat bukti ini, tapi Jonathan malah tidak ingin tahu, aku marah kepadanya.
Jonathan berbicara kepadaku dengan nada tidak berdaya, "Christine, Ibuku ingin bertemu denganmu, jangan urusi masalah yang tidak penting, ya?"
Aku terpaku melihat Jonathan, Ibunya ingin bertemu denganku? Aku dengan sulit menelan ludah, neneknya Jonathan seorang yang pintar dan sulit didekati, jangan katakan ibunya juga sama seperti neneknya?
"Kamu sudah mengatakan tentang pernikahan kita?" Aku bertanya dengan hati-hati, hanya melihat Jonathan menganggukkan kepala.
"Aku hanya mengatakan ingin menikah denganmu. Ibuku seorang yang masih sangat kuno, menutupi masalah pernikahan ini, dia tidak akan mengerti." Begitu Jonathan berbicara seperti ini, seketika hatiku merasa tenang.
Aku takut Jonathan mengatakan pernikahannya denganku, nanti saat bertemu dengan ibunya, aku akan semakin canggung,
Jonathan melihat aku terdiam, kemudian mendekap aku dalam pelukannya, berkata: "Besok siang aku akan menjemputmu, kita makan di Hotel Imperial sana, pakai pakaian yang lebih sederhana saja, jangan terlalu bercorak dan berwarna. "
Aku mengangguk, sebenarnya selain saat fashion show, biasanya aku memakai baju yang sederhana, tidak mencolok perhatian.
"Kalau mama kamu tidak suka aku, apa yang akan kamu lakukan?" Aku bertanya ingin tahu reaksi Jonathan.
Hanya melihat Jonathan tersenyum, mengerutkan alis dan bertanya: "Kenapa, takut aku meninggalkanmu?"
Aku dengan tidak sungkan memukul dadanya yang kuat dan kokoh, berkata: "Aku gugup, hati ini terus menerus berdetak dengan cepat seakan mau melompat keluar."
Begitu kata-kata ini terucap, Jonathan langsung mendekatkan telinganya ke dadaku, dengan serius mendengar suara detak jantungku, kemudian berkata: "Lumayan, masih sangat normal."
Aku menyipitkan mata, berkata dengan sinis: "Bisa tidak lebih serius?"
Jonathan memeluk aku, membaringkan aku di ranjang, menundukkan kepala melihatku, dan berkata: "Mamaku dan nenekku tidak sama."
"Sungguh?" Aku tidak percaya.
"Besok ketemu, kamu akan tahu." Jonathan menatap aku lekat-lekat, "Christine, kita punya anak yuk?"
Aku menatap dia dengan tatapan kosong, "Kamu benar-benar suka anak?"
Jonathan menganggukan kepala, "Kamu yang melahirkan, aku suka."
Begitu mendengar ucapan Jonathan, aku mengangkat kepala, mencium dia, kemudian perlahan melepaskan bibirnya, berkata: "Baik, tunggu tubuhku membaik, nanti kita punya anak."
Senyuman Jonathan yang mempesona terlihat di wajahnya, perlahan mendekatiku, dengan lembut menciumku. Tangan besarnya bergerak dari paha perlahan naik ke atas.
Aku dengan erat memeluk lehernya, menikmati semua kasih sayang dan kelembutannya.
Aku sudah lupa tentang pen perekam suara, kelicikan dan kejahatan Cynthia, apa yang Jonathan katakan tidak salah, aku sudah menikah dengannya, untuk apa aku membahas kejelekkan Cynthia, selagi dia tidak berbuat hal yang keterlaluan, rekaman itu, biarkan saja.
Keesokan harinya, Jonathan menjemput aku untuk bertemu dengan ibunya, awalnya aku berpikir ingin pergi terlebih dahulu, tapi ibu Jonathan sudah lebih dulu tiba dan menunggu kita.
Jonathan menggandeng tanganku di hadapan ibunya, mata wanita paruh baya yang cantik dan elegan itu melihat ke arah tangan Jonathan yang sedang menggandeng tanganku.
Aku tanpa sadar berusaha memberontak, melepas tangannya, dan dengan sopan menggangguk, memberi salam.
"Silahkan duduk!" Suara ibu Jonathan sangat lembut, seperti air yang mengalir, sangat enak di dengar. Dia tersenyum kepadaku, aku duduk di hadapannya.
Aku bisa merasakan tatapan mata ibu Jonathan memperhatikanku.
"Nama kamu Christine, kan?" Ibu Jonathan berkata dengan suara yang pelan.
Aku menganggukkan kepala, tersenyum, "Iya."
"Aku merasa sedikit familiar, seperti pernah bertemu dimana ya?" Ibu Jonathan dengan ragu dan curiga melihat wajahku. Sepasang mata yang dalam menatap aku lekat-lekat, seperti sedang mengingat kembali.
"Christine adalah seorang model, mama pasti pernah melihatnya di majalah atau di tempat lain." Jonathan menggantikanku bicara.
Ibunya mengangguk, berkata: "Bukan, aku ingat belum lama ini sepertinya pernah ketemu di suatu tempat." Ibu Jonathan kembali berusaha mengingat.
Tiba-tiba, dia teringat, dengan terkejut berkata: "Oh iya, sepertinya kamu calon istri Yoga? Saat itu di koran tertulis, kamu kabur dari acara pertunangan, membuat keluarga Sudirman menjadi bahan tertawaan seluruh kota F.
Aku dengan canggung melihat tatapan Ibu Jonathan yang awalnya lembut menjadi tajam, aku menjadi tidak tenang.
Aku tidak menyangka masalah pertunanganku dengan Yoga bisa mempengaruhi banyak orang, bahkan sampai orang yang berada di luar negeri juga bisa tahu.
"Ma, semuanya sudah lewat. Christine sekarang adalah wanita yang aku suka, aku mau menikahi dia." Jonathan menggantikanku untuk menjelaskan, tapi aku bisa merasakan dengan jelas sikap ibu Jonathan tidak sebaik tadi.
Ibu Jonathan dengan tatapan dingin melihatku, berkata: Nona Christine, jadi model aku tidak melarang, wanita memang seharusnya punya karir sendiri, tapi karakter itu masalah lain."
Aku duduk dengan tidak tenang, merasa sangat bersalah dan sedih, tapi aku menahan untuk tidak membiarkan air mata menetes keluar. Aku tidak ingin membuat ibu Jonathan merasa aku hanya bisa menggunakan air mata untuk mendapat simpati dan perhatian, aku juga tidak ingin menyulitkan Jonathan.
Aku terdiam, menundukkan kepala, menerima semua kesalahpahaman ini.
"Ma, jangan bicara seperti ini." Jonathan memegang tanganku, "Kekasihku seperti apa, aku yang lebih tahu dengan jelas."
"Jonathan, mama tidak melarang hubungan kamu dengan Nona Christine, tapi kalau soal pernikahan, itu masalah lain." Begitu kata-katanya terucap, Ibu Jonathan perlahan berdiri, "Aku rasa makan hari ini tidak perlu lagi, aku juga sudah mengatakan dengan jelas, calon menantu keluarga Chandra, harus wanita yang karakternya bagus dan berkelas, bukan wanita yang mudah berubah, yang tidak memikirkan reputasi keluarga."
"Ma..." Jonathan berdiri dan memohon ibunya untuk tetap tinggal disana, tapi aku menariknya.
Aku menggelengkan kepala ke Jonathan, Ibu Jonathan melihat aku untuk terakhir kalinya, kemudian meninggalkan kami.
Hidangan belum disajikan, ibu Jonathan sudah pergi begitu saja.
Kata-kata yang pendek itu, membuat aku tidak berkutik. Aku tersenyum pahit, dengan kuat menahan air mata melihat Jonathan dan berkata: "Ibu kamu sudah begitu tidak suka denganku, jadi jangan dipaksa."
Jonathan memeluk aku, membelai rambutku, menenangkanku dan berkata: "Tidak apa-apa, pelan-pelan, kesalahpahaman bisa diselesaikan."
Saat itu, air mataku tidak bisa aku tahan lagi, membasahi wajahku, aku merasa sangat sedih.
Jonathan mengantarku pulang, menemaniku sepanjang sore.
Dia merasa aku pasti sangat tertekan, takut aku tidak bisa berpikir jernih, kemudian meninggalkan dia lagi.
Tapi aku mengerti, aku harus demi Jonathan, menjalin hubungan baik dengan keluarganya, membiarkan mereka mengenal aku, agar aku bisa masuk ke dunia mereka.
Aku tidak menyangka keesokkan harinya, aku menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal, seorang perempuan asing yang mengaku sebagai pacarnya Yoga, mengajakku keluar untuk bertemu.
Dia mengatakan dia tidak terlalu familir dengan Kota F, dia menungguku di KFC pusat Kota F, ada hal penting yang ingin dia bicarakan denganku.
Setelah menutup telepon, aku masih tidak mengerti, dengan ragu dan curiga mengerutkan dahi, pacar Yoga? Kapan mereka berpacaran? Untuk apa mencari aku?
Dengan membawa segudang pertanyaan, aku tiba di KFC, aku melihat sekeliling yang ramai sekali, aku tidak menemukan perempuan itu, aku mengambil ponsel, kembali menelepon nomor tersebut, aku melihat ponsel perempuan yang ada di samping mejaku berdering.
Perempuan itu baru mau mengangkat, aku sudah menutup telepon tersebut, aku langsung menuju ke mejanya, menundukkan kepala melihat dia yang duduk disana, berkata: "Halo, aku Christine, kamu yang mencari aku?"
Rambut wanita tersebut disemir warna coklat, rambut keritingnya panjangnya sampai pinggang, wajahnya cantik, dia perlahan berdiri, memberikan senyuman tipis, berkata: "Halo, namaku Lucy."
"Oh, aku dengan sopan menganggukkan kepala, duduk di depan dia. Di sebelahnya ada seorang anak laki-laki, kira-kira berumur 2 tahun lebih, wajahnya imut, sangat menggemaskan.
Aku sangat suka anak kecil, melihat anak yang begitu imut, aku tersenyum, "Anak kamu umur berapa, sangat imut."
"Dua setengah tahun." Lucy menjawab, dengan tatapan tidak tenang melihat aku, berkata: "Nona Christine, sebenarnya aku baru pulang dari luar negeri, sengaja khusus mencarimu."
Senyumku terhenti, melihat Lucy dengan tidak mengerti, bertanya: "Mencari aku?"
Melihat dia menganggukkan kepala, "Iya, aku ingin kamu meninggalkan Yoga, tidak tahu apakah Nona Christine……"
Lucy belum selesai berbicara, sudah di sela olehku, "Lucy, aku tidak menjalin hubungan dengan Yoga, seharusnya kamu melihat berita di internet atau majalah, aku tidak pergi ke acara tunangan itu."
"Aku tahu, tapi Yoga suka sama kamu." Lucy dengan kecewa menundukkan kepala, memegang kepala anaknya.
Aku benar-benar tidak mengerti wanita yang bernama Lucy ini, suka dengan Yoga ya pergi saja, kenapa harus mencari aku, apakah di matanya aku ini selingkuhan Yoga?
"Lucy..." Aku baru membuka suara menjelaskan.
"Anak ini anak kandung Yoga." Kata-kata Lucy membuatku sangat terkejut.
Anak Yoga? Yoga selalu mengatakan dia sangat menyukaiku, tidak disangka anaknya sudah begitu besar.
"Kalau begitu kamu harus mencari Yoga, kalian bisa melewati hidup yang bahagia bersama." Aku berkata dengan lembut, bisa melihat Yoga memiliki istri yang begitu mencintainya, seorang anak yang imut, sebagai teman sekelas, aku turut bahagia.
Begitu aku selesai mengucapkan kata-kataku, Lucy menggelengkan kepalanya, "Yoga memberikan aku sejumlah uang, meminta aku jangan mengganggu dia lagi, dia takut kamu salah paham."
"Aku tidak akan salah paham." Aku merasa sakit hati melihat wanita muda di depan mataku ini, bertanya: "Kamu dan Yoga bagaimana bisa saling kenal?"
Lucy mengangkat kepala melihat aku, berkata: "Aku dan Yoga, kami kenal di luar negeri, dia mengatakan mataku seperti orang yang dia sukai, kami menjalin hubungan selama beberapa waktu. Kemudian aku hamil, tapi dia minta aku aborsi, Aku menutupi dari dia dan melahirkan anak ini, aku pikir dia akan senang, tidak aku sangka dia malah pulang, dan meninggalkanku. "
Aku terkejut melihat Lucy, awalnya aku berpikir Yoga hanya merancang pernikahanku selama 3 tahun itu, tidak aku sangka di belakang dia sedang berpura-pura, ternyata dia melakukan hal yang begitu menjijikan.
Perempuan itu berbicara, air matanya menetes, aku memberikan tissue kepadanya, setelah dia mengambil, dia mengusap air matanya, melihat aku, melanjutkan bicara: "Aku melihat berita tentang pertunangannya, awalnya aku berencana datang pada saat acara pertunangannya, tapi anakku sakit, aku tidak sempat pulang, tapi saat kamu tidak hadir di acara pertunangan itu, aku tahu, kamu pasti tidak suka dengan Yoga, benar tidak?"
Lucy melihat aku dengan penuh pengharapan.
Aku mengangguk, "Aku dan dia, kami hanya teman sekelas, kenapa aku menyetujui lamarannya, ada alasan dibalik itu."
"Nona Christine, kamu bantu aku memohon ke Yoga, tolong supaya Yoga bisa mempertimbangkan anak ini, memberi anak ini sebuah keluarga yang utuh."
Novel Terkait
My Only One
Alice SongTakdir Raja Perang
Brama aditioHabis Cerai Nikah Lagi
GibranPejuang Hati
Marry SuLove Is A War Zone
Qing QingDemanding Husband
MarshallHidden Son-in-Law
Andy LeeCintaku Pada Presdir
NingsiMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)