Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 73 Plagiarisme
"Ma, tubuhmu baik-baik saja, tidak sakit." Hatiku terasa begitu sakit saat mengiburnya, air mata ku berkumpul di pelupuk mataku, aku tidak berani membiarkannya terjatuh di hadapan mama, dan berusaha utnuk menahannya.
"Jangan membohongiku lagi, sekarang ini seluruh tubuhku tidak bertenaga, perutku kembung dan sangat menyiksa, setiap hati meminum obat-obatan itu sepertinya merusak lambungku. Aku tahu, pasti sebuah penyakit yang parah baru meminum obat-obat itu. Kakak ipar mu tidak bilang, kakak mu menyembunyikannya, aku tahu aku akan segera pergi menemui papa." Mama menggenggam tanganku erat-erat, seakan tidak akan pernah melepaskannya.
Air mataku akhirnya jatuh tak terbendung lagi, aku bersandar ke bahu mama, "Ma, maaf, sungguh maafkan aku."
"Anak bodoh, perjalanan itu adalah sebuah jalan yang harus dilewati semua orang, cepat atau lambat harus dijalani." Tangan mama yang lemas menyentuh wajahku perlahan, dan lanjut berkata: "Yang paling tidak bisa mama relakan adalah kamu, juga kakakmu dan istrinya."
Seumur hidup seorang wanita tidak akan pernah berhenti mengkhawatirkan anak-anaknya, bahkan di saat mereka meninggal, pemikiran mereka tidak behenti berputar di dunia.
Sebenarnya aku berniat izin untuk menemani mama, tapi karena masalah desain di kantor, aku harus segera kembali.
Sesampainya di kantor, manajer umum memanggilku ke ruangannya, di waktu yang sama dia juga memanggil Stella Lin, mamajer umum menggebrak meja dengan dua desain di atasnya.
"Katakan, siapa yang mencuri milik siapa?" Wajah manajer umum yang gembul itu bergetar karena marah.
Aku menatapnya tidak mengerti, melangkah maju dan membuka desainku, kemudian melihat desain Stella Lin, benar-benar sama, selain warna, semua detail model nya sama persis.
Aku tidak menjiplaknya, desain ini aku buat goresan demi goresan, insiprasi ku adalah anakku, senyumnya, perbuatannya, perkataannya adalah sumber inspirasiku.
Tapi aku tidak mengerti mengapa desain Stella Lin sama persis denganku?
"Manajer, aku....." Perkataan ku dipotong oleh manajer umum sebelum aku selesai berbicara.
"Christine, jika kamu memiliki masalah dengan waktu pengumpulannya, maka jangan kumpulkan, aku bisa memberimu waktu lebih untuk memikirkan desain yang bagus, dan bukan sembarangan mencontek hasil desain teman rumahmu." Perkataan manajer umum benar-benar membuatku tidak mengerti.
"Aku tidak mencontek."Aku tidak tahu mengapa desain Stella Lin sama denganku." Aku menjelaskan, tapi aku sama sekali tidak menyangka perkataan menajer umum selanjitnya, membuatku merubah cara pandangku terhadap Stella Lin.
"Sebelum kamu datang, aku sudah bertanya kepada Stella Lin, dia bilang, dia membuat desainnya di ruang tamu, dan setiap kali kamu ada di belakangnya, benar begitu?" Manajer umum bertanya kepadaku dengan curiga.
Aku menatap Stella Lin dengan terkejut, apa maksudnya, mengatakan bahwa aku memplagiatnya?
Melihat wajah memprihatinkan Stella Lin yang berdiri di samping, aku tidak percaya, pertemanan selama tiga tahun, bisa-bisanya dia mengatakan kebohongan seperti itu. Aku terlalu mempercayai teman kamarku, meninggalkan desainku yang sudah selesai di atas meja teh begitu saja.
Mengapa Stella Lin melakukannya? Aku tidak mengerti, kebaikannya kepadaku beberapa hari yang lalu itu karena dia mempunyai maksud tersembunyi?
"Christine, mengingat Sean yang mengenalkanmu ke sini, aku tidak akan mempersulitmu, begini saja, kali ini yang menjabat menjadi direktur desain adalah Stella Lin, dan kamu akan menjadi asistennya." Manajer umum mengatakannya seolah dia sudah sangat bermurah hati.
Tapi mengapa aku harus menerima hasil seperti ini, orang yang menjiplak akan berdiri di atas kepalaku, dan aku harus menundukkan kepala dan mengiyakannya begitu saja?
"Aku mengundurkan diri." Aku tidak bisa menerima akhir seperti ini, watak aroganku membuatku tidak bisa menundukkan kepala kepada plagiarist. Jika Stella Lin mengalahkanku dengan desainnya sendiri, ok, aku mendukungnya, aku akans enang sekali menjadi asistennya.
Tapi dia mengambil hasil karyaku, lalu berkata aku memplagiat nya, aku masih harus menjadi asistennya, bertepuk tangan begitu saja, maaf, tapi aku tidak bisa melakukannya begitu saja.
Aku juga manusia, manusia biasa, seorang wanita biasa yang juga bisa marah.
"Mengundurkan diri?" Manajer umum menatapku dengan terkejut, mungkin dia merasa kata-katanya barusan terlalu keras, dan segera melembutkannya, membujukku: "Christine, mengingat ini adalah kesalahan pertamamu, aku tidak akan mempedulikannya."
"Kamu tidak peduli, tapi aku peduli." Aku memang orang seperti ini, ada keluhan yang jelas, dan tidak ada pasir di mataku, atas dasar apa aku harus menerima kebodohan ini.
Aku berbalik dan meninggalkan kantor manajer umum untuk kembali ke mejaku, kemudian segera membereskan barang-barang milikku.
Amanda Jiang yang diam-diam memperhatikanku, melihatku membereskan barang-barangku, segera mendatangiku, dan bertanya tak mengerti: "Ada apa, mengapa membereskan barang?"
"Aku mengundurkan diri." Aku menjawab acuh tak acuh dengan sikap dingin.
Amanda Jiang menggenggam tanganku dan berkata: "Christine, maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja mendorongmu, kamu jangan mengundurkan diri, aku mohon maaf kepadamu, aku harus bagaimana agar kamu tidak marah, memukulku? Hajar saja aku, biar aku masuk ke rawat inap rumah sakit."
Ternyata Amanda Jiang mengira karena dia mendorongku, jadi aku mau mengundurkan diri.
Meliahtnya yang biasanya berbicar adengan nada keras, sekarang ternyata menjadi bersifat lembut, sedangkan Stella Lin yang selalu diam, ternyata seperti anjing yang menggigit orang walaupun tidak dipanggil.
Aku megatupkan bibir, dan tersenyum tipis, menjelaskan: "Bukan karena kamu, aku mengundurkan diri karena alasan lain."
"Alasan apa?" Amanda tidak percaya.
Saat aku akan menjelaskan, Stella Lin berjalan keluar dari kantor manajer umum, dan berdiri di belakangku dan Amanda.
Amanda yang tidak mengerti apa yang terjadi, menarik tangan Stella dan berkata: "Stela, bantu aku membujuk Christine agar dia tidak mengundurkan diri, tidak marah lagi kepadaku."
Aku menatap Stella Lin dengan dengki dan bertanya: "Stella Lin, sebenarnya kesalahan apa yang aku lakukan kepadamu, sampai kamu mengambil hasil karya ku dan berkata aku memplagiat nya?"
Stella Lin terdiam.
Amanda yang sudah mendengar permasalahannya, melepaskan tangan Stella, dan berdiri di sebelahku, menatap tidak percaya ke arah Stella Lin dan berkata: "Kamu memplagiat karya Christine?"
"Tidak." Stella Lin membantah dengan keras kepala.
Aku tertawa dingin, dan menyindirnya, "Stella Lin, aku mengira kita bisa menejadi teman terbaik, aku tidak menyangka kamu bisa seperti ini kepadaku, tiga tahun, kita hidup saling bahu membahu di luar negeri selama tiga tahun, dan kamu demi posisi direktur desain, menjual pertemanan kita?"
"Teman terbaik?" Air mata terbendung di mata Stella Lin ketika melihatku, "Kalian semua berdiri di tempat yang tinggi, siapa yang mau menjadikanku temannya, tidak kalian, kamu dan Amanda itulah teman baik, kalian sama sekali tidak menganggapku."
"Kamu bicara omong kosong apa?" Amanda Jiang menyahut marah.
"Ini alasan plagiat mu?" Aku tertawa pahit, "Berpura-pura menyedihkan dan simpatik, aku tidak sehenat kamu, kamu berhasil, aku keluar, selamat!"
, "Aku berpura-pura menyedihkan dan simpatik juga tidak sebagus kemunafikanmu." Stella Lin menyindir.
"Munafik?" Aku menatapnya tidak mengerti, "Katakan yang jelas."
"Kamu bilang pacarmu bernama Jonathan, apa itu tidak membohongiku, aku sudah mencari tahu tentangnya, namanya adalah Jonathan Yi, dia adalah kepala perusahaan PT Weiss, hartanya melimpah ruah, tapi kamu berkata, bahwa dia menyewa mobil dan setelan jas nya, bukankah itu membohongiku."
Stella Lin mengandalkanku, saat itu aku berbohong dengan niat baik agar tidak mengagetkannya.
Siapa yang mengira, Stella Lin akan mencari tahu latar belakang Jonathan Yi, benar-benar mengerikan.
"Benar-benar tidak kusangka kamu begitu seksama." Aku tertawa pahit.
"Kamu yang menjadi orang ketiga, aku tidak ingin membicarakannya. Jonathan mempunyai anak dari pernikahannya, dan kamu menjadi pacarnya, bukankah itu berarti kamu wanita simpanannya?" Stella Lin menatapku dengan penuh sindiran, "Kamu kira kamu begitu mulia, jika bukan karena demi uang, kamu menghancurkan rumah tangga orang, kamu bilang aku memplagiat model pakaianmu, itu jauh lebih mulia dibanding kamu yang menjadi wanta simpanan."
"Stella Lin, kamu tidak boleh membawa-bawa perasaan pribadi Christine untuk menutupi tindakan plagiarisme mu, kamu benar-benar keterlaluan." Amanda Jiang berusaha untuk membelaku.
Aku tertawa parau, aku menjadi orang ketiga di pernikahanku sendiri.
"Amanda Jiang, kamu juga berilusi tentang menikah dengan orang kaya, lalu berusaha berhubungan dengan presiden Ding, sekarang kamu telah ditinggalkan. Lihatlah ke cermin untuk melihat kebajikan apa yang kamu miliki dan apakah kamu memiliki kehidupan yang diberkati." Stella Lin sungguh pandai bersilat lidah, kata-kata nya kejam menusuk tanpa melukai harga dirinya sendiri.
"Stella Lin, apa kamu sudah gila, lihat siapa yang menggigit siapa." Amanda melangkah maju dengan geram, dan mengangkat tangannya untuk menampar, tapi Stella Lin menangkap tangan itu sebelum tangan itu mendarat di pipinya, dan mendorongnya.
Amanda Jiang terhuyung ke belakang beberapa langkah, dan menabrakku, dia khawatir mengenai lukaku, dan segera bertanya dengan khawatir apakah aku kembali terluka.
Aku menggelengkan kepala, menatap dingin ke arah Stella Lin yang sangat asing di hadapanku, apa gerangan yang membuatnya begitu mengerikan.
Aku tidak ingin menjelaskan hubunganku dengan Jonathan kepadanya, tidak perlu, lagipula aku juga akan pergi, tidak peduli juga dia salah paham. Bukan juga teman, untuk apa mempedulikan pemikirannya.
Saat aku sudah membereskan semua barang-barangku, Amanda Jiang mencegahku untuk pergi, matanya berkilat dengan air mata, dan berkata: "Christine, jangan pergi."
Aku tersenyum tipis dan menjawabnya: "Aku tidak mampu berada di suatu tempat yang penuh dengan kebohongan, jika ingin menang dariku dengan jelas, jangan menyelinap di belakangku."
Aku berbicara kepada Amanda Jiang, tapi sesungguhnya yang aku tuju adalah Stella Lin. Aku sungguh mengagumi diriku sendiri yang mampu menahan makianku dengan jari.
Saat aku baru saja keluar dari PT Midea Fashion, Sean Ding meneleponku, sepertinya manajer umum menelepon dan memberitahunya, jadi dia tahu tentang perihal pengunduran diriku.
"Di mana?" Dia bertanya dari ujung telepon.
"Mengapa memberitahumu, takut kamu tidak bisa mengambil biaya sekolah selama tiga tahun ini?" Aku menertawakan diri sendiri.
"Uang sekecil itu menurutku, sedikitpun tidak penting."
"Menurutmu, apa yang pentinh." Aku bertanya, aku benar-benar heran, apa yang penting di hati seorang Sean Ding, apa yang dipedulikan oleh pria hidung belang sepertinya.
"Kamu." Sebuah jawaban singkat yang jelas yang membuatku terkejut luar biasa.
Aku terdiam, aku tidak membantah kata-katanya seperti sebelumnya, hanya menempelkan telepon di telingaku dalam diam.
"Apa kamu mendengarkanku?" Sean Ding mendengar tidak ada respon dari ponselnya, mengira aku tidak mendengarkannya.
"Hm." Aku menjawab dengan singkat.
"DI mana, aku akan menjemputmu, kita bicara baik-baik." Ini pertama kalinya Sean Ding menggunakan bahasa yang sopan saat bicara kepadaku, aku merasa tidak terbiasa.
"Di pintu gerbang Midea."
"Tunggu aku."
Tak lama setelah Sean Ding menutup teleponnya, dia muncul di pintu gerbang Midea, dia turun dari mobil, dan bersandar di sisi mobilnya, menaikkan alis menatapku, dan tertawa: "Mengundurkan diri begini, tidak sayang?"
"Mau bagaimana lagi?" Aku melotot ke arahnya, dan bertanya kembali kepadanya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Kesukaan mu untuk mendesain pakaian, akan kamu lepaskan begitu saja?"
Aku tahu Sean Ding sedang menggunakan cara provokasi, tapi aku tidak bisa menerima ditindas oleh orang lain. Aku tidak bisa menuruti kata orang begitu saja, jika lurus tetap lurus, jika belok tetap belok, aku tidak bisa berkompromi.
"Sean Ding, sebenarnya apa yang kamu mau, apa yang kau dapat dengan membujukku kembali ke Midea?" Aku menatapnya dengan penuh tanya.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleUntouchable Love
Devil BuddyUnplanned Marriage
MargeryHis Soft Side
RisePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeKisah Si Dewa Perang
Daron JayLove at First Sight
Laura VanessaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)