Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 73 Plagiarisme

"Ma, tubuhmu baik-baik saja, tidak sakit." Hatiku terasa begitu sakit saat mengiburnya, air mata ku berkumpul di pelupuk mataku, aku tidak berani membiarkannya terjatuh di hadapan mama, dan berusaha utnuk menahannya.

"Jangan membohongiku lagi, sekarang ini seluruh tubuhku tidak bertenaga, perutku kembung dan sangat menyiksa, setiap hati meminum obat-obatan itu sepertinya merusak lambungku. Aku tahu, pasti sebuah penyakit yang parah baru meminum obat-obat itu. Kakak ipar mu tidak bilang, kakak mu menyembunyikannya, aku tahu aku akan segera pergi menemui papa." Mama menggenggam tanganku erat-erat, seakan tidak akan pernah melepaskannya.

Air mataku akhirnya jatuh tak terbendung lagi, aku bersandar ke bahu mama, "Ma, maaf, sungguh maafkan aku."

"Anak bodoh, perjalanan itu adalah sebuah jalan yang harus dilewati semua orang, cepat atau lambat harus dijalani." Tangan mama yang lemas menyentuh wajahku perlahan, dan lanjut berkata: "Yang paling tidak bisa mama relakan adalah kamu, juga kakakmu dan istrinya."

Seumur hidup seorang wanita tidak akan pernah berhenti mengkhawatirkan anak-anaknya, bahkan di saat mereka meninggal, pemikiran mereka tidak behenti berputar di dunia.

Sebenarnya aku berniat izin untuk menemani mama, tapi karena masalah desain di kantor, aku harus segera kembali.

Sesampainya di kantor, manajer umum memanggilku ke ruangannya, di waktu yang sama dia juga memanggil Stella Lin, mamajer umum menggebrak meja dengan dua desain di atasnya.

"Katakan, siapa yang mencuri milik siapa?" Wajah manajer umum yang gembul itu bergetar karena marah.

Aku menatapnya tidak mengerti, melangkah maju dan membuka desainku, kemudian melihat desain Stella Lin, benar-benar sama, selain warna, semua detail model nya sama persis.

Aku tidak menjiplaknya, desain ini aku buat goresan demi goresan, insiprasi ku adalah anakku, senyumnya, perbuatannya, perkataannya adalah sumber inspirasiku.

Tapi aku tidak mengerti mengapa desain Stella Lin sama persis denganku?

"Manajer, aku....." Perkataan ku dipotong oleh manajer umum sebelum aku selesai berbicara.

"Christine, jika kamu memiliki masalah dengan waktu pengumpulannya, maka jangan kumpulkan, aku bisa memberimu waktu lebih untuk memikirkan desain yang bagus, dan bukan sembarangan mencontek hasil desain teman rumahmu." Perkataan manajer umum benar-benar membuatku tidak mengerti.

"Aku tidak mencontek."Aku tidak tahu mengapa desain Stella Lin sama denganku." Aku menjelaskan, tapi aku sama sekali tidak menyangka perkataan menajer umum selanjitnya, membuatku merubah cara pandangku terhadap Stella Lin.

"Sebelum kamu datang, aku sudah bertanya kepada Stella Lin, dia bilang, dia membuat desainnya di ruang tamu, dan setiap kali kamu ada di belakangnya, benar begitu?" Manajer umum bertanya kepadaku dengan curiga.

Aku menatap Stella Lin dengan terkejut, apa maksudnya, mengatakan bahwa aku memplagiatnya?

Melihat wajah memprihatinkan Stella Lin yang berdiri di samping, aku tidak percaya, pertemanan selama tiga tahun, bisa-bisanya dia mengatakan kebohongan seperti itu. Aku terlalu mempercayai teman kamarku, meninggalkan desainku yang sudah selesai di atas meja teh begitu saja.

Mengapa Stella Lin melakukannya? Aku tidak mengerti, kebaikannya kepadaku beberapa hari yang lalu itu karena dia mempunyai maksud tersembunyi?

"Christine, mengingat Sean yang mengenalkanmu ke sini, aku tidak akan mempersulitmu, begini saja, kali ini yang menjabat menjadi direktur desain adalah Stella Lin, dan kamu akan menjadi asistennya." Manajer umum mengatakannya seolah dia sudah sangat bermurah hati.

Tapi mengapa aku harus menerima hasil seperti ini, orang yang menjiplak akan berdiri di atas kepalaku, dan aku harus menundukkan kepala dan mengiyakannya begitu saja?

"Aku mengundurkan diri." Aku tidak bisa menerima akhir seperti ini, watak aroganku membuatku tidak bisa menundukkan kepala kepada plagiarist. Jika Stella Lin mengalahkanku dengan desainnya sendiri, ok, aku mendukungnya, aku akans enang sekali menjadi asistennya.

Tapi dia mengambil hasil karyaku, lalu berkata aku memplagiat nya, aku masih harus menjadi asistennya, bertepuk tangan begitu saja, maaf, tapi aku tidak bisa melakukannya begitu saja.

Aku juga manusia, manusia biasa, seorang wanita biasa yang juga bisa marah.

"Mengundurkan diri?" Manajer umum menatapku dengan terkejut, mungkin dia merasa kata-katanya barusan terlalu keras, dan segera melembutkannya, membujukku: "Christine, mengingat ini adalah kesalahan pertamamu, aku tidak akan mempedulikannya."

"Kamu tidak peduli, tapi aku peduli." Aku memang orang seperti ini, ada keluhan yang jelas, dan tidak ada pasir di mataku, atas dasar apa aku harus menerima kebodohan ini.

Aku berbalik dan meninggalkan kantor manajer umum untuk kembali ke mejaku, kemudian segera membereskan barang-barang milikku.

Amanda Jiang yang diam-diam memperhatikanku, melihatku membereskan barang-barangku, segera mendatangiku, dan bertanya tak mengerti: "Ada apa, mengapa membereskan barang?"

"Aku mengundurkan diri." Aku menjawab acuh tak acuh dengan sikap dingin.

Amanda Jiang menggenggam tanganku dan berkata: "Christine, maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja mendorongmu, kamu jangan mengundurkan diri, aku mohon maaf kepadamu, aku harus bagaimana agar kamu tidak marah, memukulku? Hajar saja aku, biar aku masuk ke rawat inap rumah sakit."

Ternyata Amanda Jiang mengira karena dia mendorongku, jadi aku mau mengundurkan diri.

Meliahtnya yang biasanya berbicar adengan nada keras, sekarang ternyata menjadi bersifat lembut, sedangkan Stella Lin yang selalu diam, ternyata seperti anjing yang menggigit orang walaupun tidak dipanggil.

Aku megatupkan bibir, dan tersenyum tipis, menjelaskan: "Bukan karena kamu, aku mengundurkan diri karena alasan lain."

"Alasan apa?" Amanda tidak percaya.

Saat aku akan menjelaskan, Stella Lin berjalan keluar dari kantor manajer umum, dan berdiri di belakangku dan Amanda.

Amanda yang tidak mengerti apa yang terjadi, menarik tangan Stella dan berkata: "Stela, bantu aku membujuk Christine agar dia tidak mengundurkan diri, tidak marah lagi kepadaku."

Aku menatap Stella Lin dengan dengki dan bertanya: "Stella Lin, sebenarnya kesalahan apa yang aku lakukan kepadamu, sampai kamu mengambil hasil karya ku dan berkata aku memplagiat nya?"

Stella Lin terdiam.

Amanda yang sudah mendengar permasalahannya, melepaskan tangan Stella, dan berdiri di sebelahku, menatap tidak percaya ke arah Stella Lin dan berkata: "Kamu memplagiat karya Christine?"

"Tidak." Stella Lin membantah dengan keras kepala.

Aku tertawa dingin, dan menyindirnya, "Stella Lin, aku mengira kita bisa menejadi teman terbaik, aku tidak menyangka kamu bisa seperti ini kepadaku, tiga tahun, kita hidup saling bahu membahu di luar negeri selama tiga tahun, dan kamu demi posisi direktur desain, menjual pertemanan kita?"

"Teman terbaik?" Air mata terbendung di mata Stella Lin ketika melihatku, "Kalian semua berdiri di tempat yang tinggi, siapa yang mau menjadikanku temannya, tidak kalian, kamu dan Amanda itulah teman baik, kalian sama sekali tidak menganggapku."

"Kamu bicara omong kosong apa?" Amanda Jiang menyahut marah.

"Ini alasan plagiat mu?" Aku tertawa pahit, "Berpura-pura menyedihkan dan simpatik, aku tidak sehenat kamu, kamu berhasil, aku keluar, selamat!"

, "Aku berpura-pura menyedihkan dan simpatik juga tidak sebagus kemunafikanmu." Stella Lin menyindir.

"Munafik?" Aku menatapnya tidak mengerti, "Katakan yang jelas."

"Kamu bilang pacarmu bernama Jonathan, apa itu tidak membohongiku, aku sudah mencari tahu tentangnya, namanya adalah Jonathan Yi, dia adalah kepala perusahaan PT Weiss, hartanya melimpah ruah, tapi kamu berkata, bahwa dia menyewa mobil dan setelan jas nya, bukankah itu membohongiku."

Stella Lin mengandalkanku, saat itu aku berbohong dengan niat baik agar tidak mengagetkannya.

Siapa yang mengira, Stella Lin akan mencari tahu latar belakang Jonathan Yi, benar-benar mengerikan.

"Benar-benar tidak kusangka kamu begitu seksama." Aku tertawa pahit.

"Kamu yang menjadi orang ketiga, aku tidak ingin membicarakannya. Jonathan mempunyai anak dari pernikahannya, dan kamu menjadi pacarnya, bukankah itu berarti kamu wanita simpanannya?" Stella Lin menatapku dengan penuh sindiran, "Kamu kira kamu begitu mulia, jika bukan karena demi uang, kamu menghancurkan rumah tangga orang, kamu bilang aku memplagiat model pakaianmu, itu jauh lebih mulia dibanding kamu yang menjadi wanta simpanan."

"Stella Lin, kamu tidak boleh membawa-bawa perasaan pribadi Christine untuk menutupi tindakan plagiarisme mu, kamu benar-benar keterlaluan." Amanda Jiang berusaha untuk membelaku.

Aku tertawa parau, aku menjadi orang ketiga di pernikahanku sendiri.

"Amanda Jiang, kamu juga berilusi tentang menikah dengan orang kaya, lalu berusaha berhubungan dengan presiden Ding, sekarang kamu telah ditinggalkan. Lihatlah ke cermin untuk melihat kebajikan apa yang kamu miliki dan apakah kamu memiliki kehidupan yang diberkati." Stella Lin sungguh pandai bersilat lidah, kata-kata nya kejam menusuk tanpa melukai harga dirinya sendiri.

"Stella Lin, apa kamu sudah gila, lihat siapa yang menggigit siapa." Amanda melangkah maju dengan geram, dan mengangkat tangannya untuk menampar, tapi Stella Lin menangkap tangan itu sebelum tangan itu mendarat di pipinya, dan mendorongnya.

Amanda Jiang terhuyung ke belakang beberapa langkah, dan menabrakku, dia khawatir mengenai lukaku, dan segera bertanya dengan khawatir apakah aku kembali terluka.

Aku menggelengkan kepala, menatap dingin ke arah Stella Lin yang sangat asing di hadapanku, apa gerangan yang membuatnya begitu mengerikan.

Aku tidak ingin menjelaskan hubunganku dengan Jonathan kepadanya, tidak perlu, lagipula aku juga akan pergi, tidak peduli juga dia salah paham. Bukan juga teman, untuk apa mempedulikan pemikirannya.

Saat aku sudah membereskan semua barang-barangku, Amanda Jiang mencegahku untuk pergi, matanya berkilat dengan air mata, dan berkata: "Christine, jangan pergi."

Aku tersenyum tipis dan menjawabnya: "Aku tidak mampu berada di suatu tempat yang penuh dengan kebohongan, jika ingin menang dariku dengan jelas, jangan menyelinap di belakangku."

Aku berbicara kepada Amanda Jiang, tapi sesungguhnya yang aku tuju adalah Stella Lin. Aku sungguh mengagumi diriku sendiri yang mampu menahan makianku dengan jari.

Saat aku baru saja keluar dari PT Midea Fashion, Sean Ding meneleponku, sepertinya manajer umum menelepon dan memberitahunya, jadi dia tahu tentang perihal pengunduran diriku.

"Di mana?" Dia bertanya dari ujung telepon.

"Mengapa memberitahumu, takut kamu tidak bisa mengambil biaya sekolah selama tiga tahun ini?" Aku menertawakan diri sendiri.

"Uang sekecil itu menurutku, sedikitpun tidak penting."

"Menurutmu, apa yang pentinh." Aku bertanya, aku benar-benar heran, apa yang penting di hati seorang Sean Ding, apa yang dipedulikan oleh pria hidung belang sepertinya.

"Kamu." Sebuah jawaban singkat yang jelas yang membuatku terkejut luar biasa.

Aku terdiam, aku tidak membantah kata-katanya seperti sebelumnya, hanya menempelkan telepon di telingaku dalam diam.

"Apa kamu mendengarkanku?" Sean Ding mendengar tidak ada respon dari ponselnya, mengira aku tidak mendengarkannya.

"Hm." Aku menjawab dengan singkat.

"DI mana, aku akan menjemputmu, kita bicara baik-baik." Ini pertama kalinya Sean Ding menggunakan bahasa yang sopan saat bicara kepadaku, aku merasa tidak terbiasa.

"Di pintu gerbang Midea."

"Tunggu aku."

Tak lama setelah Sean Ding menutup teleponnya, dia muncul di pintu gerbang Midea, dia turun dari mobil, dan bersandar di sisi mobilnya, menaikkan alis menatapku, dan tertawa: "Mengundurkan diri begini, tidak sayang?"

"Mau bagaimana lagi?" Aku melotot ke arahnya, dan bertanya kembali kepadanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kesukaan mu untuk mendesain pakaian, akan kamu lepaskan begitu saja?"

Aku tahu Sean Ding sedang menggunakan cara provokasi, tapi aku tidak bisa menerima ditindas oleh orang lain. Aku tidak bisa menuruti kata orang begitu saja, jika lurus tetap lurus, jika belok tetap belok, aku tidak bisa berkompromi.

"Sean Ding, sebenarnya apa yang kamu mau, apa yang kau dapat dengan membujukku kembali ke Midea?" Aku menatapnya dengan penuh tanya.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu